NIM. X UNIVERSITAS SEBELAS MARET

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dengan tujuan agar kualitas sumber daya manusia meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. IPS merupakan mata pelajaran yang mempunyai peranan penting

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanan sampai

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: DIDIK PAMIRSA AJI A

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEER LESSONS DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) PADA SISWA KELAS VII SMP

NASKAH PUBLIKASI. Derajat Sarjana S-1 Program Studi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh : YULITA PRALISTI A54B111011

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh Suharyanto NIM S

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN BANTUAN TUTOR SEBAYA DALAM KELOMPOK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi erat kaitannya dengan hasil belajar yang dicapai siswa, semakin

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

kalah dengan adanya perubahan zaman itu. Manusia harus mulai sekarang aktif dalam segala hal, terutama dalam aktif belajar. Baik itu belajar di

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang menjadi tujuan utama Pendidikan di Sekolah Dasar yaitu membaca,

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 4 menjelaskan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di

BAB I PENDAHULUAN. bagi guru lebih terpusat pada transformasi nilai-nilai yang terpuji dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dan

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh NATALIA ERNAWATI NIM

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

BAB I PENDAHULUAN. masayarakat dan organisasi dalam lingkungan pendidikan. Terdapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Abad informasi sekarang dan masa mendatang peranan Matematika akan

USAHA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TUTIK SUHARTI NIM. A

BAB I PENDAHULUAN. belajar, baik dalam penggunaan strategi, metode maupun model pembelajaran. agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

BAB I PENDAHULUAN. dan guru. Proses kegiatan belajar mengajar perlu dibina hubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dirancang dan disajikan. Dengan dilaksanakannya Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemauan belajar yang tinggi pada mata pelajaran IPA. kurangnya siswa yang menunjukkan jari untuk bertanya dan menjawab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam proses pembelajaran di kelas, setiap guru memiliki peran utama

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Materi dalam pembelajaran IPS mengandung konsep-konsep yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, bangsa Indonesia masih mengalami hambatan dalam menciptakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dimulai dari penguasaan materi sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. lanjut. Namun usaha itu belum menunjukkan perubahan yang signifikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

1. PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia khususnya Lampung masih banyak. menggunakan pembelajaran yang bersifat tradisional. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. jalan. Hal tersebut menunjukkan bahwa bilangan Romawi penting untuk dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pendidikan. potensi diri yang dilakukan melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

Transkripsi:

1 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement devision (STAD) dalam meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri Tunggulsari Kecamatan Laweyan Surakarta tahun pelajaran 2008/2009 Sri Utami NIM. X.7106031 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia tidak pernah berhenti membangun sektor pendidikan dengan maksud agar kualitas sumber daya manusia yang dimiliki mampu bersaing dalam melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Persoalan unggulan kompetitif bagi suatu lembaga pendidikan sangat perlu dikaji dan diperjuangkan ketercapaiannya dalam proses pembelajaran oleh semua lembaga pendidikan. Pengkajian proses pembelajaran menuju ke arah yang lebih efektif dan efisien ini tidak terlepas dari peranan guru sebagai ujung tombak pembelajaran di sekolah. Upaya pengkajian proses pembelajaran terutama pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) masih terus dilakukan. Perlu diketahui bahwa sampai saat ini pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih dipandang sebagai pelajaran yang sulit oleh sebagian siswa. Upaya untuk mengatasi masalah ini telah dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan mengadakan penataran-penataran guru mengenai pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). Disisi lain, peningkatan pemahaman isi pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) menuntut siswa banyak berlatih mengenai pemahaman materi. Sementara itu masih banyak siswa yang malas untuk belajar dan mengerjakan soal-soal

2 latihan secara mandiri. Peranan guru dalam hal belajar mandiri sangat besar, termasuk mengupas dan menyajikan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) menjadi mata pelajaran yang menarik bagi siswa. Keberhasilan dalam pembelajaran biasanya diukur dengan keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai materi yang diberikan. Semakin banyak siswa yang dapat mencapai tingkat pemahaman dan penguasaan materi maka semakin tinggi keberhasilan dari pengajaran tersebut. Salah satu mata pelajaran yang mempunyai prestasi belajar rendah di sekolah adalah Ilmu pengetahuan sosial (IPS). Mata pelajaran ini termasuk mata pelajaran yang kurang diminati siswa, karena bahannya sangat banyak, bersifat abstrak dan bahannya diambil dari lingkungan kehidupan sehari-hari yang umumnya disajikan guru dengan cara yang kurang menarik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) termasuk salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh anak disamping membaca dan menulis. Hal ini dikarenakan anak sering kurang memperhatikan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), mereka menganggap Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai pelajaran yang mudah dipelajari. Materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang sering dirasa sulit oleh anak karena materinya banyak yakni bidang-bidang studi mempelajari kehidupan sosial didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan sejarah. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) disajikan dalam bentuk cerita (soal cerita). Soal cerita (word/story problems) biasanya merupakan soal terapan dan suatu pokok bahasan yang dihubungkan dengan masalah sehari-hari. Kesulitan ini mungkin bisa dimaklumi karena tingkat kesulitan soal cerita berbeda dengan tingkat kesulitan soal bentuk hitungan (misalnya pada matematika) yang dapat langsung dilakukan komputasinya. Pada soal cerita anak tidak hanya dituntut untuk paham konsep dan keterampilan dalam membaca saja, tetapi juga harus bisa memahami apa yang terkandung didalamnya dan paham terhadap bahasanya. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), siswa harus aktif dan kreatif serta tidak malu bertanya kepada guru jika ada hal yang kurang jelas,

3 sehingga guru akan dapat memberikan bantuan untuk dapat memecahkan kesulitan yang dihadapinya. Namun kenyataan yang ada, dalam proses belajar mengajar pada umumnya sebagian besar siswa masih enggan bertanya kepada guru, mungkin karena siswa merasa malu, takut atau bahkan tidak tahu apa yang akan ditanyakan. Oleh sebab itu tugas gurulah yang harus pandai-pandai dalam menggunakan pendekatan pada siswa untuk berani bertanya jika menemui kesulitan belajar Ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang disajikan dalam bentuk soal cerita. Pada pembelajaran Ilmu pengetahuan sosial (IPS) diperlukan suatu pendekatan yang tepat untuk memudahkan anak dalam belajar yang tidak hanya membutuhkan kemampuan operasional tetapi juga pemahaman mengenai soal atau masalah yang ditanyakan. Menurut Marks, Hiatt dan Neufeld (1993 : 265) pendekatan yang tepat untuk mengerjakan soal cerita adalah pendekatan pemecahan masalah. Namun untuk mengetahui ketepatan pendekatan pemecahan masalah ini jika digunakan untuk pembelajaran soal cerita bagi anak berkesulitan belajar masih perlu dikaji lebih lanjut, karena anak berkesulitan belajar mempunyai kemampuan Ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang berbeda dengan anak normal. Sehingga perlu adanya modifikasi dalam pendekatan pemecahan masalah bagi anak berkesulitan belajar. Fakta di SD Negeri Tunggulsari Kecamatan Laweyan Surakarta menunjukkan bahwa sebelum digunakan metode STAD, sebagian besar siswa memiliki prestasi belajar yang rendah. Rata-rata prestasi kelas hanya mencapai 6.2 6,5 saja. Setelah dilakukan perbaikan dengan menggunakan metode STAD ternyata nampak peningkatan yang sukup signifikan, yang semula nilai rata-rata kelas hanya 6,2 6,5 meningkat minimal menjadi 7,3 7,5. Guna meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) perlu penerapan metode baru dalam pembelajarannya diantara dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan tahap-tahap pembelajaran yang kreatif, diantaranya tahap penyajian materi, kegiatan

4 kelompok, pelaksanaan kuis individual, nilai perkembangan individual dan penghargaan kelompok (Ibrahim Muhammad, 2000: 25). Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang upaya meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial (IPS) melalui model pembelajaan kooperatif tipe STAD khususnya pada siswa Kelas V SD Negeri Tunggulsari Kecamatan Laweyan Surakarta tahun pelajaran 2008/2009. B. Identifikasi masalah Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagi sebagian anak mata pelajaran IPS dianggap mata pelajaran yang membosankan. 2. Pada umumnya pembelajaran yang klasikal lebih berorientasi menyamakan kemampuan anak, sehingga anak yang bodoh kurang mendapat perhatian lebih intensif, sehingga prestasinya semakin tertinggal. 3. Biasanya guru memberi tugas kepada siswa untuk dikerjakan sendiri-sendiri, artinya tugas diberikan tanpa memperhatikan kemampuan individual siswa dalam mata pelajaran IPS. 4. Pembelajaran kooperatif lebih meningkatkan pembelajaran yang berorientasi kompetitif, akibatnya anak yang bodoh tidak mendapat perhatian dan kurang mendapat perlakuan lebih khusus serta prestasinya rendah. C. Pembatasan Masalah Dengan adanya permasalahan yang cukup banyak, maka peneliti membatasi pada: 1. Peningkatan prestasi belajar IPS siswa Kelas V SD Negeri Tunggulsari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta dengan metode kooperatif.

5 2. Upaya guru untuk meningkatkan prestasi belajar IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD di SD Negeri Tunggulsari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian adalah : 1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Tunggulsari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta? 2. Apakah kendala penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPS kelas V SD Negeri Tunggulsari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1. Ada tidaknya peningkatan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Tunggulsari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2. Kendala penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V SD Negeri Tunggulsari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Secara Teoritis

6 Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru sekolah dasar dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang tepat untuk meningkatkan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) di Kelas V. 2. Secara Praktis a. Bagi Sekolah Dapat digunakan sebagai acuan bagi sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial (IPS) di Kelas V SD Negeri. b. Bagi Guru Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk digunakan sebagai model pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial (IPS) siswa kelas V SD Negeri. c. Bagi siswa Sebagai motivasi untuk meningkatkan cara belajar maupun meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).