PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BPJS KESEHATAN CABANG YOGYAKARTA DENGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI. Nomor : 625/KTR/VI-08/1217 Nomor : 119/4251/2017

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 39 TAHUN

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

Pelayanan Alat Kesehatan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Prosedur Pendaftaran Peserta JKN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG

MATERI DJSN PELAKSANAAN PROGRAM JKN PROPINSI KALSEL Tahun

MANFAAT DALAM PENGATURAN PERPRES NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2014

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.29, 2013 KESRA. Sosial. Jaminan Kesehatan. Pelaksanaan.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

8. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana diubah dengan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 200

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

7. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa; 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR SERI F NOMOR PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 15 TAHUN 2014

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Pelayanan Kesehatan. panduan praktis. Kantor Pusat

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Program Rujuk Balik Bagi Peserta JKN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Perluasan Cakupan Peserta & Peningkatan Kolektabilitas Iuran Jaminan Sosial Bidang Kesehatan

panduan praktis Administrasi Klaim Fasilitas Kesehatan BPJS Kesehatan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM TRAUMA CENTER

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis, epilepsy, stroke,

IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN Jaminan Kesehatan Nasional. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2013

KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 61 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM ASURANSI KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5072); 6.

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN

Tanya-Jawab Lengkap. BPJS Kesehatan. e-book gratis KOMPILASI OLEH: MAJALAHKESEHATAN.COM

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN. Pelayanan Kesehatan. Penggantian. Biaya.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG

NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN BPJS KESEHATAN.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK KABUPATEN TAPIN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI,

9 Prinsip. 3 Azas Kemanusiaan Manfaat Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia PENGANTAR PENGANTAR. 5 Program 21/07/2014

Administrasi Klaim Faskes BPJS Kesehatan

JKN dan BPJS Kesehatan. Dr. Greisthy E.L. Borotoding Kepala BPJS Kesehatan Cabang Manado

Buku Saku FAQ. (Frequently Asked Questions) BPJS Kesehatan

KEBIJAKAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR : 21 TAHUN 2011 TENTANG

7. Apa yang dimaksud dengan PBI (Penerima Bantuan Iuran) Jaminan Kesehatan?... 6

IMPLEMENTASI PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM SISTEM PEMBAYARAN E KLAIM BPJS KESEHATAN DR BIMANTORO R, AAK

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG

SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. Ged. RSCM Kirana 23 Juli 2014

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

Transkripsi:

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BPJS KESEHATAN CABANG YOGYAKARTA DENGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI Nomor : 625/KTR/VI-08/1217 Nomor : 119/4251/2017 Persayaratan : 1. Kartu BPJS Kesehatan PBI atau non PBI 2. Surat Rujukan dari Puskesmas atau Faskes tingkat I 3. KTP dan KK Pelaksanaan Jaminan: A. Peserta / Pasien yang dijamin oleh BPJS Kesehatan: 1. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan: a. Administrasi pelayanan; meliputi biaya pendaftaran peserta untuk berobat, penerbitan surat eligilibitas peserta, pembuatan kartu pasien dan biaya administrasi lain yang terjadi selama proses perawatan atau pelayanan kesehatan pasien antara lain blangko SEP, blangko resume medis, protocol terapi, luaran aplikasi INA-CBG, informed consent, regimen kemoterapi, surat keterangan dokter penanggungjawab, surat rujukan (termasuk rujuk balik dan rujukan internal), catatan medis, lembar bukti pelayanan; b. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis dasar di unit gawat darurat FKRTL c. Pemeriksaan, pengibatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan subspesialis sesuai indikasi medis; d. Tindakan medis spesialistik baik bedah maupun non-bedah sesuai dengan indikasi medis; e. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai; f. Pelayanan penunjang diagnostic lanjutan sesuai dengan indikasi medis; g. Rehabilitasi medis termasuk rehabilitasi psikososial; h. Pelayanan darah; i. Pelayanan kedokteran forensik klinik; j. Pelayanan jenazah (pemulasaran jenazah) pada pasien yang meninggal dunia di Fasilitas Kesehatan berupa pembersihan dan pemandian jenazah dan tidak termasuk peti jenazah; k. Pelaynan Keluarga Berencana (KB) terbatas pada tubektomi dan vasektomi, sepanjang tidak termasuk dibiayai oleh pemerintah; Pelayanan KB tersebut

dikecualikan untuk pelayanan KB yang telah dibiayai pemerintah, seperti; alat dan obat kontrasepsi. l. Apabila diperlukan, selain pelayanan kesehatan, peserta juga berhak mendapatkan pelayanan alat kesehatan termasuk alat bantu kesehatan (jenis dan besaran bantuan alat bantu kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri) 2. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) a. Pemeriksaan, observasi, diagnose, pengobatan, perawatan, rehabilitasi medik pada fasilitas rawat inap (bangsal/ruamg rawat inap, dan/atau ruang perawatan intensif dan/atau ruang rawat inap lainnya); b. Pelayanan dan tindakan medis spesialistik dan subspesialistik baik bedah maupun non bedah sesuai indikasi medis; c. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai; d. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis; e. Rehabilitasi medik rehabilitasi psikososial; f. Pelayanan darah; g. Pelayanan kedokteran forensic klinik; h. Pelayanan KB yang bersamaan dengan persalinan atau sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku; dan i. Apabila diperlukan, selain pelayanan kesehatan, peserta juga berhak mendapatkan pelayanan alkes tertentu termasuk alat bantu kesehatan. 3. Pelayanan Persalinan di FKRTL a. Tindakan persalinan normal b. Tindakan persalinan dengan penyulit pervaginam sesuai indikasi medis. c. Tindakan persalinan dengan penyulit perabdominam (section caesaria) sesuai indikasi medis. d. Pelayanan rawat inap. e. Persalinan merupakan benefit bagi peserta Program Jaminan Kesehatan tanpa pembatasan jumlah kehamilan/persalinan yang dijamin oleh BPJS Kesehatan. f. Penjaminan terhadap bayi baru lahir dapat langsung diberikan untuk: 1) Bayi yang meruuupakan anak ke 1, 2 dan 3 peserta PPU; 2) Bayi yang merupakan anak ke 4 dan seterusnya dari peserta PPU yang sudah didaftarkan sejak dalam kandungan; 3) Bayi dan Peserta PBPU dan BP yang sudah didaftarkan sejak dalam kandungan; 4) Bayi dari peserta PBI; 5) Bayi dari Peserta Penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan skema perjanjian Kerja Sama dengan Pemerintah Daerah.

4. Pelayanan Gawat Darurat a. Pelayanan gawat darurat yang dapat dijamin adalah sesuai dengan kriteria gawat darurat yang berlaku. b. Penetapan kondisi kegawatdaruratan pasien dilakukan oleh dokter yang bertugas pada instalasi gawat darurat dengan mengacu pada kriteria gawat darurat yang berlaku. 5. Pelayanan Obat a. Peserta berhak mendapat pelayanan obat yang dibutuhkan sesuai dengan indikasi medis. b. Pelayanan obat dapat diberikan pada pelayanan kesehatan rawat jalan dan/atau rawat inap baik di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama maupun Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan. c. Pelayanan obat bagi peserta Jaminan Kesehatan berpedoman pada Daftar Obat yang ditetapkan oleh Menteri yang dituangkan sebagai Formularium Nasional berikut dengan restriksi, peresepan maksimal dan ketentuan penerapan Formularium Nasional. d. Pelayanan Obat di FKRTL 1) Obat yang termasuk dalam paket INA-CBG: Penyediaan obat yang termasuk dalam paket INA-CBG dilakukan oleh Instalasi Farmasi FKRTL atau apotek jejaring FKRTL; 2) Obat yang termasuk dalam top-up INA-CBG: Jenis obat yang termasuk dalam top up INA-CBG ditetapkan oleh Menteri 3) Obat yang ditagihkan diluar paket INA-CBG, yaitu : Obat untuk penyakit kronis di FKRTL; Obat kemoterapi. 4) Obat penyakit kronis di FKRTL diberikan maksimum untuk 30 (tiga puluh) hari sesuai indikasi medis. 5) Obat penyakit kronis di FKRTL diberikan untuk: a) Penyakit kronis cakupan program rujuk balik (diabetes m ellitus, hypertensi, penyakit jantung, asma, PPOK, Epilepsi, gangguan kesehatan jiwa kronik, stroke, dan syndrome lupus eritematous (SLE) dan penyakit kronis lain yang ditetapkan oleh Menteri) yang belum dirujuk balik ke FKTP; b) Serta penyakit kronis lain yang menjadi wewenang FKRTL. 6) Pemberian obat penyakit kronis di FKRTL yang diberikan dengan cara sebagai bagian dari paket INA-CBG, diberikan minimal untuk 7 (tujuh) hari dan bila diperlukan tambahan hari pengobatan, obat diberikan terpisah diluar paket INA- CBG serta diklaimkan sebagai tariff Non INA-CBG dan harus tercantum pada Formularium Nasional.

7) Harga obat di luar paket INA-CBG yang ditagihkan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit atau Apotek yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan mengacu pada ketentuan yang ditetapkan Menteri. e. Obat program pemerintah yang tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan antara lain obat penyakit: 1) HIV dan AIDS 2) Tuberculosis (TB) 3) Malaria 4) Kusta 5) Korban narkotika (rumatan methadone) 6. Pelayanan Alat Kesehatan a. Pelayanan Alat Kesehatan dapat diberikan pada pelayanan kesehatan rawat jalan dan/atau rawat inap baik di FKTP maupun di FKRTL. b. Pelayanan alat kesehatan yang dapat ditagihkan diluar paket INA-CBG (Alat Bantu Kesehatan): 1) Kacamata a) Ukuran kacamata yang dijamin BPJS Kesehatan adalah: Ukuran lensa spheris, minimal 0,5 Dioptri Lensa silindris minimal 0,25 Dioptri b) Kacamata dapat diberikan paling cepat 2 (dua) tahun sekali. 2) Alat bantu dengar (hearing aid) Alat bantu dengar dapat diberikan paling cepat 5 (lima) tahun sekali per telinga, atas indikasi medis. 3) Prothesa alat gerak (kaki dan/atau tangan tiruan) Prothesa alat gerak dapat diberikan paling cepat 5 (lima) tahun sekali atas indikasi medis untuk bagian tubuh yang sama. 4) Prothesa gigi/gigi palsu Prothesa gigi/ gigi palsu dapat diberikan paling cepat 2 (dua) tahun sekali atas indikasi medis untuk gigi yang sama. 5) Korset Tulang Belakang (Corset) Korset tulang belakang dapat diberikan paling cepat 2 (dua) tahun sekali atas indikasi medis. 6) Penyangga leher (collar neck/ cervical collar/ neck brace) Penyangga leher (collar neck/ cervical collar/ neck brace) dapat diberikan paling cepat 2 (dua) tahun sekali atas indikasi medis. 7) Alat bantu gerak berupa kruk penyangga tubuh. Alat bantu gerak berupa kruk dapat diberikan paling cepat 5 (lima) tahun sekali atas indikasi medis.

7. Pelayanan Ambulance a. Merujuk peserta dari dan menuju Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan sesuai indikasi medis; atau b. Melakukan evakuasi pasien kasus gawat darurat yang sudah teratasi keadaan kegawatdaruratannya dari Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerja ke Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. B. Peserta / Pasien yang tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan: 1. Pelayanan atau hal-hal yang tidak termasuk jaminan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan adalah sebagai berikut: a. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku; b. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat; c. Pelayanan kesehatan yang dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja; d. Pelayanan kesehatan yang dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas; e. Pelayanan kesehatan yang dilakukan diluar negeri; f. Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik; g. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas; h. Pelayanan meratakan gigi (ortondonsi) i. Gangguan kesehatan/ penyakit akibat ketergantungan obat dan atau alcohol; j. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri; k. Pengobatan komplementer, alternative dan tradisional, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian tekhnologi kesehatan; l. Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen); m. Alat dan obat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi dan susu; n. Perbekalan kesehatan rumah tangga berupa alat, bahan, atau campuran bahan untuk pemeliharaan dan perawatn kesehatan untuk manusia, pengendali kutu hewan peliharaan, rumah tangga dan tempat-tempat umum. o. Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/ wabah; p. Pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang dapat dicegah; q. Pelayanan kesehatan tertentu dan dukungan untuk kegiatan operasional Kemhan, TNI dan Polri

r. Pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan manfaat jaminan kesehatan yang diberikan. 2. Masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/ wabah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. 3. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf j, pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen) sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf l, dan kejadian tak diharapkan yang dapat dicegah sebagaimana dimaksud pada 1 huruf p ditetapka oleh Menteri.