WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 65

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 54

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 58 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 57 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

Undang-Undang

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR : 08 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 62 Tahun : 2016

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 132 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR BALI, Mengingat

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR TAHUN 2009

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta)

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2016

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2011 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN KONAWE UTARA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

Transkripsi:

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN WALIKOTA BAUBAU NOMOR : 42 TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA BAUBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAUBAU, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Daerah Kota Baubau Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Baubau, perlu menetapkan Peraturan Walikota Baubau tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Baubau; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Bau-Bau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4120); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 5. Peraturan Daerah Kota Baubau Nomor 11 Tahun 2013 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Baubau (Lembaran Daerah Kota Baubau Tahun 2013 Nomor 11); 1

6. Peraturan Daerah Kota Baubau Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Baubau (Lembaran Daerah Kota Baubau Tahun 2016 Nomor 5). MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA BAUBAU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kota Baubau. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Baubau. 3. Perangkat Daerah Kota adalah unsur pembantu Walikota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Kota Baubau. 4. Walikota adalah Walikota Baubau. 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Baubau. 6. Dinas adalah Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Baubau; 7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Baubau; 8. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah unsur pelaksana teknis Dinas yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu. 9. Kelompok Jabatan Fungsional adalah sekelompok Jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu di lingkungan Dinas. BAB II KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI Bagian Kesatu Kedudukan Organisasi Pasal 2 (1) Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah merupakan unsur pelaksana Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. (2) Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. 2

Pasal 3 Dinas mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan di bidang perumahan dan kawasan permukiman. Pasal 4 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan kebijakan tehknis di bidang perumahan dan permukiman; b. Pelaksanaan kebijakan terhadap penyediaan dan rehabilitasi rumah dan korban bencana; c. Penyelenggaraan fasilitas penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena relokasi program pemerintah, penertiban izin pembangunan dan pengembangan perumahan, penertiban sertifikat kepemilikan bangunan gedung (SKBG), penertiban izin pembangunan dan kawasan permukiman, penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman, pencegahan kawasan dan permukiman kumuh; d. Penyelenggaraan prasarana, sarana utilitas umum ( PSU), sertifikasi dan registrasi bagi orang atau badan hukum yang melaksanakan perancangan atau perencanaan rumah, sarana, prasarana, dan utilitas umum PSU tingkat kemampuan kecil; e. Pengelolaan barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggungjawab; f. Pengelolaan ketatalaksanaan dinas; g. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan perimbangan tugas dan fungsinya kepada Walikota; h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 5 (1) Susunan Organisasi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman terdiri atas : a. Kepala Dinas; b. Sekretariat; c. Bidang Perumahan; d. Bidang Kawasan Pertamanan dan Pemakaman; e. Bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU); f. Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD); g. Kelompok Jabatan fungsional. (2) Bagan struktur organisasi Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. 3

BAB III TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kepala Dinas Pasal 6 Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman mempunyai tugas membantu Walikota dalam perencanaan, penyusunan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan daerah, dan mengkoordinasikan pelayanan administrasi di bidang perumahan dan kawasan permukiman secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integritas, singkronisasi, simplikasi, dan kepastian, serta bertanggung jawab atas terlaksananya tugas dan fungsi Dinas. Bagian Kedua Sekretariat Pasal 7 (1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dalam pelayanan administrasi dan ketatausahaan kepada semua unit kerja dilingkungan dinas meliputi urusan perencanaan, keuangan, umum dan kepegawaian serta mengkoordinasikan penyusunan rencana kegiatan tahunan dinas. (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Pasal 8 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), sekretariat mempunyai fungsi: a. Pengkoordinasian penyusunan rencana, program, dan anggaran Dinas; b. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumah tanggaan, kerjasama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi; c. Pembinaan dan penataan organisasi dan tatalaksana; d. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan; e. Pengelolaan barang milik/ kekayaan Negara; dan f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 9 (1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b terdiri dari 2 (dua) Sub Bagian, yaitu : a. Sub Bagian Perencanaan dan Informasi Publik; b. Sub Bagian Tata Usaha. (2) Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. 4

Pasal 10 (1) Sub Bagian Perencanaan dan Informasi Publik mempunyai tugas mengumpulkan bahan pedoman dan petunjuk teknis penyusunan rencana dan program, mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program, dan melaksanakan pengelolaan informasi publik dan hubungan masyarakat. (2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan surat menyurat dan arsip, ketatalaksanaan, mengumpulkan bahan petunjuk teknis penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta urusan tata usaha Dinas. Bagian Ketiga Bidang Perumahan Pasal 11 (1) Bidang Perumahan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan perumusan kebijakan teknis, pengkoordinasian dan pelaksanaan rencana kerja, program, dan kegiatan Bidang, serta melaksanakan pelayanan, kerjasama pengendalian, pengawasan, pembinaan dan evaluasi di bidang perumahan. (2) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 12 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), Bidang Perumahan mempunyai fungsi : a. Penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang perumahan; b. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang perumahan; c. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian dan bimbingan teknis serta informasi publik bidang perumahan; d. Pelaksanaan kebijakan terhadap penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana; e. Penyelenggaraan fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena relokasi program pemerintah; f. Penertiban izin pembangunan dan pengembangan perumahan; g. Penertiban sertifikat kepemilikan bangunan gedung (SKBG), penertiban izin bangunan dan kawasan permukiman, penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman, pencegahan dan permukiman kumuh; h. Koordinasi penyediaan infrastruktur perumahan, dan sumber daya pendukung perumahan lainnya; i. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang perumahan; j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5

Pasal 13 (1) Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c terdiri atas 3 (tiga) Seksi, yaitu : a. Seksi Pendataan dan Perencanaan; b. Seksi Penyediaan dan Pembiayaan; c. Seksi Pemantauan dan Evaluasi. (2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perumahan. Pasal 14 (1) Seksi Pendataan dan Perencanaan mempunyai tugas menyusun rencana kerja Seksi, menghimpun pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan pendataan dan perencanaan serta pengelolaan sistem, analisis, pengumpulan dan penyajian data, informasi perumahan, menyusun rencana program dan petunjuk teknis di bidang perumahan. (2) Seksi Penyediaan dan Pembiayaan mempunyai tugas menyusun rencana kerja Seksi, menghimpun pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan penyediaan infrastruktur dan pembiayaan serta analisis rencana penyediaan dan pembiayaan di bidang perumahan. (3) Seksi Pemantauan dan Evaluasi mempunyai tugas menyusun rencana kerja Seksi, menghimpun pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan pemantauan dan evaluasi serta pembinaan, penyiapan koordinasi, pengkajian, pengembangan dan monitoring program dan kegiatan serta pelaporan di bidang perumahan. Bagian Keempat Bidang Kawasan Pertamanan dan Pemakaman Pasal 15 (1) Bidang Kawasan Pertamanan dan Pemakaman mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian pendampingan serta pemantauan dan evaluasi di bidang pertamanan dan pemakaman. (2) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Pasal 16 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1), Bidang Kawasan Pertamanan dan Pemakaman mempunyai fungsi : a. Penyusunan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran bidang pertamanan dan pemakaman; b. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan pengelolaan pertamanan dan pemakaman; c. Pembangunan taman, jalur hijau, pemakaman dan keindahan kota; d. Penataan, pemeliharaan dan perawatan taman, jalur hijau, keindahan kota dan makam; 6

e. Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan makam, taman, jalur hijau, dan keindahan kota; f. Pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, perizinan, standarisasi dan/atau sertifikasi di bidang pertamanan dan pemakaman; g. Pengembangan peran serta masyarakat di bidang pertamanan dan pemakaman; h. Penyediaan tanah makam, pemetakan tanah makam, dan tata keindahan taman pemakaman umum; i. Pelayanan, perawatan/pengurusan, pengangkutan dan pemakaman jenazah termasuk jenazah orang terlantar; j. Penyelenggaraan penggalian dan atau pemindahan jenazah; k. Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi pertamanan dan pemakaman; l. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang pertamanan dan pemakaman. m. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana pertamanan dan pemakaman; n. Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah; o. Pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi; p. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 17 (1) Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf d terdiri atas 3 (tiga) Seksi, yaitu : a. Seksi Pertamanan; b. Seksi Pelayanan Pemakaman; c. Seksi Pengadaan dan Pemeliharaan. (2) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kawasan Pertamanan dan Pemakaman. Pasal 18 (1) Seksi Pertamanan mempunyai tugas menyusun rencana kerja Seksi, menghimpun pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan pertamanan, serta penyiapan koordinasi penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian pendampingan, pemantauan dan evaluasi di bidang pertamanan. (2) Seksi Pelayanan Pemakaman mempunyai tugas menyusun rencana kerja Seksi, menghimpun pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan pelayanan pemakaman, serta melakukan penyiapan koordinasi, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian pendampingan, pemantauan dan evaluasi di bidang pelayanan pemakaman. (3) Seksi Pengadaan dan Pemeliharaan mempunyai tugas menyusun rencana kerja Seksi, menghimpun pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan pengadaan dan pemeliharaan, serta melakukan penyiapan koordinasi, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan dan evaluasi di bidang pengadaan dan pemeliharaan. 7

Bagian Kelima Bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) Pasal 19 (1) Bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan dan pengelolaan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU). (2) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 20 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), Bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) mempunyai fungsi : a. Penyiapan pelaksanaan koordinasi di bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU); b. Penyiapan penyusunan bahan rumusan kebijakan daerah di Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU); c. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU); d. Pemberian pendampingan pelaksanaan kegiatan di bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU); e. Penyapan pemantapan program di bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU); f. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU); g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 21 (1) Bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf e terdiri atas 3 (tiga) Seksi, yaitu : a. Seksi Perencanaan; b. Seksi Pelaksanaan; c. Seksi Pemantauan dan Evaluasi; (2) Seksi sebagaimana dimaksud ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU). Pasal 22 (1) Seksi Perencanaan mempunyai tugas menyusun rencana kerja, program dan anggaran Seksi, menghimpun pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan perencanaan PSU, serta penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pendampingan perencanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan; 8

(2) Seksi Pelaksanaan mempunyai tugas menyusun rencana kerja, program dan anggaran Seksi, menghimpun pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan PSU, serta penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bid angpelaksanaan; (3) Seksi Pemantauan dan Evaluasi mempunyai tugas menyusun rencana kerja, program dan anggaran Seksi, menghimpun pedoman dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang berhubungan dengan pemantauan dan evaluasi PSU, serta penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, dan pelaporan di bidang pemantauan dan evaluasi. Bagian Keenam Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasal 23 (1) Pada Dinas dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) sesuai dengan kebutuhan dan besarnya beban kerja. (2) UPT Dinas mempunyai tugas dan kedudukan sebagai unsur pelaksana teknis operasional dan/atau teknis penunjang tertentu. (3) UPT Dinas dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (4) Pembentukan UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota sesuai dengan peraturan perundangundangan. Bagian Ketujuh Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 24 (1) Di lingkungan Dinas dapat dibentuk Kelompok Jabatan Fungsional tertentu maupun fungsional umum sesuai kebutuhan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (3) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas fungsional tertentu dan fungsional umum yang diatur dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Perundangundangan yang berlaku. (4) Kelompok Jabatan Fungsional tertentu dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk, berada dibawah dan bertanggung jawab Kepala Dinas. (5) Jumlah Tenaga Fungsional umum ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bertanggungjawab langsung kepada kepala sub bagian maupun kepala seksi. (6) Jenis dan Jenjang jabatan fungsional tertentu dan fungsional umum diatur berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 9

BAB IV TATA KERJA Pasal 25 (1) Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya wajib bekerja sama dengan kepala SKPD lainnya dibawah pimpinan Walikota. (2) Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya wajib menerapkan sistem Akuntabilitas kinerja aparatur. (3) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, dan Kepala Seksi serta Sub bagian dalam melaksanakan tugasnya, masing-masing wajib menerapkan prinsip koordinasi, integritas dan sinkronisasi dalam lingkup Dinas maupun dalam hubungan dengan instansi terkait lainnya. (4) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, dan Kepala Seksi serta Sub bagian wajib menerapkan sistem pengendalian intern di lingkungan Dinas. (5) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, dan Kepala Seksi serta Sub bagian bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masingmasing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Pasal 26 Dalam melaksanakan tugasnya, setiap Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, dan Kepala Seksi serta Sub Bagian wajib melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bawahnya. BAB V KEPANGKATAN, PENGANGKATAN, ESELONISASI DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN Pasal 27 (1) Kepangkatan, pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan struktural di lingkungan Dinas berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Walikota setelah mendapat persetujuan dari Gubernur. (3) Kepala Dinas merupakan jabatan eselon IIb atau jabatan pimpinan tinggi pratama. (4) Sekretaris Dinas merupakan jabatan struktural eselon IIIa atau jabatan administrator. (5) Kepala Bidang Dinas merupakan jabatan struktural eselon IIIb atau jabatan administrator. (6) Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi pada Dinas merupakan jabatan struktural eselon IVa atau jabatan pengawas. 10

Pasal 28 Pejabat eselon III atau jabatan administrator dan eselon IV atau jabatan pengawas di lingkungan Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Walikota atas usul Sekretaris Daerah dari Pegawai Negeri Sipil/Aparatur Sipil Negara yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VI KETENTUAN LAIN- LAIN Pasal 29 Jenjang Jabatan dan kepangkatan serta susunan Kepegawaian diatur sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 30 Penjabaran tugas dan fungsi peruraian tugas masing-masing jabatan struktural, fungsional umum dan fungsional teknis akan diatur kemudian dengan Peraturan Walikota. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Peraturan Walikota ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Baubau. Ditetapkan di Baubau pada tanggal, 9 Mei 2017 WALIKOTA BAUBAU, ttd Diundangkan di Baubau pada tanggal, 9 Mei 2017 SEKRETARIS DAERAH KOTA BAUBAU, A.S. TAMRIN ttd MUHAMAD DJUDUL BERITA DAERAH KOTA BAUBAU TAHUN 2017 NOMOR 42. 11

PEMERINTAH KOTA BAUBAU PERATURAN WALIKOTA BAUBAU NOMOR : TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA BAUBAU BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KOTA BAUBAU 2017 Jl. Raya Palagimata Telp. (0402) 2821425 Fax. (0402) 2825717 Baubau 12