PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PROMOSI PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, perlu menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria penyusunan pelaksanaan kegiatan promosi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal tentang Pedoman dan Tata Cara Pelaksanaan Kegiatan Promosi Penanaman Modal; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
- 2-2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 4. Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 210); 5. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 90/SK/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi Penanaman Modal sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 6 Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 543); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PROMOSI PENANAMAN MODAL.
- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh Penanam Modal Dalam Negeri maupun Penanam Modal Asing, untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. 2. Penanaman Modal Dalam Negeri yang selanjutnya disingkat PMDN adalah kegiatan menanam modal untuk melalukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh Penanam Modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. 3. Penanaman Modal Asing yang selanjutnya disingkat PMA adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh Penanam Modal asing baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan Penanam Modal dalam negeri. 4. Penanam Modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan Penanaman Modal yang dapat berupa Penanam Modal dalam negeri dan Penanam Modal asing. 5. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disebut DPMPTSP perangkat daerah pada pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota yang menyelenggarakan fungsi utama koordinasi di bidang Penanaman Modal dan pelayanan terpadu satu pintu yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota.
- 4-6. Promosi Penanaman Modal adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan, dan/atau meyakinkan tentang potensi dan peluang serta iklim Penanaman Modal kepada pemangku kepentingan baik di dalam maupun luar negeri. 7. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 8. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 9. Minat adalah kecenderungan/keinginan Penanam Modal mendalami peluang usaha untuk menanamkan modal di Indonesia. 10. Penerimaan Delegasi adalah kegiatan memfasilitasi kunjungan delegasi Penanam Modal dari dalam dan/atau luar negeri untuk mendapatkan informasi langsung dari pemerintah Indonesia tentang peluang dan kebijakan Penanaman Modal di Indonesia. 11. Pameran Penanaman Modal adalah kegiatan mempertunjukkan dan menyampaikan informasi potensi dan peluang serta kebijakan Penanaman Modal kepada pemangku kepentingan melalui pembangunan stand pameran. 12. Sarana Promosi adalah alat atau media yang digunakan dalam rangka menunjang kegiatan Promosi Penanaman Modal berupa penyediaan informasi potensi dan peluang serta kebijakan Penanaman Modal melalui media cetak dan/atau media elektronik.
- 5 - BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 Peraturan Badan ini dimaksudkan sebagai panduan bagi pejabat di lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal, DPMPTSP Provinsi dan DPMPTSP Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan kegiatan Promosi Penanaman Modal. Pasal 3 Peraturan Badan ini bertujuan untuk menstandarkan proses pelaksanaan kegiatan Promosi Penanaman Modal di seluruh wilayah Indonesia. Pasal 4 Ruang Lingkup Peraturan Badan ini meliputi: a. Penerimaan kunjungan delegasi Penanam Modal dari dalam dan/atau luar negeri; b. Pengembangan strategi Promosi Penanaman Modal dan analisis sektor; c. Penyebaran informasi Penanaman Modal melalui penyelenggaraan forum bisnis, pameran, media serta talkshow; dan d. Penyelenggaraan workshop peningkatan kemampuan aparatur sipil negara pada DPMPTSP Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota. BAB III PENERIMAAN KUNJUNGAN DELEGASI PENANAM MODAL DARI DALAM DAN/ATAU LUAR NEGERI Pasal 5 Penerimaan kunjungan delegasi Penanam Modal dari dalam dan/atau luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, meliputi: a. Penerimaan Delegasi; dan
- 6 - b. Pendampingan delegasi Penanaman Modal dalam melakukan kunjungan ke daerah atau lokasi proyek. Pasal 6 (1) Penerimaan Delegasi Penanaman Modal sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a dilakukan melalui: a. Koordinasi Penerimaan Delegasi dengan unit atau instansi teknis terkait lainnya sesuai dengan substansi yang diharapkan oleh delegasi Penanaman Modal; b. Penyiapan data, informasi dan kebijakan-kebijakan Penanaman Modal terkait dalam rangka Penerimaan Delegasi; c. Penerimaan Delegasi Penanaman Modal dalam bentuk group meeting atau one-on-one meeting; d. Pencatatan Minat dan permasalahan yang dihadapi oleh Penanam Modal; dan e. Tindak lanjut hasil Penerimaan Delegasi Penanaman Modal. (2) Dalam melakukan Penerimaan Delegasi Penanaman Modal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan instansi terkait di pusat maupun di daerah. Pasal 7 Pendampingan delegasi Penanaman Modal sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf b dilakukan melalui: a. Koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan daerah terkait atau pengelola kawasan; b. Pertemuan dengan para pemangku kepentingan untuk melakukan diskusi dan konsultasi atas Minat Penanam Modal; c. Kunjungan ke lokasi proyek untuk melihat langsung kondisi lapangan; d. Pencatatan Minat termasuk permasalahan yang dihadapi oleh Penanam Modal; dan
- 7 - e. Tindak lanjut hasil pendampingan delegasi Penanaman Modal. BAB IV PENGEMBANGAN STRATEGI PROMOSI DAN ANALISIS SEKTOR Pasal 8 Pengembangan strategi promosi dan analisis sektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, meliputi: a. Pengkajian dan pemantauan negara target promosi; b. Pengkajian dan pemantauan negara pesaing; c. Analisis sektor Penanaman Modal potensial di wilayah Indonesia; dan d. Pembinaan, pengembangan dan fasilitasi promosi luar negeri. Pasal 9 Pengkajian dan pemantauan negara target promosi sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf a dilakukan melalui: a. Identifikasi dan analisis potensi Minat Penanam Modal negara target melalui berbagai sumber informasi; b. Menyusun data proyek-proyek Penanaman Modal yang akan ditawarkan sesuai dengan Minat Penanam Modal negara target melalui kunjungan lapangan; c. Koordinasi dengan instansi terkait yang termasuk dunia usaha/asosiasi usaha untuk mendalami hasil identifikasi; d. Menyelenggarakan focus group discussion untuk melengkapi hasil kajian kegiatan pada huruf a dan huruf b; dan e. Menyampaikan hasil kajian negara target dan data proyek-proyek yang akan ditawarkan kepada unit dan/atau instansi terkait.
- 8 - Pasal 10 Pengkajian dan pemantauan negara pesaing sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf b dilakukan melalui: a. Identifikasi negara yang berpotensi menjadi pesaing melalui pendekatan geografis, pendekatan sektor, pendekatan ekonomi persaingan usaha, dan pendekatan international best practice; b. Koordinasi dengan instansi terkait dalam dan luar negeri, termasuk dunia usaha/asosiasi usaha untuk mendalami hasil identifikasi; c. Menyelenggarakan focus group discussion untuk melengkapi hasil kajian identifikasi negara pesaing; d. Menyusun kajian negara pesaing; dan e. Menyampaikan hasil kajian negara pesaing kepada unit dan/atau instansi terkait. Pasal 11 Analisis sektor Penanaman Modal potensial di wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c dilakukan melalui: a. Identifikasi sektor-sektor Penanaman Modal yang menjadi prioritas Pemerintah Indonesia; b. Melakukan kerjasama dengan instansi, dunia usaha dan lembaga terkait termasuk BUMN dan BUMD untuk mendapatkan kajian sektor yang siap ditawarkan; c. Melakukan focus group discussion untuk melengkapi hasil kajian sektor; dan d. Menyusun dan menetapkan hasil kajian sektor Penanaman Modal prioritas. Pasal 12 Pembinaan, pengembangan dan fasilitasi promosi luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d mengacu pada Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal mengenai Perwakilan Badan Koordinasi Penanaman Modal di Luar Negeri.
- 9 - BAB IV PENYELENGGARAAN FORUM BISNIS, PAMERAN DAN PENYEBARAN INFORMASI MELALUI MEDIA SERTA TALKSHOW MENGENAI PENANAMAN MODAL Pasal 13 (1) Forum bisnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, dilakukan di dalam dan luar negeri melalui: a. Forum bisnis di dalam negeri, yang kegiatannya meliputi: 1. Identifikasi sektor prioritas yang akan ditawarkan; 2. Mengundang para investor dalam dan luar negeri beserta asosiasi sesuai sektor prioritas; 3. Mengundang Kepala DPMPTSP Provinsi seluruh Indonesia; 4. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait pusat, daerah dan luar negeri; 5. Menampilkan narasumber utama sesuai sektor yang ditawarkan; 6. Melakukan kegiatan diskusi panel, one on one meeting, dan site visit; 7. Melakukan penyebaran informasi penyelenggaraan forum bisnis melalui media cetak dan elektronik; 8. Menyiapkan bahan-bahan forum bisnis untuk diunggah melalui media internet; 9. Memanfaatkan teknologi informasi dalam penyelenggaraan forum bisnis; 10. Menyiapkan video promosi untuk diunggah ke media sosial; 11. Menyusun laporan hasil forum bisnis terkait Minat dari para peserta forum bisnis; dan 12. Melakukan tindak lanjut hasil forum bisnis. b. Forum bisnis di luar negeri, yang kegiatannya meliputi:
- 10-1. Identifikasi negara target penyelenggaraan forum bisnis Indonesia; 2. Menyiapkan bahan berupa sektor-sektor prioritas Pemerintah yang siap ditawarkan; 3. Bekerjasama dengan perwakilan RI di luar negeri, Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC), instansi terkait dan dunia usaha negara setempat; 4. Mengundang para investor luar negeri beserta asosiasi terkait negara yang bersangkutan; 5. Menampilkan narasumber utama sesuai sektor yang ditawarkan; 6. Melakukan kegiatan diskusi panel, one on one meeting dan small group discussion; 7. Memanfaatkan teknologi informasi dalam penyelenggaraan forum bisnis; 8. Menyusun laporan hasil forum bisnis terkait Minat dari para peserta forum bisnis; dan 9. Melakukan tindak lanjut hasil forum bisnis. (2) Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan forum bisnis baik di dalam dan luar negeri berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi. (3) Pemerintah Provinsi dalam menyelenggarakan forum bisnis baik di dalam dan luar negeri berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Perwakilan RI di luar negeri. Pasal 14 (1) Pameran sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf c dilakukan melalui: a. Penyusunan rencana keikutsertaan pameran di dalam dan di luar negeri berdasarkan sektor dan negara prioritas; b. Penyiapan konsep desain stan sesuai dengan tema pameran; c. Penyiapan materi bahan pameran sesuai dengan tema pameran;
- 11 - d. Koordinasi dengan penyelenggara pameran, instansi teknis terkait, Pemerintah Daerah, perwakilan RI di luar negeri atau asosiasi dunia usaha baik di dalam maupun di luar negeri; dan e. Tindak lanjut hasil kegiatan pameran di dalam dan luar negeri. (2) Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan pameran baik di dalam dan luar negeri berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi. (3) Pemerintah Provinsi dalam menyelenggarakan pameran baik di dalam dan luar negeri berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Perwakilan RI di luar negeri. Pasal 15 Penyebaran informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c dilakukan melalui: a. Pengembangan laman dan media sosial; b. Penayangan iklan di media cetak dan elektronik nasional dan internasional; c. Penyusunan desain dan materi bahan promosi berdasarkan sektor prioritas berupa cetak dan elektronik; d. Koordinasi dengan unit dan instansi terkait dalam penyusunan dan distribusi bahan promosi; dan e. Evaluasi efektivitas penyebaran informasi. Pasal 16 (1) Talkshow sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c dilakukan melalui: a. Penentuan tema talkshow sesuai isu-isu terkini yang terkait dengan Penanaman Modal; b. Penyiapan kerangka acuan talkshow untuk narasumber dan media televisi nasional; c. Pemilihan narasumber yang kompeten sesuai dengan tema talkshow; d. Penayangan di media televisi nasional terkemuka; dan
- 12 - e. Evaluasi kegiatan talkshow. (2) Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan talkshow baik di dalam dan luar negeri berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi. BAB V PENYELENGGARAAN WORKSHOP PENINGKATAN KEMAMPUAN APARATUR DAERAH DI BIDANG PROMOSI PENANAMAN MODAL Pasal 17 Workshop sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf d dilakukan melalui: a. Identifikasi kebutuhan aparatur daerah dalam peningkatan kemampuan untuk mempromosikan potensi daerah; b. Penentuan tema workshop; c. Koordinasi dengan Pemerintah Daerah tempat penyelenggaraan workshop; d. Mengundang aparatur DPMPTSP Provinsi di bidang Promosi Penanaman Modal untuk menghadiri workshop; e. Penentuan narasumber workshop dari kalangan profesional sesuai dengan tema yang telah ditentukan; f. Penyusunan dan penyiapan bahan workshop sesuai dengan tema; dan g. Evaluasi efektivitas penyelenggaraan workshop. BAB VI BIAYA Pasal 18 (1) Seluruh biaya kegiatan Promosi Penanaman Modal yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun anggaran berjalan.
- 13 - (2) Seluruh biaya kegiatan Promosi Penanaman Modal yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran berjalan. BAB VII PENUTUP Pasal 19 Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
- 14 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, THOMAS TRIKASIH LEMBONG Diundangkan di Jakarta pada tanggal DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR