PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD N MUJUR 01 TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

Keywords: Quantum Teaching, Concrete Media, Mathematics

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

Keywords: RME, paper folding media, fraction

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI KELAS IV SD

Keywords: problem solving, essay problem, fraction

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

PENERAPAN TIPE TAI DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN 2 KRANDEGAN TAHUN 2015/2016

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 5 KUTOSARI TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

diartikan sebagai praktik menularkan informasi atau pengajaran. Untuk menjadikan pengajaran efektif, pembelajar hendaknya dipahami sebagai seseorang

Keywords: Pair Check, concrete media, fraction

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET

Keywords: Scientific, concrete object media, Mathematics

PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING

PENGGUNAAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

Kata Kunci: Teams Games Tournament (TGT), Media Konkret, Sifat-sifat Bangun Datar Sederhana, Matematika

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK)

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 1 PEJAGOAN TAHUN AJARAN

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENERAPANMODEL KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK

662 Aplikasi Model Sains...

Keywords: Auditory Intellectually Repetition, manipulative media, Mathematics

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

Keywords: STAD, Social Skill, Civic Education

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL CIRC DENGAN MEDIA ULAR TANGGA DALAM PENINGKATAN PENYELESAIAN SOAL CERITA PADA SISWA KELAS V SDN 2 KUTOSARI TAHUN AJARAN 2015/2016

386 Penggunaan Pendekatan Scientific

PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUTOSARI TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PADA SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE OVERVIEW, ASK, READ, WRITE, EVALUATE, TEST (OARWET) PADA SISWA KELAS V SD

PENDAHULUAN Pembelajaran sangat berperan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik apabila proses

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

Keywords: bamboo dancing, visual media, persatuan dan kesatuan negeriku

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

Keyword: think talk write, event picturer as visual media, poetry-writing skill

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL ARIAS

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN METODE GUIDED NOTE TAKING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

PENERAPAN MODELCIRC DENGAN MEDIA GAMBAR PERISTIWA DALAM PENINGKATANKETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SDN CANDIWULAN TAHUN AJARAN 2015/2016

Keyword: concept sentence model, flashcard media, writing skills

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKASISWA KELAS V SDN 2 KEDUNG MENJANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

Keywords: TTW, Two-dimensional shape, learning, Mathematics

PENDAHULUAN Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mewujudkan

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 3 DOROWATI TAHUN AJARAN 2014/2015

Kata Kunci: Model Tari Bambu, Media Kartu, Hasil Belajar PKn.

IMPLEMENTASI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DIAM DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS V SD NEGERI 2 JOGOPATEN TAHUN AJARAN

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN BANYUURIP TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING

Keywords: Creative Problem Solving, process skill, Natural Science

Keyword: Concept Sentence, Multimedia, Writting Skills

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI TEKNIK MIND MAP PADA SISWA KELAS IV SDN SIDODADI

Keywords: CTL model, concrete objects, students creativity, learning outcomes

PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI GADUNGREJO

PENERAPAN MODEL INKUIRI DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN LUAS BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SDN 5 KEBUMEN

Siti Nurhayati, Tri Saptuti 2, Moh. Salimi 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret. Jl. Kepodang 67 A Panjer Kebumen

PENERAPAN STRATEGI RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANFERRING (REACT)

PENERAPAN QUANTUM TEACHING

PENGGUNAAN METODE COMPLETE SENTENCE

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD N 1 KEDUNGWINANGUN TAHUN AJARAN 2015/2016 Bagus Santoso 1, Wahyudi 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang 67A Panjer Kebumen e-mail: bagussantos1897@gmail.com 1 Mahasiswa, 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS Abstract: The Application of Problem Based Learning Model in Improving Mathematics Learning about Fraction Problem for the Fifth Grade Students of SD Negeri 1 Kedungwinangun in the Academic Year of 2015/2016. The objective of this research is to improve Mathematics learning about fraction problem through the application of Problem Based Learning for the fifth grade students of elementary schools. This research is a collaborative Classroom Action Research (CAR) conducted within three cycles. Each cycle consisted of planning, action, observation, and reflection. Techniques of collecting data were observation, interview, documentation, and test. The results of this research show that: the application of Problem Based Learning model can improve Mathematics learning about fraction problem for the fifth grade students of SD Negeri 1 Kedunfwinangun in the academic year of 2015/2016. Keywords: learning model, Problem Based Learning, fraction Abstrak: Penerapan Model Problem Based Learning dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang Soal Cerita Pecahan pada Siswa Kelas V SD N 1 Kedungwinangun Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran tentang soal cerita pecahan dengan menerapkan model Problem Based Learning pada siswa kelas V SD. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi, dan tes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model Prblem Based Learning dapat meningkatkan pembelajaran tentang soal cerita pecahan pada siswa kelas V SD N 1 Kedungwinangun tahun ajaran 2015/2016. Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Pecahan. PENDAHULUAN Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang harus diperoleh sejak dini. Dengan memperoleh pendidikan, manusia dapat meningkatkan dirinya 713 menjadi individu yang berkualitas dan dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat menjadi individu yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan Nasional Undang-Undang No. 20

714 Penerapan Model Problem Based Learning Tahun 2003 bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Terutama pada pembelajaran Matematika. Matematika merupakan bidang studi yang berguna dan membantu dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan hitungmenghitung atau yang berkaitan dengan urusan angka-angka berbagai macam masalah, yang memerlukan suatu keterampilan untuk memecahkannya (Susanto, 2015: 95). Oleh karena itu, pembelajaran Matematika menuntut guru untuk dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa SD yang Masih dalam tahap operasional konkret. Siswa kelas V SD rata-rata berusia 9-12 tahun, tergolong pada masa belajar yang memiliki rasa ingin tahu besar dengan cara berfikir yang konkret. Siswa mampu berfikir logis secara sistematis untuk dapat memecahkan masalah yang ada, dengan tetap memperhatikan kondisi fisik dan persepsi siswa. Maka dari itu, idealnya pembelajaran Matematika pada kelas V SD menggunakan model dan media yang dapat memunculkan minat untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Salah satu model yang dapat memunculkan minat yaitu model Problem Based Learning menekankan masalah kehidupan yang bermakna bagi siswa dan peran guru dalam menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog (Hamdani, 2011: 87). Model pembelajaran yang sesuai dengan uraian di atas salah satunya adalah dengan menggunakan model Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah dimana guru memberikan contoh masalah yang dialami oleh siswa sehari-hari, sehingga terjadi proses pembelajaran yang bermakna dan perubahan paradigm dimana biasanya dalam pembelajaran hanya terpusat pada guru (teaching centered) berubah menjadi pembelajaran yang terpusat pada siswa (teaching centered). Amir (2015: 24) menjelaskan pelaksanaan model Problem Based Learning (PBL) antara lain: (1) mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas, (2) merumuskan masalah, (3) menganalisis masalah, (4) menata gagasan dan secara sistematis menganalisisnya dengan dalam, (5) memformulasikan tujuan pembelajaran, (6) mencari informasi tambahan dari sumber yang lain, (7) mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan membuat laporan. Berdasarkan pengamatan pada kegiatan pembelajaran, dan dokumen data nilai siswa maka diperoleh informasi bahwa pembelajaran Matematika yang dilakukan, guru belum menggunakan model pembelajaran yang menarik dan inovatif, guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Metode tersebut didominasi oleh guru (single actor) dan didominasi oleh latihan soal tanpa adanya aktivitas belajar yang menyenangkan. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan tanpa menggunakan

KALAM CENDEKIA, Volume 4, Nomor 6.1, hlm. 713 718 715 model menyebabkan siswa merasa sulit menerima materi pelajaran karena pembelajaran yang kurang bermakna (meaningful), siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran, siswa kurang antusias terutama ketika pembelajaran Matematika berlangsung. Seringkali siswa terlihat jenuh dan mengantuk saat pembelajaran. Permasalahan tersebut berdampak pada hasil belajar Matematika yang rendah. Berdasarkan kenyataan dan permasalahan yang ada, peneliti mencoba mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Model Problem Based Learning dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang Soal Cerita Pecahan pada Siswa Kelas V SD N 1 Kedungwinangun Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Tujuan dilaksanakan penelitian ini yaitu: untuk meningkatkan pembelajaran matematika tentang soal cerita pecahan menggunakan model Problem Based Learning pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungwinangun tahun ajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 1 Kedungwinangun, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen. Penelitian dimulai pada bulan November 2015 sampai bulan Mei 2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungwinangun tahun ajaran 2015/2016, jumlah siswa sebanyak 29 siswa dengan rincian 14 siswa lakilaki dan 15 siswa perempuan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif (data hasil belajar siswa pada pembelajaran pecahan) dan data kualitatif (data hasil observasi, hasil wawancara, dan dokumen yang terkait dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada pembelajaran soal cerita pecahan). Sumber data yaitu guru kelas V SD, siswa kelas V SD, observer, peneliti, dan dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes (observasi, wawancara, dan dokumentasi). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arifin (2012: 117). Teknik uji validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan menggunakan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini direncanakan selama 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Penelitian yang akan dilaksanakan terdiri dari empat tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tahapan tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto (2010: 137). Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas dalam menentukan tindakan, kemudian pelaksanan tindakan dalam penelitian ini adalah guru kelas. Sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan tindakan serta pedoman analisis data maka diperlukan adanya indikator kinerja dalam penelitian yaitu: (1) Pelaksanaan langkahlangkah pembelajaran pecahan dengan menerapkan model Problem Based Learning mencapai persentase 85%, (2) Keterlibatan dan keantusiasan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran Matematika

716 Penerapan Model Problem Based Learning mencapai persentase 85%, (3) 85% siswa mencapai KKM yang ditetapkan yakni 70. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran Problem Based Learning dilaksanakan dengan langkah-langkah: (1) orientasi masalah (identifikasi pokok permasalahan), (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) pembimbingan individual maupun kelompok, (4) analisis masalah, (5) pengembangan hasil penyelidikan, (6) penyajian hasil penyelidikan, (7) evaluasi hasil pemecahan masalah. Pendapat tersebut sesuai dengan Amir (2015: 24), Suprijono (2011: 74). Data hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan terhadap guru menggunakan model Problem Based Learning pada siklus I, II, dan III, yaitu: Tabel 1. Perbandingan Hasil Observasi Penerapan Model Problem Based Learning Guru (%) Siswa (%) Siklus I 74,52 70,75 Siklus II 81,37 83,02 Siklus III 86,55 87,44 Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa persentase langkah penggunaan model Problem Based Learning terhadap guru pada siklus I mencapai 74,52% pada siklus II mencapai 81,37%, dan pada siklus III mencapai 86,55%. Sedangkan persentase langkah penerapan model Problem Based Learning terhadap siswa pada siklus I mencapai 70,75%, pada siklus II mencapai 83,02%, dan pada siklus III mencapai 87,44%. Maka, dapat disimpulkan bahwa langkah penggunaan model Problem Based Learning terhadap guru dan siswa telah mencapai indikator kinerja penelitian. Selain mengamati kinerja guru dan respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning, peneliti juga mengambil data berupa hasil evaluasi siswa. Berikut hasil evaluasi siswa pada siklus I, II dan III. Tabel 2. Perbandingan hasil evaluasi siswa pada siklus I, II, dan III Tindakan Ratarata Perolehan Hasil Belajar Siswa BT (%) T (%) Siklus I 83,25 12,07 87,94 Siklus II 87,93 8,62 91,38 Siklus III 87,21 5,18 94,83 Berdasarkan tabel 2 tersebut, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 83,25 dengan persentase siswa yang tuntas yaitu 87,94%, sedangkan persentase siswa yang belum tuntas yaitu 12,07%. Pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 87,93 dengan persentase siswa yang tuntas yaitu 91,38%, sedangkan persentase siswa yang belum tuntas yaitu 8,62%. Pada siklus III nilai ratarata hasil belajar siswa adalah 94,83 dengan persentase siswa yng tuntas yaitu 94,83%, sedangkan persentase siswa yang belum tuntas yaitu 5,18%. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa dan persentase siswa yang tuntas meningkat. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Arrends (Trianto, 2012: 92) menyatakan bahwa Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa

KALAM CENDEKIA, Volume 4, Nomor 6.1, hlm. 713 718 717 mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri, dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian oleh Liyandari (2012: 1). Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan pembelajaran pecahan yaitu peningkatan dalam melaksanakan proses dan hasil belajar siswa. Kelebihan model Poblem Based Learning diungkapkan oleh Amir (2015: 32), berpendapat, Kelebihan PBL terletak pada perancangan masalahnya. Masalah yang diberikan haruslah dapat merangsang dan memicu pebelajar untuk dapat berpikir dengan baik. Kelebihan Problem Based Learning diungkapkan pula oleh Shoimin (2014: 132) yang menyatakan kelebihan Problem Based Learning (PBL), yaitu (1) siswa didorong memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata, (2) siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar, (3) pembelajaran berfokus pada masalah, (4) terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui diskusi kelompok, (5) siswa terbiasa menggunakan sumber- sumber pengetahuan, (6) siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri, (7) siswa memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, (8) kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching. Dalam penerapan model pembelajaran Probl.em Based Learning masih terdapat kendala dalam pelaksanaan pembe-lajaran Problem Based Learning, yaitu: (a) sulitnya memilih bahasa dalam mengidentifikasi masalah agar mudah dipahami siswa, (b) dalam menganalisis masalah siswa belum berdiskusi secara maksimal, dan (c) siswa belum dapat menganalisis masalah dengan baik. Sejalan dengan Shoimin (2014: 132) yang menjelaskan tentang kekurangan model Problem Based Learning, antara lain: (1) Problem Based Learning (PBL) tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, dan (2) dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.. Trianto (2012: 97) berpendapat bahwa salah satu kekurangan model Problem Based Learning yaitu (1) persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks, (2) sulitnya mencari problem yang relevan, (3) sering terjadi misskonsepsi, (4) konsumsi waktu, di mana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam proses penyelidikan SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Model Problem Based Learning dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang Soal Cerita Pecahan pada Siswa Kelas V SD N 1 Kedungwinangun Tahun Ajaran 2015/2016, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

718 Penerapan Model Problem Based Learning dengan langkah yang tepat, dapat meningkatkan pembelajaran tentang soal cerita pecahan pada siswa kelas V SD N 1 Kedungwinangun tahun ajaran 2015/2016. Terbukti pelaksanaan guru siklus I = 74,52%, siklus II = 81,37%, siklus III = 86,55%, dan memperoleh hasil belajar siklus I = 87,94%, siklus II = 91,38%, dan siklus III = 94,83%. Berdasarkan penelitian di atas, peneliti memberikan saran yaitu : pihak sekolah hendaknya mendorong guru untuk mempelajari model pembelajaran Problem Based Learning seabagai salah satu alternatif upaya peningkatan pembelajaran matematika tentang soal cerita pecahan. FKIP Univarsitas Sebelas Maret. Permendiknas. (2003). Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: BNSP Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Susanto, Ahmad. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Trianto. (2012). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kencana. DAFTAR PUSTAKA Amir, T. (2015). Inovasi Pendidikan melalui priblem based learning bagaimana pendidik memberdayakan pemelajar di era Pengetahuan. Jakarta: Prenadamedia Group. Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Liyandari. (2012). Jurnal Skripsi Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Pecahan Siswa Kelas IV SD. Vol 4.No 1. Surakarta: