BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HALAMAN PERNYATAAN. : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

ANALISA PERFORMANSI INTERNET BROADBAND LONG TERM EVOLUTION INNER CITY DAN RURAL DI KOTA PALEMBANG (STUDY KASUS : PT. TELKOMSEL)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis Pengaruh Penggunaan Physical Cell Identity (PCI) Pada Perancangan Jaringan 4G LTE

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) 1800 MHz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

ANALISIS KUALITAS JARINGAN INTERNET BERBASIS HIGH SPEED DOWNLINK PACKET ACCESS (HSDPA) PADA WILAYAH URBAN DI KOTA MALANG DENGAN METODE DRIVE TEST

LAPORAN SKRIPSI ANALISIS DAN OPTIMASI KUALITAS JARINGAN TELKOMSEL 4G LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI AREA PURWOKERTO

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS OPTIMASI AKSES RADIO FREKUENSI PADA JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI DAERAH BANDUNG

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)1800 Mhz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Unjuk Kerja Jaringan Operator 3G(WCDMA-UMTS) Menggunakan Metode Drivetest

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN Analisis Hasil Pengukuran di Area Sekitar UMY

Gambar 1 1 Alokasi Penataan Ulang Frekuensi 1800 MHz[1]

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi dan komunikasi terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

Analisis Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Frekuensi 900 MHz Pada Perairan Selat Sunda

Analisis Pengaruh Model Propagasi dan Perubahan Tilt Antena Terhadap Coverage Area Sistem Long Term Evolution Menggunakan Software Atoll

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT.

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

TUGAS AKHIR ANALISA OPTIMASI COVERAGE AREA NODE B CIANGSANA BOJONG DI TELKOMSEL

I. PENDAHULUAN. telekomunikasi berkisar 300 KHz 30 GHz. Alokasi rentang frekuensi ini disebut

Analisa Perbandingan Kuat Sinyal 4G LTE Antara Operator Telkomsel dan XL AXIATA Berdasarkan Paramater Drive Test Menggunakan Software G-NetTrack Pro

1 BAB I PENDAHULUAN. Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI JARINGAN UPLINK 4G-LTE DENGAN METODE INNERLOOP POWER CONTROL DI PT TELKOMSEL

BAB I PENDAHULUAN. Akhir yang berjudul Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung. Tabel 3.1. Jadwal kegiatan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK

3.6.3 X2 Handover Network Simulator Modul Jaringan LTE Pada Network Simulator BAB IV RANCANGAN PENELITIAN

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

Radio Resource Management dalam Multihop Cellular Network dengan menerapkan Resource Reuse Partition menuju teknologi LTE Advanced

Optimasi Jaringan Wideband Code Division Multiple Access Untuk Meningkatkan Throughput Internet

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI WILAYAH KOTA BANDA ACEH DENGAN FRACTIONAL FREQUENCY REUSE SEBAGAI MANAJEMEN INTERFERENSI

Indra Surjati, Yuli Kurnia Ningsih & Hendri Septiana* Dosen-Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti

ANALISA IMPLEMENTASI GREEN COMMUNICATIONS PADA JARINGAN LTE UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI ENERGI JARINGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH MODEL PROPAGASI DAN PERUBAHAN TILT ANTENA TERHADAP COVERAGE AREA SISTEM LONG TERM EVOLUTION MENGGUNAKAN SOFTWARE ATOLL

ANALISIS NILAI LEVEL DAYA TERIMA MENGGUNAKAN MODEL WALFISCH-IKEGAMI PADA TEKNOLOGI LONG TERM EVOLUTION (LTE) FREKUENSI 1800 MHz

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan LTE (Long Term Evolution). LTE merupakan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya dunia teknologi telekomunikasi dan informasi sejalan dengan kebutuhan akan kecepatan dan

ANALISIS LAYANAN VOICE CALL DAN DATA PACKET PADA OPERATOR TELEPON SELULER DI WILAYAH BALI INNER CITY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PERENCANAAN LAYANAN DATA JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) INDOOR PADA TERMINAL 3 KEBERANGKATAN ULTIMATE BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Alokasi frekuensi 2300 MHz di Indonesia [4]

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Alokasi frekuensi 3G Telkoms el

PERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

ANALISIS SIMULASI VERTICAL HANDOVER DARI LTE KE WI-FI n PADA LAYANAN VIDEO STREAMING

Analisis Pengaruh Antena MIMO 2Tx2Rx Terhadap Kecepatan Akses 4G LTE

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi yang cenderung memerlukan data rate tinggi, hal ini terlihat dari

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Deris Riyansyah, FT UI, Universitas Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman kebutuhan manusia akan bidang telekomunikasi juga semakin meningkat,

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution

Evaluasi Performansi Jaringan UMTS di Kota Semarang menggunakan Metode Drive Test

I. PENDAHULUAN. terutama di bidang sistem komunikasi nirkabel (wireless). Sistem wireless

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMASI LAYANAN DATA PADA JARINGAN LTE DENGAN GENEX ASSISTANT DI DELANGGU KLATEN

Estimasi Luas Coverage Area dan Jumlah Sel 3G pada Teknologi WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access)

ANALISIS OPTIMASI COVERAGE JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) TDD PADA FREKUENSI 2300 MHZ DI WILAYAH DKI JAKARTA

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANALISA KINERJA MPEG-4 VIDEO STREAMING PADA JARINGAN HSDPA

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

ANALISIS PERMASALAHAN OPTIMALISASI VOICE CDMA X UNTUK MENGURANGI KEGAGALAN KONEKSI STUDI KASUS DIVISI TELKOM FLEXI SEMARANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pesatnya perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi memicu masyarakat untuk mendapatkan layanan yang praktis, mudah dan efisien. Disamping kebutuhan yang terus meningkat bentuk pelayananpun dituntut untuk memenuhi standar kebutuhan yang ada, munculnya beberapa teknologi dengan kecepatan transfer data yang stabil dan cepat. Maka dibutuhkan teknologi yang mampu menunjang standar kebutuhan tersebut. Akses jaringan sebelumnya berbasis Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA), yaitu HSDPA yang memiliki kecepatan downlink sampai dengan 3,6 Mbps dan bandwidth 5 MHz. Dipandang tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan akses jaringan yang cepat dan mempunyai bandwidth yang lebih besar. Oleh karena Long Term Evolution (LTE) merupakan generasi keempat dari teknologi sistem komunikasi bergerak saat ini. LTE memiliki kecepatan yang tinggi dibanding generasi sitem komunikasi bergerak pendahulunya dimana untuk downlink bias mencapai 300 Mbps dan untuk uplink bisa mencapai 75 Mbps [1]. LTE memiliki latency yang kecil 5ms dalam akses jaringan radio. LTE merupakan Single Frequency Network (SFN) yang merupakan bagian dari standar 3GPP LTE (3rd Generation Partnership Project). LTE memungkinkan layanan komunikasi yang lebih fleksibel dan rendah biaya penyebaran bila dibandingkan teknologi seluler sebelumnya dengan cara meningkatkan Orthogonal frequency-division Multiple Access (OFDMA) dan memperbesar bandwidth LTE. Teknologi ini sendiri sudah banyak diterapkan oleh operator-operator selular yang saling bersaing dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan akses layanan data dengan bit rate yang tinggi[1]. Kepuasan pelanggan pada teknologi jaringan baru LTE dapat diukur dengan melihat kualitas jaringan yang ada dilapangan, sehingga penting untuk menjaga performansi jaringan tetap baik[12]. Salah satu faktor utama yang dapat menjadikan turunnya kualitas jaringan LTE adalah pada saat jaringan tersebut digunakan pada wilayah urban (padat penduduk) dan cuaca yang ekstrem. Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas area (Km2) pada suatu daerah. Kota Bandung memiliki Jumlah penduduk sebanyak 2.481.469 jiwa pada tahun 2015. Peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya cukup besar. Meskipun mengalami penurunan jumlah penduduk di tahun 2014, namun tercatat Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung mencapai

3,715%[17]. Kepadatan pengguna dalam suatu wilayah akan mempengaruhi kecepatan koneksi yang di terima masing-masing pengguna karena jumlah pengguna yang terkoneksi secara bersamaan, semakin banyak jumlah pengguna yang terkoneksi dalam sebuah jaringan maka kecepatan koneksi yang diterima masing-masing pengguna semakin menurun. Metode drive test dapat mengukur kualitas jaringan, sehingga dapat dilakukan perbaikan atau optimalisasi jaringan. Sebuah jaringan LTE sangat dipengaruhi oleh Performansinya, maka dari itu analisa performansi jaringan dilakukan untuk menghasilkan informasi, berupa hasil analisis jaringan LTE yang sesuai dengan standar KPI di Bandung. Untuk melihat kualitas jaringan LTE terdapat 3 parameter utama yang diamati berdasarkan sudut pandang user yang yaitu Reference Signal Receive Power (RSRP), Reference Receive Signal Quality (RSRQ), Signal Noise to Ratio (SNR) dan throughput. Parameter parameter ini dibutuhkan untuk proses optimasi jaringan yang nanti nya akan meningkatkan kualitas jaringan LTE [3]. Drive test adalah metode pengukuran pada sistem komunikasi bergerak yang bertujuan untuk mengumpulkan data hasil pengukuran kualitas sinyal suatu jaringan dari arah Node B ke UE, sehingga dapat diketahui bagaimana performansi dari jaringan tersebut. Drive test dilakukan di luar ruangan (outdoor) dan diterapkan pada saat berkendara (drive) mobil yang dikemudikan pada sepanjang area cakupan operator[2]. Nilai parameter dari hasil pengukuran menggunakan Drive Test dibandingkan dengan hasil perhitungan untuk mengetahui validitas data. Metode drive test yang digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan proses download file melalui Hyper Text Transfer Protocol (HTTP) dan melakukan pengukuran parameter RSRP, RSRQ, SNR dan throughput kemudian akan diketahui kualitas nya berdasarkan dengan standar KPI. Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan tentang analisis kualitas jaringan 4G LTE pada beberapa operator telekomunikasi di kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hasil pengukuran kualitas jaringan internet pada teknologi LTE berdasarkan parameter RSRP, RSRQ dan throughput. Hasil pengukuran ini dapat digunakan untuk optimasi jaringan dengan tepat. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang ada dalam tugas akhir ini yaitu Bagaimana analisis performansi jaringan long term evolution (LTE) di kota bandung menggunakan metode drive test? 1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Mengetahui nilai dan persentase yang dihasilkan dari simulasi drive test pada operator operator telekomunikasi berdasarkan parameter kualitas sinyal, level sinyal dan layanan data (throughput uplink dan downlink) pada jaringan LTE 4G di wilayah kota Bandung 2. Mengetahui perbandingan kualitas sinyal, level sinyal dan layanan data (throughput uplink dan downlink) yang dihasilkan pada simulasi drive test benchmark pada operator operator telekomunikasi. 1.4 Batasan Masalah Beberapa batasan masalah yang terdapat pada analisis teknologi 4G LTE ini adalah: 1. Teknologi yang di analisis adalah teknologi jaringan 4G (LTE) Telkomsel dan XL. 2. Parameter yang diteliti adalah Throughput, SNR, RSRP, dan RSRQ. 3. Menggunakan metode pengukuran drive test dengan menggunakan software Nemo Handy. 1.5 Manfaat Manfaat dari penelitian ini bersifat praktis dan akademis. Adapun manfaat yang ingin dicapai adalah : 1. Manfaat Akademis Mampu mengaplikasikan bidang pengetahuan Jaringan Telekomunikasi, Jaringan Pita Lebar dan Rekayasa Trafik yang sudah didapat pada perkuliahan. 2. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan perusahaan penyedia layanan telekomunikasi untuk mengetahui dan meningkatkan kualitas pelayanan jaringan 4G khusus nya di wilayah kota Bandung. 1.6 State of The Art Tabel 1.1 Referensi Judul Penelitian Peneliti Konsep Model Analisis optimasi akses Fauzi Hidayat, Penelitian ini menggunakan skenario radio frekuensi pada Hafidudin, physical tuning (pengaturan tinggi dan tilting jaringan Long Term AMd.,S.T.,M.T., antena), expand bandwidth dan

Evolution (LTE) di daerah Bandung. Analisa Unjuk Kerja Jaringan Operator 3G (WCDMA-UMTS) Menggunakan Metode Drivetest. Pengukuran SINR, RSRP, RSSI, dan RSRQ di jaringan LTE. Analisis Kualitas Jaringan Internet Berbasis High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) Pada Wilayah Urban Di Kota Malang Dengan Metode Drive Test Linda Meylani, S.T., M.T. Heri Kiswanto, Arifin Farhana Afroz, Ramprasad Subramanian, Roshanak Heidary, Kumbesan Sandrasegaran dan Solaiman Ahmed Dista Narulina Riyasa, Wahyu Adi Priyono, Gaguk Asmugi penggunakaan SFR sebagai skenario optimasi jaringan LTE studi kasus di daerah Bandung. Optimasi dilakukan dengan menganalisa permasalahan pada layer akses radio (Radio frekuency layer) dengan meninjau parameter RSRP, RSRQ, connected user dan mean throughput. pengukuran di area Surabaya Tengah, Timur, Utara, Selatan, dan Barat dengan metode normal(dapat menangkap sinyal GSM dan 3G/UMTS) dan metode lock(hanya menerima sinyal 3G/UMTS). Penelitian ini, menghasilkan beberapa pengukuran praktis yang dicatat dari jaringan LTE live Australia menggunakan Alat ukur komersial yaitu NEMO Handy adalah alat analisis untuk memverifikasi kemungkinan hubungan antara SINR, RSRP, RSSI dan RSRQ serta untuk mengevaluasi efek SNR pada throughput. Selain itu, kejadian hanover intraeutran terjadi selama masa uji di dalam area uji yang dipelajari. Hasil analisis didapatkan, jika semakin besar faktor utilisasi, maka semakin besar nilai delay end-to-end, hal tersebut ditunjukkan pada saat faktor utilisasi mengalami kenaikan sebesar 88,89 %, maka nilai delay end-to-end mengalami kenaikan sebesar 27,78 %. Semakin besar nilai pathloss, maka semakin besar nilai probabilitas packet loss yang menyebabkan menurunnya nilai throughput, hal tersebut ditunjukkan pada saat nilai pathloss mengalami kenaikan sebesar 9,07 %, maka nilai throughput mengalami penurunan sebesar 56 %

Berdasarkan pada tabel 1.1 diatas terdapat penelitian sejenis Analisis optimasi akses radio frekuensi pada jaringan Long Term Evolution (LTE) di daerah Bandung oleh Fauzi Hidayat, Hafidudin, AMd.,S.T.,M.T., Linda Meylani, S.T., M.T. Lalu pada penelitian selanjutnya yaitu Analisa Unjuk Kerja Jaringan Operator 3G (WCDMA-UMTS) Menggunakan Metode Drivetest oleh Heri Kiswanto, Arifin. Lalu pada penelitian selanjutnya yaitu Pengukuran SINR, RSRP, RSSI, dan RSRQ di jaringan LTE oleh Farhana Afroz, Ramprasad Subramanian, Roshanak Heidary, Kumbesan Sandrasegaran dan Solaiman Ahmed. Dan referensi penelitian selanjutnya yaitu Analisis Kualitas Jaringan Internet Berbasis High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) Pada Wilayah Urban Di Kota Malang Dengan Metode drive test oleh Dista Narulina Riyasa, Wahyu Adi Priyono, Gaguk Asmugi. Beberapa penelitian yang menyerupai analisis performansi jaringan Long Term Evolution (LTE) menggunakan metode drive test sudah pernah dilakukan sebelum nya namun pada penelitian ini parameter untuk performansi yang digunakan adalah parameter drivetest jaringan 4G LTE untuk wilayah kota Bandung. Penelitian ini akan membahas Simulasi Pengukuran dan perhitungan Reference Signal Receive Power (RSRP), Reference Signal Receive Quality (RSRQ) dan throughput dengan menggunakan metode drive test benchmark untuk membandingkan kualitas jaringan operator-operator di kota Bandung yang akan disimulasikan menggunakan software NEMO HANDY. Dengan demikian, analisis performansi jaringan Long Term Evolution (LTE) menggunakan metode drive test di wilayah kota Bandung belum pernah dilakukan sebelumnya. 1.7 Kerangka Berfikir Kerangka pemikira adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telah kepustakaan. Oleh karena itu kerangka pemikiran memenuhi teori atau konsep-konsep uang akan di jalankan dasar penelitian. Kerangka yang akan dijalankan sebuah pemikiran untuk proses penyusunan kajian dapat di lihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir 1.8 Sistematika Penulisan Pada proposal tugas akhir ini, tahapan penulisan terbagi menjadi tiga, yaitu: BAB 1 Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, manfaat, kerangka pemikiran, state of the art, dan sistematika penulisan. BAB 2 Tinjauan Pustaka Bab ini berisikan teori yang menjadi dasar penelitian yang dilakukan dengan melakukan studi pustaka. Bab ini membahas mengenai teori dasar dalam penelitian. BAB 3 Metodologi Penelitian Bab ini berisi tentang tahapan tahapan penelitian yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian ini BAB 4 Perancangan Dan Simulasi Bab ini berisi perancangan dan simulasi untuk mengukur parameter-parameter drive test pada jaringan LTE serta scenario yang akan dilakukan pada simulasi ini.

BAB 5 Analisis Hasil Simulasi Bab ini berisi tengtang pembahasan hasil simulasi berdasarkan scenario yang telah dibuat dan analisa parameter-parameter drive test yang didapatkan untuk dibandingkan dengan standarisasi KPI. BAB 6 Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh pada saat penulisan tugas akhir serta saransaran dari penyusun.