UJI INDIVIDU BATA RINGAN DENGAN FOAM AGENT BERDASARKAN VARIASI UKURAN PASIR

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN GLENIUM

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON NON AGREGAT KASAR SEMEN PCC DENGAN SIKAMENT LN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

STUDI EKSPERIMEN PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON NORMAL DAN BETON DENGAN TAMBAHAN ADDITON DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PCC

BAB I PENDAHULUAN. dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan

Beton Ringan ber-agregat Limbah botol plastik jenis PET (Poly Ethylene Terephthalate)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perancangan maupun inovasi material yang digunakan. konstruksi juga selalu dikembangkan. Beton ringan atau lightweight concrete

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan peralatan yang ada di laboratorim teknologi

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat mekanis beton busa. Penelitian dilakukan dengan mengontrol specific gravity

TINJAUAN FAKTOR AIR SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU. oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa batu kerikil dan agregat halus yang berupa pasir yang kemudian

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

TINJAUAN KEKUATAN BETON PADA USIA MUDA DENGAN PENAMBAHAN POLYPROPYLENE FIBRE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL PASIR LAUT DAN AIR LAUT.

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar,

BAB I PENDAHULUAN. beton (concrete). Beton merupakan bahan gabungan dari material-material

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

BAB V HASIL PEMBAHASAN

Berat Tertahan (gram)

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

ANALISA AGREGAT KASAR SEBAGAI VARIABEL BAHAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN METODE SNI DAN ACI (Studi Kasus Beton Mutu K-300)

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TARIK BELAH BETON YANG MENGGUNAKAN TERAK NIKEL SEBAGAI AGREGAT KASAR

STUDI PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND POZOLAN (PPC) UNTUK PERENCANAAN BETON STRUKTURAL DENGAN f c = 25 MPa

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dan benda uji balok beton dengan panjang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya

STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh pemakaian cacahan..., Johanes Chandra, FT UI, 2008

ANALISA AGREGAT KASAR SEBAGAI VARIABEL BAHAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN METODE SNI DAN ACI (Studi Kasus Beton Mutu K-275)

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR KUARSA SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

BAB IV METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN KUAT TEKAN MORTAR MENGGUNAKAN AIR SALURAN TARUM BARAT DAN AIR BERSIH

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang. perkuatan untuk elemen struktur beton bertulang bangunan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

KAJIAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON RINGAN MEMANFAATKAN SEKAM PADI DAN FLY ASH DENGAN KANDUNGAN SEMEN 350 kg/m 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

Pengaruh Pemanfaat Tailing Batu Apung... H. Surya Hadi 44

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat. Hal ini disebabkan karena beberapa keuntungan dari penggunaan

PENGARUH PENAMBAHAN GLENIUM ACE 8590 DAN FLY ASH TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR BATU APUNG

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN KAWAT BENDRAT, SILICA FUME, DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK PADA BETON MUTU TINGGI*

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN ADMIXTURE BETONMIX DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PPC TERHADAP KUAT TEKAN BETON

Transkripsi:

UJI INDIVIDU BATA RINGAN DENGAN FOAM AGENT BERDASARKAN VARIASI UKURAN PASIR Modestus 1), Erwin Sutandar 2), Eddy Samsurizal 2) modestusengineering@gmail.com ABSTRAK Dalam perkembangan teknologi telah memunculkan inovasi-inovasi guna menguranggi bobot dari bata/batako yang digunakan pada bangunan gedung. peneliti tergugah untuk mencoba menggunakan Foam agent untuk membuat bata ringan foam. Salah satu komposisi dalam pembuatan bata ringan foam adalah dengan komposisi variasi ukuran agregat pasir yang ideal akan menghasilkan bata yang sesuai dengan syarat SNI, ringan dan ekonomis. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengujian slump test, slump flow, tingkat keberhasilan, susut dan kembang, porositas, permeabilitas, ketahanan suara, hambatan panas (konduktivitas termal), berat volume/isi, kuat tekan kuat tarik belah dan modulus elastisitas. Untuk pengujian porositas dan permeabilitas menggunakan ukuran silinder 10 x 20 yang berjumlah 24 buah, sedangkan benda uji modulus elastisitas dan tarik belah menggunakan silinder 15 x 30 berjumlah 48 buah. benda uji untuk kuat tekan menggunakan persegi panjang 60 x 7,5 x 20 berjumlah 120 buah bata untuk masing - masing variasi. Penelitian ini menggunakan 5 variasi, V1 (mortar tanpa pemadatan), V2 (pasir kasar), V3 (pasir agak kasar), V4 (pasir agak halus) dan V5 (bata pasaran). Hasil pengujian slump test dan slump flow dihasilkan rata rata diatas 10. setelah pengecoran variasi (V3) dan (V4) tidak mengalami kembang maupun susut sedangkan variasi (V2) mengalami penyusutan. setelah umur 1 hari variasi (V3) dan (V4), menghasilkan rata-rata porositas antara 27,54 30,33 % untuk bata beton ringan foam dan 21,73 % untuk bata biasa (Mortar), permeabilitas rata - rata antara 1,61x10-5 -1,94x10-5, rata-rata ketahanan suara 32,25 db 47,21 db atau 34,94 % - 51,20%. rata-rata hantar hambatan panas (konduktivitas termal) antara 0,25 W/m.ºk 0,28 W/m.ºk sedangkan bata mortar 0,53 W/m.ºk. menghasilkan rata-rata berat volume/isi bata beton ringan foam antara 795-881 kg/cm 3, bata pasaran 519 kg/cm 3 sedangankan variasi (V1) merupakan bata biasa (mortar) menghasilkan berat rata rata 1.428 kg/cm 3 lebih berat dari bata beton ringan foam. Bata beton ringan memiliki kuat tekan rata-rata untuk umur 28 hari antara 0,41-1,32 Mpa, bata ringan dipasaran 1,18 Mpa sedangkan pada variasi 1 bata tanpa foam (mortar) menghasilkan kuat tekan rata rata 0,59 Mpa, adanya peningkatan terhadap kuat tarik belah dari bata biasa variasi 1 0,14 MPa, sedangkan bata ringan foam memiliki kuat Tarik belah 0,18 0,27 MPa naik sebesar 0,04 0,13 MPa. Maka komposisi campuran pada variasi (V4) bisa direkomendasikan untuk pembuatan bata ringan. Kata Kunci : Bata Ringan Foam, Mekanis, Komposisi Optimum. 1. PENDAHULUAN Dalam perkembangan teknologi telah memunculkan inovasi-inovasi guna menguranggi bobot dari bata/batako yang digunakan pada bangunan. Seperti dengan membuat gelembung-gelembung udara halus didalam pasta semen supaya setelah terjadi pengikatan terbentuk struktur selular yang menyerupai koral, sehingga bata tersebut menjadi ringan. Salah satu cara membuat bata ringan foam adalah dengan memanfaatkan zat kimia sebagai bahan untuk membuat gelembung-gelembung 1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT UNTAN 2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT UNTAN udara halus dalam pasta semen. Zat kimia yang digunakan yaitu Foam Agent. Salah satu jenis bata ringan yang beredar di pasaran adalah bata ringan Celullar Lightweight Concrete (CLC). Bata ringan CLC adalah beton selular (berpori) yang mengalami proses curing secara alamiah. Komposisi bata ringan CLC antara lain : pasir, semen, air, dan foaming agent (penghasil busa). Bata ringan ini didesain dengan ukuran lebih besar yakni 60 cm x 20 cm x 7,5 cm sehingga mempercepat dalam proses pembuatan dinding dalam suatu rekayasa konstruksi. Dalam prosesnya bata 1

ringan CLC menggunakan busa organik yang dihasilkan dari bahan tambahan Foam Agent. Busa ini berfungsi sebagai media pembungkus udara, sehingga menghasilkan pori dan membuat bata lebih ringan. Dimana penelitian ini mencoba mengaplikasikan bata ringan foam CLC, bata ringan foam CLC sama halnya dengan cara pembuatan beton konvensional, kekuatan akan bertambah seiring dengan waktu melalui kelembapan alamiah pada tekanan atmosfir saja. 2. METODE PENELITIAN Adapun bahan-bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Semen type II yaitu PCC (Portland Composite Cement) merk Holcim b. Pasir pasir sungai bewarna kuning kecoklatan c. Air PDAM dengan PH antara 7,8 d. Foam agent yang dipakai adalah merk dagang ADT e. Chemical admixture type F berupa sikamen LN dari perusahaan PT. SIKA N O Tabel 1. Komposisi Bahan Dasar Sampel BAHAN JUMLAH PER M 3 SATU AN V1 V2 V3 V4 1 Semen 300 300 300 300 Kg 2 Pasir 500 Kg 3 Foam Agent + air 0 0,8 0,8 0,8 Kg 5 Air (F.A.S 50%) dari 300 kg 150 Kg 6 Sikamen LN (0,4% dari 300 kg) 0 1,2 1,2 1,2 Kg Catatan : untuk V1 (mortar) tidak dilakukan pemadatan Pengadukan campuran dilakukan dengan menggunakan Mixer khusus untuk pembuatan bata beton ringan foam. Langkah langkah pada tahap pengadukan campuran : a. Masukkan air kedalam mixer bata ringan b. Masukkan semen kedalam mixer tunggu hingga air dan semen tercampur dengan merata kemudian masukkan zat aditif sikamen LN kedalam mixer c. Masukkan material pasir kedalam mixer biarkan mesin mengaduk hingga bahan material tercampur semua d. Masukkan foam agent dengan air kedalam tabung foam generator e. Masukkan foam (busa) hasil dari tabung foam generator kedalam adukan pada mixer sehingga kapasitas volume/ kubikasi yang diinginkan/ditinjau dari pemakaian foam dengan air sesuai variasi adukan. Lakukan pengadukkan selama ± 2 menit hingga merata. f. Masukkan campuran kedalam ember setelah itu dituangkan pada cetakan secara bertahap hingga rata penuh g. Ratakan permukaan campuran pada cetakan dengan sedok spesi h. Buka cetakan setelah 1 hari. 2

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Analisis Bahan Tabel 2. Analisis Bahan No Jenis Pasir 1 Pair Kasar 2 Pasir Agak Kasar 3 Pasir Agak Halus Kadar Lumpur Kadar Air Lapangan Jenis Gradasi 1,03 6,08 zona I - kasar Modulus 3.076 1,01 6,01 zona II - pasir agak kasar Modulus 2,678 0,99 5,76 zona III - pasir agak halus Modulus 2,280 Berat Jenis (kg/m 3 ) Absorpsi Berat Volume Rata-Rata (kg/m 3 ) 2.638,1 1,30% 1.565 2.642,1 1,14% 1.488 2.646,1 0,99% 1.412 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa agregat pasir dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan bata beton ringan foam karena sifat fisisnya telah memenuhi SNI 03 2834 2002 sebagai agregat halus. 3.2. Analisis Benda Uji Berikut adalah rekapitulasi pengujian yang telah dilakukan : 3

No Jenis Pengujian Waktu Pengujian Tabel 3 : Rekapitulasi Hasil Pengujian Benda Uji Variasi 1 (mortar tanpa pemadatan) Variasi 2 (pasir kasar) Variasi 3 (pasir agak kasar) Variasi 4 (pasir agak halus) Variasi 5 (bata pasaran) Hasil Uji Hasil Uji Hasil Uji Hasil Uji Hasil Uji 1 Tingkat keberhasilan 1 Hari 100% 0% 100% 100% - 2 Slump flow (cm) 0 Hari 32 72 38 70-3 Slump test (cm) 0 Hari 15 28 27,3 27,5-4 Susut Muai (cm) 28 Hari 0 Tidak Behasil 0 0-5 Berat Volume 28 Hari 1428-795 881 519 (kg/cm3) 6 Konduktivitas Termal 28 Hari 0,53-0,25 0,28 - W/m.ºk 7 Ketahanan Suara (db) 28 Hari 26,60-47,21 32,25-8 Porositas 28 Hari 21,73-30,33 27,54-9 Kuat Tekan (MPa) 28 Hari 0,59-0,41 1,32 1,18 10 Permeabilitas (cm/detik) 11 Kuat Tarik Belah (MPa) 12 Modulus Elastisitas (MPa) 28 Hari 1,93x10-5 - 1,94x10-5 1,61x10-5 - 28 Hari 0,14-0,18 0,27-28 Hari 1089,84-47,99 68,321 - Keterangan komposisi variasi per 1 M 3 : Variasi 1 (mortar) tanpa pemadatan Variasi 2 (Pasir Kasar) Variasi 3 (Pasir Agak Kasar) Variasi 4 (Pasir Agak Halus) Variasi 5 (Bata Pasaran) = Semen 300 Kg : Pasir 500 Kg : Air 150 Kg = Semen 300 Kg : Pasir 500 Kg : Foam 0,8 Kg : Air 150 Kg : Sikamen LN 1,2 Kg = Semen 300 Kg : Pasir 500 Kg : Foam 0,8 Kg : Air 150 Kg : Sikamen LN 1,2 Kg = Semen 300 Kg : Pasir 500 Kg : Foam 0,8 Kg : Air 150 Kg : Sikamen LN 1,2 Kg = Komposisi tidak diteliti 4

4. KESIMPULAN a. Variasi (V3) dan (V4) tidak mengalami kembang dan susut. variasi (V3) dan (V4) yang menghasilkan porositas rata-rata antara 27,54-30,33%, dengan demikian semakin banyak porositas dapat mengakibatkan bata tersebut semakin ringan yaitu variasi (V3) yang terbaik. b. Masing-masing variasi (V3) dan (V4) menghasilkan rata-rata permeabilitas antara 1,61x10-5 - 1,94x10-5. Dengan demikian untuk tinjuan dari permeabilitas rata-rata maka yang sangat baik untuk campuran bata beton ringan foam adalah variasi (V4) karena mempunyai permeabilitas yang kecil. c. Rata-rata ketahanan suara antara 32,25 db 47,21 db atau 34,94 % - 51,20%. Dimana semakin besar ketahanan suara dari bata beton ringan foam tersebut mengakibatkan bata tersebut semakin baik yaitu variasi (V3) karena mempunyai ketahanan suara yang terbesar sekitar 47,21 db atau 51,20%. d. Rata-rata hantar hambatan panas (konduktivitas termal) antara 0,25 W/m.ºk 0,28 W/m.ºk sedangkan bata mortar 0,53 W/m.ºk. Berdasarkan hasil pengujian ini semakin kecil hambatan konduktivitas termal dari bata beton ringan foam tersebut mengakibatkan bata tersebut semakin baik. Dengan demikian untuk tinjuan dari konduktivitas termal rata-rata maka yang sangat baik untuk campuran bata beton ringan foam adalah variasi (V3) karena mempunyai hambatan panas sekitar 0,25. e. Berat volume/isi bata beton ringan foam masuk pada kelas B adalah varasi (V4) sekitar 881 Kg/M 3. f. Kuat tekan rata-rata untuk umur 28 hari antara 0,41 MPa - 1,31 MPa, kalau ditinjau dari kekuatan pada umur 28 hari yang paling besar adalah variasi (V4), dengan persamaan hubungan antara kuat tekan dengan umur bata adalah y = 0,124 ln (x) + 0,828 dengan R 2 = 0,9669. g. Kuat tarik belah rata rata pada umur 28 hari antara 0,14 MPa 0,27 MPa. Adanya peningkatan terhadap kuat tarik belah dari bata biasa (mortar) variasi (V1) 0,14 MPa, sedangkan bata beton ringan foam memiliki kuat Tarik belah 0,18 MPa 0,27 MPa naik sebesar 0,04 MPa 0,13 MPa. h. Rata-rata Modulus elastisitas bata beton ringan foam antara 44,42 55,25. Hanya dari ke tiga variasi tersebut yang paling tinggi modulus elastisitasnya adalah varasi (V4). i. Ditinjau dari variasi yang didapatkan gradasi pasir yang baik dari 3 jenis gradasi dalam campuran bata beton ringan foam ditinjau dari kuat tekan, daya serap air, sifat fisik dan mekanik adalah variasi (V3) dan (V4) yaitu pasir agak kasar dan gradasi agak halus. 5

DAFTAR PUSTAKA ---------- 2002. Pedoman Pelaksanaan Pratikum Beton. Pontianak: Laboratorium Bahan dan Kontruksi Fakultas Teknik Sipil UNTAN Pontianak. American Society for Testing, Annual Book of ASTM Standards 1995: Vol.04.02. Concrete and Aggregates. Philadelphia: ASTM 1995. Deriana Ika Kumalasari Siregar. 2014. Studi Eksperimen Kuat Tekan Beton Non Agregat Kasar Semen PCC Dengan Sikament LN Dan Kuat Tarik Belah Beton Normal Dengan Semen Jenis Pcc Berdeda Merk, Pontianak: Universitas Tanjungpura. International Journal of Advanced Technology in Engineering and Science www.ijates.com Volume No.02, Issue No. 08, August 2014. International Journal of Materials Science and Engineering Vol. 2, No. 2 December 2014 International Journal of Advanced Research (2016), Volume 4, Issue 7, 1470-1475 PBBI 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia Randy Fasctha. 2013. Studi Bio admixture untuk bahan mortar mutu normal, Pontianak: Universitas Tanjungpura. SNI 03 1972 1990.Metode pengujian slump beton. Badan Standarisasi Nasional SNI 03-0349-1989.Bata beton untuk pasangan dinding. Badan Standarisasi SNI 03 2874 2002.Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Badan Standarisasi SNI 03 2834 2002 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Badan Standarisasi SNI 03 4807 1998 Metode pengujian untuk menentukan suhu beton segar semen portland. Badan Standarisasi SNI 15-0302-2004. Semen Portland Pozolan. Badan Standarisasi SNI 03-6827-2002.Metode pengujian waktu ikat awal semen Portland dengan menggunakan alat vicat untuk pekerjaan sipil. Badan Standarisasi SNI 03-2941-2002, Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton, 2002 SNI 03-4154-1996. Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Dengan Balok Uji Sederhana Yang Dibebani Terpusat Langsung. Badan Standarisasi SNI 15-0302-2004, Semen Portland Pozolan, 2004 Wagianto. 2014. Studi Eksperimen Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah Beton Normal Dengan Semen Jenis Pcc BerBeda Merk, Pontianak: Universitas Tanjungpura. 6