OLEH : RATNA PUSPITA WIDYANINGRUM

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENANGGULANGAN BANJIR KAWASAN PERUMAHAN GRAHA FAMILY DAN SEKITARNYA DI SURABAYA BARAT

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

TUGAS AKHIR. Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong sawo No. 8 Surabaya. Tjia An Bing NRP

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

TUGAS AKHIR DAMPAK SISTEM DRAINASE PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA NATURA TERHADAP SALURAN LONTAR, KECAMATAN SAMBIKEREP, SURABAYA

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN POMPA AIR JEMURSARI TERHADAP SISTEM DRAINASE WONOREJO

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014)

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN GRAND CITY BALIKPAPAN

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE HOTEL SWISSBEL BINTORO SURABAYA

Perencanaan Sistem Drainase Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran, Surabaya

BAB VI ANALISIS KAPASITAS DAN PERENCANAAN SALURAN

Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Survey lapangan yang dilakukan bertujuan untuk peninjauan dan

ANALISA HIDROLOGI dan REDESAIN SALURAN PEMBUANG CILUTUNG HULU KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah

Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para

BAB II STUDI PUSTAKA

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mungkin terdapat kehidupan. Air tidak hanya dibutuhkan untuk kehidupan

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL SURABAYA-MOJOKERTO SEKSI IA

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

ANALISIS CURAH HUJAN DI MOJOKERTO UNTUK PERENCANAAN SISTEM EKODRAINASE PADA SATU KOMPLEKS PERUMAHAN

Dosen Pembimbing : Dr. Techn. Umboro Lasminto, ST, MSc Yang Ratri Savitri, ST, MT. Agil Hijriansyah

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

BAB III METODE ANALISIS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya.

BAB VI ANALISIS DEBIT BANJIR RENCANA DAN DIMENSI SALURAN DRAINASE

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik

Perencanaan dan Studi Pengaruh Sistem Drainase Marvell City Terhadap Saluran Kalibokor di Kawasan Ngagel-Surabaya

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Berita Acara Tugas Akhir... Lembar Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT

ANALISA SISTEM DRAINASE SALURAN KUPANG JAYA AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN PUNCAK BUKIT GOLF DI KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI DAERAH SIMO GUNUNG, SIMO MULYO BARAT, SIMO MULYO, DARMO SATELIT, DAN DARMO INDAH YANG BERADA DI SURABAYA BARAT

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

KAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL

Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penanganan banjir pada sistem drainase perlu dilakukan dalam beberapa

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

Peta Sistem Drainase Saluran Rungkut Medokan

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL SURABAYA-MOJOKERTO SEKSI IA

ANALISIS EFEKTIFITAS KAPASITAS SALURAN DRAINASE DAN SODETAN DALAM MENGURANGI DEBIT BANJIR DI TUKAD TEBA HULU DAN TENGAH

Rt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penelitian tentang Analisis Kapasitas Drainase Dengan Metode Rasional di

EVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN MEDAN JOHOR ALFRENDI C B HST

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI POTENSI BANJIR PADA JARINGAN DRAINASE KAWASAN PERUMAHAN NASIONAL (PERUMNAS) LAMA JALAN RAJAWALI PALANGKA RAYA

Rencana Pengendalian Banjir di Saluran Sekunder Rungkut Barata dan Rungkut Menanggal Kota Surabaya

PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA. Oleh : USFI ULA KALWA NPM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

BAB III LANDASAN TEORI

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

KATA PENGANTAR Analisis Saluran Drainase Primer pada Sistem Pembuangan Sungai/Tukad Mati

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

BAB III METODE PENELITIAN

PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE LEVEL POOL ROUTING PADA WADUK KOTA LHOKSEUMAWE

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.

Kata kunci : banjir, kapasitas saluran, pola aliran, dimensi saluran

Oleh : Surendro NRP :

PENERAPAN KOLAM RETENSI DALAM PENGENDALIAN DEBIT BANJIR AKIBAT PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan

Pola Penanganan Drainase Kawasan Jalan Pura Demak Untuk Mengurangi Permasalahan Banjir di Kota Denpasar

BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut Triatmodjo (2008), Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya,

BAB IV PEMODELAN SISTEM POLDER PADA KAWASAN MUSEUM BANK INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM XP SWMM

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu tempat ke tempat lain. Pada kajian ini yang akan diangkat adalah

PENDAMPINGAN PERENCANAAN BANGUNANAN DRAINASE DI AREA PEMUKIMAN WARGA DESA TIRTOMOYO KABUPATEN MALANG

PERENCANAAN DRAINASE KOTA SEBA

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran drainase Antasari, Kecamatan. Sukarame, kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

BAB III LANDASAN TEORI

PENERAPAN SISTEM SEMI POLDER SEBAGAI UPAYA MANAJEMEN LIMPASAN PERMUKAAN DI KOTA BANDUNG

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

METODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3

ABSTRAK. Kata Kunci: debit banjir, pola aliran, saluran drainase sekunder, Mangupura. iii

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE STADION BATORO KATONG KABUPATEN PONOROGO

Gambar 2.1.Komponen Drainase Sistem Polder yang Ideal

Transkripsi:

OLEH : RATNA PUSPITA WIDYANINGRUM 3107 100 060

Pemukiman yang baik harus merancang sistem drainasenya sendiri dengan sebaik mungkin agar air limpasan yang dihasilkannya tidak membebani saluran kota dan saluran sekitarnya.

Perumahan Graha Family berusaha untuk melengkapi sistem drainasenya dengan sebaik mungkin. Selain menampung air dari wilayah perumahannya sendiri, sistem drainase perumahan ini menampung air limpasan dari Perumahan Bukit Darmo Kapasitas Kali Makmur sebagai outlet pembuangan terbatas Ada tiga buah danau Golf yang dimanfaatkan untuk tampungan air, namun banjir masih terjadi.

Bagaimana solusi penanggulangan banjir pada perumahan Graha Family agar banjir tidak lagi terjadi dan air limpasan yang dihasilkan oleh perumahan tersebut tidak membebani saluran Kali Kendal menuju outlet terakhir Kali Makmur?

Mendapatkan solusi penanggulangan banjir pada Kawasan Perumahan Graha Family agar tidak terjadi banjir di dalam perumahan dan air limpasan yang dihasilkan pun tidak memebani saluran Kali Kendal yang berada diluar perumahan.

Studi ini hanya meninjau masalah sistem drainase pada perumahan Graha Family yang menyebabkan banjir pada pemukimannya sendiri dan di sekitarnya. Skema sistem drainase mengikuti yang ada. Saluran kuarter dari rumah tangga tidak diperhitungkan, debit yang diperhitungkan hanya dari curah hujan. Daerah luas yang tergenang ditinjau pada elevasi 14. Daerah tangkapan hujan (catchment area) ditinjau hanya pada kawasan yang air limpasannya kemungkinan akan membebani saluran drainase perumahan. Desain dan analisa perhitungan hanya mengutamakan pada permasalahan aliran dalam sistem drainasenya, untuk analisa biaya tidak dibahas

Dapat diketahui penyebab banjir yang terjadi di kawasan Perumahan Graha Family dan sekitarnya saat ini. Sehingga dapat menemukan solusi terbaik yang dapat dilakukan guna mencegah agar banjir yang terjadi pada perumahan Graha Family teratasi dan banjir pada pemukiman sekitarnya dapat berkurang

Menghitung Debit air Limpasan yang diterima dan dihasilkan oleh Perumahan Graha Family Menghitung Kapasitas Kali Kendal sebagai saluran Primer menuju outlet pembuangan Kali Makmur Mengecek apakah kapasitas outlet pembuangan mampu menampung air limpasan Mengetahui pernyebab banjir yang terjadi Mencari solusi dari penanganan banjir mulai dari belebaran saluran jika memungkinkan,dan manajemen air yang harus di atur untuk memaksimalkan fungsi danau golf yang ada.

Kondisi saluran eksisting : terbuat dari beton pada saluran kuarter, tersier dan sekunder, penampang berupa lingkaran dan pada saluran primer yang menuju outlet berbentuk trapesium

SKEMA DRAINASE PERUMAHAN GRAHA FAMILY

KONDISI DANAU 1 KONDISI DANAU 2

KONDISI DANAU 3

KONDISI SALURAN PRIMER SP-4

Analisa Hujan Rata-rata Kawasan Stasiun hujan yang terdekat Satasiun Hujan Gunung Sari dan Stasiun Hujan Simo. Perhitungan metode tinggi hujan kawasan yang digunakan adalah metode Rata-rata Aljabar. Lokasi Stasiun Hujan Gunung Sari (A), Stasiun Hujan Simo (B)

Analisa periode ulang curah hujan Besarnya hujan rencana dipilih berdasarkan pada pertimbangan nilai urgensi dan nilai sosial ekonomi daerah yang diamankan. Pada studi ini, periode ulang curah hujan yang diambil adalah periode ulang 2 tahun. Analisa frekuensi ensi hujan Distribusi Normal ; Distribusi Gumbel. ; dan Distribusi Log-Normal Analisa Uji kecocokan (Chi Kuadrat) Uji Chi-Kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi yang telah dipilih dapat mewakili distribusi statistik sampel data yang telah dianalisis.

Analisa intensitas dan waktu hujan Mononobe menuliskan perumusan intensitas untuk hujan harian sebagai berikut : Analisa waktu konsentrasi t c = t o + t f... Perumusan yang umum digunakan untuk menghitung t o : Rumus Kerby (1959) : sedangkan, t f = L / v Analisa koefisien pengaliran C rata-rata =

Rumus Rasional : Q = 1/3.6 C I A (m³/detik) Analisa debit Hidrolika Q = va (2.18) Analisa kecepatan saluran Analisa kekasaran saluran (n d ) Dalam menentukan debit rencana dan debit hidrolika ini, dilakukan metode trial eror sampai kepada. h = 5 3

Routing dilakukan untuk mengetahui berapa besar debit yang masuk (Q inflow ) pada danau dan berapa debit yang dikeluarkan (Q outflow ) dari danau. Dengan melakukan routing, dapat diketahui hubungan tinggi muka air yang terjadi diambang dengan waktu. Routing pada kolam tampungan berupa danau ini menggunakan Modified Pul s Method, dimana analisa mulai dihitung saat h air = h ambang.

Danau 1 diketahui Menerima air dari Lahan Golf sekitar : A catc-total = 0,03754 km 2 L o = 312,5 m t o = 47,31 menit R 24 = 99,83 mm

Besar debit yang keluar (Q outflow ) dan kapasitas danau I terhadap tinggi air di atas ambang (H) Besar debit yang keluar (Q outflow ) dihitung dengan menggunakan rumus berikut : Q = 2/3. Cd. 2..

t Inflow I I. t S-(Q. t/2) S+(Q. t/2) H Q (jam) (m 3 /detik) (m 3 /detik) (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) (m 3 /detik) 0 0.000 0 0 0 0 0 0 0.1 0.697 0.348 125.4412 0.00 125.44 2.020 0.037 0.2 0.439 0.568 204.4642 112.15 316.62 2.050 0.093 0.3 0.335 0.387 139.3289 283.08 422.41 2.067 0.124 0.4 0.277 0.306 110.0872 377.67 487.76 2.077 0.144 0.5 0.238 0.257 92.68167 436.09 528.77 2.083 0.156 0.6 0.211 0.225 80.89059 472.77 553.66 2.087 0.163 0.7 0.190 0.201 72.27036 495.01 567.28 2.090 0.167 0.79 0.174 0.182 59.07632 513.21 572.28 2.090 0.168 0.8 0.161 0.176 6.327208 561.28 567.60 2.090 0.167 0.9 0.150 0.156 56.01752 507.48 563.50 2.089 0.166 1 0.141 0.146 52.38719 503.81 556.20 2.088 0.164 1.1 0.133 0.137 49.2941 497.29 546.58 2.086 0.161 1.2 0.126 0.130 46.62118 488.69 535.31 2.084 0.158 1.3 0.120 0.123 44.28387 478.61 522.89 2.083 0.154 1.4 0.115 0.117 42.21939 467.51 509.73 2.080 0.150 1.5 0.110 0.112 40.38006 455.74 496.12 2.078 0.146 1.6 0.105 0.108 38.72897 443.57 482.30 2.076 0.142

Q (m 3 /de etik) 0.800 0.700 0.600 0.500 0.400 0.300 0.200 0.100 0.000 Routing Danau 1 0 0.5 1 t 1.5 2 (jam) Inflow Outflow

Metode yang dipakai untuk backwater (air balik) adalah dengan metode direct step (tahapan langsung) dimana perhitungan dimulai dari hilir (muara). Untuk mengetahui tinggi air pada saluran outlet yang langsung berbatasan dengansaluran SP-4 Perumahan Graha Family, perlu dilakukan perhitungan debit yang diterima pada Kali Kendal sebagai saluran yang menuju outlet Kali Makmur.

Perumahan Graha Family II Perumahan Graha Family I P A Perumahan Dian Istana Saluran Kali Kendal Wilayah Pemukiman Karangan Jaya B JL. RAYA MENGANTI C WilayahPemukiman Wiyung 1 Wilayah Pemukiman Babatan Wilayah Pemukiman Wiyung 2 D Kali Makmur

Tinggi muka air di outlet : 6.416 m Tinggi muka air saluran (hilir) : 6.38 m h mula-mula = h outlet = 6.416 m Dimensi saluran : trapesium b =1.2 m, z = 0.46 Panjang saluran : 10 meter (Gorong-Gorong) Q saluran : 30.99 m 3 /s Koef. Manning : 0.03 (Beton) S saluran : 0,0006 Jadi, tinggi muka air h outlet > h hilir saluran, terjadi backwater

Dengan menggunakan interpolasi, dapat diketahui saat x = 10 m, h = 6.416 m h akibat backwater ini, selanjutnya digunakan untuk menganalisa backwater pada saluran B-A. Pada Saluran Kali Kendal Ruas B-A Tinggi muka air di outlet : 6.416 m Tinggi muka air saluran (hilir) : 4.98 m Panjang saluran : 670 meter Dimensi saluran : trapesium b =1.2 m, z = 0.46 Q saluran : 31.03 m 3 /s Koef. Manning : 0.03 (Beton) S saluran : 0,0018 Jadi, tinggi muka air h outlet > h hilir saluran, terjadi backwater h mula-mula = h outlet = 6.416 m

Panjang saluran 545 meter, dengan menggunakan interpolasi, diperoleh nilai h adalah 5.197 meter, h saluran eksisting dalam perumahan Graha Family hanya berukuran 2.8m.

Jaringan (Sistem) drainase pada perumahan ini mengikuti kemiringan lahan dan mengalir secara grafitasi menuju outlet. Posisi muka air saluran perumahan (SP-4) yang terjadi lebih rendah dari posisi muka air pada saluran pembuangan Kali Kendal. Saluran SP-4, berdasarkan perhitungan dan analisa backwater, diketahui tidak mampu untuk menampung luapan air yang terjadi. Saluran ini memiliki penampang trapesium yang berukuran b =1.2 meter dan z = 0.46 dan dengan panjang saluran 545 meter. Luapan yang terjadi akibat backwater yang sampai sejauh 545 meter adalah 5.197 meter. Padahal kedalaman saluran eksisting adalah 2.8 m. Untuk mengatasi hal ini, dilakukan pendimensian ulang penampang saluran, baik itu pada saluran SP-4 Perumahan Graha Family dan juga Saluran Kali Kendal itu sendiri. Saluran direncanakan akan dengan merubah penampang trapesium menjadi penampang persegi yang ekonomis dengan tetap mempertahankan h sal sebesar 2.8 meter.