BAB I PENDAHULUAN ` A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini merupakan rangkaian upaya sistematis dan terprogram dalam melakukan pembinaan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini ialah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhandan perkembangannya.pada usia 0 tahun 8 tahaun merupakan. mengoptimalkan lima aspek perkembangan.

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki karakteristik yang khas, baik dalam hal sikap, perhatian, minat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang aktif dan sangat imajinatif serta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang merupakan pondasi. atau dasar dari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan

BAB I PENDAHULUAN. anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. proses perubahan untuk membangunmanusia bermutu. Becker (Jasmansyah,

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya. Anak usia 0-6 tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terjadwal, dan dalam suatu interaksi edukatif di bawah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini sangat perlu, hal ini dikarenakan pada usia itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Taman Kanak kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam. proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN ` A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini merupakan rangkaian upaya sistematis dan terprogram dalam melakukan pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut, Suryadi (2010 : 12). Fadlillah dkk, (2014 :21) mengatakan bahwa, pada usia tersebut merupakan masa yang sangat cemerlang untuk dilakukan dan diberikan pendidikan. Banyak ahli menyebutnya masa tersebut sebagai golden age, yakin masa-masa keemasan yang dimiliki oleh seorang anak, atau masa dimana anak mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang. Menurut pendapat Suryadi (2010 : 12), potensi tersebut dapat dikembangkan oleh guru melalui pembelajaran, hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan anak usia dini diwujudkan sebagai salah satu pembelajaran awal yang bersifat tidak memaksa dan menyenangkan dan sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Berkaitan dengan potensi anak usia dini menurut Permendikbud tahun 2014 mengatakan bahwa ada 6 bidang pengembangan yang dapat dikembangkan oleh guru dalam rangka pembinaan potensi anak. Keenam bidang pengembangan tersebut adalah : 1) Nilai agama dan moral, 2) Fisik motorik, 3) Kognitif, 4) Bahasa, 5) Sosial emosional, dan 6) Seni. Semua bidang pengembangan tersebut harus dikembangkan secara optimal dan salah satunya adalah bidang pengembangan kognitif. Bidang perkembangan kognitif anak sering kali diartikan sebagai kecerdasan atau berpikir. Martini (2013) menyatakan bahwa, kognitif adalah proses yang terjadi secara internal pada waktu manusia didalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif berkembang secara bertahap dan sejalan dengan perkembangan fisik dan perkembangan syaraf- 92

syaraf yang berada dalam susunan syaraf pusat atau otak. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan masalah dapat di pergunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan dalam kecerdasan. Perkembangan kognitif pada dasarnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir anak, sehingga anak memiliki pondasi untuk mampu berpikir kritis, logis, dan matematis (Martini, 2013). Perkembangan kognitif penting bagi anak karena mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihat sehingga anak dapat memiliki pemahaman yang utuh dan mampu melakukan penalaran-penalaran baik yang terjadi melalui proses alamiah atau melalui ilmiah. Dalam mengembangkan perkembangan kognitif tersebut, salah satu kegiatan pembelajaran yang sesuai adalah dengan peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-20 pada anak kelompok B usia 5-6 tahun. Sehubungan dengan pentingnya perkembangan kognitif anak maka peneliti ingin meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-20 pada anak kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Tunggulsari Surakarta, untuk mencapai tujuan dan memenuhi pembelajaran lambang bilangan 1-20 yang optimal maka dibutuhkan adanya suatu cara untuk mendukung kegiatan dalam meningkatkan mengenal lambang bilangan 1-20. Untuk itu pembelajaran mengenal lambang bilangan 1-20 yang sesuai untuk anak adalah dimulai dengan hal-hal yang dekat dengan anak serta dilakukan dengan cara yang menyenangkan, yaitu belajar seraya bermain. Melalui pembelajaran mengenal lambang bilangan 1-20 yang menyenangkan anak dapat mengenal lambang bilangan 1-20 dengan benda-benda disekitar anak. Dengan demikian pembelajaran mengenal lambang bilangan 1-20 dapat lebih bermakna dan mengasah kemampuan kognitif anak dalam mengamati dan berpikir kritis. Hasil pra tindakan merupakan bukti awal adanya indikasi bahwa anak memiliki permasalahan kognitif. Pra tindakan tersebut disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak usia 5-6 tahun yang tertera pada Permendikbud No. 137 Tahun 2014 dan menurut Wiyani (2014) dalam bidang pengembangan kognitif. Salah satu tingkat pencapaian perkembangan yang harus dimiliki anak yaitu : 1) menyebutkan lambang bilangan 1 sampai 20, 2) menggunakan lambang bilangan

untuk menghitung 1 sampai 20, dan 3) mencocokkan blangan dengan lambang bilangan 1 sampai 20. Berdasarkan hasil pra tindakan yang dilaksanakan dengan menggunakan Lembar Kerja Anak (LKA) pada tanggal 24 dan 26 Juli 2017 di kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Tunggulsari Surakarta, diperoleh hasil dari 32 anak bahwa kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan 1-20 masih rendah yaitu ketika anak diminta menyebutkan lambang bilangan 1 sampai 20 hanya 25% atau 8 anak yang mampu menyebutkan dengan tepat, menggunakan lambang bilangan untuk menghitung 1 sampai 20 hanya 34,37% atau 11 anak, dan mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan 1 sampai 20 hanya 31,25% atau 10 anak yang dapat dilihat pada lampiram 4. Pada kenyataannya anak usia 5-6 tahun banyak yang masih kurang optimal dalam mengenal lambang bilangan 1-20. Salah satu penyebabnya adalah pembelajaran yang masih bersifat abstrak (hanya menyebutkan lambang bilangan menggunakan metode tanya jawab dan menggunakan tulisan lambang bilangan di papan tulis), sedangkan anak membutuhkan contoh nyata atau pembelajaran yang konkret (mengenal lambang bilangan 1-20 dengan menggunakan media gambar). Kurangnya pengenalan lambang bilangan 1-20 di TK juga karena adanya pengenalan lambang bilangan 1-20 yang dilakukan secara abstrak. Guru kurang memberikan contoh-contoh atau demonstrasi yang menarik pada anak. Sehingga penyampaian belum terserap dengan baik, Apabila masalah ini tidak segera mendapatkan solusi, maka sangat sulit untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Pembelajaran yang sering digunakan dalam mengajarkan anak adalah metode tanya jawab. Majid (2013) berpendapat bahwa, metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan anak. Djamarah dan Zain (2010) mengungkapakan bahwa metode tanya jawab cenderung membuat anak merasa takut, terlebih jika guru kurang mendorong anak untuk berani sehingga suasana yang terbentuk terkesan tegang dan kurang efektif, selain itu jumlah anak yang banyak tidak memungkinkan guru memberikan pertanyaan kepada masing-masing anak. Oleh karena itu metode

tanya jawab kurang efektif dalam pembelajaran, karena anak hanya mengetahui angka-angka dari ucapan gurunya. Hal ini terkait pada saat anak belum dapat menunjukkan angka-anagka berdasarkan lambang bilangannya. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah metode yang dapat mengenalkan lambang bilangan 1-20 pada anak secara nyata dan menarik yang dapat digunakan dalam mengenalkan lambang bilangan 1-20 pada anak secara nyata dan sistematik salah satunya adalah metode demonstrasi. Suprihatiningrum (2013) menyatakan bahwa, metode demonstrasi dilakukan dengan cara memperagakan kejadian, cara kerja alat, atau urutan kegiatan baik secara langsung atau dibantu dengan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Hal tersebut seusai dengan karakteristik anak TK yang masih berpikir secara abstrak. Dengan menggunakan metode demonstrasi dengan media gambar dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal lambang bilangan 1-20 pada anak dapat semakin menarik, sehingga mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal. Alasan dipilihnya metode demonstrasi dengan media gambar sebagai metode pembelajaran, karena dalam mengajarkan suatu materi pelajaran seringkali tidak cukup jika guru hanya menjelaskan secara lisan, terutama untuk mengajarkan kepada anak dapat lebih mudah jika anak mempelajarinya dengan meniru apa yang dilakukan oleh guru sehingga anak dapat minat dalam pembelajaran berhitung (Nonik 2013). Kelebihan dari penggunaan media gambar untuk memperjelas pembelajaran mengenal lambang bilangan 1-20 pada anak menurut Wiyani (2014) ialah anak lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran mengenal lambang bilangan 1-20, karena selama ini anak merasa kurang semangat untuk menerima pembelajaran pengenalan lambang bilangan 1-20 yang di berikan guru di kelas.

Berdasarkan uraian, pertimbangan dan permasalahan yang terjadi pada anak kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Tunggulsari Surakarta, peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan 1-20 melalui Metode Demonstrasi dengan Media Gambar Pada Anak Kelompok B Aisyiyah Bustanul Tunggulsari Surakarta Tahun Ajaran 2017/2018. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam peneliti ini adalah Apakah penggunaan metode demonstrasi dengan media gambar dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-20 pada anak kelompok B di TK Aisyiyah Bustanul Tunggulsari Surakarta tahun ajaran 2017/2018? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas adapun tujuan yang diharapkan dari peneliti adalah sebagai berikut : untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-20 melalui metode demonstrasi dengan media gambar pada anak kelompok B Aisyiyah Bustanul Tunggulsari Surakarta tahun ajaran 2017/2018. D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi sebagai peningkatan kualitas pembelajaran dalam kemampuan mengenal lambang bilangan 1-20 melalui metode demonstrasi dengan media gambar pada anak kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Tunggulsari Surakarta tahun ajaran 2017/2018.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Anak 1) Meningkatnya kemampuan mengenal lambang bilangan 1-20 melalui metode demonstrasi dengan media gambar pada anak kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Tunggulsari Surakarta. 2) Mampu mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran mengenal lambang bilangan 1-20 yang dapat dilakukan pada tahap selanjutnya. 3) Pembelajaran mengenal lambang bilangan 1-20 yang dilakukan lebih menyenangkan dan bermakna bagi anak dengan menggunakan metode demonstrasi dengan media gambar. b. Bagi Guru 1) Guru dapat meningkatkan kemampuan keprofesionalannya dalam upaya penyelesaian masalah kemampuan mengenal lambang bilangan 1-20 pada anak dengan menerapkan pembelajaran yang lebih inovatif, misalnya dengan penggunaan metode demonstrasi dengan media gambar. 2) Adanya metode demonstrasi dengan media gambar dapat memberi kemudahan untuk guru dalam menyampaikan materi pembelajaran mengenal lambang bilangan 1-20. c. Bagi Sekolah 1) Memberikan informasi yang positif bagi sekolah tentang mengenal lambang bilangan 1-20, khususnya dalam penerapan berhitung. 2) Meningkatnya efektivitas kegiatan pembelajaran mengenal lambang bilangan 1-20 dengan digunakannya metode demonstrasi dengan media gambar. 3) Dengan meningkatnya kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan 1-20, dapat meningkat pula pada kredibilitas sekolah.