PEMIJATAN BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI DESA LARANGAN TOKOL KECAMATAN TLANAKAN KABUPATEN PAMEKASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI MELALUI PEMIJATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

FREKUENSI KUNJUNGAN SOLUS PER AQUA (SPA) BAYI KAITANNYA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

PENGARUH FREKUENSI PIJAT BAYI TERHADAP PERTUMBUHAN (BERAT BADAN) BAYI USIA 1-3 BULAN DI DESA KARANGSARI DAN PURBADANA

1

PERBEDAAN FREKUENSI MENYUSU ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PIJAT BAYI

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI USIA 1-6 BULAN DI POSYANDU DESA PESANTUNAN KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOMANAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

Noviyanti 1, Sastri Nufaisa 2 ABSTRAK. Kata Kunci : Efektifitas, Pijat Bayi Kepustakaan : 20 ( )

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PECTORALIS MAYOR DAN BICEPS PADA USIA REMAJA DAN DEWASA GDE RABI RAHINA SOETHAMA

PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KARYA TULIS ILMIAH

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap,

ABSTRAK PERBANDINGAN PERTUMBUHAN BAYI YANG DIBERI ASI DENGAN NON ASI DI POSYANDU KELURAHAN SUKAWARNA KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN FREKUENSI BABY SPA DENGAN PERTUMBUHAN FISIK BAYI USIA 6-12 BULAN

PENGARUH TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pencapaiannya dalam MDGs (Millenium Development Goals) yang sekarang

PEMBERIAN TABLET FE DAN ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP STATUS ANEMIA PADA MURID SDN 20 RUMBIA KABUPATEN MAROS

BAB I PENDAHULUAN. (Departemen Kesehatan, 2009). Di Indonesia tahun 2012 tercatat jumlah bayi

Objective: The aim of this research to analyze the effectiveness of massage on sleep quality infant aged 5-7 months.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM MELAKUKAN SADARI PADA IBU

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

Efektivitas Massage Baby Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-4 Bulan Di BPS BUNDA Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi Tahun 2014


Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh:

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

RUTINITAS PIJAT BAYI DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 3-12 BULAN

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATKAN BERAT BADAN PADA BALITA GIZI KURANG USIA BULAN DI PUSKESMAS IMOGIRI II KABUPATEN BANTUL

STUDI PENGARUH KONSUMSI SUSU KEDELAI TERHADAP KADAR KALSIUM DALAM ASI (AIR SUSU IBU)

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

HUBUNGAN FREKUENSI BABY SPA DENGAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 7-12 BULAN DI KLINIK BABY SPA ANANDA AMBARAWA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

PENGARUH KONSUMSI TELUR AYAM RAS REBUS TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PROSES INVOLUSI UTERUS THE EFFECT OF OXYTOCIN MASSAGE TO INVOLUTION UTERINE PROCESS

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP BERAT BADAN NEONATUS DINI DI RUMAH BERSALIN SEHAT NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2008

PERBEDAAN PEMBERIAN KABOHIDRAT DAN PROTEIN TELUR TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA ANAK BALITA GIZI BURUK

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

ABSTRAK PENGARUH MADU TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

PERAN LATIHAN FISIK TERHADAP NAFSU MAKAN PADA INDIVIDU OVERWEIGHT ATAU OBESITAS YANG MENDAPATKAN KONSELING GIZI TENTANG LOW CALORIE DIET

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : DEVI RISMUNDARI

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

Laila Rahmi Stikes Syedza Saintika Padang ABSTRAK

GAMBARAN POLA PERILAKU IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI KE DUKUN BAYI DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN

PENGARUH BODY MASSAGE TERHADAP TINGKAT DEPRESI IBU NIFAS DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI SIYAMTININGSIH KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI BPS SARASWATI SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN Miah Adroeni 2, Asri Hidayat 3

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI

HUBUNGAN PIJAT BAYI DENGAN PERKEMBANGAN BAYI UMUR 3-6 BULAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA GEBANG KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK ARTIKEL.

ABSTRAK HUBUNGAN ASUPAN KALORI 24 JAM DENGAN KADAR LEMAK ASI PADA IBU MENYUSUI


Idea Nursing Journal Vol. IV No ISSN :

PENGARUH PIJAT BAYI DENGAN TERAPI BUNGA LAVENDER TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR NEONATUS DI POSYANDU MELATI MOJOROTO KEDIRI.

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

PERBEDAAN ASUPAN GIZI DAN POLA MAKAN ANAK BALITA GIZI KURANG SEBELUM DAN SESUDAH PENDIDIKAN GIZI TESIS

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. maka dampaknya adalah lost generation. Fisioterapi sangat besar perannya dalam

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

HUBUNGAN TOILET LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK USIA BULAN DALAM MENGONTROL ELIMINASI DI POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

STUDI BERAT BADAN ANAK BALITA SETELAH DILAKUKAN PIJAT TUINA DI POSYANDU DUSUN KEDUNG KLINTER DESA CANGGU KECAMATAN JETIS KABUPATEN MOJOKERTO

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jl. Sutorejo no 59,Surabaya, 60113,Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

PERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG

Pengaruh Penyuluhan Teknik Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Pijat Bayi Pada Ibu Di Kelurahan Tanjung Karang Tahun 2015

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. keemasan, yang memiliki masa tumbuh kembangnya berbagai organ tubuh. Bila

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP LAMA TIDUR BAYI DI DESA DUWET KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban)

Abstract. : Time Provision of MP-ASI, energy intake, nutritional status.

PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI DAN STATUS GIZI ANTARA BAYI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN NON ASI EKSKLUSIF

Pengaruh Pemberian Pijat Bayi Terpenuhi Kebutuhan Bayi (6-12 Bulan) di Kelurahan Posyandu Mangundikaran Kabupaten Nganjuk

PERUBAHAN KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PASEIN DM TIPE 2 SETELAH PEMBERIAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DI PUSKESMAS MELATI KABUPATEN KAPUAS

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh FENNY NIM

BAB I PENDAHULUAN. kandungan dengan memberi nutrisi yang memadai pada ibu hamil. Pemberian nutrisi

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASUPAN PRODUK PANGAN ASAL HEWAN PADA BAYI

Transkripsi:

PEMIJATAN BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI DESA LARANGAN TOKOL KECAMATAN TLANAKAN KABUPATEN PAMEKASAN Faridah, *) Diah Jerita E. S. *) *) Dosen Prodi S1 Keperawatan STIKES Insan Unggul Surabaya ABSTRACT Background; Growth development of baby s in 4 6 months age is a rapid growth, so if the baby s weight cannot be increased according to its age, is risked of an interruption growth. Stimulation or massage can improve metabolisme of organ and cell, so that improve formation for new cells. The purpose of study was to determine the massage for baby s in the increase weight. Metode; The design of this studies uses a quasi-experimental with approach non-equevalen control group. Population in this study is baby s in 4 6 months age who lived in Larangan Tokol village at May June 2012 counted 57 baby s. Samples taken were 20 baby s who met the inclusion criteria and divided into 10 baby s treated group and 10 baby s control group. Data were analyzed with statistical Paired T-Test and Independent T-Test, with a significance level of p 0.05. Result; Obtained mean of baby's weight in the treated group before and after the intervention is 7750 grams and 8250 grams, in the control group is 6760 grams and 7190 grams. From statistical Paired T-Test on treatment group, the correlation is very strong than in the control group, and the probability of the two groups is p=0.001. Independent T-Test on the control and treatment groups after the intervention are differences in average weight with a value of p=0.001. Conclusion; revealed to showed that the effect of massage the stimulate of nerves vagus that add to this peristaltic so that rapid hungry and the growth to food intake the increase of bodyweight. The reccommendated is to mothers, always to give the massage to her baby, because is more important to the increase of bodyweight according to their age. Keywords : Infant Massage, Body Weight Increase PENDAHULUAN Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan sosial secara utuh, serasi, selaras dan seimbang. Pada bayi usia 4 6 bulan mengalami masa pertumbuhan yang sangat cepat, sehingga perlu menjaga berat badan bayi sesuai umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, Journal Infokes STIKES Insan Unggul Surabaya 43

lemak, cairan tubuh dan lain-lain. Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan pertumbuhan bayi (Soetjiningsih, 1998). Pada tahun 2007 prevalensi anak balita yang mengalami gizi kurang dan buruk masing - masing 18,4% dan 36,8% sehingga Indonesia termasuk di antara 36 negara di dunia yang memberi 90% kontribusi masalah gizi. Walaupun pada tahun 2010 prevalensi gizi kurang dan buruk menurun menjadi masing - masing 17,9% dan 35,6%, tetapi masih terjadi disparitas antar provinsi yang perlu mendapat penanganan masalah yang sifatnya spesifik di wilayah rawan, di provinsi Jawa Timur menemukan bayi dengan gizi buruk sebanyak 13,3%, sehingga perlu dilakukan penanggulangan yang spesifik (Kemenkes, 2010). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan di dapat data awal yaitu bayi yang lahir pada tahun 2012 di Desa Larangan Tokol sejumlah 102. Pada bulan Februari dilakukan penimbangan berat badan terhadap 10 bayi di Desa Larangan Tokol dan membandingkan dengan berat badan sebelumnya yaitu pada usia bayi 1, 2, dan 3 bulan, didapatkan 70% yang pada KMS-nya menunjukkan arah panah ke atas dalam indek > 80% ( ) pertumbuhan anak baik, 20% arah panah datar dalam rentang indek 60 70% ( ) pertumbuhan kurang baik, memerlukan perhatian khusus, dan 10% Arah panah ke bawah dalam indek 60% ( ), memerlukan tindakan segera. Pada bayi usia 4 6 bulan mengalami peningkatan berat badan yang cepat, yaitu sekitar 2 kali dari berat badan lahir pada usia 5 bulan dan 3 kali pada akhir tahun pertama, sehingga sangat perlu untuk menjaga berat badan bayi sesuai usia (Cunningham, 1995). Peningkatan berat badan pada bayi tersebut, 41,9 47,7% dipengaruhi oleh konsumsi makanan (Harahap, 2001). Konsumsi makanan ini dapat ditingkatkan dengan meningkatkan nafsu makan dengan cara melakukan pemijatan secara rutin pada bayi. Pemijatan pada bayi akan merangsang nervus vagus, dimana saraf ini akan meningkatkan peristaltik usus sehingga pengosongan lambung meningkat dengan demikian akan merangsang nafsu makan bayi untuk makan lebih lahap dalam jumlah yang cukup. Selain itu nervus vagus juga memacu produksi enzim pencernaan sehingga penyerapan makanan maksimal. Disisi lain dengan pijat juga melancarkan peredaran darah dan meningkatkan metabolisme sel, dari rangkaian tersebut berat badan bayi akan meningkat (Guyton, 1997). Bila berat badan tidak naik akan berdampak pada tumbuh kembang anak dan menurunnya daya tahan tubuhnya sehingga mudah terkena penyakit infeksi (Harahap, 2001). METODE Desain penelitian menggunakan quasi-eksperimen dengan pendekatan non-equevalen control group. Populasi bayi usia 4 6 Journal Infokes STIKES Insan Unggul Surabaya 44

bulan yang tinggal di Desa Larangan Tokol pada bulan Mei Juni 2012 sebanyak 57 bayi. Sampel diambil 20 bayi yang memenuhi kriteria inklusi dan di bagi atas 10 bayi kelompok perlakuan dan 10 bayi kelompok kontrol. Data dianalisis dengan uji statistik Paired T-Test dan Independent T-Test, dengan tingkat kemaknaan adalah p 0,05 HASIL PENELITIAN 1. Tabel Berat Badan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Intervensi Distribusi Data Berat Badan Bayi Sebelum dan Sesudah Dilakukan Intervensi Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Di Desa Larangan Tokol, Pada Bulan Mei Juni 2012 Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 rata - Rata Berat Badan PERLAKUAN SEBE SESU LUM DAH 8100 8400 8200 8500 8000 8500 7800 8300 7500 8100 7300 8000 7700 8200 7400 8000 7900 8400 7600 8100 750 8250 KONTROL SEBE SESU LUM DAH 6500 6900 6300 6600 6700 7100 7300 7800 7000 7500 7100 7700 6900 7300 6400 6800 6800 7200 6600 7000 6760 7190 Dari hasil kedua distribusi data di atas yaitu pada Tabel 1.3 dan Gambar 1.1, didapatkan bahwa pada kelompok perlakuan saat sebelum intervensi rata - rata berat badan responden 7750 gram dan sesudah intervensi rata - rata berat badan responden 8250 gram, sedangkan pada kelompok kontrol saat sebelum intervensi rata - rata berat badan responden 6760 gram dan sesudah intevensi rata - rata berat badan responden 7190 gram. 2. Analisis Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Analisis Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Di Desa Larangan Tokol, Pada Bulan Mei Juni 2012 KEL VARIABEL Perlakuan Kontrol Post-test Perlakuan dan Kontrol UJI STATISTIK Paired T-Test Independent T-Test RATA - RATA 500 430 P. CORE LASI PROBAB ILITAS 0,001 0,001 0,001 0,001 p = 0,001 Dari tabel di atas, didapatkan hasil uji statistik Paired T-Test pada kelompok perlakuan korelasi antara sebelum dan sesudah dilakukan intervensi menghasilkan probabilitas 0,001 dengan rata-rata peningkatan berat badan 500 gram yang berarti bahwa antara berat badan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi kuat, maka pemijatan pada bayi tersebut efektif dalam meningkatkan berat badan secara nyata dengan nilai p=0,001. Sedangkan pada kelompok kontrol, korelasi antara sebelum Journal Infokes STIKES Insan Unggul Surabaya 45

dan sesudah dilakukan intervensi menghasilkan probabilitas 0,001 dengan rata - rata peningkatan berat badan 430 gram, hal ini menunjukkan bahwa antara berat badan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi tidak kuat dan meskipun tidak diberikan pemijatan secara nyata berat badan naik dengan nilai p=0,001. Dari hasil uji statistik Independent T-Test, didapatkan hasil pada kedua kelompok post-test antara berat badan kelompok perlakuan atau bayi yang mendapatkan pemijatan dengan kelompok kontrol atau bayi yang tidak mendapatkan pemijatan ada perbedaan rata - rata berat badan dengan nilai probabilitas 0,001. PEMBAHASAN HASIL 1. Berat Badan Bayi Sebelum Pemijatan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil rata-rata berat badan bayi pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum dilakukan intervensi yaitu pada kelompok kontrol rata - rata berat badannya 6760 gram, sedangkan pada kelompok perlakuan rata-rata berat badannya 7750 gram. Roesli (2001) menyebutkan bahwa pemijatan bayi dapat dimulai segera setelah lahir, meskipun bayi lahir dengan keadaan prematur. Menurut Hog dan Blau (2002) saat yang optimal untuk memijat bayi adalah umur 3 bulan, dimana waktu yang ibu miliki adalah saat yang tepat untuk melakukan pemijatan dengan cara menyediakan waktu khusus agar tidak terganggu oleh kesibukan lain kurang lebih selama 15 30 menit. Pemijatan lebih baik dilakukan pagi hari saat bayi siap memulai hari dan pada waktu malam untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak (Damos674, 2009). Hog dan Blau (2002) bahwa manfaat pijat antara lain: Peningkatan pertumbuhan, peningkatan daya tahan tubuh, membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak, mengurangi stress dan keadaan tersinggung, kebugaran otot, mempercepat perkembangan otak dan sistem saraf. Roesli (2000) menambahkan manfaat pijat yaitu: Meningkatkan produksi air susu ibu, meningkatkan berat badan, dan membuat bayi tidur lebih lelap sehingga saat bangun konsentrasi bayi meningkat. Hasil penelitian yang dilakukan Chynthia Mersmann (2004) yang juga menambahkan dari manfaat pijat bayi yaitu bahwa ibu yang memijat bayinya akan memproduksi ASI perah lebih banyak dari pada kelompok kontrol. Ketika payudara yang satu disusukan maka air susu dari payudara sebelahnya yang tidak disusukan akan menetes lebih deras. 2. Berat Badan Bayi Sesudah Pemijatan Perolehan hasil penelitian didapatkan hasil rata - rata berat badan bayi pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sesudah Journal Infokes STIKES Insan Unggul Surabaya 46

dilakukan intervensi yaitu pada kelompok kontrol rata - rata berat badannya 7190 gram dengan kenaikan rata-rata berat badan 430 gram, sedangkan pada kelompok perlakuan ratarata berat badannya 8250 gram dengan kenaikan rata-rata berat badan 500 gram. Ebrahim (1994) Menyatakan mencatat secara teratur berat badan bayi pada waktu tertentu untuk memastikan bahwa pertumbuhan berlangsung normal itu penting. Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran antropometrik, yaitu : berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan yang tergantung dengan umur dan tergantung dengan tinggi badan kemudian hasil pengukuran tersebut dibandingkan satuan baku tertentu seperti Harvart, NCHS dan baku nasional. Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lainlain, sehingga dipakai untuk indikator yang baik mengetahui keadaan gizi dan pertumbuhan (Soetjiningsih, 1998). Penambahan berat badan merupakan proses yang teratur, dimana pertumbuhanya pada Triwulan II (500-600 gram/bulan), Triwulan III (350 450 gram/bulan), Triwulan IV (250 350 gram/bulan) (Rubiati, 2004). Sehingga Cunningham (1995) menyebutkan bahwa berat badan meningkat khas dan tetap dengan kecepatan sekitar 25 gram sehari selama beberapa bulan pertama, berlipat 2 kali berat badan lahir pada umur 5 bulan dan berlipat 3 kali pada akhir tahun pertama. Hal tersebut diperkuat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. T. Field & Scafidi (1986 & 1990) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (berat badan 1.280 gram dan 1.176 gram), yang dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan 20% 47% per hari dibanding yang tidak dipijat. Sedangkan pada bayi cukup bulan yang berusia 1 3 bulan yang dipijat 15 menit, dua kali seminggu selama 6 minggu mengalami kenaikan berat badan yang lebih tinggi dari kelompok kontrol. 3. Analisis Pengaruh Pemijatan Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Larangan Tokol Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan, didapatkan rata-rata peningkatan berat badan pada kelompok perlakuan 500 gram dan pada kelompok kontrol 430 gram. Dengan uji Paired T-Test didapatkan bahwa kelompok perlakuan korelasinya sangat kuat dari pada kelompok kontrol dengan nilai probabilitas kedua kelompok p=0,001, keadaan ini menunjukkan bahwa masukan nutrisi pada kelompok perlakuan lebih baik dari pada kelompok kontrol. Hasil tersebut diperkuat dengan hasil Journal Infokes STIKES Insan Unggul Surabaya 47

uji Independent T-Test yang didapatkan bahwa ada perbedaan rata - rata berat badan antara bayi yang mendapatkan pemijatan dengan bayi yang tidak mendapatkan pemijatan dengan nilai p=0,001. Menurut Guyton (1997) Pemijatan pada bayi akan merangsang nervus vagus, dimana saraf ini akan meningkatkan peristaltik usus untuk mengosongkan lambung, dengan begitu bayi cepat lapar sehingga masukan makanan akan meningkat. Syaraf ini juga merangsang peningkatan produksi enzim pencernaan, sehingga penyerapan nutrisi meningkat. Nutrisi yang diserap akan ikut dalam peredaran darah yang juga meningkat oleh potensial aksi saraf simpatis. Selain itu peningkatan distribusi mikro dan makro nutrien akan membantu peningkatan metabolisme organ dan sel sehingga ada penyimpanan bawah kulit dan pembentukan sel baru. Keadaan ini yang dapat meningkatkan berat badan bayi. Adanya kenaikan berat badan menunjukkan bahwa adanya kesinambungan antara masukan nutrisi bayi dengan pengeluaran energi karena berat badan dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti masukan makanan (Ganong, 1999). Selain itu pemijatan dapat merangsang peningkatan masukan makanan yang dapat meningkatkan berat badan bayi. Dari uraian diatas menunjukkan bahwa pemijatan berpengaruh terhadap paningkatan berat badan, meskipun peningkatan berat badan pada kedua kelompok tersebut masih ada yang dibawah standar yaitu menurut Rubiati (2004) 500-600 gram/bulan, sehingga pemijatan yang dilakukan tidak maksimal oleh peneliti atau faktor genetik responden yang lebih menonjol seperti yang disebutkan Ganong (1999) bahwa berat badan ditentukan oleh keseimbangan antara masukan kalori dan pelepasan energi dan berat badan ini sangat dipengaruhi oleh genetik, sedang faktor lingkungan hanya berperan kurang dari 30%. Tetapi bila dilihat pada berat badan awal, pada kelompok perlakuan rata - ratanya lebih baik dari pada kelompok kontrol dan berat badan setelah empat minggu menunjukkan bahwa berat badan bayi meningkat dengan rata-rata kelompok perlakuan tetap baik dari pada kelompok kontrol menunjukkan hasilnya bias dan tidak maksimal karena rata - rata berat badan awal bayi sudah berbeda. KESIMPULAN 1. Rerata berat badan bayi pada kelompok kontrol dan perlakuan sebelum dilakukan intervensi yaitu 6760 gram dan 7750 gram. 2. Rerata berat badan bayi pada kelompok kontrol dan perlakuan sesudah dilakukan intervensi yaitu 7190 gram dan Journal Infokes STIKES Insan Unggul Surabaya 48

8250 gram, dengan kenaikan rerata 430 gram dan 500 gram. 3. Pada uji Paired T-Test didapatkan bahwa kelompok perlakuan korelasinya sangat kuat dari pada kelompok kontrol dengan nilai probabilitas kedua kelompok p=0,001, keadaan ini menunjukkan bahwa masukan nutrisi pada kelompok perlakuan lebih baik dari pada kelompok kontrol. Hasil tersebut diperkuat dengan hasil uji Independent T-Test yang didapatkan bahwa ada perbedaan rerata berat badan antara bayi yang mendapatkan pemijatan dengan bayi yang tidak mendapatkan pemijatan dengan nilai p=0,001. DAFTAR PUSTAKA Cunningham, R.G. 1995. Obstetri Williams. Alih Bahasa Joko. EGC. Jakarta. 278. Damos674. 2009. Cara Melakukan Pijat Bayi. http://zonanugera.wordpres s. com/2009/11/04/caramelakukan-pijatan-padabayi/. Diakses tanggal 30 Maret 2012. Jam 12.00 WIB. Ebrahim, G. 1994. Perawatan Anak. Alih Bahasa Andri. Yayasan Essentia Medika. Yogyakarta. Ganong, William F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. EGC. Jakarta. 228-234. Guyton, A. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. EGC. Jakarta. Harahap, N. et al. 2001. Pengaruh Pemberian Konseling Gizi dan Kesehatan Pada Ibu atau Pengasuh Terhadap Pertambahan Berat Badan dan Perkembangan Motorik Anak Kurang Gizi Penderita ISPA : Journal Of The Indosian Nutrition Association. 25. 11-19. Hogg and Blau. 2002. Secret Of The Baby Wispherer :Cara Efektif Menenangkan dan Berkomunikasi dengan Bayi Anda Dari Perawatan Bayi Sampai Perawatan Ibu Paska Melahirkan. edia Pustaka Utama. Jakarta. Rubiati, A. 2004. Bayi Kurus Berarti Kurang Gizi.http//www.balitaanda.com/ bobogadingserpong.html.di akses tanggal 28 September. Jam 10.00 WIB. Roesli, U. 2000. Pijat Bayi: Makalah Kursus Dalam Rangka Pro-Kongres Nasional Perinasia VII. Tidak dipublikasikan. 28 Nopember. Roesli, U. 2001. Pedoman Pijat Bayi Prematur dan Bayi Usia 0 Sampai 3 Bulan. Trubus Agriwidya. Jakarta. Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. Sutini, S. 2004. Agar Bayi Cepat Jalan : Pijat Yang Tepat Banyak Manfaat. Jawa Pos. Selasa, 30 Maret. Journal Infokes STIKES Insan Unggul Surabaya 49