BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya menciptakan pendidikan yang bermutu perlu adanya tenaga pengajar yang mampu menyelenggarakan tugasnya secara memadai yaitu secara umum mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti yang seluas-luasnya. Mengembangkan pribadi manusia Indonesia seutuhnya, serta membentuk ilmuwan dan tenaga ahli yang baik. Pengajar mempunyai peranan dan tugas khusus dalam pelaksanaan proses pendidikan. Pada kenyataannya tenaga pengajar memegang kunci dalam pendidikan dan pengajaran. Selain itu pengajar juga merupakan salah satu ujung tombak dalam pendidikan. Hal ini dikarenakan pengajar sebagai unsur pendidikan yang berinteraksi langsung dengan peserta didik. Sebagai salah satu ujung tombak, pengajar dituntut untuk merancang pembelajaran efektif (Sinyamin, 2008:1). Kegiatan pembelajaran dikatakan efektif bila tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut seorang guru harus menguasai materi ajar, bisa memilih metode pembelajaran yang cocok atau sesuai, menerapkan strategi pembelajaran dan menciptakan suasana mendukung proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada siswa kelas 4 SDN Codo 2 hari Senin, 25 April 2016 seringkali terlihat guru selalu mendominasi kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang hanya berpusat pada guru (Teacher Centered) 1
2 banyak terjadi hanya siswa tertentu yang aktif dan antusias dalam kegiatan pembelajaran dan mengalami peningkatan prestasi, sedangkan yang lain cenderung bersifat pasif. Selain itu dampak negatif dari pembelajaran ini antara lain dapat menurunkan semangat belajar siswa yang hasil belajarnya rendah. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran tercapai tidak cukup hanya penggunaan pembelajaran berpusat pada guru, tetapi juga harus menggunakan model pembelajaran yang dapat menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran, salah satunya dengan pembelajaran kooperatif. Rendahnya hasil belajar dan motivasi juga terjadi pada kelas 4 SDN Codo 2 Wajak yang sebanyak 35 orang. Berdasarkan hasil observasi hari Senin, 25 April 2016 yang dilakukan oleh peneliti pada saat kegiatan studi pendahuluan keaktifan siswa dalam pembelajaran seperti bertanya hanya 3 orang (8,4%), menjawab pertanyaan 4 orang (11,2%), dan menanggapi 2 orang (5,6%), dan mau berdiskusi 10 orang (28%). Hal ini menunjukkan keaktivan siswa masih sangat kurang yaitu hanya mencapai rata-rata sebesar 18,2 %. Pemilihan materi yaitu bilangan bulat karena pada waktu peneliti memberikan sebuah contoh soal yaitu, suhu udara di Puncak Jaya pada siang hari adalah 17 c. menjelang tengah malam suhu udara turun 19 c. Berapa derajatkah suhu udara di puncak tersebut pada malam hari?, rata-rata siswa banyak yang tidak mengerti tentang kasus bilangan bulat tersebut. Hal ini membuktikan bahwa siswa pada kelas 4 SDN Codo 2 Wajak kurang pemahaman terhadap materi tersebut. Pendekatan Pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran memungkinkan siswa akan memiliki kemampuan untuk mengembangkan
3 kemampuan tingkat berfikir yang lebih tinggi selama dan setelah diskusi dalam kelompok kooperatif daripada bekerja secara individual atau kompetitif (Ibrahim dkk,2000). Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan dikehendaki untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Pada Penerapan pembelajaran kooperatif dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu penghargaan bersama dan mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil sebagai kelompok (Ibrahim, dkk, 2000). Mencermati kondisi diatas, perlu segera dicarikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu solusi yang dipandang tepat dan diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah dengan menerapkan cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD), dimana model ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berinteraksi dan bekerjasama dengan temannya. Menurut Ibrahim dkk (2000) pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak hanya unggul membantu siswa dalam memahami konsep konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan interaksi antara guru dan siswa, meningkatkan kerjasama, berfikir kritis serta ada kemauan membantu teman. Pembelajran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.
4 Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok (Sinyamin, 2008:4). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD menganggap bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata diperoleh dari guru, melainkan bisa juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya yang dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Melalui belajar dengan teman yang sebaya dan dibawah bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikarenakan model pembelajaran ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya dapat membantu siswa menumbuhkan kemampuan bekerjasama dan berfikir kritis, dan dalam pelaksanaannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih banyak melibatkan siswa untuk berdiskusi tentang suatu masalah yang dapat membangun pengetahuan itu lebih bermakna sehingga sangat efektif untuk mencapai ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas maka penerapan pembelajaran koopertif tipe STAD merupakan suatu kebutuhan yang mendesak, untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi siswa kelas 4 SD. Maka peneliti mengajukan judul Penerapan Model Pembelajaran STAD Dalam Materi Bilangan Bulat Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SDN Codo 2 Wajak.
5 B. RumusanMasalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang dikemukakan adalah sebagai berikut: Bagaimana penerapan model pembelajaran STAD dalam materi Bilangan bulat untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Codo 2 Wajak?. C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang ada, tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mendiskripsikan penerapan model pembelajaran STAD dalam materi Bilangan bulat untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Codo 2 Wajak. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Siswa a. Meningkatkan minat belajar siswa dalam pelajaran Matematika melalui kerjasama kelompok. b. Melatih keterampilan sosial siswa melalui kerjasama kelompok. c. Melatih siswa untuk mengemukakan pendapat dengan mengajukan pertanyaan atau permasalahan. d. Membina keterampilan berfikir kritis siswa secara kontinyu melalui pengajuan masalah. e. Meningkatkan hasil belajar siswa.
6 2. Guru Dapat memberikan inspirasi untuk melakukan inovasi pembelajaran di kelas serta memberikan wawasan tentang upaya memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas. 3. Lembaga Diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam meningkatkan kualitas sekolah. E. Ruang Lingkup Penelitian Mengingat permasalahan yang ada dalam penelitian dapat dikembangkan menjadi masalah yang lebih kompleks, maka perlu adanya batasan masalah. Adapun batasan masalah yang ada pada penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Codo 2 Wajak semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. 2. Sasaran penelitian ini tertuju pada kegiatan penerapan model pembelajaran Student Team Achivement Division (STAD). 3. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bilangan bulat, meliputi: penjumlahan bilangan bulat dan pengurangan bilangan bulat. 4. Penelitian ini tidak untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.
7 F. Definisi Istilah Supaya tidak menimbulkan pengertian yang berbeda, maka peneliti perlu memberikan batasan mengenai maksud dari istilah yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu: 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22). 2. Student Teams Achievement Division (STAD) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model yang bersifat umum, sehingga dapat digunakan untuk bidang studi dan semuatingkatan, serta merupakan model yang paling sederhana dan mudah dilaksanakan. Slavin (dalam Zainuddin, 2002:9). 3. Bilangan bulat Bilangan Bulat adalah himpunan bilangan yang terdiri dari bilangan bulat negatif, nol dan bilangan bulat positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang mencakup bilangan cacah, bilangan asli, bilangan nol, bilangan satu, bilangan prima, bilangan komposit dan bilangan negatif. (Ahmad Kusnandar, 2009).