JALIN KEMITRAAN MELALUI KPBU

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBAHASAN KERANGKA PANDUAN UMUM PELAKSANAAN KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA (KPBU) DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

No.18/6/DKEM Jakarta, 22 April 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR [*] TAHUN 2015 TENTANG

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 46 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah d

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA DIREKTORAT PENGELOLAAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kerjasama Pemerintah dan badan u

FASILITAS PEMERINTAH UNTUK MENDUKUNG PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

PERATURANPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Implementasi Perpres 67/2005 di Daerah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Mengapa KPBU?

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Sarana dan Prasarana

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.06/2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164 /PMK.06/2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionall Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALI KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2012 SERI E.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

2 Keseluruhan kondisi tersebut menyebabkan meningkatnya risiko penurunan capacity to repay (default) dari ULN Korporasi Nonbank. Selain itu, sebagian

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

TATA CARA KERJASAMA PENYELENGGARAAN SPAM

Alternatif Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Daerah

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12 / PRT / M / 2010 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA PENGUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

No. 17/ 11 /DKSP Jakarta, 1 Juni 2015 SURAT EDARAN. Perihal : Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Undang-Undang No. 2 tahun 2012

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu mengenai hal skema penjaminan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.06/2014 TENTANG

, No.2063 melaksanakan penyiapan dan pelaksanaan transaksi Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dan Menteri Keuangan menyediakan Dukunga

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11

POKOK-POKOK UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG KETENAGALISTRIKAN

KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA/ PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2005 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

DIKLAT MANAJEMEN PROYEK. Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KILANG MINYAK DI DALAM NEGERI

PERATURAN DESA GIRIPANGGUNG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH DESA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH. A. Pengertian Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29/POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

ASPEK PAJAK DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM OLEH INSTANSI PEMERINTAH

CANN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR :_3 TAHUN 2010 TAHUN TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH

SALINAN NO : 14 / LD/2009

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR :_3 TAHUN 2010 TAHUN TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DAERAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SKEMA PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 24 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 24 TAHUN 2009 TENTANG MEKANISME KERJASAMA ASET DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan prasarana untuk kepentingan umum (infrastruktur). 1

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK

DIREKTORAT PENGATURAN DAN PENGADAAN TANAH PEMERINTAH

2015, No Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Ta

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

DAFTAR POSISI RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG TERKAIT PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

MEKANISME PELAKSANAAN PROYEK KPBU OLEH PEMERINTAH DAERAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA DALAM MENDUKUNG INDONESIA BEBAS SAMPAH MEKANISME DAN LINGKUP PENGADAAN

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERAUKE NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

Menimbang : a. bahwa dalam Pasal 235 Undang-Undang Nomor 1 Tahun

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2005 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

Transkripsi:

JALIN KEMITRAAN MELALUI KPBU lintas.pu.go.id Dengan adanya keterbatasan anggaran, Pemerintah Kota Baubau tetap berupaya untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki, diantaranya potensi pariwisata yang belum ditunjang dengan infrastruktur yang memadai. Hal tersebut disadari oleh Pj. Walikota Baubau, Hado Hasina, yang mencoba melakukan sebuah terobosan pembangunan tanpa ketergantungan dengan uang daerah. yaitu dengan membentuk Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) swasta yang menghasilkan anggaran pembangunan non-apbd. Upaya tersebut membuahkan hasil, diantaranya infrastruktur pendukung sektor pariwisata di Kota Baubau mulai dibangun tanpa menggunakan uang daerah. seperti pembangunan home stay di kawasan Pantai Nirwana yang sudah mulai dilakukan. Hado Hasina menerangkan bahwa dalam melaksanakan KPBU, Pemerintah Kota Baubau menganut lima prinsip pembangunan, dengan penerapan kelima prinsip pembangunan tersebut dapat menciptakan customer satifaction atau kepuasan masyarakat, yang dalam bahasa Buton dikenal dengan atumpu incana manga miabari. Semua kerja sama yang dibangun tersebut didukung dengan peraturan perundangan-undangan. Sebagai kebijakan yang berpihak, prosedural yang jelas, terinci serta transparan. Menurutnya Regulasinya KPBU sangat jelas diatur dalam Perpres Nomor 38 Tahun 2015, Permen Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2015 maupun dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 260/PMK.011/2010 Jo. PMK 8/PMK.08/2016. Saat ini Pemerintah Kota Baubau, mencanangkan program pengembangan kawasan ekowisata berbasis masyarakat pada "focal point" Pantai Nirwana. Pencanangan yang dihadiri Bupati Buton, La Bakri, unsur perusahaan BUMN-BUMD, pelaku usaha dan tokoh masyarakat, juga dilakukan penandatangan prasasti oleh Pejabat Gubernur Sultra,Teguh Setyabudi. Pejabat Gubernur Sultra, Teguh Setyabudi mengatakan, pengembangan ekowisata berbasis masyarakat itu sudah tepat, karena ke depan pembangunan tersebut Catatan Berita 1

memang harus dilaksanakan. Beliau mengapresiasi dan memotivasi semuanya untuk terus bisa melaksanakan pengembangan ekowisata ini. Dan ini harus ada dukungan peran dari masyarakat dan swasta karena tidak akan mungkin pemerintah berjalan sendiri. Karena seperti diketahui bersama dalam pelaksanaan pembangunan daerah maupun nasional pemerintah tidak mungkin berjalan berdiri sendiri. Pemerintah harus bersama-sama dengan swasta dan pelaku usaha serta masyarakat kalau ingin pembangunan itu berhasil. Teguh Setyabudi menyatakan bahwa semua harus sama-sama sadari bahwa pada umumnya membangun itu relatif mudah apalagi dengan dukungan BUMD, BUMN serta masyarakat. Yang sulit dan menjadi tantangan itu bagaimana menjaga dan mengelola apa yang sudah dibangun. Sebab menurutnya setelah selesai dibangun tantangannya itu perlu dipikirkan bagaimana menata dan memasarkannya agar orangorang, baik turis mancanegara maupun wisatawan nusantara bisa masuk ke Baubau. Jadi pengembangan ekowisata yang sementara dibangun dan dicanangkan apabila sudah selesai masih perlu dilakukan akselerasi-akselerasi dan harus diperjuangkan. Pemerintah selaku regulator harus berpikir ke depan, jangan kita membangun kemudian mangkrak. Pada pencanangan itu, juga dilakukan penandatanganan dukungan dari perusahaan BUMD dan BUMN seperti PT Pertamina, PLN, Bank Sultra, Bulog, dan PDAM Baubau. Sumber Berita: 1. Kendari Pos, Jalin Kemitraan Melalui KPBU, Kamis 26 April 2018 2. https://sultra.antaranews.com, Baubau Canangkan Pengebangan kawasan ekowisata pantai, Rabu 25 April 2018 Catatan: 1. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha, pada Pasal 1 angka 6 disebutkan bahwa Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha yang selanjutnya disebut sebagai KPBU adalah kerjasama antara pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur untuk kepentingan umum dengan mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/BUMN/BUMD, yang sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan memperhatikan pembagian risiko diantara para pihak. 2. Selanjutnya pasal 1 angka 7 dan 8 Peraturan tersebut menjelaskan bahwa Badan Usaha adalah BUMN, BUMD, badan usaha swasta yang berbentuk Perseroan Terbatas, badan hukum asing, atau koperasi. Sedangkan Badan Usaha Pelaksana Catatan Berita 2

KPBU, yang selanjutnya disebut dengan Badan Usaha Pelaksana, adalah Perseroan Terbatas yang didirikan oleh Badan Usaha pemenang lelang atau ditunjuk langsung. 3. Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional No. 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur, infrastruktur yang dapat dikerjasamakan adalah sebagai berikut: a. infrastruktur transportasi, antara lain: 1) penyediaan dan/atau pengelolaan fasilitas dan/atau; 2) pelayanan jasa kebandarudaraan, termasuk fasilitas pendukung seperti terminal penumpang dan kargo; 3) penyediaan dan/atau pengelolaan fasilitas dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan; 4) sarana dan/atau prasarana perkeretaapian; 5) sarana dan prasarana angkutan massal perkotaan dan lalu lintas; dan/atau sarana dan prasarana penyeberangan laut, sungai, dan/atau danau. b. infrastruktur jalan, antara lain: 1) jalan arteri, jalan kolektor dan jalan lokal; 2) jalan tol; dan/atau 3) jembatan tol. c. infrastruktur sumber daya air dan irigasi, antara lain: 1) saluran pembawa air baku; dan/atau; 2) jaringan irigasi dan prasarana penampung air beserta bangunan pelengkapnya, antara lain waduk, bendungan, dan bendung. d. infrastruktur air minum, antara lain: 1) unit air baku; 2) unit produksi; dan/atau 3) unit distribusi. e. infrastruktur sistem pengelolaan air limbah terpusat, antara lain: 1) unit pelayanan; 2) unit pengumpulan; 3) unit pengolahan; 4) unit pembuangan akhir; dan/atau 5) saluran pembuangan air, dan sanitasi. f. infrastruktur sistem pengelolaan air limbah setempat, antara lain: 1) unit pengolahan setempat; 2) unit pengangkutan; 3) unit pengolahan lumpur tinja; Catatan Berita 3

4) unit pembuangan akhir; dan/atau 5) saluran pembuangan air, dan sanitasi. g. infrastruktur sistem pengelolaan persampahan, antara lain: 1) pengangkutan; 2) pengolahan; dan/atau 3) pemrosesan akhir sampah. h. infrastruktur telekomunikasi dan informatika, antara lain: 1) jaringan telekomunikasi; 2) infrastruktur e-government; dan/atau 3) infrastruktur pasif seperti pipa saluran media transmisi kabel (ducting). i. infrastruktur energi dan ketenagalistrikan, termasuk infrastruktur energi terbarukan, antara lain: 1) infrastruktur ketenagalistrikan, antara lain: a) pembangkit listrik; b) transmisi tenaga listrik; c) gardu induk; dan/atau; d) distribusi tenaga listrik. 2) infrastruktur minyak dan gas bumi, termasuk bioenergi, antara lain: a) pengolahan; b) penyimpanan; c) pengangkutan; dan/atau d) distribusi. j. infrastruktur konservasi energi, antara lain: 1) penerangan jalan umum; dan/atau 2) efisiensi energi. k. infrastruktur ekonomi fasilitas perkotaan, antara lain: 1) saluran utilitas (tunnel); dan/atau 2) pasar umum. l. infrastruktur kawasan, antara lain: 1) kawasan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi termasuk pembangunan science and techno park; dan/atau 2) kawasan industri. m. infrastruktur pariwisata, antara lain pusat informasi pariwisata (tourism information center). n. infrastruktur fasilitas pendidikan, penelitian dan pengembangan, antara lain: 1) sarana pembelajaran; 2) laboratorium; Catatan Berita 4

3) pusat pelatihan; 4) pusat penelitian/pusat kajian; 5) sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan; 6) inkubator bisnis; 7) galeri pembelajaran; 8) ruang praktik siswa; 9) perpustakaan; dan/atau 10) fasilitas pendukung pembelajaran dan pelatihan. o. infrastruktur fasilitas sarana olahraga, kesenian dan budaya,antara lain: 1) gedung/stadion olahraga; dan/atau 2) gedung kesenian dan budaya. p. infrastruktur kesehatan, antara lain: 1) rumah sakit, seperti bangunan rumah sakit, prasarana rumah sakit, dan peralatan medis; 2) fasilitas pelayanan kesehatan dasar, seperti bangunan, prasarana, dan peralatan medis baik untuk puskesmas maupun klinik; dan/atau 3) laboratorium kesehatan, seperti bangunan laboratorium kesehatan, prasarana laboratorium kesehatan dan peralatan laboratorium. q. infrastruktur pemasyarakatan, antara lain: 1) lembaga pemasyarakatan; 2) balai pemasyarakatan; 3) rumah tahanan negara; 4) rumah penyimpanan benda sitaan dan barang rampasan negara; 5) lembaga penempatan anak sementara; 6) lembaga pembinaan khusus anak; dan/atau 7) rumah sakit pemasyarakatan. r. infrastruktur perumahan rakyat, antara lain: 1) perumahan rakyat untuk golongan rendah; dan/atau 2) rumah susun sederhana sewa. 4. Berdasarkan Pasal 10 ayat Peraturan tersebut, KPBU dilaksanakan dalam tahap sebagai berikut : a. perencanaan KPBU 1) penyusunan rencana anggaran dana KPBU; 2) identifikasi dan penetapan KPBU; 3) penganggaran dana tahap perencanaan KPBU; 4) pengambilan keputusan lanjut/tidak lanjut rencana KPBU; 5) penyusunan Daftar Rencana KPBU; dan Catatan Berita 5

6) pengkategorian KPBU. b. penyiapan KPBU 1) penyiapan Prastudi Kelayakan termasuk kajian pengembalian investasi Badan Usaha Pelaksana; 2) pengajuan Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah; dan 3) pengajuan penetapan lokasi KPBU. c. transaksi KPBU. 1) Penjajakan Minat Pasar (Market Sounding); 2) penetapan lokasi KPBU; 3) pengadaan Badan Usaha Pelaksana yang mencakup persiapan dan pelaksanaan pengadaan Badan UsahaPelaksana; 4) penandatanganan perjanjian KPBU; dan 5) pemenuhan pembiayaan (financial close). Catatan Berita 6