Oleh: Widia Dian Retiza Mahasiswa DIV Kebidanan Ubudiyah Banda Aceh ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan pencernaan. Salah satunya dispepsia. Dispepsia adalah

ANALYZE RELATIONSHIP THE DIETERY HABIT AND DYSPEPSIA SYNDROME IN ADOLESCENT

BAB I PENDAHULUAN. perilaku hidup sehatnya, khususnya pada pola makannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kasus-kasus penyakit tidak menular yang banyak disebabkan oleh gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan klinik yang sering dijumpai dalam praktek praktis sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami dispepsia (Djojoningrat, 2009). 21% penderita terkena dispepsia dimana hanya 2% dari penderita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada setiap individu (Schmidt-Martin dan Quigley, 2011; Mahadeva et al., 2012).

BAB V PEMBAHASAN. menjadi salah satu penyebab sindrom dispepsia (Anggita, 2012).

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN SINDROMA DISPEPSIA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI I KARYA PENGGAWA KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari hari, yang bisa

Dewi Karwati 1) Nur lina, SKM, M.Kes dan Kiki Korneliani, SKM, M.Kes 2)

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2015

BAB I. Pendahuluan UKDW. dys- (buruk) dan peptin (pencernaan) (Abdullah,2012). Dispepsia merupakan istilah

BAB I PENDAHULUAN. sendawa, rasa panas di dada (heartburn), kadang disertai gejala regurgitasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional.

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan beberapa faktor atau pun kondisi setempat antara lain faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan

BAB 1 PENDAHULUAN. gangguan mual-mual, perut keras bahkan sampai muntah (Simadibrata dkk,

Keywords: Anemia, Social Economy

ABSTRAK HUBUNGAN FREKUENSI MAKAN TERHADAP GEJALA MAAG PADA MAHASISWA AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN

LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA FKM USU TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar sekitar 1,8-2,1 juta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

HUBUNGAN ANTARA SARAPAN PAGI DENGAN SINDROM DISPEPSIA PADA REMAJA DI SMP N 16 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerjaan serta problem keuangan dapat mengakibatkan kecemasan pada diri

BAB I PENDAHULUAN. dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGGI HAK SEPATU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PRAMUNIAGA DI LIPPO MALL BADUNG BALI

BAB I PENDAHULUAN. Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa rasa nyeri atau

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN. bagian atas. Keluhan pada saluran pencernaan merupakan penyakit yang banyak

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi akibat ketidakteraturan makan, misalnya makan terlalu banyak,

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA KARYAWATI BAGIAN PRODUKSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP TENTANG SADARI DALAM MENDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA REMAJA

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN MAHASISWA BELAJAR DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN U BUDIYAH BANDA ACEH TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

Riani Dosen Stikes Tuanku Tambusai Riau ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan setiap manusia sejak mulai meninggalkan masa kanak-kanak

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA PADA SAAT MENSTRUASI DI SMK NUSA BHAKTI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Pada masa

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. menjalani aktivitas sehari-hari. Contoh yang sering dikeluhkan dimasyarakat

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS BUGANGAN KOTA SEMARANG TAHUN 2015

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal. umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia

PENGARUH MEDIA SOSIAL (YOUTUBE) TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI YAYASAN PENDIDIKAN X

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Transkripsi:

Oleh: Widia Dian Retiza Mahasiswa DIV Kebidanan Ubudiyah Banda Aceh ABSTRAK Angka kejadian dispepsia dimasyarakat luas tergolong tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada suatu komunitas di Amerika selama 6 bulan, tingkat keluhan dispepsia mencapai 48%. Dimana keluhan dispepsia banyak didapatkan pada usia muda yaitu remaja usia 4-7 tahun, remaja laki-laki 7% dan 6% pada remaja wanita. Pola makan yang tidak teratur dan stres umumnya menjadi penyebab paling sering timbul dispepsia pada remaja khususnya remaja perempuan. Penelitian analitik dengan desain crossectional Study. dengan jumlah populasi 70 orang. Pengambilan sampel secara systematic random sampling, dengan jumlah sampel 7 orang, Data akan Dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan pola makan dengan dispepsia sehingga Ha diterima dengan nilai p=0,000 (p<0,05) dan ada hubungan stres dengan dispepsia sehingga Ha diterima dengan nilai p=0,0 (p<0,05). Diharapkan kepada remaja untuk meningkatkan pengetahuan khususnya mengenai dyspepsia dan cara diet siswa-siswi yang benar. ABSTRACT The number of dyspepsia in society is in high level. Based on research conducted in a community, in the US for 6 months, the rate of dyspeptic complains reached 48%. Adolescents are in the highest rate for this complains by age between 4 and 7 years (boys 7% and girls 6%). Generally, the dyspeptic case on adolescent is caused by irregular eating patterns and stress. In addition, most of them are girls. Design for this studiy is cross sectional analytic. Population of 70 students, There is a relationship between diet and dyspepsia, so Ha is received with a value of p = 0.000 (p <0.05) and there is a relationship between stress and dyspepsia, so Ha is received with a value of p = 0.0 (p <0.05). It is expected to adolescents to improve their knowledge, especially about dyspepsia and the right way of diet. PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan gaya hidup dan pola makan menjadi salah satu penyebab terjadinya gangguan pencernaan. Salah satunya dispepsia. Dispepsia adalah istilah yang dipakai untuk kumpulan/sindroma gejala berupa keluhan nyeri, perasaan tidak enak pada perut bagian atas yang menetap disertai dengan keluhan seperti cepat kenyang, kembung, sendawa, anoreksia, rasa penuh pada perut saat makan, mual dan muntah (Djojoningrat, 00). Pengertian dispepsia secara singkat dikemukakan oleh Almatsier (004), dispepsia menunjukkan rasa nyeri tidak menyenangkan pada perut bagian atas. Data WHO (00), menunjukkan angka kejadian dispepsia diperkirakan antara -8% di negara barat. Di Inggris dan Skandinavia dilaporkan angka prevalensinya berkisar 7-4% tetapi hanya 0-0% yang mencari pertolongan medis. Di negara barat prevalensi yang dilaporkan 3% dan 4%. Sekitar 4% penderita berkunjung ke dokter, umumnya mempunyai keluhan dispepsia. Di daerah Asia Pasifik, dispepsia juga merupakan keluhan yang banyak dijumpai prevalensinya sekitar 0-0%. Di Indonesia, dispepsia menempati urutan ke-5 dari 50 penyakit yang dengan pasien rawat inap terbanyak dengan proporsi,5% untuk kategori 5 jenis penyakit terbesar pada pasien rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia pada tahun 03. Tahun 04, dispepsia menempati

urutan ke-0 dari daftar 50 penyakit dengan pasien rawat inap terbanyak di Indonesia dengan proporsi,3% dan menempati urutan ke-35 dari daftar 50 penyebab penyakit yang menyebabkan kematian dengan prevalensi 0,6% (Depkes RI, 05). Pada survei nasional disebuah sekolah menengah atas ditemukan bahwa penyebab dispepsia pada remaja adalah 44% remaja perempuan dan 5% remaja laki-laki mencoba menurunkan berat badan dengan pola makan yang salah (Makmum, 007). Pola makan yang tidak teratur umumnya menjadi penyebab paling sering timbul dispepsia pada remaja khususnya remaja perempuan. Aktivitas yang tinggi baik kegiatan sekolah maupun diluar sekolah menyebabkan makan menjadi tidak teratur. Selain itu banyak dilaporkan secara konsisten pada remaja yang mencoba melakukan diet (Makmum, 007). Sedangkan menurut Moehyi, S. (003), faktor psikis dan emosi dapat mempengaruhi fungsi saluran cerna dan mengakibatkan perubahan sekresi asam lambung, mempengaruhi fungsi saluran cerna, mempengaruhi motilitas, vaskularisasi mukosa lambung serta menurunkan ambang rangsang nyeri. Pasien sindrom dispepsia umumnya menderita ansietas, depresi dan neurotik lebih jelas di bandingkan orang normal. METODE PENELITIAN Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pola makan, stres dan sindrom dispepsia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Datu Beru pada tanggal 4 s/d 6 Agustus 05. Populasi dan Berdasarkan wawancara pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap 0 siswa/siswi di SMK Negeri Meulaboh, beberapa siswa diantaranya memiliki pola makan yang buruk, seperti ketidakteraturan makan, sering mengkonsumsi makanan pedas dan asam serta sering mengkonsumsi minuman seperti kopi, teh, minuman bersoda, dan diantara mereka mengatakan sering mengeluh sakit dibagian perut, nyeri ulu hati dan perasaan cepat kenyang. Tujuan Penelitian. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pola makan dan stres dengan kejadian sindrom dispepsia pada siswa/siswi kelas XI di SMK Negeri Meulaboh tahun 05.. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian sindrom dispepsia pada siswa/siswi kelas XI di SMK Negeri Meulaboh tahun 05 b. Untuk mengetahui hubungan stres dengan kejadian sindrom dispepsia pada siswa/siswi kelas XI di SMK Negeri Meulaboh tahun 05. sampel dalam penelitian ini adalah siswasiswi SMK Negeri Meulaboh yang berjumlah 70 orang. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner. Data univariat dan bivariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan peringkasan data, sedangkan analisis bivariat dilakukan melalui komputer dengan uji Chi Square test

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat a. Dispepsia Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kejadian Sindrom Dispepsia Pada Siswa-Siswi di SMK Negeri Meulaboh Tahun 05. No Dispepsia Frekuensi % Ya 54 75 Tidak 8 5 Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa dari total 7 orang responden, yang mengalami sindrom dispepsia sebanyak 54 orang (75%), sedangkan yang tidak mengalami kejadian sindrom dispepsia sebesar 8 orang (5%). Artinya bahwa banyak ditemukan responden yang mengalami kejadian sindrom dispepsia pada siswa-siswi di SMK Negeri Meulaboh tahun 05. b. Pola Makan Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pola Makan Siswa-Siswi di SMK Negeri Meulaboh Tahun 05. No Pola Makan Frekuensi % Teratur Tidak Teratur 37 35 5,4 48,6 Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa dari total 7 orang responden, yang memiliki pola makan teratur sebanyak 37 orang (5,4%), sedangkan yang memiliki pola makan tidak teratur sebesar 35 orang (48,6%). Artinya bahwa banyak ditemukan responden yang dengan pola makan yang teratur pada siswa-siswi di SMK Negeri Meulaboh tahun 05 c. Stres Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Stres Pada Siswa-Siswi di SMK Negeri Meulaboh Tahun 05. No Stres Frekuensi % Ya Tidak 8 44 38,9 6, Berdasarkan tabel 4.3 diketahui 44 orang (6,%). Artinya banyak ditemukan bahwa dari total 7 orang responden, yang mengalami stres sebanyak 8 orang (38,9%), siswa-siswi di SMK Negeri Meulaboh tahun 05 yang tidak mengalami stres. sedangkan yang tidak mengalami stres sebesar

Analisis Bivariat a. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Sindrom Dispepsia No Teratur Tabel 4.4 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Sindrom Dispepsia Pada Siswa Siswi di SMK Negeri Meulaboh Tahun 05. Pola Makan Dispepsia Jumlah Ya Tidak f % f % f % Tidak Teratur 34 97,,9 35 00 P Value 0 54, 7 45,9 37 00 0,00 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 37 responden yang memiliki pola makan teratur terdapat 0 responden (54,%) yang mengalami kejadian sindrom dispepsia, sedangkan dari 35 responden yang memiliki pola makan tidak teratur terdapat 34 responden (97,%) yang mengalami sindrom dispepsia. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin teratur pola makan maka dapat menekan angka kejadian sindrom dispepsia, sedangkan semakin tidak teraturnya pola makan maka dapat meningkatkan angka kejadian sindrom dispepsia pada siswa dan siswi di SMK Negeri Meulaboh Tahun 05. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan chi-square didapatkan nilai p value sebesar 0,000 yang artinya bahwa nilai p value tersebut lebih kecil dari nilai α. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel pola makan dengan kejadian sindrom dispepsia (0,00 0,05). b. Hubungan Stres Dengan Kejadian Dispepsia. Tabel 4.5 Hubungan Stress Dengan Kejadian Sindrom Dispepsia Pada Siswa-Siswi SMK Negeri Meulaboh Tahun 05 No Ya Tidak Stres Dispepsia Ya Tidak Jumlah f % f % f % 6 9,9 7, 8 00 8 63,3 6 36,4 44 00 P Value 0,0 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 8 responden yang mengalami stres terdapat 6 responden (9,9%) yang mengalami kejadian sindrom dispepsia, sedangkan dari 44 responden yang tidak mengalami stres terdapat 8 responden (63,3%) yang mengalami sindrom dispepsia. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin stres maka dapat meningkatkan angka kejadian sindrom dispepsia, sedangkan semakin tidak stres maka dapat menekan angka kejadian sindrom dispepsia pada siswa dan siswi di SMK Negeri Meulaboh Tahun 05. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan chi-square didapatkan nilai p

value sebesar 0,0 yang artinya bahwa nilai p value tersebut lebih kecil dari nilai α. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa ada PENUTUP Kesimpulan Saran a. Ada hubungan yang signifikan antara variabel pola makan dengan kejadian sisdrom dispepsia pada siswa-siswi di SMK Negeri Meulaboh tahun 05 (0,000 0,05). b. Ada hubungan yang signifikan antara variabel stres dengan kejadian sisdrom dispepsia pada siswa-siswi di SMK Negeri Meulaboh tahun 05 (0,0 0,05).. Saran Teoritis (Siswa-Siswi SMK Negeri Meulaboh) Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan pada siswa-siswi SMK Negeri Meulaboh khususnya mengenai penyebab dan dampak dari sindrom dispepsia.. Saran Praktis a. Bagi Tempat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah setempat sehingga dapat membuat rencana penyuluhan yang didapat dilakukan dengan melakukan kerjasama bersama pusat pelayanan kesehatan setempat. b. Bagi Peneliti Selanjutnya hubungan yang signifikan antara variabel stres dengan kejadian sindrom dispepsia (0,00 0,05). Diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian dengan judul sindrom dispepsia, menggunakan desain penelitian yang lebih baik, jumlah sampel yang lebih besar dan istrumen penelitian yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. (003) prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Depkes, RI (05). Penderita Dispepsia Pada Remaja. http://www.depkes.go.id Djojoningrat, D. (007) Dispepsia Fungsional. Di dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M. dan Setiadi, S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Makmum, D. (007) Penyakit Refluks Gastroesofageal. Di dalam: Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M. dan Setiadi, S. Buu Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Moehyi, S. (003) Ilmu Gizi : Penangulangan Gizi Buruk. Jakarta: PT. Bharatara Niaga Media. WHO. (007) Scaling Up Prevention and Control of On Communicable Diaseases.