BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari pulau Sumatera memiliki delapan etnis, salah satunya adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara dengan penduduk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam bentuk perahu besar dan kecil. Sumatera Utara. Belawan berada pada ketinggan 1 meter dari permukaan laut,

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Sabang, Langsa, Lhokseumawe dan Subulussalam. generasi ke generasi berikutnya, yang kemudian menjadi sebuah identitas dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebudayaan merupakan suatu pola hidup yang kompleks, namun menjadi

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Musik dapat

BAB I PENDAHULUAN. lampau dimana kawasan Sumatera Utara masuk dalam wilayah Sumatera Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. umumnya musik sangat berkaitan penting dengan keberadaan tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan elemen yang sangat melekat di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian. Musik termasuk seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya terdiri dari suku yang berbeda-beda, dan hal itu menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. Tari adalah ekspresi jiwa manusia, dalam mengekspresikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat, masyarakat terbentuk oleh individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya, tidak hanya dari suku bangsa yang ada di Nusantara tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan

BAB I PENDAHULUAN. rias, tata busana, pentas, setting, lighting, dan property. Elemen-elemen tari dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang yang identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

BAB I PENDAHULUAN. keragaman aktivitas musik pada kelompok agama dan etnis di dunia. Musik tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membawakan berbagai aliran musik, otomatis memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan memiliki bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zaman sekarang ini ditemukan berbagai jenis peralatan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. Di Sumatera Utara khususnya dikota medan dapat kita lihat dari pentas seni

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berstruktur dan berprogram, di mulai dari pendidikan dasar,

BAB I PENDAHULUAN. Barat Daya. Aceh Barat Daya sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh

BAB I PENDAHULUAN. yang ada, sehingga dapat menjadi sebuah daya tarik bagi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. didapat dalam semua kebudayaan dimanapun di dunia. Unsur kebudayaan universal

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah Negara dengan penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, dan tersebar di berbagai wilayah kepulauan. Sumatera Utara sebagai bagian dari pulau Sumatera memiliki delapan etnis, salah satunya adalah etnis Melayu dengan ciri kebudayaannya sendiri. Budaya dipikirkan, dilakukan dan diciptakan oleh manusia. Sehingga kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat dengan masyarakat. Menurut Koentjaraningrat (2004:1) dalam arti sempit, kebudayaan adalah kesenian. Namun, para ahli ilmu sosial mengartikan konsep kebudayaan memiliki arti yang sangat luas yaitu seluruh total pikiran, karya dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya, melainkan dapat dihasilkan setelah terjadinya proses belajar. Tengku Luckman Sinar (2011:3), mengemukakan bahwa yang disebut dengan etnis Melayu itu adalah seseorang yang beragama Islam yang dalam lingkungannya berbahasa Melayu, yang menerapkan tingkah laku adat Melayu. Suku Melayu tersebut, tersebar di berbagai Kabupaten, seperti; Kabupaten/Kota Langkat, Binjai, Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi, Tanjung Balai, Batu Bara dan Labuhan Batu (Labuhan Batu Utara dan Labuhan Batu Selatan). 1

2 Suku Melayu memiliki beragam jenis kesenian, begitu juga di daerah Kabupaten Batu Bara, dengan salah satu kesenian diantaranya adalah Gobuk. Gobuk merupakan istilah tradisi pengobatan tradisional yang menjadi salah satu kekayaan kebudayaan masyarakat Melayu Pesisir Batu Bara. Masyarakat Melayu pesisir Batu Bara mengenal tradisi Gobuk sejak sebelum abad ke-17 yaitu sebelum Islam masuk ke Batu Bara pada masa kepemimpinan Datuk H Djafar gelar Raja Sri Indra di kerajaan Istana Niat Lima Laras di Batu Bara yang terletak di Desa Lima Laras Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. Tradisi Gobuk dikenal masyarakat Melayu Batu Bara sebagai suatu ritual yang berbau mistik dan magis yang mengandung unsur-unsur yang sangat dekat dengan pemujaan kepada roh-roh dan sejenisnya, yang juga dianggap sebagai ritual yang mampu menyembuhkan orang sakit (sebagai salah satu alat pengobatan) di adat Melayu tersebut. Instrumen musik yang mengiringi ritual tersebut terdiri dari gendang Gubano atau Gendang Melayu, Rebana, Talempong, dan Gong. Para pemain Gobuk terdiri dari 8 sampai 10 orang termasuk penari. Dalam ritual ini dapat dilakukan oleh pria dan wanita yang dilaksanakan di tempat terbuka seperti tanah lapang atau di pinggir pantai. Tradisi Gobuk bermula pada sebuah acara ritual, yaitu upacara Siar Mambang yang mengandung konsep kepercayaan terhadap kekuatan alam yang harus didekati untuk mencari jalan terbaik dalam menempuh kehidupan seharihari agar dijauhkan dari segala marabahaya dan segala wabah penyakit. Siar dapat dikatakan pemujaan atau memuja. Mambang dapat diartikan sebagai roh ghaib

3 atau makhluk halus yang dapat menguasai diri ataupun kehidupan seseorang. Dengan mengetahui upacara ritual tersebut, masyarakat dan para seniman yang melihat mulai tertarik menciptakannya kedalam sebuah bentuk tarian, yang masih sangat erat kaitannya dengan kegiatan ritual, khususnya kegiatan upacara Gobuk. Tarian ini dikenal masyarakat dengan sebutan tari Gobuk yang awalnya memiliki gerak yang berimprovisasi, tetapi seiring perkembangn zaman tari Gobuk ini mulai ditata sehingga memiliki ragam gerak tari yang memiliki makna kehidupan tanpa menghilangkan ragam gerak yang sudah ada. Tradisi Gobuk awalnya adalah sebuah upacara ritual untuk memanggil roh, yang sering dilaksanakan masyarakat Pesisir Batu Bara pada zaman dulu. Apabila ada keluarga yang sakit disebabkan karena gangguan jin atau roh halus, ataupun para nelayan yang sedang kesusahan di tengah laut untuk mencari ikan, dan sakit setelah pulang dari melaut serta untuk mengetahui baik-buruknya cuaca dan keberadaan isi laut. Dengan meningkatnya nilai-nilai keagamaan khususnya ajaran agama Islam, upacara Gobuk dikalangan masyarakat Melayu Batu Bara sudah jarang dilaksanakan, karena bertentangan dengan agama, sehingga muncul rasa keinginan bagaimana upacara Gobuk yang didalamnya terdapat unsur magis, agar tetap terlaksana dan terus dapat dipertahankan sebagai warisan budaya masa lampau yang harus dijaga keasliannya. Akhirnya tradisi ini tetap dilaksanakan akan tetapi, unsur ritual yang ada tidak diutamakan lagi sehingga menjadi unsur kesenian yang dikelola menjadi suatu seni pertunjukan. Tradisi Gobuk menjadi

4 sebuah simbol yang pernah ada pada masyarakat Melayu Pesisir Batu Bara dalam sebuah proses pengobatan tradisional. Dari berbagai jenis kesenian yang telah disebutkan terlihat bahwa suku melayu Batu Bara adalah suku yang memiliki kesenian yang sangat menarik dan unik yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Penulis berharap agar semua kalangan khususnya seniman tradisi dapat lebih mengenal kesenian gobuk tersebut sehingga keberagaman akan jenis kesenian dan kebudayaan di Batu Bara ini lebih dapat dirasakan dan terkenal hingga kemancanegara. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat judul Bentuk Penyajian, Fungsi dan Makna Musik Gobuk Pada Masyarakat Melayu Pesisir di Kabupaten Batu Bara. B. Identifikasi Masalah Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Dari berbagai asumsi serta uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasikan menjadi beberapa pokok pikiran permasalahan dari penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat ali dalam Fidya (2012:5) mengatakan bahwa : Kepentingan karya ilmiah sesuatu masalah, yang perlu diperhatikan adalah masalah penulisan sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas akan menghasilkan analisis yang sempit dan sebaliknya bila ruang lingkup masalah dipersempit maka diharapkan analisis secara luas dan mendalam.

5 Untuk itu penulis membuat identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran umum masyarakat Kabupaten Batu Bara? 2. Bagaimana sejarah perkembangan Gobuk pada masyarakat Melayu pesisir di Kabupaten Batu Bara? 3. Bagaimana Bentuk Penyajian ritual Gobuk pada masyarakat Melayu pesisir di Kabupaten Batu Bara? 4. Apa fungsi ritual Gobuk pada masyarakat Melayu pesisir di Kabupaten Batu Bara? 5. Apa makna ritual Gobuk pada masyarakat Melayu pesisir di Kabupaten Batu Bara? 6. Instrument musik apa saja yang digunakan pada ritual Gobuk pada masyarakat Melayu pesisir di Kabupaten Batu Bara? 7. Siapa saja yang berperan dalam ritual Gobuk pada masyarakat Melayu pesisir di Kabupaten Batu Bara? C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya cakupan masalah dan keterbatasan waktu, maka peneliti merasa perlu mengadakan pembatasan masalah untuk mempermudah pemecahan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sukardi (2003:30) yang mengatakan bahwa : Dalam merumuskan masalah ataupun membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu, perlu hati-hati dan jeli dalam

6 mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas.. Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Bentuk Penyajian ritual Gobuk pada masyarakat Melayu pesisir di Kabupaten Batu Bara? 2. Bagaimana fungsi ritual Gobuk pada masyarakat Melayu pesisir di Kabupaten Batu Bara? 3. Bagaimana makna ritual Gobuk pada masyarakat Melayu pesisir di Kabupaten Batu Bara? D. Rumusan Masalah Rumusan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian yang akan dikaji agar mampu untuk lebih memperkecil batasan-batasan yang telah dibuat sekaligus berfungsi untuk lebih mempertajam arah penelitian. Rumusan masalah merupakan intisari dari permasalahan hal ini sesuai dengan pendapat Maryaeni (2005:14) : Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena merupakan upaya menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga dapat disikapi sebagai jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian akan senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana telah dirumuskan.

7 Berdasarkan pendapat diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana Bentuk Penyajian, Fungsi dan Makna Gobuk pada Masyarakat Melayu Pesisir di Kabupaten Batu Bara? E. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan senantiasa berorientasi pada tujuan, salah satu keberhasilan penelitian adalah tercapainya tujuan penelitian. Menurut pendapat Ridwan (2004:25) yang mengatakan bahwa : Tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan peneliti atas hasil pencapaiannya dengan mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak ditemukan yang berkaitan dengan variabelvariabel penelitian. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian tidak lain untuk mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak ditemukan dalam penelitian terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Untuk melihat berhasil tidaknya suatu kegiatan, dapat dilihat melalui tercapainya tujuan yang telah diterapkan. Maka tujuan yang hendak dicapai penulis adalah : 1. Untuk mengetahui bentuk penyajian ritual Gobuk pada masyarakat Melayu pesisir di Kabupaten Batu Bara. 2. Untuk mengetahui Fungsi ritual Gobuk pada masyarakat Melayu pesisir di Kabupaten Batu Bara. 3. Untuk mengetahui Makna ritual Gobuk pada masyarakat Melayu pesisir di Kabupaten Batu Bara.

8 F. Manfaat Penelitian Setiap penelitian pastilah memiliki manfaat secara langsung maupun tidak, karena penelitian dilakukan untuk menambah pengetahuan dan menjawab berbagai pertanyaan yang telah dirumuskan oleh penulis. Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Sebagai informasi bagi pembaca 2. Menambah wawasan tambahan bagi penulis dan pembaca, khususnya bagi masyarakat atau lembaga di bidang seni. 3. Membantu pelaku seni tradisi untuk memperkenalkan tradisi mereka agar dikenal oleh masyarakat. 4. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki keterkaitan dengan topik ini. 5. Sebagai bahan pertimbangan untuk kajian disiplin ilmu relevan. 6. Menambah perbendaharaan perpustakaan Program Studi Pendidikan Musik Universitas Negeri Medan.