BAB I PENDAHULUAN. Tim Penyusun STAIN Kudus, Menangkal Radikalisme Sosial dan Agama Dikalangan Pelajar, STAIN Kudus, Kudus, 2013, hal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FORUM SILATURRAHIM PONDOK PESANTREN ( FSPP )

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan sarana agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

SEKOLAH ISLAM TERPADU DI PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zakiyah Darajat, Ilmu Fiqih, PT Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1995, hlm 2.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Pondok Pesantren bertugas untuk mencetak manusia yang benarbenar

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2008, hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Roesdakarya,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

2015 PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KE PUI AN PERSATUAN UMAT ISLAM SEBAGAI UPAYA MENANAMKAN KESADARAN SEJARAH

VISI, MISI, TUJUAN, dan TOPIK BAHASAN PAI

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2013, hlm Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional, yang sesuai dengan kebutuhan

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. Kisbiyanto, Ilmu Pendidikan, Nora Media Enterprise : Kudus, Cet. 1, 2010, hal. 35.

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki iman dan akhlak yang kuat. 1. oleh sebagai penanggung jawab ketika terjadi hal-hal yang tidak sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2008, hal.14 2

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap dirinya, bangsa dan agama. 1. mandiri dalam menjalani kehidupan yang dialaminya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya. Guru selalu menjadi contoh dan teladan para siswanya dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

Lampiran: Keputusan Kongres XIV GP Ansor Tahun 2011 No. 06/K-XIV/P5/ I/2011. PERATURAN DASAR DAN PERATURAN RUMAH TANGGA Surabaya, 16 Januari 2011

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 202 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan penyusunan Undang-Undang Negara yang berlandaskan Pancasila yaitu : untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu yang berperan dalam usaha mencerdaskan bangsa diantaranya adalah pendidikan. Dengan pendidikan manusia asalnya tidak mengetahui apa-apa menjadi memahami segalanya. Melalui pendidikan manusia yang awalnya tidak cerdas menjadi sangat cerdas, ditangan pendidikanlah yang awalnya manusia pasif menjadi kreatif. Gara-gara pendidikan, manusia yang semula tidak beradab (bermental jahiliyah) menjadi manusia yang beradab (berbudaya), dulunya senang berperilaku anarkis menjadi humanis. Itulah segudang harapan yang dibebankan kepada pendidikan.1 Dalam pandangan Islam, menurut Zakiyah Daradjat tujuan Pendidikan Islam adalah membimbing dan membentuk manusia menjadi hamba Allah yang saleh, teguh imannya, taat beribadah, dan berakhlak terpuji.2 Sedang menurut Naquib al-attas tujuan pendidikan yang penting harus diambil dari pandangan hidup (philosophy of life),dan jika pandangan hidup itu Islam, maka tujuan pendidikan itu adalah membentuk manusia sempurna (insan kamil) menurut Islam.3 Pendidikan sekolah formal memiliki kelebihan dibandingkan dengan pendidikan informal dalam lingkungan keluarga. Pertama, pendidikan di sekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas, bukan hanya berkenaan dengan pembinaan segi-segi moral tetapi juga ilmu pengetahuan dan keterampilan. Kedua, pendidikan di sekolah dapat memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, luas dan mendalam. Upaya 1 Tim Penyusun STAIN Kudus, Menangkal Radikalisme Sosial dan Agama Dikalangan Pelajar, STAIN Kudus, Kudus, 2013, hal. 02 2 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, LKiS, Yogyakarta, 2009, hal. 31 3 Kisbiyanto, Ilmu Pendidikan Islam, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hal. 61 1

2 sekolah dalam mencapai usaha tersebut salah satunya adalah melakukan pengembangan kurikulum, pendidikan dua hal yang sangat eratkaitannya dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. 4 Kurikulum merupakan faktor peningkatan mutu pendidikan. Kurikulum sebagai salah satu komponen pembelajaran merupakan konsepsi awal rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik dan kesesuaian dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta jenis dan jenjang masing-masing tingkat pendidikan.5 Termasuk salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia ialah pesantren, yang dapat membantu terbentuknya karakter seseorang, pesantren juga merupakan struktur internal pendidikan Islam di Indonesia yang diselenggarakan secara tradisional yang telah menjadikan Islam sebagai cara hidup. Pesantren mempunyai kekhasan, terutama dalam fungsinya sebagai institusi pendidikan, di samping itu pesantren pun menjadi lembaga dakwah, bimbingan dan perjuangan.6 Tujuan pendidikan pesantren ialah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu : kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Allah, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat sebagai pelayanan masyarakat, mandiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan agama Islam dan kejayaan umat Islam di tengah-tengah masyarakat izzul islam wal muslimin,serta mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim.7 Salah satu sekolah di Kudus yang menerapkan Kurikulum Pendidikan Islam berbasis pesantren ialah MA NU TBS Kudus. Kurikulum Pendidikan Islam berbasis pesantren merupakan perpaduan antara kurikulum pendidikan agama Islam dengan sistem pendidikan pesantren baik dari kitab serta metode 4 Burhan Bungin, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, BPFE, Yogyakarta, 1988, hal. 01 5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pengajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 1995, hal. 5 6 Amin Haedari, et. al, Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Modernitas dan Tantangan Komplesitas Global, IRD Press, Jakarta, 2006, hal. 14-15 7 Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren, Diva Pustaka, Jakarta, 2005, hal. 92

3 pembelajarannya. Dasar inovasi dalam kurikulum ini adalah pengenalan ajaran-ajaran Agama Islam dengan menggunakan sistem pembelajaran pesantren sebagai dasar dalam menjalankan perintah Allah SWT dan di harapkan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis pesantren merupakan pengembangan kurikulum yang terdiri dari mata pelajaran rumpun Pendidikan Agama Islam dengan adanya tambahan program pembelajaran dengan menggunakan media kitab kuning yang bertujuan sebagai pendalaman pendidikan tentang Agama Islam. Kurikulum yang ada di MA NU TBS Kudus sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sekolahlainpada umumnya, tetapi yang menjadi nilai lebih sekolah ini lebih adalah penekanan pada peningkatan Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan sistem pesantren dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kelebihan yang dimiliki MA NU TBS Kudus ini, telah mendapatkan perhatian dari masyarakat yang terbukti dengan adanya peningkatan permintaan pendaftaran setiap tahunnya. Hal ini, menunjukkan bahwa masyarakat dapat menilai mutu pendidikan yang ada di MA NU TBS Kudus. Secara umum Madrasah NU TBS Kudus ini sekolah berbasis pesantren yang mempunyai Visi tangguh dalam Iman dan taqwanya (Imtaq) Unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan terdepan dalam prestasi berwawasan Islam ahlussunnah wal jama ah. Sedangkan Misinya adalah menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi kualitas baik akademik moral dan sosial sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia berkualitas dibidang Imtaq dan Iptek, mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam menjalankan agama secara utuh, mewujudkan pembentukan karakter umat yang mampu mengaktualisasikan diri serta meningkatkan pengetahuan.8 Karakter yang dikembangkan disini melalui mengaji, pengamalan keagamaan, dan praktik sebagainya, dibangun dengan kecerdasan hati serta memaksimalkan segenap potensi kecerdasan manusia, sehingga diharapkan mampu melahirkan generasi unggul yang beriman kuat, berakhlak mulia, serta menguasai ilmu pengetahuan dan 8 Visi Misi Madrasah NU TBS Kudus

4 teknologi secara benar dan manfaat, cerdas dan shalih dalam bermasyarakat berbangsa. MA NU TBS Kudus senantiasa melakukan ikhtiar dan inovasi dalam menyiapkan generasi yang lebih baik lagi. Disadari akan pentingnya pendidikan yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta kuat iman dan taqwanya (Imtaq), berakhlaq mulia, dengan keseimbangan ilmu agama yang memadai maka dihadirkanlah sekolah unggulan berbasis pesantren yang bertujuan membentuk manusia sempurna atau insan kamil.9 Mendorong peneliti untuk meneliti tentang Peran Pendidikan Islam Berbasis Pesantren Dalam Membentuk Pribadi Saleh Di MA NU TBS Kudus Tahun 2015. B. Fokus Penelitian Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan fokus, Spradley menyatakan bahwa fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial.10 Mengingat luasnya ruang lingkup yang diuraikan, maka untuk menghindari pembiasan dalam memahami pembahasan, maka penulis akan membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut : Pendidikan Islam berbasis pesantren yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pendidikan Islam yang mengacu pendidikan yang ada di pesantren. Pribadi Saleh yang dimaksud dalam penelitian ini ialah taat dan sungguhsungguh menjalankan ibadah atau suci dan beriman. 3. Penelitian hanya dilakukan terhadap Kepala Madrasah, Wakil Kepala Bidang Kurikulum, guru rumpun mata pelajaran PAI, guru pengampu kitab Islam klasik (kuning), pembina pondok pesantren At-thullab, serta siswa. 9 2015. Hasil wawancara dengan K.Suwanto sebagai Waka Kurikulum pada Hari Kamis 29 Mei 10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D), Bandung, Alfabeta, 2012, hal.286

5 C. Rumusan Masalah Dari latar belakang penelitian diatas, dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut ; Bagaimana Peran Pendidikan Islam berbasis pesantren di MA NU TBS Kudus Tahun 2015. Bagaimana membentuk pribadi saleh di MA NU TBS Kudus Tahun 2015. D. Tujuan Penelitian Dari ketiga poin yang menjadi rumusan penelitian ini, maka penelitian ini bertujuan untuk : Untuk mengetahui Pendidikan Islam berbasis Pesantren di MA NU TBS Kudus Tahun 2015. Untuk mengetahui membentuk pribadi saleh di MA NU TBS Kudus Tahun 2015. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini, peneliti mengharapkan hasilnya dapat bermanfaat sebagai berkut : Secara Teoritis a. Dapat memberikan kontribusi keilmuan secara konseptual dan pengembangan cakrawala Pendidikan Islam berbasis pesantren. b. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangsih terhadap perkembangan pendidikan Islam berbasis pesantren kedepan. c. Dapat menjadi sumber atau acuan peneliti-peneliti yang berkeinginan untuk mengkaji permasalahan yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini.

6 Secara Praktis a. Bagi Lembaga Pendidikan, dalam hal ini adalah MA NU TBS Kudus. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan informasi ilmiah yang bermanfaat bagi MA NU TBS Kudus dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan.. b. Peneliti Sebagai bahan latihan dalam penulisan karya ilmiah, sekaligus berguna untuk menyusun skripsi sebagai tugas akhir meraih gelar Strata satu (S-1) Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam di STAIN Kudus.