BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua muslim menyadari bahwa pada hakikatnya anak adalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN TAMAN PENDIDIKAN ALQURAN (STUDI SITUS SDN PANJANG 02 AMBARAWA)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah yang diberikan oleh Allah SWT. Anak adalah anugerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN

BAB IV ANALISIS TENTANG PROSES PENANAMAN NILAI NILAI AGAMA ISLAM PADA SISWA TAMAN KANAK KANAK DI R.A TARBIYATUL ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena pada saat usia dini adalah saat yang paling peka dalam

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. tingkah laku moral anak, dengan menanamkan nilai agama agar tercipta insan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menentukan sikap, langkah dan keputusan hidupnya karena pendidikan. agama adalah jiwa (spiritualitas) dari pendidikan.

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. begitu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu mendidik. keselamatan dunia maupun di akhirat kelak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ani Sumarni, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Sebuah perubahan apapun bentuknya, senantiasa akan mengacu

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. rohani, dan proses ini merupakan usaha pendidik membimbing anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar sekolah. Salah satu acuannya adalah pendidikan harus berprinsip

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

KONSEP ANAK DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G GERAKAN BEBAS BUTA AKSARA DAN PANDAI BACA ALQURAN DALAM WILAYAH KABUPATEN MAROS

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. agama. 1 Di sekolah umum (SD, SMP, SMA) pengajaran agama dipandang

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan yang baik akan sangat berpengaruh dari generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pondasi bagi majunya suatu negara. Bahkan pendidikan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. bahwa masyarakat dunia semakin dinamis dan komplek dikarenakan adanya. saling tukar menukar informasi dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk meningkatkan kualitas manusianya

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. adanya standar kompetensi. Berdasarkan Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap orang tua muslim menyadari bahwa pada hakikatnya anak adalah amanat Allah Swt yang dipercayakan (diamanatkan) kepada dirinya. Kesadaran para orang tua muslim akan hakikat anak mereka sebagai amanat Allah Swt sepantasnya ini ditanggapi dengan penuh tanggung jawab. Setiap muslim pasti menyadari bahwa Allah Swt memerintahkan kepada hamba-nya agar mengemban amanat itu dengan baik. Dengan demikian, maka orang tua pantang mengkhianati amanat Allah Swt, dan hukum mengemban amanat-nya pun wajib bagi mereka. Dari sekian perintah Allah Swt yang berkenaan dengan amanat-nya yang berupa anak adalah bahwa setiap orang tua wajib mengasuh dan mendidik anak-anak dengan baik dan benar, agar mereka tidak menjadi anak-anak yang lemah iman dan tumbuh dewasa menjadi generasi yang saleh. Inilah salah satu tanggung jawab orang tua. Dalam ajaran Islam pendidikan akhlak adalah jiwa dari pendidikan Islam. Para filsuf Islam merasa betapa pentingnya pendidikan anak-anak terutama dalam pendidikan akhlak. Mereka sependapat bahwa pendidikan anak-anak sejak dari kecil harus mendapat perhatian. Dalam ajaran Islam pendidikan keluarga dipandang sebagai penentu masa depan anak. Betapapun sederhananya sistem pendidikan dalam keluarga ini, tetaplah berpengaruh pada 1

2 pembentukan kepribadian anak. Karena dari sinilah pertumbuhan fisik dan mental anak dimulai. Dalam keluarga, orang tua merupakan pembina pertama bagi perkembangan dan pembentukan pribadi anak. Seperti yang dikatakan oleh Daradjat (1978:71) bahwa orang tua adalah pembina pribadi yang utama dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Anak yang baru dilahirkan diibaratkan seperti kertas putih yang memungkinkan orang tuanya untuk menulis apapun di kertas itu menurut keinginannya. Kepandaian dan keterampilan orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama sangat menentukan bagaimana watak anak setelah dewasa kelak. Sehubungan dengan hakikat pendidikan yang meliputi penyelamatan fitrah Islamiah anak, perkembangan potensi pikir anak, potensi rasa, potensi kerja, dan sebagainya tentu tidak semua keluarga mampu menanganinya secara keseluruhan mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki orang tua misalnya keterbatasan waktu, keterbatasan ilmu pengetahuan, dan keterbatasan lainnya. Oleh karena itu dalam batas-batas tertentu orang tua dapat menyerahkan pendidikan anaknya kepada pihak luar baik kepada lembaga sekolah maupun lembaga di lingkungan masyarakat seperti pesantren, majelis taklim, TPA, dan kursus-kursus serta lembaga lain di lingkungan masyarakat. Penyerahan anak kepada lembaga-lembaga pendidikan tersebut bukan berarti

3 memindahtangankan tanggung jawab orang tua tetapi sekedar penyerahan penanganan belaka. Sekolah merupakan salah satu tempat pendidikan bagi anak. Gorton (Sagala, 2006: 53) sekolah adalah suatu sistem organisasi yang didalamnya terdapat sejumlah orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang dikenal sebagai tujuan instruksional. Sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah telah diatur dan terprogram menurut jenjang dan tingkatnya. Namun demikian pada kenyataannya banyak permasalahan yang timbul yang dapat ditemui dalam kegiatan sekolah. Berhasil dan tidaknya anak belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup kematangan atau pertumbuhan kecerdasan atau intelegensi, motivasi, minat dan bakat, serta pengalaman anak. Sedang faktor eksternal mencakup lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah dan perangkat pendidikan lainnya yang saling berkaitan. Dalam perkembangannya, seorang anak selain membutuhkan perhatian dari keluarga dan sekolah juga membutuhkan perhatian dari lingkungan masyarakat. Lingkungan ini nantinya akan memberi pengaruh terhadap perkembangan jiwa anak. Seperti yang diungkapkan oleh Zuhaili (2002:89) bahwa masyarakat adalah pelaku atau faktor penting dalam pendidikan dan merupakan lingkungan luas yang mempresentasikan akidah, akhlak, serta nilainilai dalam prinsip yang telah ditentukan. Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap anak ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Dikatakan

4 berpengaruh positif apabila pengaruh tersebut membawa dampak yang baik bagi perkembangan jiwa anak ke arah hal-hal yang positif, sedangkan dikatakan berpengaruh negatif apabila dapat mempengaruhi jiwa anak untuk berbuat halhal negatif yang mengarah pada perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Terkait dengan pengaruh negatif lingkungan terhadap perkembangan jiwa seorang anak, maka peran orang tua sangatlah dibutuhkan untuk mengawasi, mengarahkan dan mengendalikan anak agar tidak terpengaruh dampak negatif dari lingkungan. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak sejak dini membutuhkan pembinaan akhlak agar nantinya tidak terseret arus yang menyesatkan perbuatan anak. Dengan pembinaan akhlak, diharapkan anak nantinya dapat bersikap dan berperilaku yang baik dan benar tidak hanya mengetahui norma-norma yang ada dalam masyarakat, tetapi juga dapat melaksanakannya dalam kehidupan seharihari dengan ikhlas. Lingkungan yang tertib, aman jauh dari tindakan kemaksiatan dan adanya keharmonisan hubungan diantara keluarga, masyarakat akan mendukung anak untuk belajar dan bersikap kritis terhadap apa yang mereka alami, dan sebaliknya anak yang tumbuh hidup di lingkungan keras penuh dengan kemaksiatan akan berpengaruh terhadap akhlak anak tersebut. Pendidikan Alquran bagi anak-anak merupakan masalah yang harus mendapat perhatian bila ingin melihat generasi baru yang tangguh, beriman, berakhlak mulia dan pandai bersyukur. Mendidik anak-anak dengan aksara dan jiwa Alquran, berupa pemahaman, penghayatan, pengamalan Alquran serta

5 kajian-kajian Islam dapat menjadi anak-anak umat Islam menjadi generasi idaman dan harapan di masa depan. Pembinaan agama dan pendidikan Alquran sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak sedini mungkin, karena pembinaan atau pendidikan yang diberikan pada masa kecil pengaruhnya akan lebih tajam atau berbekas dari pada pendidikan yang diberikan di usia dewasa. Pepatah Arab mengatakan belajar di waktu kecil ibarat mengukir di atas batu (Jazir, 2003: 19). Pepatah tersebut di atas dapat dimaknai bahwa mengukir di atas batu bekasnya sangat tampak tergores dan tahan lama, begitu pula halnya pembinaan atau pendidikan yang diberikan kepada anak-anak sejak dini akan lebih lama kesannya dan dapat menjadi bekal dalam hidupnya kelak. Sebagai suatu instansi pendidikan Islam, TPA mempunyai suatu strategi dan pendekatan pembinaan yang bukan hanya semata-mata pengajaran saja, akan tetapi juga pendidikan atau pembinaan agama lebih diarahkan dalam membentuk dan membina peserta didik TPA untuk menjadi muslim yang sejati dan benar-benar menghayati nilai-nilai agama dan mengindahkan norma-norma agama dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu agama yang diberikan bukan sekedar sebagai suatu ilmu tetapi sebagai perangkat penunjang untuk membentuk pribadi-pribadi muslim. Dengan kata lain pengajaran agama bukan diarahkan pada bagaimana anak menjadi seorang ahli agama, tetapi pembinaan agama lebih diarahkan pada bagaimana santri dapat menjadi agamawan yang baik.

6 Dengan diselenggarakannya Taman Pendidikan Alquran di SDN Panjang 02 Ambarawa, memberi peluang kepada orang tua untuk memasukkan anakanaknya untuk mengikuti serta mendalami pendidikan Islam khususnya dalam rangka membina akhlak anak, selain pendidikan yang telah diberikan dalam keluarga dan sekolah. Para orang tua mempunyai harapan yang besar pada TPA untuk dapat mendidik anak-anaknya dengan akhlakul karimah (akhlak yang baik), sehingga dapat dijadikan bekal bagi mereka dalam menjalani kehidupan di masa mendatang. Para orang tua berharap anak-anak mereka dalam kehidupan sehari-hari berperilaku sesuai dengan ajaran agama. Hal tersebut dapat terlihat dari tujuan pembinaan TPA yaitu menyiapkan landasan rohani, emosi, dan tradisi bagi santri sebagai generasi qurani, yang mencitai dan dicintai oleh Allah Swt. Perlu disadari bahwa pembinaan belajar dikatakan berhasil apabila dalam diri santri atau anak-anak terdapat perubahan tingkah laku. Salah satu aspek yang menentukan terjadinya perubahan tingkah laku para santri atau anak dalam pembinaan agama adalah adanya strategi guru atau pembinan dalam pembinaan agama. Strategi inilah yang bisa menjadi pendorong atau terciptanya proses belajar dan mengajar yang responsip sehingga para santri atau anak berminat atau rajin menghadiri pembinaan tersebut. Berdasarkan pengamatan dan data sementara yang ditemukan terlihat bahwa ada perbedaan sikap serta tingkah laku anak diantara anak-anak yang mengikuti pendidikan di TPA dengan mereka yang tidak mengikuti pendidikan di

7 TPA. Dalam realitas di lapangan perbedaan itu dapat terlihat misalnya anak-anak yang mengikuti pandidikan di TPA tingkah lakunya mengarah ke hal yang baik sesuai dengan ajaran agama. Selain itu mereka juga mempunyai pengetahuan agama yang lebih baik dibanding dengan anak-anak yang tidak mengikuti TPA. Oleh karena itu dipandang perlu untuk mengadakan penelitian tentang peranan TPA dalam pembinaan akhlak anak. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengelolaan Taman Pendidikan Alquran di SDN Panjang 02 Ambarawa. B. Fokus Penelitian Bertolak dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka fokus dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengelolaan Taman Pendidikan Alquran di SDN Panjang 02 Ambarawa? Dengan sub fokus penelitan: 1. Bagaimana ciri-ciri pengelolaan Taman Pendidikan Alquran (TPA) yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di SDN Panjang 02 Ambarawa? 2. Bagaimana ciri-ciri Peranan Taman Pendidikan Alquran (TPA) SDN Panjang 02 Ambarawa dalam pembinaan akhlak anak?

8 C. Tujuan Penelitian Dalam setiap melakukan penelitian tentunya mempunyai tujuan yang jelas, sehingga apa yang dicapai kelak diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Tujuan Penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan Pengelolaan Taman Pendidikan Alquran (TPA) yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di SDN Panjang 02 Ambarawa 2. Untuk mendeskripsikan Peranan Taman Pendidikan Alquran (TPA) dalam membina akhlak anak di SDN Panjang 02 Ambarawa. D. Manfaat Penelitian 1. Bersifat Teoritis a. Memberikan gambaran dan informasi tentang peran TPA di SDN Panjang 02 Ambarawa dalam pembinaan akhlak anak. b. Memberikan gambaran yang jelas tentang faktor pendorong dan penghambat pembinaan akhlak anak TPA di SDN Panjang 02 Ambarawa. 2. Bersifat Praktis a. Memberikan masukan efektif dan efisien kepada TPA di SDN Panjang 02 Ambarawa agar lebih meningkatkan kegiatannya. b. Memberikan informasi kepada orang tua, bahwa penyelenggaraan TPA perlu mendapat perhatian dan dukungan karena kegiatan yang

9 dilakukan identik dan menunjang belajar siswa khususnya pendidikan Agama. c. Menambah wawasan dan cara berpikir anak khususnya yang mengikuti pendidikan di TPA.