pelayanan dapat dilakukan secara maksimal dan konsisten (tidak ada yang terlewat). 5. Didalam apotek perlu disediakan peralatan untuk mempermudah

dokumen-dokumen yang mirip
6. Dalam Praktek Kerja Profesi di apotek pro-tha Farma sebaiknya diwajibkan calon apoteker melakukan Home Care yaitu kunjungan terkait pelayanan

DAFTAR PUSTAKA , , MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi ed. 3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332/ MENKES/ SK/ X/ 2002

d. Mahasiswa calon Apoteker memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di apotek, seperti masih sulitnya untuk berkomunikasi

kepatuhan pasien dalam menggunakan obat sehingga obat tersebut mampu memberikan efek terapi yang diharapkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

8. Pelayanan pasien harus disertai dengan KIE untuk memastikan bahwa setiap perbekalan farmasi dan alat kesehatan dapat digunakan dengan maksimal

resep, memberikan label dan memberikan KIE secara langsung kepada pasien. 4. Mahasiswa calon apoteker yang telah melaksanakan PKPA di Apotek Kimia

samping, waktu kadaluarsa (obat racikan), dan cara penyimpanan obat. f. Penyediaan tempat khusus untuk konseling sangat menberikan keuntungan bagi

supaya wawasan dan pengetahuan yang didapatkan lebih banyak.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Tirta Farma meliputi pemilik sarana apotek, apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. 5. Kegiatan promosi kesehatan kepada masyarakat perlu

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

5. PKPA di Apotek memberikan pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan praktis bagi calon apoteker mengenai sistem managerial obat (pengadaan,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Anief, M. 2005, Manajemen Farmasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

4. Praktek kerja profesi apoteker memberi kesempatan bagi para calon apoteker untuk dapat terjun langsung ke dunia kerja dan menerapkan segala ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

pelayanan non resep, serta pengalaman dalam memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada pasien. 5. Apoteker tidak hanya memiliki

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5. Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) memberikan bekal kepada calon apoteker sebelum terjun langsung ke masyarakat, agar kelak dapat

DAFTAR PUSTAKA. Kementrian Kesehatan RI, 2015, Profil Kesehatan Indonesia Jakarta.

sebagai tenaga kerja farmasi yang profesional yaitu dapat menerapkan nine star pharmacist (care giver, decision maker, communicator, manager, leader,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

yang ada di Apotek Tirta Farma selalu diawasi oleh apoteker. Segi manajemen mulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,

dilakukan pasien, serta hal penting lainnya terkait obat seperti efek samping, waktu kadaluarsa (obat racikan), dan cara penyimpanan obat. f.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mewujudkan suatu negara yang lebih baik dengan generasi yang baik adalah tujuan dibangunnya suatu negara dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan yang baik tentu menjadi keinginan dan harapan setiap orang, selain itu kesehatan dapat menjadi ukuran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

komunikasi dalam menyampaikan informasi mengenai obat yang akan digunakan kepada pasien. Bagi apotek : Untuk lebih meningkatkan kepuasan konsumen,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA 243 JL. RAYA ARJUNA NO. 151 SURABAYA 10 OKTOBER 12 NOVEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

satu sarana kesehatan yang memiliki peran penting di masyarakat adalah apotek. Menurut Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 2014, tenaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PKPA di Apotek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Periode 1 Agustus 30 September

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA 603 JL. AKHMAD YANI NO.119 SIDOARJO 22 JULI AGUSTUS 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH FARMASI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2 UJI KESERAGAMAN VOLUME SUSPENSI AMOKSISILIN YANG DIREKONSTITUSI APOTEK DI KOTA JAMBI.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia nomor 36 tahun 2014, tentang Kesehatan, adalah. setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Profesi di Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, sedangakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental bersifat deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan

Apoteker berperan dalam mengelola sarana dan prasarana di apotek. Selain itu, seorang apoteker juga harus menjamin bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK SAVIRA JL. TENGGILIS UTARA II/12 SURABAYA 17 OKTOBER NOVEMBER 2016 PERIODE XLVII

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA 603 JL. AHMAD YANI NO. 119 SIDOARJO (22 JULI 24 AGUSTUS 2015)

WORK PLAN PKP PUSKESMAS Kateg ori 7 LO Aspek Managerial Pengadaan Perbekalan Kefarmasian

BAB I PENDAHULUAN. penyedia obat bagi kebutuhan kesehatan masyarakat (Bogadenta, A ; 17-18). Selanjutnya

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Setelah menjalankan Praktek Kerja Profesi (PKP) Apoteker di Kimia Farma 26 mulai tangal 25 Juli 2017 hingga 26 Juli 2017, dapat disumpulkan bahwa : 1. Apotek merupakan tempat untuk menjalankan praktek profesi apoteker dalam melayani masyarakat secara langsung. Selain itu juga untuk penjualan retail sediaan farmasi berupa obatobatan dan alat kesehatan. 2. PKP Apoteker di Apotek Kimia Frma 26 memberi pengetahuan dan keterampilan kepada calon apoteker mengenai pekerjaan kefarmasian di apotek. 3. Dengan menjalankan PKP Apoteker, calon apoteker dapat merasakan dan menjalankan secara langsung praktek kefaramasian di dalam dunia kerja dan menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan. 4. Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di apotek. 5. Seorang apoteker, khususnya di apotek, harus memiliki kompetensi yang baik dari segi klinis (pengetahuan tentang obat-obatan), manajerial (pengelolaan sumber daya manusia, logistic dan keuangan), dan komunikasi (berhadapan dengan pasien dan melakukan KIE) agar dapat menjalankan praktek kefarmasian secara professional, disiplin dan penuh tanggung jawab. 131

BAB VI SARAN Saran yang dapat disampaikan untuk apotek dan calon apoteker yang akan menjalankan Praktek Kerja Profesi (PKP) Apoteker baik di Apotek Kimia Farma maupun di apotek lain yaitu : 1. Mahasiwa Program Studi Profesi Apoteker hendaknya mempersiapkan diri dengan banyak membaca dan membekali diri dengan ilmu tentang obat-obatan, pelayanan, perundangundangan, dan juga sistem manajemen baik di apotek tempat PKP maupun secara umum sebelum melaksanakan PKP. 2. Mahasiwa Program Studi Profesi Apoteker hendaknya aktif dalam melaksanakan PKP Apoteker, karena sangat banyak pengetahuan dan keterampilan yang tidak diajarkan di perkuliahan dan bisa diperoleh pada saat PKP Apoteker sehingga sangat berguna ketika sudah terjun di dunia kerja. 3. Mahasiwa Program Studi Profesi Apoteker hendaknya memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan berperilaku baik selama PKP Apoteker sehingga dapat berinteraksi dengan pegawai apotek lainnya baik apoteker, asisten apoteker, juru racik, maupun pegawai umum. 4. Didalam apotek sebaiknya mencantumkan SOP di setiap meja. Misalnya pada meja penerimaan dan penyerahan resep mencantumkan SOP penerimaan resep, skrining apa saja yang harus dilakukan, KIE/PIO apa saja yg perlu diberikan, dll; pada meja racik mencantumkan SOP persiapan meracik, membersihkan alat hingga mengembalikan alat, dll, sehingga 132

133 pelayanan dapat dilakukan secara maksimal dan konsisten (tidak ada yang terlewat). 5. Didalam apotek perlu disediakan peralatan untuk mempermudah peracikan atau persiapan obat. Misalnya label antibiotik yang berisi perintah kepada pasien untuk menghabiskan obat, tablet counter untuk menghindari kesalahan menghitung tablet dalam jumlah banyak (tablet dengan kemasan botol),

DAFTAR PUSTAKA Depkes RI., 1990, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 347 Tahun 1990 tentang Obat Wajib Apotek. Depkes RI., Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta, 2004. Depkes RI., 2006, Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Depkes RI., 2009, Peratutan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Jakarta. Depkes RI., 2015, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi. Depkes RI., 2009, Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, Jakarta. Depkes RI., 2009, Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Jakarta. Depkes RI., 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta. Depkes RI., 2015, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 3 tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi, Jakarta. Depkes RI., 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 51 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta. 134

135 Depkes RI., 2017, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 tahun 2017 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, Jakarta. Lacy, F.C., Lora, L.A., Morton, P.G., and Leonard, L.L., 2008, Drug Information Handbook 17 th ed., American Pharmacists Association, New York. Lacy, F.C., Lora, L.A., Morton, P.G., and Leonard, L.L., 2009, Drug Information Handbook 17 th ed., American Pharmacists Association, New York. McEvoy, Gerald K., et al., 2011, AHFS Drug Information, American Society of Health-System Pharmacist, Bethesda, Maryland. Seto S., Nita Y., Triana L., 2012, Manajemen Farmasi, ed 3, Airlangga University Press, Surabaya. Sweetman, S.C., 2009, Martindale: The Complete Drug Reference 36 th ed., Pharmaceutical Press, London.