BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu misi pemerintahan Indonesia saat ini adalah mewujudkan pemerintahan yang bersih. Semakin meningkatnya tuntutan pelaksanaan pengelolaan keuangan negara yang transparan dan akuntabel mendorong pemerintah untuk terus berupaya memperbaiki sistem akuntansi yang digunakan. Sistem akuntansi berbasis akrual menjadi isu yang sangat penting di era reformasi untuk menciptakan good government governance. Dalam reformasi di bidang keuangan negara, perubahan signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintahan yang transparan dan akuntabel menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Akuntabilitas dari sebuah laporan keuangan sangat penting bagi instansi pemerintah dan mempunyai pernanan untuk menilai organisasi dalam sektor swasta. Kepercayaan masyarakat meningkat jika pemerintah secara konsisten memberikan informasi akuntabilitas keuangan yang transparan dan terpercaya yang pada akhirnya memperkuat dukungan mereka terhadap pemerintah yang lebih berkualitas dalam mebangun pemerintahan yang efektif. Pada dasarnya pengelolaan keuangan tersebut mencakup perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan (administrasi), akuntansi dan pelaporan, dan pengawasan. Jika dikaitkan dengan aspek pertanggungjawaban dan akuntabilitasnya, maka institusi yang berwenang membuat regulasi untuk bidang- 1
2 bidang tersebut berbeda akan berhubungan sangat erat dengan disiplin akuntansi. Fungsi akuntansi sebagai tools untuk menyediakan informasi keuangan pemerintah, terutama yang berhubungan dengan anggaran dan realisasinya, akan bersinggungan dengan perencanaan. SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia yang bertujuan untuk memberikan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Berlakunya peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang SAP berbasis akrual membawa perubahan besar dalam sistem pelaporan keuangan di Indonesia, yaitu perubahan dari basis kas menuju akrual menjadi basis akrual penuh dalam pengakuan transaksi keuangan pemerintah. Perubahan basis tersebut selain telah diamanatkan oleh paket undang-undang keuangan negara, juga diharapkan mampu memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan, menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban, dan bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja. Sejalan dengan akan diterapkannya SAP Berbasis Akrual baik pada Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, dengan direvisinya PP No.24 Tahun 2005 menjadi PP No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, membawa beberapa perubahan dalam standar dan mekanisme penyajian laporan keuangan di pemerintah, serta didukung dengan ditetapkannya Permendagri No.64 Tahun 2013 Pasal 10 ayat (2) yang menyatakan penerapan
3 SAP berbasis akrual pada pemerintah daerah paling lambat mulai tahun anggaran 2015, maka peneliti Tertarik menganalisis penyajian laporan keuangan dan kesiapan pemerintah Kota Jakarta untuk menerapkan SAP berbasis akrual dalam penyajian laporan keuangannya. Dengan diterbitkannya PP No.71 Tahun 2010 tentang SAP yang akan digunakan untuk menghasilkan suatu laporan keuangan yang andal dan dapat dijadikan pijakan dalam pengambilan keputusan dan yang di harapkan dapat menjadi acuan, patokan serta standar untuk diterapkan dalam lingkup pemerintahan, yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah dan satuan organisasi dilingkungan pemerintah pusat/daerah yang wajib untuk menyajikan laporan keuangan agar lebih terciptanya akuntabilitas dan transparansi dari pengelolaan keuangan daerah tersebut. Berdasarkan fakta di atas, maka akan dilakukan analisis mengenai persiapan pemerintah Daerah dalam hal ini penelitian akan dilaksanakan di Pemerintah Kota Jakarta terkait dengan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Selanjutnya, akan dilakukan identifikasi kemungkinan kendala yang dihadapi oleh pemerintah Kota Jakarta dalam menerapkan basis akrual dengan menguraikan pengaruh budaya organisasi dan sikap individu dengan adanya perubahan standar akuntansi pemerintahan kas menuju akrual menjadi standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual serta dampaknya setelah penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual terhadap peningkatan pengembangan dalam hal ini pengembangan Sumber Daya Manusia di Kota Jakarta Berdasarkan
4 hal-hal yang telah diuraikan diatas maka judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Studi Kasus Pada Pemerintah DKI Jakarta
5 B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) di DKI Jakarta? Apakah Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) di DKI Jakarta telah mempertimbangkan basis akrual? C. BATASAN MASALAH Penelitian ini difokuskan pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Jakarta Pusat yang disusun oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Jakarta Pusat D. TUJUAN DAN MANFAAT 1. Tujuan dari penelitian ini adalah : 2. Untuk mengetahui kesesuaian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Jakarta Pusat dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang berlaku (PP 71 Tahun 2010). 3. Manfaat dari penelitian ini adalah : Memberikan gambaran penyajian Laporan Keuangan entitas Pelaporan pada tingkat pemerintahan daerah dalam menerapkan SAP berbasis akrual. Sebagai rekomendasi bagi Pemerintah Daerah Jakarta Pusat untuk dapat mempertimbangkan kesesuaian penyajian Laporan Keuangan berbasis akrual.