BAB 1 PENDAHULUAN. fisiologis yang terkait dengan usia (Aru, 2009). Menurut Nugroho (2008)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

BAB I PENDAHULUAN. (pengindraan) eksoreseptor, yaitu sistem visual (penglihatan), sistem auditory

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan warga lansia terbesar di seluruh dunia pada tahun yaitu

SKRIPSI. DiajukanSebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar sarjana Keperawatan. Oleh: JOKO PURNOMO J

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup (life ecpectancy) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Dilihat dari masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025

SRAGEN SKRIPSI JURUSAN FAKULTAS. Disusun oleh: J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) - manusia lahir. Manusia secara perlahan-lahan mengalami penurunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 (Kemenkes RI, 2014). Semakin meningkat usia harapan hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gerakan gerakan shalat yang meliputi berdiri, ruku, sujud, dan duduk adalah

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, masa tua dijalani dengan rasa ketidak bahagiaan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI DESA CELEP KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu juga mulai terlihat hilangnya bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap lansia (

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Dimensi kemanusiaan yang saling terkait yaitu aspek biologis, psikologis,

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerataan dan meningkatkan derajat kesehatan yang menjangkau seluruh lapisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ini memiliki beberapa dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) didefinisikan sebagai suatu kondisi penurunan, kelemahan, meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan perubahan lingkungan, hilangnya mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan fisiologis yang terkait dengan usia (Aru, 2009). Menurut Nugroho (2008) proses menua adalah proses yang terjadi di sepanjang hidup manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Proses menua merupakan akibat dari kehilangan yang bersifat bertahap (gradual loss) yang terkait dengan banyaknya perubahan yang terjadi pada lansia. Proses penuaan menyebabkan terjadi perubahan fungsi pada lansia seperti pada masalah kesehatan nya. Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak, meskipun kadang bisa dicegah atau dihindari. Konsep sehat sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor di luar kenyataan klinis yang mempengaruhi terutama faktor sosial budaya. Jadi, sangat penting menumbuhkan pengertian yang benar pada benak masyarakat tentang konsep sehat dan sakit karena dengan konsep yang benar maka masyarakat pun akan mencari alternatif yang benar pula untuk menyelesaikan masalah kesehatannya (Foster, 2006).

lansia yang sehat dan produktif menurut stenly, Blair, dan Beare (2005) adalah lansia yang mempunyai kemampuan untuk hidup dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat serta memiliki rasa pecaya diri yang kuat dalam menyeimbangkan perubahan dalam fisik dan psikososial akibat proses menua. lansia secara umum akan menghdapi perubaha yang berpengaruh terhadap kehidupan secara signifikan yaitu putus hubungan kerja, kehilangan status dan peran, perubahan peran diri terhadap keluarga dan hubungan dengan pasangan hidup. lansia juga akan mengalami kehilngan yaitu kehilangan fisik, psikis dan sosial-ekonomi. MeGilton, (2007) menyatakan lanjut usia memerlukan beberapa bantuan untuk melakukan beberapa aktivitas yang semula mereka mampu untuk melakukannya sendiri. kehilangan menurut potter & perry (2005) adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan suatu yang sebelumnya ada kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan. harapan lansia menurut (depkes, 2008) yaitu berupa adanya pemeriksaan kesehtan dan pengobatan, tersedianya wadah untuk melakukan aktivitas sosial bersama, kebutuhan hdup sehari-hari dan adanya jaminan dihari tua,perhatian dan kasih sayang dari anggota keluarga, teman akrab, penghargaan dari orang yang lebih muda dan yang paling penting adalah kebutuhan untuk menikmati hidup. hal ini dapat diperoleh dengan mejalankan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing sesaca nyaman dan tenang. penelitian yang dilakukan oleh Nauli (2014) hubungan pasangan hidup dengan harga diri lansia menunjukan bahwa sebagian besar harga diri lanjut usia yang memiliki pasangan hidup 61 orang

(92,4%) mempunyai harga diri tinggi dan yang tidak memiliki pasangan hidup 54 orang (81,8%) mempunyai harga diri yang tinggi. perubahan-perbahan pada lanjut usia menurut Prawitasari (1994 dalam wulandari 3003) meliputi perubahan fisik, psikososial, perubahan fisik pada lansia yaitu perubahan sistem respirasi, sistem kardiovaskuler, sistem pengaturan suhu tubuh, sistem gastrointestinal, sistem genitourinaria, sistem endokrim, sistem muskulskeletal, sistem pernafasan, sistem perubahan sel dan sistem pendengaran. sedangkan perubahan psikososial pada lansia yaitu ganggan pendengaran, bronkhitis kronis, gangguan pada tungkai atau sikap berjalan, gangguan pada sendi, gangguan pada defekasi, anemia, dimensia, gangguan penglihatan, dekompensasi kordis, kesepian, ansietas dan depresi. lanjut usia menrut WHO (2009) membagi lanjut usia menurut tingkatan usia yakni usia pertengahan (45-59 tahun), usia lanjut (60-70 tahun), usia sangat tua (>84 tahun) (Notoatodjo, 2007). badan kesehatan dunia WHO (2009) menyatakan bahwa penduduk lansia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang. sedangkan menurut Maryan dkk, (2008) klasifikasi lansia yaitu berusia pralansia yaitu seseorang yang berumur 45-59 tahun, lansia yang berusia 60 tahun atau lebih, lansia resiko tinggi yaitu berusia 70 tahun ke atas. jumlah lansia menurut sigalinggingo (2011) di indonesia jumlah lansia meningkat menjadi 20,5 juta, pada tahun 2009 jumlah ini mrupakan termasuk terbesar ke empat. Menurut WHO pada tahun 2010 prosentase lansia di dunia sebesar 9,11% dari total penduduk di dunia. Selain itu pada tahun 2011 di Negara-

negara maju juga men`galami peningkatan pada jumlah lansia diantaranya yaitu Amerika (12%), Jepang (22,6%), Jerman (20,5%), dan China (13%) (BPS, 2009). Berdasarkan data sensus penduduk pada tahun 2010 yang diselenggarakan BPS di seluruh wilayah Indonesia didapatkan jumlah penduduk Indonesia adalah 237.641.326 jiwa dengan jumlah penduduk lansia sebanyak (7,6%) atau 18.118.699 jiwa (Kemenkes RI, 2012). Pada tahun 2011 total penduduk lansia di Indonesia sebanyak (7,58%) dari total penduduk Indonesia (BPS, 2013), dan WHO telah memperhitungkan pada tahun 2025 nanti di Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah warga lansia sebesar 41,4%. Hal ini merupakan peningkatan tertinggi di dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa juga memperkirakan bahwa jumlah lansia di Indonesia akan mencapai ± 60 juta jiwa pada tahun 2050 (Notoatmodjo, 2007). Pulau Jawa terdiri atas 6 provinsi yaitu : Provinsi Jawa Barat, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi DI Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur. Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi dari 6 provinsi yang ada di Pulau Jawa. Jawa Tengah sendiri tercatat 2.336.115 jiwa merupakan lansia dari total penduduk 32.864.563 (Susenas, 2012).Pada tahun 2012 penduduk lansia tertinggi adalah provinsi D.I. Yogyakarta (13,04%), Jawa Timur (10,40%), dan Jawa Tengah (10,34%) dari total penduduk lansia di Indonesia (BPS, 2013).

Berdasarkan data dari Kantor Biro Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purbalingga, jumlah penduduk di Kabupaten Purbalingga pada tahun 2013 adalah 881.831 jiwa. Usia 0-4 tahun sebesar 78.105 jiwa, usia 5-14 tahun sebesar 163.122 jiwa, usia 15-44 tahun sebesar 394.269 jiwa, usia 45-64 tahun sebesar 181.892jiwa, dan usia 65 tahun sebesar 64.443 jiwa (Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, 2014). Cakupan pelayanan kesehatan dan usia lanjut di Kabupaten Purbalingga pada tahun 2012 yaitu sebesar 42,76% dan pada tahun 2013 sebesar 50,86%. Hal tersebut menunjukan adanya peningkatan sebesar 8,1%, tetapi masih jauh di bawah target nasional yaitu sebesar 70,00%. Pertambahan jumlah penduduk lansia dapat menimbulkan berbagai masalah terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan. Jika masalah tersebut tidak cepat ditangani maka masalah tersebut akan berkembang menjadi masalah yang lebih kompleks. Masalah kompleks yang terjadi pada lansia baik dari segi fisik, mental dan sosial yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan lansia menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan pelayanan kesehatan pada lansia. Pelayanan kesehatan pada lansia salah satunya adalah dengan diadakannya kegiatan posyandu lansia (Notoatmodjo, 2007). Dari studi pendahuluan yang sudah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 17 juni 2016 dengan kader posyandu di Desa Karang Nanas terdapat satu posyandu lansia karang nana yang terdapat di RW 02 RT 06 Desa Karang Nanas di peroleh informasi dengan jumlah keseluruhan lansia di posyandu

lansia karang nanas adalah 60 lansia, dengan laki-laki sejumlah 29 dan perempuan sejumlah 31. informasi lansia yang mengeluhkan terkait kondisi kesehatan yang menurun antara lain penyakit hipertensi sejumlah 5 lansia, mata berair sejumlah 10 lansia, pegal-pegal sejumlah 30 lansia, magh sejumlah 3 lansia, gatal-gatal sejumlah 1 lansia, diabetes sejumlah 2 lansia. lansia yang aktif mengikuti posyandu lansia sekitar 30 lansia. dari Rata-rata lansia yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia diketahui karena rumah yang jauh dari tempat posyandu dan kondisi yang menurun yang susah untuk datang ke posyandu lansia, tidak ada yang mengantar ke posyandu lansia. B. Rumusan Masalah Proses menua akan mempengaruhi semua sistem masalah kesehatan. Dari uraian latar belakang masalah yang telah ditulis memberi dasar bagi penulis untuk merumuskan masalah penelitian sebagai berikut gambaran masalah kesehatan pada lnsia. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran masalah kesehatan pada lansia di posyandu karang Nanas.

2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran masalah kesehatan pada lansia di posyandu karang Nanas. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang masalah kesehatan pada lansia dan menambah wawasan pengetahuan tentang cara melakukan penelitian. 2. Bagi lansia di Posyndu karang nanas Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ataupun informasi bagi posyandu karang nanas dalam mngurangi perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia, sehingga lansia dapat hidup lebih menyenangkan. 3. Bagi ilmu Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sebagai bahan referensi mengenai seberapa besar angka masalah kesehatan yang terjadi pada lansia di Posyandu karang nanas. 4. Bagi institusi pendidikan Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pustaka dan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasidan memberikan kontribusi empiris bagi para peneliti di kemudian hari khususnya yang berkaitan dengan masalah kesehatan pada lansia. E. Penelitian Terkait 1. Martir dan Jerger (2005) Judul Beberapa efek masalah penuaan pada proses pendengaran sentral. Penelitan ini bersifat eksperimen. Subjek dalam penelitian ini adalah lansia dengan penurunan pendengaran pada usia 51-90 tahun. Kriterian sampel adalah pendengaran baik dan kurang baik pada lansia yang menggunakan alat bantu pendengaran penuh dan pendengaran baik dan kurang baik pada lansia yang menggunakan alat bantu pendengaran pada telinga kanan.penelitian ini menggambarkan 28 orang dengan alat bantu pendengaran telinga kanan dan kiri 23 diantaranya memiliki pendengaran yang baik sedangkan 5 dengan pendengaran. Sedangkan 23 orang dengan alat bantu dengar pada telinga kanan 17 orang memiliki pendengaran baik dan 6 orang memilii pendengaran yang kurang baik. Perbedaan pada penelitian ini adalah penelitian yang akan saya lakukan bersifat deskriptif dengan variabel bebas yaitu perubahan sistem sensori. Persamaan dalam penelitian ini adalah pada variabel terikat yaitu lansia.

2. Pinto dkk (2014) Judul masalah penciuman 5 tahun kematian padaorang dewasa yang lebih tua. Subjek dalam penelitian ini adalah lansia yang berusia 57-85 tahun. Desain penelitian ini menggunakan desain kuantitatif. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu lansia dan variabel bebas yaitu disfungsi penciuman.dari 3005 lansia yang diteliti 1172 menderita anosmia (tidak bisa mendeteksi bau), 571 menderita hiposmia (penurunan kemampuan dalam mendeteksi bau), 301 normal dan selebihnya lansia sudah meninggal setelah lima tahun penelitian. Perbedaan pada penelitian ini adalah penelitian yang akan saya lakukan menggunakan penelitian bersifat deskriptif dan variabel bebas yaitu perubahan sistem sensori. Sedangkan persamaan penelitian yang akan saya lakukan yaitu pada variabel terikat pada penelitian saya adalah lansia dengan desain kuantitatif. 3. Heningsih (2012), Dengan penelitian yang berjudul Gambaran masalah tingkat ansietas pada lansia di Panti Wredha Darma Bakti Kasih Surakarta. Hasil penelitian bahwa lansia sebanyak 52 responden, responden yang tidak mengalami kecemasan 8 responden (15.4%), kecemasan ringan 19 responden (36,5%), kecemasan sedang 22 responden (42,3%), kecemasan berat 3 responden (5,8%). Bahwa lansia di Panti Wredha Darma Bakti Kasih Surakarta mengalami tingkat kecemasan kategori sedang sebesar (42,3%).Persamaan Sama-sama meneliti variabel terikat tingkat kecemasan pada lanjut usia di panti. Menggunakan rancangan deskriptif analitik dan metode kuantitatif.

Perbedaan Peneliti Heningsih tidak menggunakan variabel tipe kepribadian pada lanjut usia. Persamaan dalam penelitian ini adalah samasama meneliti lansia. perbedaan dalam penelitian ini adalah penelitian saya memakai jenis penelitian kuantitatif, dan penelitian saya meneliti tentang gambaran masalah kesehatan pada lanjut usia.