Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi. perawatan, perlindungan, dan kesejahteraan yang

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2013

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF

PENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF. Oleh : Dr. Sri Sutarsi, M.Si

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 1 32 TAHUN 2012

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No menetapkan Peraturan Presiden tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang Undang D

PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2017 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, masyarakat Indonesia seluruhnya, yang dapat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TAMAN ANAK SEJAHTERA

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR MINIMAL PELAYANAN POSYANDU PLUS DI KABUPATEN ACEH TIMUR

2 Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

-3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN dan BUPATI HULU SUNGAI SELATAN MEMUTUSKAN :

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KABUPATEN DEMAK

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 57 / HUK / 2010 TENTANG PENDIRIAN TAMAN ANAK SEJAHTERA

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM KABUPATEN ACEH JAYA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN KECAMATAN PURWODADI Jl. Raya Purwodadi No. 53 Telp (0343) Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan 67163

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENUTUPAN SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DIM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

._-" 'x'- '\~ ~ -.'\:.:,;.'.".;,~p,.. ",:,..;...:t;1l. -91.:'l;1. !JI~ f!i'~plj~ ~ wkkta~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

: KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 53 TAHUN 2000 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

BUPATI BANYUWANGI. Ttd.

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 153 TAHUN 2014 TENTANG GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Memperhatikan : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 153 TAHUN 2014 TENTANG GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No dan Kesejahteraan Keluarga Dalam Membantu Meningkatkan dan Mewujudkan Tertib Administrasi Kependudukan; Mengingat : 1. Undang-Undang No

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KRITERIA DAN TATA CARA PENDATAAN WARGA MISKIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 44 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-N TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemeri

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 16 TAHUN 2016

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN STAF AHLI BUPATI BULUNGAN BUPATI BULUNGAN,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pasal 28 menyatakan bahwa: (1) Pendidikan Anak Usia Dini

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

Monday, October 24, Berbagai Macam Program PAUD

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PROVINSI SULAWESI UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 130 TAHUN 2014 T E N T A N G

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2012

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BELITUNG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAABLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2015

Transkripsi:

Menimbang bahwa sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif merupakan aset yang sangat berharga bagi bangsa dan negara Indonesia; bahwa peningkatan kuatitas sumber daya manusia dalam pencapaian tumbuh kembang optimal sangat ditentukan oleh kualitas perkembangan anak selama periode usia dini yaitu sejak janin sampai anak usia 6 (enam) tahun yang terlihat dari meningkatnya derajat kesehatan dan status gtzt, kecerdasan dan keceriaan, pematangan emosional dan spiritud, dan kesejahteraan anak; bahwa untuk menjamin pemenuhan hak tumbuh kembang anak usia dini, diperlukan upaya peningkatan kesehatan, rangs rngan pendidikan, gizi, trrengasuhan, perawatan, perlindungan, dan kesejahteraan yang dilakukan secara simultan, sistematis, dan menyeluruh, terintegrasi dan berkesinambungan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif Kabupaten Magetan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OO2 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O02 Nomor 1O9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235); Undang-Undang Nomor 2O Tahun 2OO3 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 1O4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang Pemerintahan Daerah (Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 125, Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali teralhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2OO8 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang Pemerintahan Daerah (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 20O8 Nomor 59, Tambahan l,embaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2OO4 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan l mbararr Negara Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO7 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2OOS - 2O25 (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); Uandang-Undang Nomor 52 Tahun 2OO9 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 161, Tambahan Irmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 5O8O); Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2OO5 tentang Standar Nasional Pendidikan (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO5 Nomor 41, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2OOT tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (L,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 82, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OlO Nomor 23, Tambahan l.embaran Negara Republik Indonesia Nomor 5r0s); Peraturan Presiden Nomor 6O Tahun 2OL3 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2O13 Nomor 146); Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 284 Tahun 2005 tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak; Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 63 Tahun 2oll tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif Provinsi Jawa Timur; Pasa] 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Magetan. 2. Bupati adalah Bupati Magetan. 3. Kecamatan adalah Kecamatan di Kabupaten Magetan. 4. Camat adalah Camat di Kabupaten Magetan. 5. Desa/Kelurahan adalah Desa/Kelurahan di Kabupaten Magetan. 6. Kepala Desa/Lurah adalah Kepala Desa/Lurah di Kabupaten Magetan.

7. Satual Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Ke{a Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Magetan. 8. Anak usia dini adalah anak sejak janin dalam kandungan sampai dengan usia 6 (enam) tahun. 9. Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif adalah pengembangan anak usia dini yang dilakukan secara simultan, sistematis, dan terintegrasi berdasarkan pemahaman untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara utuh, terpadu, simultan, dan sistematis yang mencakup layanan kesehatan, rangsangan pendidikan, gzt, pengasuhan, perawatan, perlindungan, dan kesejahteraan. [0. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus keatas atau kebawah sampai dengan dera-fat ketiga. [1. Orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu angkat. [2. Pengasuh pengganti adalah orang atau lembaga yang diberi hak atau wewenang untuk melakukan pengasuhan anak. 1.3. Layanan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi anak untuk mempersiapkan kehidupan selanjutnya. 14. l,ayanan kesehatan dan gjzr adalah pemberian pelayanan kesehatan bagi anak agar setiap anak dapat memperoleh dera-iat kesehatan yang optimal. 15. l,ayanan pengasuhan anak adalah kebutuhan yang harus diberikan kepada anak yang meliputi sandang, pangan, kebutuhan gz\ pemantauan perkembangan anak, perawatan kesehatan dasar, serta perilaku hidup bersih dan sehat. 1.6. Kelembagaan Layanan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif adalah Taman Penitipan Anak (TPA), Taman Posyandu/Satuan PAUD Sejenis (SPS), Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-Kanak/ Roudhotul Athfal (TK/ RA), Bina Keluarga Balita (BKB), dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Pasal 3 (1) Tujuan Umum Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif adalah terselenggaranya layanan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif menuju terwujudnya Anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia. (2) Tujuan khusus Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif adalah : a. terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh meliputi kesehatan dan gjzr, rangsangan pendidikan, pembinaan moral emosional, dan pengasuhan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembagan secara optimal sesuai kelompok umur; b. terlindunginya anak dari segala bentuk kekerasan, penelantaran, perlakuan yang salah, dan eksploitasi dimanapun anak berada; c. terselenggaranya pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan selaras antara lembaga layanan terkait, sesuai dengan kondisi wilayah; dan d. terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait yaitu orangtua, keluarga, masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dalam upaya Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif.

BAB III RUANG LINGKUP Pasal 4 Ruang lingkup dalam Peraturan ini meliputi seluruh perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan yang terkait dengan program Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif. BAB IV STRATEGI Pasa] 5 Strategi dalam rangka Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif adalah : a. meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pendidik dan orang tua dalam memberikan layanan pendidikan dan pengasuhan anak secara optimal; b. menyelenggarakan pengembangan anak usia dini yang merata dan terjangkau dengan prioritas kepada anak dari keluarga miskin; c. meningkatkan kualitas pengembangan anak usia dini melalui berbagai kajian, penelitian, dan fasilitasi kepada lembaga penyelenggara; d. melakukan internalisasi nilai-nilai agama dan budaya untuk pembentukan karakter bangsa; e. memberdayakan peran serta dan partisipasi masyarakat; f. melakukan kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri;dan g. meningkatkan komitmen, koordinasi, dan kerjasama antar instansi pemerintah, lembaga penyelenggara layanan, dan organisasi terkait.

BAB V TANGGUNG JAWAB Pasal 6 (1) Penanggung jawab penyelenggaraan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif di tingkat Kabupaten adalah Bupati. (2) Penanggung jawab penyelenggaraan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif di tingkat Kecamatan adalah Camat. (3) Penanggung jawab penyelenggaraan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif di tingkat desa/kelurahar adalah Kepala Desa/Lurah. Pasal 7 Usia Sasaran (anak didik) dalam Pengembangan AnakUsia Dini Holistik Integratif adalah : a. Sasaran layanan Taman Penitipan Anak (TPA) adalah anak usia3bulan-6tahun; b. Sasaran layanan Taman Posyandu/ Satuan PAUD Sejenis (SPS) adalah anak usia O bulan - 3 tahun; c. Sasaran layanan Kelompok Bermain (KB) adalah anak usia3-4tahun; d. Sasaran layanan Taman Kanak-Kanak/Roudhotul Athfal/ Bustanul Athfal (TK/RA/BA) adalah anak usia 5-6 tahun; e. Sasaran layanan Bina Keluarga Balita (BKB) adalah orang tua anak usia 0-5 tahun;dan f. Sasaran layanan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah anak usia O - 5 tahun. Pasal 8 Instansi yang berperan dalam Pengembangan Anak usia Dini Holistik Integratif di tingkat Kabupaten adalah : a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

b. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat; c. Dinas Kesehatan; d. Dinas Pendidikan; e. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana; f. Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (Tim Penggerak PKK); g. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; h. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi; i. Kantor Kementerian Agama; j. Kantor Arsip dan Perpustakaan; k. Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;dan 1. Dinas Perindustrian dan Perdagangan; Pasal 9 (1) Untuk dapat melaksanakan layanan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif perlu dibentuk Sekretariat Tetap di tingkat Kabupaten. (2) Unsur Sekretariat Tetap di tingkat Kabupaten terdiri dari SKPD Kabupaten dan Tim Penggerak PKK. (3) Lembaga Non Pemerintah dan perguruan tinggi dapat ikut serta dalam pengembangan anak usia dini holistik integratif dan berfungsi sebagai mitra kerja. (4) Tugas pokok Sekretariat Tetap meliputi : a. koordinasi; b. merumuskan kebijalan dan strategi; c. pelaksanaan; d. pemantaun dan evaluasi;dan e. pelaporan. (5) Pembentukan Sekretariat Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 1O Pemantaun dan evaluasi dilakukan seca-ra berkala, berkelanjutan, dan berkesinambungan terhadap

penyelenggaraan kegiatan dan kemajuan perkembangan anak usia dini yang mencakup aspek motorik kasar, motorik halus, berbahasa, sosial emosional, kemajuan belajar, kegiatan main, dan hasil karya. Pasal l1 Sekretariat Tetap melakukan pemantaun dan evaluasi secara malro terhadap pelalsanaan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif berdasarkan RPJMD dan Rencana Kerja SKPD. Pimpinan SKPD melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan pada setiap SKPD yang dipimpinnya. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif dilakukan sebelum diadakannya pen5rusunan program atau kegiatan tahun berikutnya. Hasil evaluasi pelaksanaan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif menjadi bahan masukan dalam pen5rusunan kebljakan, program dan kegiatan tahun mendatang. Pasal 12 SKPD melaporkan pelaksanaan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif kepada Bupati secara berkala setiap satu tahun dengan tembusan kepada Ketua Sekretariat Tetap. Materi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) meliputi: a. pelaksanaan program dan kegiatan; b. instansi yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan; c. saserran kegiatan; d. penggunaan anggaran yang bersumber APBN, APBD atau sumber lain; e. permasalahan yang dihadapi; dan f. upaya penyelesaian yang telah dilakukan.

Pasal 13 Pelaksanaan pengawas rn dan pengendalian terhadap Peraturan ini dilakukan oleh Instansi yang terkait dan berwenang melaksanakan layanan pendidikan, pengasuhan, kesehatan dan gqzi, ketahanan dan pemberdayaan keluarga, dan keagamaal. BAB X PEMBIAYAAN Pasa-l 14 Segala pembiayaan yang diperlukan bagi pelaksanaan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif Kabupaten dibebankan pada : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten;dan b. pembiayaan/partisipasi oleh masyarakat;dan Selain pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b, pembiayaan dapat berasal dari pihak lain yang sah dan tidak mengikat sepanjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB xii PENUTUP Pasal 16 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengund mgern Peraturan Bupati ini dengan penetapannya dalam Berita Daerah Kabupaten Magetan;