BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir yang diperlukan pada era globalisasi adalah terkait proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan telah berusaha untuk memperbaiki kemampuan siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. Syamsuddin Abin (2007, h. 22) mengatakan bahwa pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan. peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah negara.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Media Pembelajaran Power Point Interaktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Pendidikan menunjukkan cara dan bagaimana warga negara

siswa, karena yang seharusnya siswa dapat memahami akan tetapi siswa hanya menghafal sehingga materi tidak dapat terserap dengan sempurna oleh otak.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan siswa secara optimal baik secara kognitif, afektif dan. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. dan keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada usaha untuk. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Profesional seorang guru adalah salah satu faktor yang dapat menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa melalui model matematika. sebagai produk yang siap pakai. Selain itu guru-guru tidak mengetahui bahwa

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

BAB I PENDAHULUAN. cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

I PENDAHULUAN. pendidikan. Bahkan sistem pendidikan di Indonesia saat ini juga telah banyak. mengubah pola pikir terutama dalam dunia pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih serta mengharuskan seseorang menguasai dan memahami berbagai disiplin ilmu agar dapat mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih. Kemampuan berpikir yang diperlukan pada era globalisasi adalah terkait proses berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat tinggi yang dikenal dengan metakognisi. Mengenai proses dalam pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting. Inti dari kegiatan pendidikan adalah kegiatan belajar-mengajar, cara siswa mengikuti kegiatan belajar-mengajar dan hasilnya akan terlihat dari minat belajar yang diperoleh siswa. Banyak kasus yang menunjukkan bahwa minat belajar siswa banyak yang kurang memuaskan dan banyak nilai siswa dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan, ini dikarenakan keberhasilan proses belajar mengajar terutama program pendidikan akuntansi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran Etika Profesi pada kelas X AK 3 di SMKN 3 Bandung. 1

2 Tabel 1.1 Presentase Minat Siswa Kelas X AK 3 Pada Mata Pelajaran Etika Profesi SMKN 3 Bandung Frekuensi Presentase No Minat Siswa (orang) (%) 1 Perasaan senang 1 2,5% 2 Ketertarikan siswa 3 8% 3 Perhatian siswa 2 5,5% 4 Keterlibatan siswa 3 8% Jumlah 9 24% Sumber: kelas X AK 3 SMKN 3 Bandung Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran Etika Profesi di kelas tersebut masih menghadapi masalah yang perlu diselesaikan, salah satunya adalah belum optimalnya proses belajar siswa dalam pembelajaran Etika Profesi sehingga minat belajar yang diperoleh tidak memuaskan. Dari hasil observasi tersebut, diperoleh data minat belajar siswa dalam mata pelajaran Etika Profesi siswa-siswi SMKN 3 Bandung kelas X AK 3 tahun pelajaran 2015/2016 terdapat 1 siswa yang merasa senang, 3 siswa yang tertarik dalam pembelajaran, 2 orang yang memperhatian, dan 3 orang yang terlibat dalam pembelajaran dimana dari 38 jumlah siswa AK 3 bahwa 9 orang yang mempunyai minat sedangkan 29 orang tidak memiliki minat belajar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan siswa belajar serta guru mengajar dan hal ini merupakan salah satu tuntutan dalam dunia pendidikan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam Ali Mashun (2012, h. 33) mengatakan, Untuk mendapatkan minat belajar dalam

3 bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan dari luar diri individu. Salah satu tolak ukur bagi guru untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa serta proses belajar adalah minat belajar siswa. Minat belajar setiap siswa dalam proses pembelajaran etika profesi yang diberikan guru itu berbeda-beda, oleh karena itu guru dituntut untuk lebih meningkatkan cara belajar yang mengasyikkan, menyenangkan dan menarik minat siswa sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan serta merangsang siswa untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan mengenai konsep etika profesi baik secara lisan maupun tertulis agar siswa dapat dengan mudah memahami materi yang diberikan oleh guru. Di samping itu siswa pun memiliki kemampuan-kemampuan setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan adanya perubahan tingkah laku. Cara belajar mengasyikkan, menyenangkan dan menarik minat siswa adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mengutamakan siswa lebih aktif di kelas dibandingkan dengan guru. Azhar Arsyad (2013, h. 25) menyatakan: Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut. Hal demikian akan menuntut kemampuan siswa agar lebih bisa berfikir logis, kritis, dan kreatif. Kemampuan berpikir kreatif dapat memberikan pengaruh yang baik pada kepribadian anak. Dari banyaknya media pembelajaran dalam pelajaran etika profesi tetap yang harus diperhatikan dan yang terpenting bukan pada media

4 pembelajaran yang dipilihya tetapi media pembelajaran yang dapat menjamin pembelajaran berhasil seperti yang diharapkan. Power point merupakan sebuah aplikasi komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh microsoft di dalam paket aplikasi kantoran seperti microsoft office, microsoft excel dan beberapa aplikasi lainnya. Dalam media pembelajaran power point interaktif guru bukan hanya menginginkan siswanya sekedar mengingat materi pelajaran, akan tetapi dapat memahaminya secara penuh sehingga minat belajar yang diperoleh siswa tidak mudah hilang dari ingatannya. Siswa perlu memiliki tanggung jawab dalam membentuk pemahamannya dengan menyadari yang dibaca, ditulis, dan masalah yang sedang dihadapi. Rudi dan Cepi (2009, h. 10) menyatakan, Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan dapat menciptakan sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. Berdasarkan uraian di atas penulis mencoba meneliti media pembelajaran power point interaktif sebagai salah satu media yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran etika profesi yang sekiranya media tersebut akan tepat serta efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman belajar siswa. Alasan memilih media pembelajaran power point interaktif adalah sebagai berikut: a. Tujuan pembelajaran etika profesi di SMK lebih mengutamakan ranah kognitif (pemahaman konsep-konsep) dan ranah psikomotor (keterampilan) disamping juga ranah afektif, maka diharapkan dengan

5 media pembelajaran power point interaktif, siswa lebih memahami dan dapat menerapkannya materi yang telah dibahas. b. Media pembelajaran power point interaktif diharapkan proses belajar mengajar lebih variatif dalam hal penggunaan metode pembelajaran selain metode ceramah, latihan dan penugasan (konvensional) yang lazim digunakan oleh guru SMK. Dari uraian permasalahan di atas peneliti merasa tertarik mengkhususkan melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Media pembelajaran Power Point Interaktif Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Etika Profesi Kelas X AK 3 Di SMKN 3 Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Guru belum mampu menciptakan kelas dengan suasana belajar yang mengasyikkan, menyenangkan dan menarik minat siswa sehingga siswa merasa jenuh dan bosan serta belum dapat merangsang siswa untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan mengenai Etika Profesi baik secara lisan maupun tertulis agar siswa dapat dengan mudah memahami materi yang diberikan oleh guru. 2. Siswa belum pernah mengenal proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Power Point Interaktif.

6 3. Kurangnya ketersediaan media pembelajaran dalam kelas megakibatkan pada kurangnya pengembangan minat belajar yang dimiliki siswa. 1.3 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1.3.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan media pembelajaran Power Point Interaktif pada mata pelajaran etika profesi di kelas X AK 3 SMKN 3 Bandung? 2. Bagaimana minat belajar siswa pada mata pelajaran etika profesi di kelas X AK 3 SMKN 3 Bandung? 3. Seberapa besar pengaruh media pembelajaran Power Point Interaktif terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran etika profesi di kelas X AK 3 SMKN 3 Bandung? 1.3.2 Batasan Masalah Batasan masalah sangat diperlukan dalam penelitian, disebabkan adanya pertimbangan keterbatasan waktu, biaya, sumber, tenaga, dan lain sebagainya. Sehingga membatasi penelitian ini sebagai berikut: 1. Siswa kelas X AK 3 di SMKN 3 Bandung semester II sebanyak 1 kelas tahun ajaran 2015-2016. 2. Materi yang dijadikan penelitian yaitu pada pokok bahasan Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja mata pelajaran Etika Profesi.

7 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan media pembelajaran Power Point Interaktif pada mata pelajaran etika profesi di kelas X AK 3 SMKN 3 Bandung. 2. Untuk mengetahui Minat belajar siswa pada mata pelajaran etika profesi di kelas X AK 3 SMKN 3 Bandung. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media pembelajaran Power Point Interaktif terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran etika profesi di kelas X AK 3 SMKN 3 Bandung. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Dengan diadakannya penelitian ini maka diharapkan dapat memberi masukan positif dan menambah sumbangan bagi ilmu pengetahuan untuk kajian lebih lanjut mengenai pengaruh media pembelajran Power Point Interaktif terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran etika profesi. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Sekolah a) Mendorong sekolah untuk dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran etika profesi. b) Diharapkan dapat memberikan suatu masukan bagi sekolah dalam mengembangkan media pembelajaran yang baik yang

8 dapat digunakan untuk meningkatkan standar mutu pembelajaran khususnya dan disekolah pada umumnya. 2. Bagi Guru a) Melalui penelitian ini guru dapat memilih media pembelajaran yang tepat untuk siswanya dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif serta dapat memberikan variasi dalam teknik proses pembelajaran. b) Dengan membiasakan siswa belajar menggunakan media yang baik, maka akan meningkatkan minat belajar siswa tersebut semaksimal mungkin. 3. Bagi Siswa Dengan menggunaan media pembelajaran Power Point Interaktif diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan pemahaman belajar, meningkatkan keaktifan dan kemampuan berpikir kreatif serta berpotensi mengembangkan minat belajar. Siswa pun semakin termotivasi untuk belajar karena partisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan suasana pembelajaran semakin variatif dan tidak menoton. 1.6 Definisi Operasional Agar tidak terjadi pemahaman yang berbeda tentang variabel-variabel yang digunakan dan juga untuk memudahkan peneliti dalam menjelaskan apa yang

9 sedang dibicarakan, sehingga dapat bekerja lebih terarah, maka beberapa variabelvariabel perlu didefinisikan secara operasional. Variabel-variabel tersebut adalah: a. Pengaruh Menurut Chulsum dan Novia dalam Zehan (2015, h. 9) pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu, orang, benda, yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang dan sebagainya. b. Media Pembelajaran Power Point Interaktif Menurut Rudi dan Cepi (2009, h. 22) media pembelajaran power point interaktif adalah suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. c. Minat Belajar Menurut Ahmad Susanto (2013, h. 58) minat belajar adalah dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya. d. Etika Profesi Menurut Sukrisno Agoes (2011, h. 26) etika berasal dari kata yunani ethos yang artinya kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Menurut Sukrisno Agoes (2011, h. 123) profesi adalah pekerjaan mulia yang dilakukan oleh dokter, akuntan, pengacara, dan profesi lainnya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas etika profesi merupakan sikap pekerjaan mulia yang dilakukan di tempat kerja.

10 Memperhatikan definisi atau istilah di atas maka yang dimaksud dengan Pengaruh Media Pembelajaran Power Point Interaktif Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Etika Profesi Kelas X AK 3 Di SMKN 3 Bandung pada penelitian ini adalah daya yang timbul dari sebuah sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif dan menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan pada pekerjaan yang dilakukan di tempat kerja.