BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kualitas sumber daya manusia yang baik merupakan modal utama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maka selera terhadap produk teknologi pangan tidak lagi bersifat lokal, tetapi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan penduduknya dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih makanan instan yang biasa dikenal dengan istilah fast food. Gaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB 1 : PENDAHULUAN. ekonomis (Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009) (1). Pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. saja. Penyebab timbulnya masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB I PENDAHULUAN. dan orang-orang terdekat,mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

hiperkolesterolemia, asam urat, dan lain-lain. Pada tahun 2003 WHO (World Health

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta

BAB I PENDAHULUAN. terutama di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran,

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. suatu konsep mengenai perubahan pola kesehatan dan penyakit. Konsep tersebut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan aspek penting dalam menunjang kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia yang baik merupakan modal utama pembangunan bangsa. Oleh karena itu, pembangunan di bidang kesehatan sangat penting. Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya hidup sehat bagi setiap penduduk Indonesia sehingga mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu daya saing generasi yang mempunyai sumber daya manusia (Depkes RI, 1999). Pengaruh globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan industri mengakibatkan perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya, seperti perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya perilaku merokok. Perubahan tersebut telah memberi kontribusi terhadap semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti; jantung, tumor, diabetes, hipertensi, gagal ginjal dan sebagainya (Tjandra, 2011). Penyakit tidak menular menjadi "tren" tersendiri dalam masalah kesehatan. Gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan, stres serta kurangnya aktivitas fisik yang bermanfaat disebut sebagai pemicu timbulnya penyakit tidak menular seperti penyempitan pembuluh darah jantung dan stroke (Tri, 2012).

Penyakit jantung dan stroke merupakan penyakit tidak menular yang menduduki peringkat pertama terbanyak penyebab kematian di dunia. Penyakit jantung pada awalnya banyak dijumpai terjadi pada orang tua, yakni mereka yang telah berusia 60 tahun ke atas. Namun sekarang ini, justru ada kecenderungan juga diderita orang yang berusia di bawah 40 tahun. Hal ini disebabkan karena banyak orang muda memiliki pola hidup tidak sehat (Dewi, 2012). Beberapa ahli menyebutkan penyakit jantung kini sudah menjadi epidemi global. Sama halnya dengan penyakit jantung, stroke juga terus mengalami peningkatan. Angka kejadian penyakit ini di Indonesia adalah salah satu yang tertinggi di Asia, dan cukup prihatin dengan kondisi generasi muda belakangan ini yang mudah terkena stroke (Haryono, 2012). Peningkatan penyakit tidak menular ini akan berdampak negatif pada ekonomi dan produktivitas bangsa karena pengobatannya sering kali memakan waktu lama dan memerlukan biaya besar. Penyakit yang dianggap akan meningkat di tahun 2012 ini, adalah beberapa jenis penyakit tidak menular yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya. (Sedyaningsih, 2012). Prevalensi penyakit tidak menular cenderung mengalami peningkatan. Namun pemerintah kesulitan untuk memprogramkan penanggulangannya. Penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus (DM), penyakit jantung, hipertensi dan kanker. Jumlah penderita ketiga penyakit tersebut di RSU dr. Pirngadi Medan pada 2011 mencapai 1.466 dengan kasus baru 136 kasus (Bahrum, 2011). Penyakit tidak menular seperti diabetes melitus (DM), penyakit jantung, hipertensi, dan kanker terus mengalami peningkatan. Penyakit DM misalnya.

Berdasarkan data dari RSUD dr Pirngadi Medan, jumlah kunjungan pasien DM ratarata mencapai 8.462 tiap bulan dengan jumlah pasien baru 1.251 orang. Penyakit jantung koroner juga mengancam. Rata-rata sebanyak 1.198 pasien berkunjung ke RSU Pirngadi setiap bulannya dan 33 di antaranya adalah pasien baru (Suhadi, 2011). Masalah kesehatan ini pada umumnya terjadi pada orang muda perkotaan, pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan akan mempengaruhi lingkungan, cara hidup, dan perkembangan pola penyakit. Adanya perubahan gaya hidup, mengakibatkan peningkatan jumlah penyakit tidak menular dengan berbagai faktor risiko antara lain merokok, diet yang tidak sehat, kurang mengkonsumsi buah dan sayur, kurang aktivitas fisik serta memiliki gaya hidup yang tidak sehat (Sedyaningsih, 2010). Departemen Kesehatan (2002) menetapkan 3 indikator gaya hidup sehat antara lain perilaku tidak merokok, pola makan seimbang, dan aktivitas fisik yang teratur. Dengan ditetapkannya ketiga indikator ini diharapkan seluruh masyarakat Indonesia dapat mengikuti dan memiliki ketiga kriteria gaya hidup sehat tersebut sehingga masyarakat dapat terhindar dari penyakit degeneratif yang diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Mahasiswa sebagai generasi muda dan merupakan aset bangsa unggul di masa yang akan datang memerlukan perhatian khusus dalam gaya hidup sehat. Aktivitas yang padat, kehidupan sosial dan kesibukan mahasiswa sangat mempengaruhi gaya hidupnya. Melihat gaya hidup modern dan dampak penyakit yang diakibatkannya, dapat pula dilihat pada gaya hidup mahasiswa pada saat ini. Bukan hanya merokok, gaya hidup mahasiswa dalam pola makan juga belum seimbang. Mahasiswa lebih

memilih mengonsumsi makanan kecil di malam hari dibanding mengonsumsi buahbuahan dan sayuran. Gaya hidup mahasiswa dalam kebiasaan melakukan aktivitas fisik masih sangat rendah. Begitu mengkhawatirkannya gaya hidup mahasiswa (Ari, 2008). Berbagai penelitian yang pernah dilakukan dengan topik yang berhubungan dengan indikator gaya hidup sehat dalam hal perilaku merokok seperti penelitian yang dilakukan oleh Loren di FK USU pada tahun 2010 tentang pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap rokok disimpulkan bahwa dari 306 orang mahasiswa sebagai sampel, 75,8% pengetahuan terhadap rokok dalam kategori sedang dan sikap terhadap rokok 89,9% pada kategori baik. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan terhadap rokok, bahaya merokok, kandungan rokok yang berbahaya sehingga dengan memiliki pengetahuan yang baik tentang rokok akan mempengaruhi sikap terhadap rokok. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan untuk melihat pola makan mahasiswa diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Muharrom di FKM UNAIR tahun 2006 bahwa 80% mahasiswa malas untuk sarapan pagi. Terlebih lagi sebagian besar mahasiswa merupakan anak kost yang tinggal jauh dari keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa pola makan mahasiswa yang tinggal jauh dari keluarga menjadi tidak teratur (Putra, 2008). Begitu juga halnya dengan hasil survei yang dilakukan oleh Darlina (2004) pada mahasiswa USU, 89% mahasiswa putri dan 92% mahasiswa putra suka mengonsumsi mie instant sebagai makanan pengganti. Sebagian mahasiswa USU memberi alasan mengonsumsi mie instant karena harga yang relatif murah

dibandingkan dengan membeli sebungkus nasi. 63,42% mahasiswa FKM USU yang sarapan pagi setiap hari, 50,04% yang rutin makan malam dan 30,14% yang mengonsumsi susu sebagai tambahan zat gizi. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa mahasiswa tidak mengetahui pola makan sehat dan seimbang, tidak mengetahui pentingnya sarapan pagi dan hanya ingin yang serba instan dan murah, tanpa memikirkan efek negatif dari mie instan jika dikonsumsi terlalu sering. Sama halnya dengan penelitian mengenai pola makan vegetarian yang dilakukan Suryani (2011) terhadap 63 sampel, diperoleh bahwa mahasiswa FKM USU yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 36 orang (57,10%) dan tingkat pengetahuan sedang 27 orang (42,90%). Dan distribusi frekuensi sikap mahasiswa FKM USU terhadap pola makan vegetarian yang setuju 37 orang (58,70%) dan tidak setuju 1 orang (1,60%). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa FKM USU masih harus mencari informasi yang lebih banyak lagi mengenai pola makan vegetarian dan bahkan mencoba pola makan vegetarian sebagai salah satu alternatif hidup sehat. Penelitian yang dilakukan oleh Nadya di USU tahun 2009 bahwa pada umumnya mahasiswa USU Medan mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok dengan frekuensi lebih kurang 1 kali per hari, ikan sebagai lauk pauk, jenis sayursayuran yang paling banyak dikonsumsi adalah sawi, serta buah-buahan yang paling sering dikonsumsi adalah jeruk dengan frekuensi lebih kurang 1 kali per hari, sedangkan untuk jenis makanan dan minuman jajanan yang paling sering dikonsumsi adalah permen dan teh dengan frekuensi lebih kurang 1 kali per hari. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa cenderung tidak mengonsumsi

beranekaragam makanan dan tidak memperhatikan keseimbangan antara serat dan zat gizi yang lain. Sebagai Negara yang sedang berkembang, Indonesia menyadari Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kekuatan utama pembangunan, maka kualitasnya harus ditingkatkan dengan menjalani gaya hidup sehat. Mahasiswa FKM USU adalah Sumber Daya Manusia dan merupakan salah satu agen perubah yang sangat berperan dalam masyarakat dimana mahasiswa FKM USU diharapkan untuk dapat mengubah masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang baik. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, mahasiswa FKM USU tentunya juga diharapkan memiliki gaya hidup yang sehat antara lain perilaku tidak merokok, pola makan sehat dan seimbang, dan aktivitas fisik yang teratur, sesuai dengan misi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat adalah menghasilkan output akademik yang berkualitas tinggi yang berorientasi kebijakan dalam memecahkan masalah kesehatan. Untuk itu, penulis ingin melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap Terhadap Gaya Hidup Sehat Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat tahun 2012 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Pengetahuan dan Sikap Terhadap Gaya Hidup Sehat Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat tahun 2012. 1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap terhadap gaya hidup sehat pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat tahun 2012 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran sumber informasi tentang gaya hidup sehat pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat tahun 2012. 2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan terhadap gaya hidup sehat pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat tahun 2012. 3. Untuk mengetahui gambaran sikap terhadap gaya hidup sehat pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat tahun 2012. 4. Untuk mengetahui gambaran kelompok referensi yang mempengaruhi gaya hidup sehat pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2012. 1.4 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak : 1. Bagi Peneliti Merupakan salah satu aplikasi ilmu kesehatan masyarakat yang dipelajari selama masa perkuliahan di FKM USU.

2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai informasi dan bahan masukan bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat untuk menerapkan berbagai kegiatan dan fasilitas yang meningkatkan gaya hidup sehat pada mahasiswa. BAB II