BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut JNC 7 Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmhg dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

YUANITA ARDI SKRIPSI SARJANA FARMASI. Oleh

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat hipertensi di Indonesia. Hipertensi disebut sebagai. (menimbulkan stroke) (Harmilah dkk., 2014).

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah salah satu penyakit pembunuh diam-diam (silent killer)

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang

Apakah labu siam menurunkan tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Banyak sekali penemuan-penemuan mutakhir dalam dunia medis, sejalan

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler degeneratif kronis. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pemberian sediaan poliherbal menurunkan tekanan darah tikus model

BAB I PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. dilakukan rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol (Chobanian,

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi (tekanan darah tinggi) sering dikatakan sebagai silent killer

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal ini dijelaskan dalam undang - undang Nomor 17 tahun 2007 tentang rencana


BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi di abad ke-21 ini mampu mengubah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. pula kelompok lanjut usia (lansia) di masyarakat (Sudiarto, 2007). Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pembuluh darah (Setiati S, 2014). kronik ataupun akut (Sudoyo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan mengakibatkan kerja otak melambat dan fungsi organ-organ

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2008 prevalensi penyebab kematian tertinggi terjadi pada akut miokard infark (AMI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan kondisi yang sangat sering ditemukan di layanan primer dan masih menjadi salah satu keadaan yang paling dapat dicegah dalam konstribusinya menyebabkan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular (JNC 8, 2013). Hipertensi jarang menunjukan gejala di awal penyakit dan banyak penderita yang tidak terdiagnosis. Dari mereka yang terdiagnosis, banyak diantaranya yang tidak ditatalaksana dengan baik dan tidak terkontrol untuk jangka waktu lama (WHO, 2013). Menurut JNC 7 Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmhg dan atau tekanan darah diastolik 90 mmhg pada usia 18 tahun. Berdasarkan definisi ini diperoleh prevalensi hipertensi diseluruh dunia sekitar 15-20%, sedangkan di Asia mencapai 8-18%. Diperkirakan prevalensi hipertensi meningkat sekitar 80% pada tahun 2025, yaitu dari 639 juta kasus di tahun 2000 menjadi 1,15 milyar kasus pada tahun 2025 (Sulastri et al., 2010). Di Indonesia prevalensi hipertensi yang di peroleh melalui pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun sebesar 26,5%, yang didapatkan melalui kuesioner terdiagnosis oleh tenaga kesehatan hanya sebesar 9,4%, menandakan sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Prevalensi hipertensi di Sumbar mencapai 22,6% (Riskesdas, 2013). Berdasarkan laporan seluruh puskesmas di kota Padang, kunjungan penderita hipertensi tahun 2013 merupakan kunjungan tertinggi, yaitu sebanyak 6.714 kunjungan baru, 35.054 kunjungan kasus lama dan hipertensi termasuk kedalam sepuluh penyakit terbanyak tahun 2013 (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2013).

Penyakit hipertensi merupakan faktor risiko stroke, infark miokard, gagal jantung, penyakit vaskular perifer, diseksi aorta, fibrilasi atrium dan penyakit ginjal stadium akhir. Hipertensi menyebabkan 45% kematian pada penyakit jantung dan 51% kematian pada stroke di tahun 2008. Biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan hipertensi menyebabkan beban ekonomi keluarga, Perawatan rumah sakit, pengobatan komplikasi jangka panjang dan kehilangan pekerjaan memaksa jutaan orang hidup dengan kemiskinan. Oleh karena itu, hipertensi menjadi masalah besar dalam kesehatan di dunia (WHO, 2013). Prinsip pengobatan hipertensi adalah pengobatan dalam jangka lama, baik secara farmakologis maupun nonfarmakologis dengan tujuan mencegah kerusakan organ atau komplikasi dan menurunkan mortalitas, (Victor, 2015; Rilantono, 2013). Oleh karena itu, faktor keamanan penggunaan obat jangka panjang menjadi perhatian utama. Pengobatan hipertensi memiliki berbagai adverse drug event seperti disfungsi ereksi, impotensi, gout, ginekomastia, bradikardi, fibrilasi ventrikel, hipertensi ortostatik, anemia hemolitik, angioedema, sedasi, depresi, ulkus peptikum, xerostomia serta sindrom withdrawal yang terdiri dari sakit kepala, tremor, sakit perut dan berkeringat (Hoffman, 2006). Terdapat sekitar 30.000 spesies tumbuhan di hutan tropis Indonesia. Dari jumlah tersebut sekitar 9.600 spesies berkhasiat obat, tetapi baru 200 spesies yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri obat. (Herbie, 2015). Rozanna (2007) mengatakan bahwa fenomena back to nature telah melanda masyarakat dunia sehingga permintaan masyarakat terhadap konsumsi pangan, minuman kesehatan dan obat-obatan dari bahan alam terus meningkat. Tumbuhan obat dipercaya memiliki efek samping yang minimal. Tumbuhan obat mengobati

penyakit dengan meningkatkan respon tubuh ataupun berefek langsung pada penyebab penyakit, tumbuhan obat juga dapat meningkatkan efektivitas obat dan mengurangi efek samping obat (Herbie, 2015). Labu siam (Sechium edule (Jacq. Sw.) dikenal sebagai sayuran buah, selain sebagai sayur labu siam juga dapat digunakan sebagai tanaman obat. Buah labu siam merupakan pangan dengan harga sangat murah dan karena buahnya yang lunak setelah diolah labu siam sering dikonsumsi lansia dan balita (Rizki, 2013). Labu siam dikenal memiliki khasiat antihipertensi, antimikroba, antioksidan, diuretik dan menurunkan kolesterol (Ragasa, 2014). Studi Fitokimia menunjukan bahwa ekstrak etanol buah labu siam mengandung flavonoid, alkaloid, saponin dan kardenolin/bufadienol (Marliana, 2005). Flavonoid dan Alkaloid bermanfaat pada hipertensi karena memiliki sifat angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI) dan antioksidan, selain itu flavonoid juga terbukti menunjukan efek diuretik (Xiao, 2005). Antioksidan lainnya yang dikandung buah labu siam berupa, vitamin E, vitamin C, β-karoten, saponin, vitamin B6, Selenium dan Zinc (Fidrianny, 2015; Laizzo, 2006 ; Hedges, 2009). Penelitian yang dilakukan Balasuriya (2011), menunjukan aktivitas flavonoid sebagai ACEI dan aktivitas yang tinggi diperoleh dari golongan flavonols yaitu berupa, isorhemnetin, kaempferol dan quercetin. Stres oksidatif memberikan kontribusi terbesar pada patofisiologi hipertensi. Pemberian antioksidan berupa vitamin C dan vitamin E pada tikus hipertensi, menunjukan penurunan tekanan darah hingga 20 mmhg (Niu Tian et al., 2011). Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya tentang kandungan dan manfaat labu siam, maka peneliti akan melakukan uji efektivitas anti hipertensi

ekstrak etanol buah labu siam terhadap tikus wistar jantan yang diinduksi prednison 1,5mg/KgBB dan larutan garam 2.5% selama 14 hari. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah pemberian ekstrak etanol buah labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) dapat menurunkan tekanan darah Tikus Wistar jantan hipertensi yang diinduksi prednison 1,5mg/KgBB dan larutan garam 2.5%. 2. Adakah perbedaan rata-rata pengaruh pemberian ekstrak etanol buah labu siam (Sechium edule (Jacq. Sw.) pada beberapa dosis terhadap tekanan darah Tikus Wistar jantan hipertensi yang diinduksi prednison 1,5mg/KgBB dan larutan garam 2.5%. 3. Adakah perbedaan rata-rata pengaruh pemberian ekstrak etanol buah labu siam (Sechium edule (Jacq. Sw.) pada 3 waktu pengulangan pemberian dengan interval 1 jam terhadap tekanan darah Tikus Wistar jantan hipertensi yang diinduksi prednison 1,5mg/KgBB dan larutan garam 2.5%. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol buah labu siam (Sechium edule (Jacq. Sw.) terhadap penurunan tekanan darah Tikus Wistar jantan hipertensi yang diinduksi prednison 1,5mg/KgBB dan larutan garam 2.5%. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1Untuk mengetahui perbedaan rata-rata pengaruh pemberian ekstrak etanol buah labu siam (Sechium edule (Jacq. Sw.) pada dosis 50mg/kg, 100 mg/kg dan 200 mg/kg terhadap tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik Tikus Wistar jantan hipertensi yang diinduksi prednison 1,5mg/KgBB dan larutan garam 2.5%. 1.3.2.2 Untuk mengetahui perbedaan rata-rata pengaruh pemberian ekstrak etanol buah labu siam (Sechium edule (Jacq. Sw.) pada 3 waktu pengulangan pemberian dengan interval 1 jam terhadap tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik Tikus Wistar jantan yang diinduksi prednison 1,5mg/KgBB dan larutan garam 2.5%. 1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris atau informasi mengenai manfaat pemberian ekstrak etanol buah labu siam berbagai dosis dalam menurunkan tekanan darah Tikus Wistar jantan yang telah diinduksi 1,5mg/KgBB dan larutan garam 2.5%. 2. Sebagai informasi bagi peneliti lain untuk mengembangkan pemanfaatan labu siam dalam bidang kesehatan. 3. Memberikan informasi pada masyarakat mengenai potensi labu siam sebagai tanaman obat yang menurunkan tekanan darah. Melalui pelaksanaan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai kampus yang ikut berperan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.