PENERAPAN PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SHARE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan hidup. Pentingnya pendidikan di Indonesia tercermin dalam

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

SKRIPSI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: Rita Kusumawardani A

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi berkembang semakin pesat. Manusia dituntut dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan zaman di era globalisasi menuntut setiap negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA TERHADAP MATEMATIKA

UPAYA PENINGKATAN RESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan. Pendidikan mengarahkan kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan dan lebih bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi erat kaitannya dengan hasil belajar yang dicapai siswa, semakin

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan zaman, semakin maju pula peradaban dunia yaitu

VINA WIJAYANTI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang tinggi untuk menghadapi tantangan tersebut. Salah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

UPAYA PENINGKATAN RESPON DAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

Transkripsi:

0 PENERAPAN PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SHARE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA (PTK Kelas VIII SMP PENDA Tawangmangu Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika Disusun Oleh: ERIKA WIBISONO A 410 060 249 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman akan berpengaruh dalam sebuah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini menuntut perkembangan akan dunia pendidikan pula. Dengan pendidikan, seseorang akan mendapatkan berbagai macam ilmu baik ilmu pengetahuan maupun ilmu teknologi. Tanpa sebuah pendidikan, seseorang akan ketinggalan zaman dan tidak akan tahu tentang perkembangan dunia luar. Oleh sebab itu, pendidikan sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan pendidikan terjadi di semua negara seperti halnya di Indonesia. Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan martabat manusia. Seiring dengan perkembangan pendidikan diharapkan dapat tercapai peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna. Tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab (R.I, 2003:7). 1

2 Pendidikan mempunyai nilai tanggung jawab untuk mendorong tumbuhnya nilai-nilai tersebut dalam diri siswa. Dengan demikian, pendidikan harus diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi, disamping juga memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Faktor yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan, salah satunya adalah adanya iklim pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yang dikembangkan guru mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan belajar siswa. Dengan demikian, seorang guru harus dapat memilih pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat untuk mewujudkan tujuan tersebut. Selain itu, keaktifan belajar siswa juga merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan hal yang penting dan perlu diperhatikan, sehingga proses belajar yang ditempuh memperoleh hasil yang optimal. Sikap aktif terwujud dengan menempatkan siswa sebagai subyek pendidikan dan guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran khususnya matematika masih tergolong kurang. Berkaitan dengan masalah tersebut, pada pembelajaran matematika juga ditemukan keragaman masalah sebagai berikut: 1. antusiasme siswa dalam belajar yang belum nampak, 2. siswa kurang antusias memperhatikan/mendengarkan penjelasan dari guru, 3. kurangnya keberanian memberi tanggapan dari guru atau siswa lain, 4. Siswa

3 kurang antusias dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran, 5. Kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas. Pendidikan matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak dibandingkan mata pelajaran lain. Pengajaran matematika dikenal mulai dari siswa kanak-kanak sampai pada tingkat perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena matematika digunakan secara luas dalam segala aspek kehidupan manusia. Untuk itu diperlukan suatu pembelajaran yang optimal agar siswa dapat menerima pembelajaran matematika dengan baik dan benar sehingga keberhasilan proses pembelajaran dapat tercapai. Keberhasilan proses pembelajaran dikatakan berhasil bilamana hasil belajar meningkat. Namun pada kenyataannya hasil belajar matematika yang dicapai siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai matematika dibandingkan dengan nilai mata pelajaran yang lainnya. Di sisi lain, dalam pelaksanaannya banyak siswa disetiap jenjang pendidikan menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit, sehingga ada anggapan bahwa matematika menjadi hal yang menakutkan dan menjadi momok bagi siswa. Matematika juga dianggap sebagai ilmu yang kering, teoritis, penuh dengan lambing-lambang, rumus-rumus yang sulit dan sangat membingungkan (M. Masykur dan A. H. Fathani, 2008: 35).

4 Belajar adalah suatu proses pribadi dan juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan pengetahuan bersama (Anita Lie, 2005: 5). Belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam mengajar dituntut kesabaran, keuletan, dan sikap terbuka selain kemampuan dalam mengadakan situasi pembelajaran yang lebih aktif. Dalam proses pembelajaran matematika diharapkan siswa dapat aktif, sehingga akan berdampak pada ingatan siswa tentang apa yang dipelajari dan akan lebih lama bertahan. Suatu konsep akan mudah dipahami dan diingat oleh siswa bila konsep tersebut disajikan melalui prosedur dan langkahlangkah yang tepat, jelas dan menarik. Dengan keaktifan siswa di dalam kelas diharapkan hasil belajar matematika akan meningkat pula. Dialog awal dengan guru matematika di SMP PENDA Tawangsmangu diketahui bahwa pembelajaran di SMP tersebut masih menggunakan metode konvensional dimana guru menerangkan materi dan siswa hanya mendengarkan serta mencatat saja, sehingga keaktifan siswa belum berkembang secara maksimal. Siswa masih kesulitan dalam mempelajari matematika. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman konsep secara matang serta penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. Untuk mengantisipasi masalah tersebut maka perlu dicarikan strategi pembelajaran yang tepat, sehingga keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dapat meningkat. Guru harus selalu berusaha menyusun dan

5 menerapkan berbagai model yang bervariasi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam belajar matematika. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe TPS ( Think Pair Share). Model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dipilih model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) karena model pembelajaran ini memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain dan akan menambah variasi model pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan, meningkatkan keaktifan dan kerja sama siswa. Pembelajaran kooperatif dengan model TPS (Think-Pair-Share) ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran termasuk matematika. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran dengan pendekatan struktural tipe TPS (Think-Pair-Share) dalam pembelajaran matematika sebagai upaya peningkatan keaktifan siswa kelas VIII A SMP PENDA Tawangmangu tahun 2009/2010 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Adakah peningkatan keaktifan siswa setelah dilakukan pembelajaran melalui pendekatan struktural tipe TPS (Think-Pair-Share)?

6 2. Adakah peningkatan hasil belajar matematika setelah dilakukan pembelajaran matematika melalui pendekatan struktural tipe TPS (Think- Pair-Share)? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini merupakan jawaban dari rumusan masalah agar penelitian dapat lebih terarah dan ada batasan-batasan tentang objek yang diteliti. Adapun tujuannya adalah: 1. Meningkatan keaktifan belajar siswa melalui pendekatan struktural tipe TPS (Think-Pair-Share). 2. Meningkatan hasil belajar matematika melalui pendekatan struktural tipe TPS (Think-Pair-Share). D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara umum penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika terutama pada peningkatan keaktifan siswa melalui pendekatan struktural tipe TPS (Think-Pair-Share) sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata berupa langah-langkah untuk meningkatkan kekatifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan struktural tipe TPS

7 (Think-Pair-Share). Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah. a. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pentingnya kaeaktifan dan hasil belajar dalam pembelajaran matematika. b. Bagi guru, penelitian ini merupakan masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan tentang metode pembelajaran terutama dalam rangka meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. c. Bagi sekolah, penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan metode pembelajaran matematika. d. Bagi perpustakaan, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai perbandingan atau sebagai referensi untuk penelitian yang relevan. E. Definisi Operasional Variabel 1. Model pembelajaran Think-Pair-Share Model pembelajaran Think-Pair-Share adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktur. Model pembelajaran ini memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Pembelajaran diawali dengan pengajuan pertanyaan oleh guru dan meminta siswa untuk memikirkan jawabannya secara individu. Kemudian secara berpasangan, siswa mendiskusikan hasil pemikirannya untuk menemukan jawaban paling

8 benar. Setelah itu beberapa pasangan berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang mereka diskusikan (Anita Lie, 2005: 58). 2. Keaktifan Belajar Siswa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 23), keaktifan adalah kegiatan. Pada penelitian ini keaktifan yang dimaksud adalah keaktifan belajar siswa seperti memperhatikan penjelasan guru, bekerjasama dalam kelompok, mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat, mengemukakan ide/pendapat, mempresentasikan hasil diskusi kelompok, menanggapi atau mengajukan pertanyaan dari kelompok lain dan mengerjakan soal-soal di depan kelas. 3. Hasil Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hasil berarti sesuatu yan diadakan (Depdiknas, 2005: 391). Hasil belajar adalah perubahanperubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Pada penelitian ini hasil belajar siswa dapat diketahui dari hasil tes hasil belajar siswa pada materi bangun ruang pokok bahasan kubus dan balok. 4. Upaya Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, upaya berarti usaha (Depdiknas, 2005: 1250). Pada penelitian ini yang dimaksud upaya adalah suatu usaha yang dilakukan oleh peneliti.

9 5. Peningkatan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peningkatan berarti proses, cara, perbuatan meningkatkan (Depdiknas, 2005: 1198). Peningkatan dalam penelitian ini adalah usaha menjadi lebih baik suesuai dengan kondisi-kondisi yang dapat diciptakan dan diusahakan. Kriterianya bersifat normatif (berpegang pada norma) yaitu hasil tindakannya dianalisis dengan metode alur kemudian dibandingkan dengan kondisi sebelumnya