ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG PIPILAN DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI DALAM MEMILIH WAKTU PANEN JAGUNG (Kasus Pada Petani Jagung di Kabupaten Serang Provinsi Banten)

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG PADA LAHAN SAWAH DAN TEGALAN DI KECAMATAN ULAWENG, KABUPATEN BONE SULAWESI SELATAN

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

IV. METODE PENELITIAN

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TOMAT PADA LAHAN SAWAH DI DESA TOSURAYA SELATAN KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Welson Wangke Benu Olfie L.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

AGUS PRANOTO

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI JAGUNG (Zea mays L.) (Studi kasus di Desa Sidodadi, Kec. Patean Kab. Kendal)

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR HJ. SARI INTAN DI DESA POTOYA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Universitas Mahasaraswati Denpasar. Universitas Mahasaraswati Denpasar * HP :

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

BAB III METODE PENELITIAN

Sartika Krisna Panggabean* ), Satia Negara Lubis** ) dan Thomson Sebayang** ) Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unversitas

Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN PRINGSEWU

KAJIAN USAHATANI TANAMAN TOMAT TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI,

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

BIAYA PRODUKSI IKAN PATIN (Pangasius pangasius) (Kasus :Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau)

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT EFISIENSI USAHATANI JAGUNG ANTARA VARIETAS P-21 DAN NK-33

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

SOCIETA IV - 1 : 48 53, Juni 2015 ISSN

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi opersional ini mencakup pengertian yang digunakan

Leo Amran 1), Eliza 2), Suardi Tarumun 2) Hp: ;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

ABSTRAK. XAVERIUS GINTING, SALMIAH, JUFRI Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

BAB IV METODE PENELITIAN. ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS BREAK EVENT POINT USAHA TANI JAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN EKONOMIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PANGAN DENGAN TERNAK KAMBING PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN SUMBAWA

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA TANI TERUNG DI DESA TULUNGSARI KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA. Intisari

IV. METODE PENELITIAN

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

CURAHAN WAKTU KERJA PETANI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO JURNAL

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI DI DESA ANTAPAN (Studi Kasus Di Desa Antapan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan)

BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG

KERAGAAN USAHATANI MINA PADI

RENTABILITAS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

III KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

89 ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG PIPILAN DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN Dian Anggraeni Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa e-mail : dian.1452@yahoo.co.id ABSTRAK Jagung (Zea mays) merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia, karena merupakan bahan makanan penghasil karbohidrat kedua setelah padi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui besarnya biaya usahatani jagung pipilan (2) Mengetahui pendapatan usahatani jagung pipilan, (3) mengetahui kelayakan usahatani jagung pipilan di Kabupaten Serang Provinsi Banten. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey. Metode penentuan sampel dengan cara multi stage random sampling dengan total sampel sebanyak 41 petani yang menanam jagung pipilan. Data dianalisis dengan cara tabulasi dan menggunakan rumus biaya, pendapatan usahatani dan R/C ratio. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1). Besarnya rata-rata biaya usahatani jagung pipilan Rp 5.762.211,00 per hektar per musim tanam, 2). Besarnya rata-rata pendapatan usahatani jagung pipilan Rp 10.668.564,00 per hektar per musim tanam, 3). R-C ratio usahatani jagung pipilan sebesar 2,85. Dengan demikian, usahatani jagung pipilan layak untuk dikembangkan di Kabupaten Serang. Kata Kunci : Usahatani, jagung pipilan, biaya, pendapatan, R/C ABSTRACT Corn (Zea mays) is one of the strategic commodities in Indonesian economy, because it is the second carbohydrate-producing food after rice. This study aims to (1) know the cost of corn farming (2) to know the income of corn farming, (3) to know the feasibility of corn pipeline farm in Serang regency of Banten province. The method used in this research is survey. Method of determining sample by multi stage random sampling with total sample counted 41 farmers who plant corn pipilan. Data were analyzed by tabulation and using cost formula, farm income and R / C ratio. The results showed that 1). The average cost of corn farming is Rp 5,762,211.00 per hectare per planting season, 2). Average amount of corn farm income income Rp 10,668,564.00 per hectare per planting season, 3). R-C ratio of corn farming by 2.85. Thus, corn chin farming is feasible to be developed in Serang District. Keywords: Farming, corn pipeline, cost, income, R / C

1. PENDAHULUAN Permintaan akan bahan pangan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat terutama bahan pangan uatama seperti padi, jagung, dan kedelai. Jagung adalah salah satu bahan pangan terpenting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah padi. Selain sebagai bahan pangan, jagung juga merupakan komoditas tanaman pangan setelah padi. Disamping itu komoditas ini dapat digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri seperti industri etanol (Purwono dan Hartono, 2005). Hal yang sama diungkapkan oleh Kasryno (2006) bahwa jagung dapat dimanfaatkan untuk pangan, pakan dan bahan baku indutri. Jagung menjadi salah satu komoditas pertanian yang sangat penting dan saling terkait dengan industri besar. Selain untuk konsumsi, untuk sayuran, buah jagung bisa diolah menjadi aneka makanan. Selain itu pipilan keringnya dimanfaatkan untuk pakan ternak. Kabupaten Serang adalah salah satu daerah di Provinsi Banten yang cocok untuk budidaya komoditas jagung. Meningkatnya permintaan untuk komoditas jagung pipilan tidak diikuti oleh meningkatnya petani yang melakukan usahatani jagung tersebut, hal ini disebabkan oleh adanya beberapa faktor sosial dan ekonomi. Salah satu faktor 90 ekonomi adalah pendapatan yang diperoleh dari usahatani jagung tersebut. Untuk meningkatkan pendapatan petani, maka diperlukan kemampuan dalam pemilihan dan pengalokasian faktor produksi tersebut secara efektif dan efisien. Berdasarkan latar belakang di atas, maka sangat penting dilakukan kajian berkaitan dengan analisis tingkat pendapatan usahatani jagung pipilan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui : 1. Besarnya biaya usahatani jagung pipilan. 2. Besarnya pendapatan usahatani jagung pipilan. 3. Tingkat kelayakan usahatani jagung pipilan di Kabupaten Serang. 2. TINJAUAN PUSTAKA Usahatani adalah salah satu ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang sangat tinggi pada waktu tertentu. Suatu usahatani dikatakan efektif jika petani dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki secara baik, sedangkan dikatakan efisien jika pemanfaatan sumberdaya dapat menghasilkan keluaran yang melebihi masukan (Soekartawi, 2005) Menurut Suratiyah (2006), usahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan

mengkoordinasikan faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat sebaikbaiknya. Usahatani merupakan cara-cara petani menetukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktorfaktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin. Dengan demikian dalam usahatani memerlukan biaya yang merupakan pengeluaran produsen untuk memperoleh faktor produksi dan bahan penunjang lainnya, agar produk yang telah direncanakan dapat terwujud (Kartasaputra,1998). Biaya adalah nilai dari seluruh penggunaan sarana produksi (input) dan lain-lain yang diperlukan atau dibebankan pada proses produksi yang bersangkutan (Soekartawi, 2005). Sementara Rahim dan Hastuti (2007), menyatakan bahwa biaya terbagai dalam 2 bagian diantaranya biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan faktor produksi atau input yang tidak dapat diubah jumlahnya dalam jangka pendek dan besarnya biaya tetap tidak tergantung kepada jumlah produk yang dihasilkan. Beberapa komponen yang termasuk kedalam biaya tetap diantaranya, pajak bumi dan bangunan, penyusutan peralatan yang dipergunakan dalam 91 usahatani tersebut, dan bunga modal dari modal yang dpergunakan. Biaya variabel adalah biaya yang dipergunakan untuk membeli faktor produksi yang dipergunakan. Menurut Soekartawi (2005), menyatakan bahwa penerimaan adalah sesuatu yang dihasilkan dari adanya suatu tindakan ekonomi berupa penjualan produk. Penerimaan dapat diketahui dengan mengalikan jumlah produksi total dengan harga produk tersebut (Rahim dan Hastuti, 2007). Salah satu indikator suatu usahatani layak untuk dikembangkan adalah dengan melihat nilai R/C ratio dari usahatani tersebut. Sesuai yang diungkapkan Soekartawi (2002) bahwa untuk mengetahui tingkat kelayakan suatu cabang usaha salah satunya dapat dilihat dengan analisis imbangan antara penerimaan dengan biaya produksi atau revenue cost ratio (R/C). Apabila R/C lebih besar dari satu, maka usahatani tersebut menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Apabila R/C sama dengan satu, maka usahatani tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian (impas). Apabila R/C lebih kecil dari satu, maka usahatani tersebut dianggap merugi dan tidak layak untuk dikembangkan.

3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Kabupaten Serang Provinsi Banten, dengan waktu penelitian pada Musim Tanam kedua bulan Agustus 2013. Data yang diperoleh merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan teknik wawancara terhadap petani jagung dengan bantuan kuesioner yang sudah disiapkan. Data sekunder diperoleh dengan cara studi literatur dan menelaah hasil penelitian terdahulu, laporan dari instansi terkait, maupun publikasi yang relevan. Sampel ditentukan dengan cara multistage cluster random sampling, dengan tiga tahapan. Tahap petama menentukan kecamatan sebagai sentra komoditas jagung. Tahap kedua memilih desa yang dijadikan sebagai Secondary Sampling Unit (SSU), dan tahap ketiga memilih petani sebagai sampel, dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. 1. Mengetahui besarnya biaya dalam usahatani jagung digunakan rumus sebagai berikut TC = TFC + TVC Dimana : TC = Total Cost (biaya total usahatani) TFC = Total Fixed Cost (biaya tetap total) TVC = Total Variable Cost (biaya variabel total) 92 2. Mengetahui besarnya pendapatan usahatani jagung menggunakan formulasi sebagai berikut : π = TR - TC Dimana : π = Pendapatan usahatani jagung TR = Total Revenue (penerimaan total), merupakan perkalian antara output dengan harga output TC = Total Cost (biaya total) usahatani jagung 3. Mengetahui kelayakan usahatani jagung dengan menggunakan R/C, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut : R/C = TR / TC Dimana R/C = Ratio TR = Total Revenue (penerimaan total) TC = Total Cost (biaya total) Dengan ketentuan : a. R/C > 1, maka usahatani jagung pipilan menguntungkan dan layak untuk dikembangkan, b. R/C = 1, maka usahatani jagung pipilan berada pada kondisi tidak untung dan tidak rugi, c. R/C < 1, maka usahatani jagung pipilan tidak menguntungkan dan tidak layak untuk dikembangkan. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya produksi usahatani dalam penelitian ini adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi

usahatani jagung pipilan. Analisis biaya produksi sebenarnya diperlukan untuk menentukan harga jual komoditi yang dihasilkan dari usaha tersebut, tetapi sebenarnya petani tidak memiliki catatan yang lengkap, sehingga dalam proses menjual hasil produksinya hanya berpedoman pada harga yang berlaku di pasar, di satu sisi petani sebenarnya hanya sebagai penerima harga (price taker). Harga jual produk merupakan faktor penentu dan motivator utama bagi petani untuk berproduksi sebesar-besarnya (Mosher, 1989), namun demikian harga merupakan salah satu faktor yang sulit dikendalikan, khususnya pada komoditas pertanian, pada saat panen raya cenderung harga turun, sementara pada saat paceklik harga langsung melonjak. Berkaitan faktor harga tersebut pada umumnya petani berada pada posisi penerima harga (price taker). Biaya produksi rata-rata per hektar untuk usahatani jagung dengan sistem panen muda berbeda dengan sistem panen tua (pipilan). Perbedaan yang nampak pada biaya variabel karena pada waktu panen tua/pipilan terdapat penanganan pasca panen (pemipilan dan penjemuran), sehingga terdapat penambahan tenaga kerja yang berdampak terhadap meningkatnya biaya tenaga kerja khususnya. Proses penanganan pasca panen pada jagung pipilan merupakan 93 salah satu upaya petani dalam menyiasati harga. Proses pengolahan yang optimal, menyebabkan jagung pipilan dapat disimpan lama, dengan demikian petani dapat menjualnya pada saat harga tinggi. Secara umum tingginya biaya usahatani merupakan suatu kendala bagi petani kecil, karena akses terhadap sumber modal sulit mereka peroleh. Besar kecilnya biaya yang dikeluarkan menentukan besarnya pendapatan yang akan diterima petani. Berkaitan dengan biaya usahatani jagung pipilan secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rincian Biaya Tetap dan Biaya Variabel Per Hektar Usahatani Jagung Pipilan di Kabupaten Serang No Komponen Biaya (Rp) 1 Jenis Sarana Produksi a. Benih 848.000,00 b. Pupuk kandang dan 1.603.000,00 pupuk buatan c. Pestisida 100.500,00 2 Tenaga kerja 2.999.250,00 3 Biaya tetap 211.461,00 Jumlah 5.762.211,00 Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui bahwa biaya terbesar yang dikeluarkan untuk usahatani jagung pipilan adalah untuk biaya tenaga kerja. Hal ini disebabkan bahwa panen jagung tua atau jagung pipilan memerlukan penanganan pasca panen tersendiri sehingga perlu tenaga kerja lebih banyak. Setelah dipanen dari kebun jagung pipilan harus dijemur terlebih dahulu, kemudian dirontokan dengan menggunakan mesin perontok,

setelah itu dijemur kembali sampai jagung tersebut kering. Baru kemudian disimpan dalam karung. Proses penanganan pasca panen ini sangat menentukan kualitas jagung yang diperoleh. Pembelian pestisida menunjukan nilai yang paling kecil, hal ini disebabkan pada usahatani jagung pipilan pada saat penelitian terjadinya serangan hama dan penyakit relatif lebih kecil. Prosentase terbesar kedua penggunaan biaya dipergunakan untuk pembelian pupuk buatan dan pupuk kandang. Pendapatan yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu usahatani. Pada usahatani jagung pipilan rata-rata produksi per hektar per musim tanam sebanyak 5921 kg, dengan harga Rp 2775 per kg. Dengan demikian penerimaan yang diperoleh petani dari usahatani jagung pipilan senilai Rp. 16.430.775,00 per hektar per musim tanam. R/C, merupakan perbandingan antara penerimaan dengan total biaya usahatani. Dari hasil analisis, maka R/C untuk usahatani jagung pipilan sebesar 2,85 hal ini mengandung pengertian bahwa usahatani jagung pipilan layak untuk dikembangkan d Kabupaten Serang Provinsi Banten. Berkaitan dengan biaya, penerimaan, pendapatan dan R/C dari usahatani jagung pipilan di Kabupaten Serang lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2. 94 Tabel 2. Biaya Produksi dan Pendapatan Usahatani Jagung Pipilan Per Hektar Per Musim Tanam No Keterangan Nilai (Rp) 1 Biaya Tetap 211.461,00 2 Biaya Variabel 5.550.750,00 3 Total Biaya produksi 5.762.211,00 4 Penerimaan Total 16.430.775,00 5 Pendapatan Bersih 10.668.564,00 6 Revenue/Cost 2,85 Dari Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa usahatani jagung pipilan menguntungkan dan layak untuk dikembangkan di Kabupaten Serang. 4. KESIMPULAN 4.1. Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1. Rata-rata besarnya biaya usahatani jagung pipilan sebesar Rp 5.762.211,00 per hektar per musim tanam. 2. Rata-rata besarnya pendapatan usahatani jagung pipilan sebesar Rp 10.668.564,00 per hektar per musim tanam. 3. R-C ratio untuk usahatani jagung pipilan 2,85. Dengan demikian, usahatani jagung pipilan di Kabupaten Serang layak untuk dikembangkan. 4.2. Saran Berdasarkan simpulan diatas, maka dapat disarankan sebagai berikut : 1. Usahatani jagung pipilan layak untuk dikembangkan di Kabupaten Serang.

2. Perlu kajian lanjutan berkaitan dengan strategi pengembangan usahatani jagung pipilan. DAFTAR PUSTAKA Kartasapoetra, A.G. 1998. Ekonomi Pertanian. Jakarta. LP3ES 2. Kasryno, F. 2006. Suatu Penilaian Mengenai Prospek Masa Depan Jagung di Indonesia, makalah disampaikan pada Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung, 29-30 September 2006, Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros. Mosher. A.T. 1989. Menggerakkan dan 95 Membangun Pertanian. Jakarta, Yasaguna. Purwono dan Hartono. 2007. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta Rahim, A dan Hastuti, D. 2007. Pengantar Teori dan Kasus Ekonomika Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta. Soekartawi.2005. Analisis Usahatani. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta