0
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR GAMBAR... 2 DAFTAR TABEL... 3 KATA PENGANTAR... 3 A. Pendahuluan... 4 1. Latar Belakang... 5 2. Maksud dan Tujuan... 5 B. Gambaran Teknologi... 5 1. Konsep dasar dalam membangun lantai pengering gabah... 5 C. Bahan... 7 D. Peralatan... 8 E. Pelaksanaan... 8 F. Perkiraan Biaya... 13 1
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Disain lantai penjemuran gabah... 6 Gambar 2.2 Penampang melintang lantai penjemuran gabah... 7 Gambar 2.3 Detail penampang lantai penjemuran gabah... 7 Gambar 2.4 Detail penampang saluran air hujan... 7 Gambar 5.1 Pengukuran dan pasang bowplank (untuk 1 bidang jemuran)... 9 Gambar 5.2 Detail penampang pondasi batu kali... 9 Gambar 5.3 Pematokan penentuan tinggi urugan... 10 Gambar 5.4 Alat pemadat tanah/pasir manual... 11 Gambar 5.5 Contoh pemasangan tulangan susut... 11 Gambar 5.6 Pencampuran material beton... 12 2
DAFTAR TABEL Tabel 6.1... 14 3
KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menerbitkan buku panduan sederhana berjudul Lantai Jemuran Gabah dengan tujuan untuk membantu pelaksana pembangunan lantai untuk menjemur gabah bagi penduduk perdesaan dalam merencanakan dan melaksanakan pekerjaan konstruksi lantai jemuran gabah. Dalam buku Panduan ini dibahas bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam pembuatan lantai jemuran gabah serta tahapan dalam pelaksanaan pembuatan lantai jemuran gabah. Materi dalam Buku Panduan ini telah diuji penerapannya di Desa Sindang Pakuon, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat. Namun demikian kami tetap mengharapkan masukan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan pihak lainnya untuk menyempurnakan buku panduan ini. Jakarta, Oktober 2016 Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Dr. Ir. M Basuki Hadimoeljono, MSc 4
A. Pendahuluan 1. Latar Belakang a. Pengeringan hasil panen merupakan proses yang sangat penting dari suatu usaha pertanian padi. Pilihan menjual hasil panen dengan harga murah terjadi karena proses pengeringan yang tidak maksimal. b. Proses pengeringan dimaksudkan untuk mendapatkan gabah dengan kadar air kurang lebih 14% c. Pengeringan dengan sinar matahari merupakan cara yang paling sedehana dan murah, sehingga teknik inilah yang paling banyak digunakan di Indonesia sebagai negara tropis yang kaya akan salah satu sumberdaya alam tersebut. d. Bagi petani tradisional kebutuhan akan lantai penjemuran/pengering merupakan salah satu hal yang cukup vital. 2. Maksud dan Tujuan Menjadi pedoman dalam pembangunan lantai jemuran gabah dengan menggunakan lantai rabat beton sebagai sarana untuk penjemuran/pengering gabah. B. Gambaran Teknologi 1. Konsep dasar dalam membangun lantai pengering gabah a. Dipilih lokasi yang minim penghalang, sehingga sinar matahari dapat menyinari secara penuh dan lebih lama. b. Lantai pengering sebaiknya dibuat memanjang, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengumpulan gabah. c. Disain lantai pengering dibuat dengan kemiringan 2% s.d 5%. Bagian tengah lebih tinggi terhadap bagian tepi lantai, sehingga ketika terjadi hujan air tidak menggenangi gabah yang telah dikumpulkan pada bagian tengah lantai. SNI Terkait : SNI 03-2834-2000 (Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal) 5
Kumpulkan gabah Untuk aliran air hujan Permukaan tengah lantai dibuat melengkung Hamparan Gabah Kemiringan lantai 2% s.d 5% L L L b a a a a b Penampang lantai jemuran Penampang lantai jemuran Penampang lantai jemuran Ketarangan : L : Lebar penampang jemuran a : Lebar pondasi pingiran lantai jemur b : Lebar penahan/tanggul gabah Gambar 2.1 Disain lantai penjemuran gabah 6
Gambar 2.2 Penampang melintang lantai penjemuran gabah Gambar 2.3 Detail penampang lantai penjemuran gabah Gambar 2.4 Detail penampang saluran air hujan C. Bahan a. Tanah Urug b. Batu Kali c. Pasir d. Semen e. Kerikil f. Besi (jika diperlukan tergantung kondisi tanah) 7
D. Peralatan a. Cangkul b. Sekop c. Kereta dorong d. Mixer beton e. Ember f. Kasutan g. Cetok h. Meteran i. Benang j. Alat pemadat tanah E. Pelaksanaan 1. Pemilihan lahan a. Dipilih lokasi yang bebas penghalang sinar matahari, sehingga memaksimalkan upaya pengeringan b. Dipilih lahan yang datar, padat dan kering sehingga memudahkan dalam proses konstruksi pembuatan lantai penjemur gabah 2. Pengukuran dan pasang bowplank a. Tahapan pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan ukuran lantai penjemur gabah yang dapat dibangun di lokasi terpilih b. Dari hasil pengukuran dapat ditentukan berapa panjang, lebar serta berapa jumlah bidang jemuran yang bisa dibangun 3. Pembersihan dan Perataan tanah/lahan a. Pembersihan dan perataan tanah dimaksudkan untuk mendapat lahan yang siap untuk dibangun lantai penjemur gabah melalui kegiatan membersihkan dan meratakan lahan yang akan dibangun 4. Pemasangan pondasi batu kali keliling Pemasangan pondasi batu kali dilakukan pada bagian terluar lantai jemuran dan pada setiap kaki dari bidang lantai jemuran yang akan dibangun (lihat gambar 5) Tahapan yang dilakukan meliputi c. Dilakukan penggalian tanah dengan dimensi 35 cm x 25 cm a. Pemasangan batu kali 1pc : 5ps dengan dimensi 25 cm x 30 cm b. Plesteran 1pc : 2ps pada bagian sisi atas dan samping luar pondasi batu kali 8
Bidang jemuran Pondasi batu kali 1:5 Bowplank kayu Gambar 5.1 Pengukuran dan pasang bowplank (untuk 1 bidang jemuran) Gambar 5.2 Detail penampang pondasi batu kali 9
5. Pengurugan dan pemadatan tanah/lahan Pengurugan tanah ini dimaksudkan untuk membuat kemiringan lantai penjemur gabah, tinggi di bagian tengah dan rendah di bagian tepi. Pada bagian yang lebih tinggi untuk nantinya tempat mengumpulkan gabah dan bagian yang rendah untuk aliran air. Tahapan yang dilakukan adalah: a. Tentukan lebar ( L ) lantai jemuran yang akan dibuat. b. Pasang patok dari bahan kayu pada tengah-tengah lebar lantai jemuran (½ L) c. Tentukan tinggi rencana lantai jemuran pada bagian tengah dengan cara : ½ L x % kemiringan rencana lantai (Kemiringan lantai ditentukan 2% s.d 5%). d. Setelah didapat tinggi rencana lantai pada bagian tengah, kemudian tarik mengunakan benang ke kaki pondasi, bagian yang ada di bawah benang tersebut menjadi bidang yang harus dilakukan pengurugan dan pemadatan sehingga akan didapat bidang yang nantinya akan menjadi dasar untuk pemasangan lantai beton rabat e. Setelah didapat bidang tadi maka dilakukan pengurugan dan pemadatan tanah sesuai dengan ketinggian yang direncanakan. Gambar 5.3 Pematokan penentuan tinggi urugan 10
Gambar 5.4 Alat pemadat tanah/pasir manual 6. Pengurugan dengan pasir urug di atas lapisan tanah urug setebal 5 cm, dengan tujuan membantu perataan bidang tanah yang akan dilakukan pengecoran beton. 7. Pemasangan tulangan susut satu lapis 200 mm x 200 mm 4 mm (bila diperlukan, tergantung kondisi tanah) Pemasangan tulangan susut ini dimaksudkan untuk menghindari penyusutan beton dan retaknya beton akibat pergerakan tanah. Gambar 5.5 Contoh pemasangan tulangan susut 11
8. Pengecoran beton rabat 1pc : 3ps : 5kr, tebal 50 mm Tahapan selanjutnya adalah pemasangan beton rabat dengan tahapan sebagai berikut Gambar 5.6 Pencampuran material beton a. Lakukan penakaran bahan untuk pembuatan beton rabat dengan formulasi: 1 pc : 3 ps : 5 kr (misalkan dengan menggunakan ember berarti 1 ember semen berbanding dengan 3 ember pasir dan 5 ember kerikil. b. Lakukan pengadukan. c. Lakukan penyiraman dengan air pada permukaan pasir yang akan dilakukan pengecoran, dengan tujuan agar permukaan pasir basah sehingga terjati kontak antara pasir dan campuran beton. d. Hamparkan campuran beton di atas pasir yang sudah dipadatkan dan tulangan susut (jika ada) dengan ketebalan 50 mm e. Lakukan perataan dengan alat kasutan, sehingga didapat bidang yang rata dengan puncak dibuat berbentuk elips (tidak runcing) f. Diamkan sampai dengan kering selama kurang lebih 3 hari dan dilakukan perawatan dengan disiram air. 9. Finishing lantai dengan acian pc Setelah berselang 3 hari, kemudian lakukan penyiraman permukaan beton dengan air terlebih dahulu sebelum dilakukan pelapisan permukaan beton dengan acian PC, dengan tebal ± 3 mm. 10. Perawatan Sebelum masa penggunaan, diamkan sampai kering selama ± 12 hari setelah selesai pengerjaan finishing acian pc dan dilakukan perawatan dengan disiram air, sehingga didapat lantai pengering gabah berbahan beton yang keras, stabil, dan siap dimanfaatkan sebagai tempat untuk penjemuran gabah. Pada saat penggunaan, lantai penjemuran yang dibuat tidak diperbolehkan dilewati oleh kendaraan roda empat. 12
F. Perkiraan Biaya Contoh pembuatan satu bidang penjemuran gabah dengan ketentuan sebagai berikut: S a. Panjang = 15 M b. Lebar = 5 M c. Pondasi batu kali = 25 cm x 30 cm d. Tinggi puncak pada tengah lantai = 12,5 cm e. Tebal urugan pasir = 5 cm f. Tebal beton rabat 1pc : 3ps : 5kr = 5 cm g. Tulangan susut 4 mm, jarak tulangan = 200 cm h. Kemiringan lantai = 5% 13
Daftar kuantitas pekerjaan: Tabel 6.1 No Uraian Pekerjaan Spesifikasi Volume Sat 1 2 3 4 5 I Pekerjaan Persiapan 1 Pengukuran dan Pasang bow plank Kayu Bakal 8.00 M 2 II Pekerjaan Tanah 1 Peralatan tanah, skrap tanah (asuransi 25%) Manual 18.75 M 2 2 Galian pondasi keliling Manual 3.50 M 3 3 Urugan tanah dipadatkan (kemiringan 5%) Manual 0.94 M 3 4 Urugan pasir Tebal 5 cm 3.75 M 3 III Pekerjaan Pasangan, Besi dan Beban 1 Pondasi batu kali 1 pc : 5 ps 3.00 M 3 2 Plesteran 1 pc : 2 pc 12.00 M 2 3 Pembesian Besipobs 4-200mm 75.03 Kg 4 Cor Rabatan beton 1 pc : 3 ps (tebal 5 cm) 3.75 M 3 5 Acian lantai jemur Pc 75.09 M 2 14
15