*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR PADA WANITA PUS DENGAN KEIKUTSERTAAN KB SUNTIK DI DESA DUREN KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PUS TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NUANGAN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS JOMBANG-KOTA TANGERANG SELATAN

HUBUNGAN SIKAP AKSEPSTOR KB DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA SUNGAI PUTIH WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR TIMUR TAHUN 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

Universitas Muhammadiyah Semarang.

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNDATA BAJI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN


ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

Hubungan Pengetahuann dan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN KB DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAPITU KECAMATAN AMURANG BARAT

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan. kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dalam International Conference of Population Development (ICPD) Cairo

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KB PRIA DI KABUPATEN DEMAK (Studi Pada Masyarakat Pesisir Dan Masyarakat Kota di Kabupaten Demak)

ABSTRAK GAMBARAN AKSEPTOR KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2015

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR (WUS)DI KELURAHAN CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

Ulfa Miftachur Rochmah. Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Pemilihan Kontrasepsi Suntik di Klinik KB Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo ABSTRAK

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014

ANISA NURUL HANIFAH J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tingkat Pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan, Tindakan Pencegahan Rabies

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

ARTIKEL HUBUNGAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MOP DI DUSUN TEKHELAN DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

JIDAN Jurnal Ilmiah Bidan Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur dengan Pemanfaatan Kontrasepsi Keluarga Berencana

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

e-journal Keperawatan (ekp) volume 3 Nomor 2 Oktober 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross

Kata Kunci: Akseptor KB suntik 1 bulan, Akseptor KB suntik 3 bulan, pemenuhan kebutuhan seksual.

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU DROP OUT KB DI DESA CARINGIN KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

PERBEDAAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN DENGAN METODE SNOWBALL THROWING

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI DESA HUMBIA KECAMATAN TAGULANDANG SELATAN KABUPATEN SITARO Regina Mitha Jacobus*, Franckie R. R. Maramis*, Chreisye K. F. Mandagi* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Program Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Di Indonesia metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah metode suntik yaitu 47,96%. Di Desa Humbia Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten SITARO, terdapat 41 orang yang menggunakan kontrasepsi suntik dari 78 akseptor KB. Kontrasepsi suntik merupakan yang paling banyak digunakan oleh para akseptor KB karena aman, sederhana, efektif dan dapat dipakai pasca persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur, pengetahuan dan sikap dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB di Desa Humbia Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten SITARO. Penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan rancangan studi potong lintang. Teknik pengambilan sampel yaitu total populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita pasangan usia subur yang memakai alat kontrasepsi di Desa Humbia Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten SITARO. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil uji statistik menunjukkan variabel yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik yaitu umur (p-value = 0,044) dan pengetahuan (p-value = 0,002). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik adalah sikap (p-value = 0,517). Kata Kunci: Umur, Pengetahuan, Sikap, Penggunaan Alat. ABSTRACT Family Planning Program is an effort to increase community awareness and participation through maturation of marriage age, birth arrangement, family resilience development, improvement of small family welfare, happy and prosperous. In Indonesia the most widely used method of contraception is the injection method that is 47,96%. In Humbia Village, South Tagulandang District of SITARO Regency, there were 41 people who used injectable contraceptives from 78 Family Planning acceptors. Injectable contraception is the most widely used by Family Planning acceptors because it s safe, simple, effective and can be used postpartum. This study aims to determine the relationship between age, knowledge and attitude with the use of injectable contraceptives on family planning acceptors in Humbia Village, South Tagulandang District of SITARO Regency. This research is an analytic survey research with cross sectional study design. The sampling technique is total population. The population in this study were all women of fertile couples who used contraceptives in Humbia Village, South Tagulandang District of SITARO Regency. Data analysis was done by using Chi-Square test with 95% confidence level (α = 0,05). The result of statistical test shows that variables related to the use of injectable contraceptives are age (p-value = 0,044) and knowledge (p-value = 0,002). While variable that has not related to the use of injectable contraceptives is attitude (p-value = 0,517). Keywords: Age, Knowledge, Attitude, Use of Injectable Contraceptives. 1

PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Dasar Nomor 10 tahun 1991 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, program Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Perencanaan KB harus dimiliki oleh setiap keluarga termasuk calon pengantin, misalnya kapan usia ideal untuk melahirkan, berapa jumlah anak, dan jarak kelahiran yang ideal, bagaimana perawatan kehamilan, serta tanda-tanda bahaya dalam kehamilan (Purwoastuti dan Walyani, 2015). World Health Organization (WHO) menjelaskan peningkatan penggunaan kontrasepsi tertinggi adalah di Asia dan Amerika Latin, dan terendah di Sub-Sahara Afrika. Secara global penggunaan kontrasepsi modern telah meningkat sedikit dari 54% di tahun 1990 menjadi 57% pada tahun 2015. Di Afrika dari 23,6% menjadi 28,5%, di Asia telah meningkat sedikit dari 60,9% menjadi 61,8%, sedangkan di Amerika Latin dan Karibia tetap stabil pada 66,7% (WHO, 2015). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016 menjelaskan bahwa di Indonesia sendiri tercatat memiliki 48.536.690 pasangan usia subur dengan peserta KB aktifnya berjumlah 36.306.662 dan 6.663.156 tercatat sebagai peserta KB baru. Adapun metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah metode suntik sebanyak 47,96%, pil sebanyak 22,81%, implan sebanyak 11,20%, alat kontrasepsi dalam rahim sebanyak 10,61%, metode operasi wanita sebanyak 3,54%, kondom sebanyak 3,23% dan metode operasi pria sebanyak 0,64% (Kemenkes RI, 2016). Pada tahun 2016, Sulawesi Utara tercatat memiliki 436.274 pasangan usia subur dengan peserta KB aktif berjumlah 365.784 dan peserta KB baru berjumlah 65.921. Metode kontrasepsi yang paling banyak di gunakan di Sulawesi Utara adalah suntik sebanyak 39,44%, pil sebanyak 22,54%, implan sebanyak 21,31%, alat kontrasepsi dalam rahim sebanyak 10,32%, kondom sebanyak 3,64%, metode operasi wanita sebanyak 2,48% dan metode operasi pria sebanyak 0,28% (Kemenkes RI, 2016). Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan di Desa Humbia Kecamatan Tagulandang Selatan adalah suntik yakni 41 orang, kemudian implan ada 19 orang, pil ada 16 orang, kondom ada 1 orang dan metode operasi wanita ada 1 orang. Kontrasepsi suntik merupakan yang paling banyak digunakan oleh para akseptor KB karena aman, sederhana, efektif dan dapat dipakai pasca persalinan. Diketahui bahwa setiap tahun penggunaan alat kontrasepsi terus meningkat, tidak terkecuali dengan alat kontrasepsi suntik. KB suntik yang sangat diminati oleh ibu-ibu adalah alasan peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB di Desa Humbia Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten SITARO. 2

METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional study atau studi potong lintang. Penelitian ini dilakukan di Desa Humbia Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten Kepulauan SITARO dan dilaksanakan pada bulan Januari April 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita pasangan usia subur yang memakai alat kontrasepsi yaitu 77 orang. Sampel pada penelitian ini adalah total populasi yaitu 72 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah umur, pengetahuan dan sikap sedangkan variabel dependen adalah penggunaan alat kontrasepsi suntik. Instrumen penelitian yaitu kuesioner yang diadopsi dari penelitian terdahulu oleh Fitri (2014) dan Simamora (2013) serta komputer untuk mengolah data hasil penelitian. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah univariat dan bivariat yang menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur n % 20 35 Tahun 33 45.8 >35 Tahun 39 54.2 Tabel 1 menunjukkan bahwa yang paling banyak adalah responden yang berumur lebih dari 35 tahun yaitu 39 orang (54,2%) dan responden yang berumur 20 35 tahun sebanyak 33 orang (45,8%). Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Jumlah Anak n % 1 Anak 30 41.7 2 Anak 28 38.9 3 Anak 11 15.3 4 Anak 3 4.2 Tabel 2 menunjukkan bahwa yang paling banyak adalah responden yang mempunyai 1 anak yaitu 30 orang (41,7%) sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang mrmpunyai 4 anak yaitu 3 orang (4,2%). Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir n % Tidak Sekolah 1 1.4 Tamat SD 8 11.1 Tamat SMP 20 27.8 Tamat SMA 33 45.8 Tamat Diploma 5 6.9 Tamat Sarjana 5 6.9 Tabel 3 menunjukkan bahwa responden dengan kategori pendidikan terakhir paling banyak adalah tamat SMA yaitu 33 orang (45,8%) sedangkan yang paling sedikit adalah tidak sekolah yaitu 1 orang (1,4%). 3

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan n % PNS 3 4.2 Pegawai Swasta/Karyawan 0 0 Wiraswasta 0 0 Ibu Rumah Tangga 69 95.8 Tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 69 orang (95,8%) dan sisanya adalah responden yang bekerja sebagai PNS yaitu sebanyak 3 orang (4,2%). responden dan umur beresiko tinggi sebanyak 39 (54,2%) responden. Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Pengetahuan N % Baik 38 52.8 Kurang Baik 34 47.2 Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil distribusi frekuensi responden menurut tingkat pengetahuan yaitu sebanyak 38 (52,8%) responden yang berpengetahuan baik dan 34 (47,2%) responden yang berpengetahuan kurang baik. Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis KB Jenis KB n % Pil 13 18.1 Suntik 41 56.9 Implan 18 25 Tabel 5 menunjukkan bahwa responden dengan kategori jenis KB paling banyak adalah suntik yaitu 41 orang (56,9%) sedangkan yang paling sedikit adalah pil yaitu 13 orang (18,1%). Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Sikap N % Baik 41 56.9 Kurang Baik 31 43.1 Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil distribusi frekuensi responden berdasarkan kategori sikap yaitu responden dengan sikap baik sebanyak 41 (56,9%) orang dan responden dengan sikap kurang baik sebanyak 31 (43,1%) orang. Analisis Univariat Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Umur Umur N % Resiko Rendah 33 45.8 Resiko Tinggi 39 54.2 Tabel 6 menunjukkan bahwa umur beresiko rendah sebanyak 33 (45,8%) Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Penggunaan Alat Penggunaan Alat N % Ya 41 56.9 Tidak 31 43.1 Tabel 9 menunjukkan bahwa 41 (56,9%) responden menggunakan kontrasepsi 4

suntik dan 31 (43,1%) responden tidak meggunakan kontrasepsi suntik. Analisis Bivariat Tabel 10. Hubungan Antara Umur dengan Penggunaan Alat Umur Penggunaan Alat Ya Tidak Total n % n % n % Resiko Rendah 23 31.9 10 13.9 33 45.8 Resiko Tinggi 18 25 21 29.2 39 54.2 Total 41 56.9 31 43.1 72 100 p- value 0,044 Hasil analisis statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh p-value = 0,044 (p-value < 0,05), yang berarti ada hubungan antara umur dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik di Desa Humbia Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten SITARO. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizali (2013) yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara umur dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik. Hal ini dikarenakan responden dengan umur kehamilan beresiko rendah yang merupakan umur reproduktif lebih banyak menggunakan alat kontrasepsi suntik yang dianggap memiliki efektivitas dan kemudahan. Adapun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Adiputra, dkk (2016) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan umur dengan keikutsertaan akseptor KB suntik. Hal ini dikarenakan responden dengan umur beresiko maupun tidak beresiko lebih memilih alat kontrasepsi lain karena KB suntik merupakan KB hormonal dan berjangka pendek. Umur mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin banyak (Notoatmodjo, 2007). Arisda (2016) dalam penelitiannya mengatakan bahwa umur merupakan faktor demografi yang mencerminkan karakteristik dari seseorang yang cenderung akan berpengaruh pada pengambilan kaputusan, termasuk keputusan dalam pemilihan kontrasepsi suntik. Umur dapat mempengaruhi cara pandang seseorang dalam menghadapi berbagai hal. Proses perkembangan kedewasaan ditentukan terhadap bertambahnya usia. Umur merupakan salah satu faktor pemudah yang berguna untuk melakukan suatu tindakan yang mendukung kesehatan. Tabel 11. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik. Pengetahuan Penggunaan Alat Ya Tidak Total n % n % n % Baik 28 38.9 10 13.9 38 52.8 Kurang Baik 13 18.1 21 29.2 34 47.2 Total 41 56.9 31 43.1 72 100 p- value 0,002 Hasil analisis statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh p-value = 0,002 (p-value < 0,05), yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik di Desa Humbia 5

Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten SITARO. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2015) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi suntik. Hal ini dikarenakan responden dengan tingkat pengetahuan yang baik tentang kontrasepsi suntik lebih banyak memilih untuk menggunakan kontrasepsi suntik. Adapun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian studi kasus yang dilakukan oleh Yulidasari, dkk (2015) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi suntik. Hal ini dikarenakan responden yang berpengetahuan baik lebih banyak memilih menggunakan alat kontrasepsi yang lain. Berdasarkan hasil penelitian, bisa dilihat bahwa masyarakat dengan pengetahuan yang baik mengenai kontrasepsi suntik cenderung lebih memilih menggunakan kontrasepsi suntik sehingga bisa dikatakan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang dalam memilih metode kontrasepsi suntik. Sama seperti yang dikemukakan teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2014) yakni faktor keputusan seseorang atau masyarakat dalam memilih alat kontrasepsi tidak lepas dari faktor penyebab perilaku yang salah satunya adalah pengetahuan, dimana faktor ini menjadi dasar atau motivasi untuk pengambilan suatu keputusan. Kholid (2015) menjelaskan bahwa pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kongnitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang karena dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan bertahan lama (Notoatmodjo, 2003). Tabel 12. Hubungan Antara Sikap dengan Penggunaan Alat Sikap Penggunaan Alat Ya Tidak Total n % n % n % Baik 22 30.6 19 26.4 41 56.9 Kurang Baik 19 26.4 12 16.7 31 43.1 Total 41 56.9 31 43.1 72 100 p- value 0,517 Hasil analisis statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh p-value = 0,517 (p-value > 0,05), yang berarti tidak ada hubungan antara sikap dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik di Desa Humbia Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten SITARO. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Simamora (2014) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan pemilihan alat kontrasepsi suntik. Hal ini dikarenakan responden dengan 6

sikap baik maupun kurang baik lebih banyak menggunakan kontrasepsi suntik. Adapun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Arisda (2016) yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara sikap dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik. Hal ini dikarenakan responden dengan sikap kurang baik sebagian besar tidak memilih metode kontrasepsi suntik dan responden dengan sikap baik lebih banyak yang memilih metode kontrasepsi suntik. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoatmodjo, 2014). Mann (1969) dalam Azwar (2016) menjelaskan bahwa sekalipun diasumsikan bahwa sikap merupakan predisposisi evaluatif yang banyak menentukan bagaimana individu bertindak, akan tetapi sikap dan tindakan nyata seringkali berbeda. Hal ini dikarenakan tindakan nyata tidak hanya ditentukan oleh sikap semata, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Sarwono (1993) dalam Kholid (2015) juga menjelaskan bahwa sikap tidaklah sama dengan perilaku, dan perilaku tidak selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab sering kali terjadi bahwa seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan antara umur dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik. 2. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik. 3. Tidak terdapat hubungan antara sikap dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik. SARAN 1. Bagi akseptor KB di Desa Humbia Sebaiknya ikut serta setiap kali diadakannya penyuluhan mengenai alat kontrasepsi oleh petugas kesehatan agar pemahaman mengenai alat kontrasepsi lebih meningkat sehingga bisa memilih alat kontrasepsi yang pas untuk disesuaikan dengan usia dan kebutuhan demi mencapai kehamilan dan melahirkan yang sehat. 2. Bagi Kader KB di Puskesmas Kecamatan Tagulandang Selatan Sebaiknya lebih giat lagi dalam memberikan informasi tentang pemilihan alat kontrasepsi yang baik, aman dan benar agar para pasangan usia subur bisa memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan umur dan kondisi kesehatan. 3. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten SITARO Bagi Dinkes SITARO khususnya bagian Kesehatan Masyarakat Seksi Kesehatan 7

Keluarga dan Gizi Masyarakat, perlu memastikan ketersediaan dan kelengkapan alat dan obat kontrasepsi baik di rumah sakit atau puskesmas yang ada di SITARO serta menjamin program KB agar mudah dijangkau oleh masyarakat menengah kebawah ataupun masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Adiputra, R., Nugroho, D., Winarni, S., Dharminto. 2016. Hubungan Beberapa Faktor Pada Wanita PUS dengan Keikutsertaan KB Suntik di Desa Duren Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 4(3): 18-25. Arisda, R. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pada Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Bagan Asahan Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan Tahun 2016. Skripsi Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Azwar, S. 2016. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kholid, A. 2015. Promosi Kesehatan: Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2014. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Purwoastuti, E., Walyani, E. S. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Rizali, M. I. 2013. Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Suntik di Kelurahan Mattoangin Kecamatan Mariso Kota Makassar. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. Vol 9(3): 176-183. Simamora, J. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pada Pasangan Usia Subur di Kelurahan Losung Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2013. Skripsi Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Wahyuni, S., Rosaria, Y. W. 2015. Analisis Faktor Penggunaan di Puskesmas Cimandala Kabupaten Bogor. Midwife s Research. Vol 4(1): 226-233 World Health Organization (WHO), 2015. Planning Family or Contraception. http://www.who.int/mediacentre/factshee ts/fs351/en/ (Diakses pada tanggal 10 September 2017) Yulidasari, F., Lahdimawan, A., Rosadi, D. 2015. Hubungan Pengetahuan Ibu dan Pekerjaan Ibu Dengan Pemilihan. Jurnal Berkala Kesehatan. Vol 1(1): 33-36. 8