BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan akademik, dan atau profesional yang dapat menerapkan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Apalagi dengan adanya kebijakan wajib belajar 9 tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. adalah Sekolah Dasar (SD). SD merupakan jenjang pendidikan setelah taman kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. Berjalannya suatu perusahaan bergantung pada sumber daya alam dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, tentang

1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan ekonomi sebagai dampak globalisasi saat ini semakin tajam dan diwarnai

BAB I PENDAHULUAN. menyadari pentingnya memiliki pendidikan yang tinggi. Untuk mengikuti perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini sedang memasuki era baru yaitu era globalisasi dimana hampir

BAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi telah menjadi suatu instrumen investasi yang diharapkan dapat

xiii Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri saat ini semakin tinggi. Tidak heran jika

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia sejak beberapa tahun lalu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan formal maupun nonformal. mempermudah mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data dari Badan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB I Pendahuluan. Menengan Atas (SMA) saat beralih ke perguruan tinggi. Pada jenjang SMA untuk

PENGENDALI HUBUNGAN KESESUAIAN ANTARA MINAT DENGAN HASIL KERJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahap perkembangannya, seperti pada tahap remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan adanya pembinaan dan bimbingan yang dapat dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, hubungan dengan manusia lain tidak lepas dari rasa ingin tahu tentang lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Lampiran 1 Alat Ukur DATA PRIBADI. Jenis Kelamin : Pria / Wanita IPK :... Semester ke :...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam buku Etika Profesi Pendidikan). Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan jenjang

Abstrak. ii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

Terdapat sepuluh (10) butir pemikiran yang diajukan oleh Hoppockbahwa: a. Pekerjaan dipilih dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

2015 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X IIS SMA KARTIKA XIX-2 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga jenjang pendidikan sangat penting. Di negara-negara maju, para

2015 STUDI TENTANG PERILAKU BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH INSTRUMEN PILIHAN WAJIB SULING III DI DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI MUSIK FPSD UPI

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

INSTRUKSI KERJA PERWALIAN FAKULTAS PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, perubahan di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, diantaranya dalam bidang pendidikan seperti tuntutan nilai pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan tahap perkembangan yang harus dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan fisik dan alat reproduksi menjadi sempurna. terlibat konflik dengan orang tua karena perbedaan pandangan.

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya peranan pendidikan dalam kehidupan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bagi siswa/i SMU yang baru saja lulus, melanjutkan pendidikan ke

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. biologis dan ditutup dengan aspek kultural. Transisi dari masa kanak-kanak ke remaja

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, apalagi pada saat individu memasuki bangku perkuliahan.

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi mengenai hasilhasil

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun

PENELUSURAN MINAT-BAKAT UNTUK SISWA SMA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan interaksi sosial yang telah melembaga sejak sejarah

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat lunak sebagai berikut : a. Processor Intel Core i3. d. VGA Nvidia GeForce 610M 2GB

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keterampilan yang memadai. Mahasiswa bukan hanya mampu

BAB I PANDAHULUAN. beberapa ahli seperti Sears 1982 mendefinisikan karir sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam psikologi disebut dengan kepribadian. Kepribadian merupakan aspek psikologi. yang penting dalam menentukan perilaku individu.

Alpha Ariani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Achmad Yani Banjarmasin ABSTRACT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah atas yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik, dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan atau kesenian (UU RI, No. 2 Tahun 1989). Sesuai dengan konsep tersebut sebenarnya pendidikan di perguruan tinggi di masa sekarang ini sangat diperlukan dalam menghadapi era perdagangan bebas dimana persaingan dalam memasuki dunia kerja sangat ketat. Ini tercermin dari kebanyakan lulusan perguruan tinggi dapat menjadi tenaga profesional yang banyak dibutuhkan di dunia industri disamping itu tidak jarang lulusannya mampu untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Bandung yang cukup mendapat perhatian adalah Universitas X. Universitas ini sendiri sudah mulai berdiri sejak tahun 1965. Sampai saat ini terdapat 9 fakultas dengan 25 program studi. Salah satu fakultas yang banyak diminati adalah Fakultas Psikologi. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya calon mahasiswa yang mendaftar setiap tahunnya. Fakultas Psikologi Universitas X Bandung ini merupakan fakultas psikologi swasta pertama yang berdiri di Indonesia dan pada tahun 2012 ini memiliki akreditasi B (TU Fakultas 1

2 Psikologi Universitas X Bandung). Dari data yang didapat, peminat Fakultas Psikologi dapat dikatakan menunjukkan angka yang tinggi. Tahun 2007 calon mahasiswa yang mendaftar masuk mencapai 781 dan yang diterima masuk sebanyak 255 mahasiswa. Tahun 2008 ada 693 calon mahasiswa yang mendaftar dan yang diterima masuk 268 sebanyak mahasiswa. Tahun 2009, mahasiswa yang mendaftar ada 724 dan yang diterima ada 206 mahasiswa. Tahun 2010 mahasiswa yang mendaftar ada 652 calon mahasiswa dan yang diterima 226 mahasiswa. Tahun 2011 ada 696 mahasiswa yang mendaftar dan 240 yang diterima masuk. Terakhir tahun 2012 terdapat 617 calon mahasiswa yang mendaftar dan sebanyak 208 mahasiswa yang diterima. Hal yang menjadi sangat menarik di sini adalah walaupun peminat Fakultas Psikologi cukup tinggi, tapi jumlah kelulusan setiap tahunnya tidak seimbang. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku, kelulusan seharusnya dapat dicapai pada tahun keempat, tetapi pada umumnya mahasiswa lulus di tahun kelima dan sebagian besar lulus diatas tahun kelima. Pada tahun ajaran 2007-2008, jumlah mahasiswa yang lulus tepat waktu (4tahun) hanya 1,07%. Mahasiswa yang lulus 5 tahun mencapai 37,1% dan mereka yang lulus diatas 5 tahun mencapi 61,83%. Tahun ajaran 2008-2009, mahasiswa yang lulus 4 tahun hanya 1,3%. Mahasiswa yang lulus 5 tahun mencapai 48,02%, sedangkan mereka yang lulus diatas 5 tahun mencapai 50,68%. Tahun ajaran 2009-2010 jumlah kelulusan mahasiswa yang tepat waktu (4 tahun) di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung hanya 0,9%. Mereka yang lulus 5 tahun

3 jumlahnya 34%, sedangkan yang lulus di atas 5 tahun ada 65,1%. Pada tahun ajaran 2010-2011 jumlah kelulusan mahasiswa tepat waktu (4 tahun) hanya 0,2%, sedangkan yang lulus 5 tahun mencapai 33% dan yang lulus di atas 5 tahun mencapai 66,8%. Data di atas menunjukkan lebih dari 50% mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X Bandung lulus setelah tahun kelima. Setelah melakukan wawancara terhadap 15 mahasiswa semester IV yang sedang menjalani mata kuliah wawancara, didapatkan hasil bahwa 80% dari mereka menyatakan bahwa mereka menikmati kuliah di Fakultas Psikologi. Namun demikian sebanyak 13,3% dari antara mereka menyatakan bahwa mereka mengalami hambatan yang cukup besar saat menjalani kuliah-kuliah yang berhubungan dengan praktikum, misalnya kurang mampunya mereka dalam melakukan probing ketika wawancara dan mereka sulit mencari SP yang disyaratkan karena tidak terlalu banyak kenalan. Mereka tampaknya kurang memiliki minat untuk memulai relasi dengan orang yang baru dikenal. Hal ini akan menjadi hambatan karena pada prakteknya, semakin tinggi semester yang ditempuh akan semakin sering mencari SP. Sisanya, 6,7% menyatakan bahwa kadang-kadang mereka merasa malas ketika harus melakukan wawancara langsung. Hasil wawancara diatas menunjukkan adanya kekurang sesuaian antara tipe kepribadian dengan tipe lingkungan studi yang dapat menjadi hambatan di semestersemester berikutnya. Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang terlambat lulus, salah satu hal yang menjadi hambatannya adalah ketidakcocokan antara kepribadian seseorang

4 dengan tipe lingkungan studinya. Terdapat enam tipe kepribadian dan tipe lingkungan menurut John L. Holland (seorang profesor emeritus dari John Hopkins University) dalam bukunya (1997), yaitu Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional. Kesesuaian antara tipe kepribadian dengan tipe lingkungan studinya akan menghasilkan stabilitas dan prestasi, pilihan pada suatu bidang studi, kemampuan pribadi dan tingkah laku sosial yang dapat diperkirakan dan dimengerti. Misalnya mahasiswa dengan tipe kepribadian Realistic akan lebih mudah mengaktualisasikan kemampuan dan minatnya ketika ia berada di lingkunga studi dengan komponen yang menuntut Realistic daripada ketika ia berada di lingkungan studi dengan komponen Social yang besar. Setelah mendapati lingkungan studi yang tepat dengan kepribadian mereka, maka akan terjadi interaksi yang dapat menghasilkan hasil studi yang baik. Setiap lingkungan memiliki tipe yang berbeda-beda dengan tiga tuntutan yang mendominasi dari 6 tuntutan yang ada (R,I,A,S,E,C). Dari hasil wawancara peneliti dengan Pembantu Dekan I Bidang Akademik di Fakultas Psikologi Universitas X pada bulan Mei 2012, didapatkan hasil bahwa tipe lingkungan studi Fakultas Psikologi secara umum adalah ISE (Investigative, Social, Enterprising). Beliau merumuskan demikian karena tuntutan paling utama di Fakultas Psikologi adalah rasa ingin tahu yang besar. Misalnya ketika melakukan wawancara, mahasiswa Fakultas Psikologi harus banyak melakukan probing, jangan cepat puas dengan jawaban klien. Selain itu mahasiswa harus mampu menginvestigasi dan mengobservasi klien secara

5 mendalam (Investigative). Mahasiswa Fakultas Psikologi juga dituntut untuk memiliki rasa empati yang besar, dapat bekerjasama dengan mahasiswa lain, persuasif dan hangat (Social). Satu hal lagi yang penting adalah mahasiswa Fakultas Psikologi harus memiliki tanggung jawab, rasa percaya diri dan kemampuan kepemimpinan dan berbicara, rasa optimistik dan memiliki kemampuan memimpin (Enterprising). Mahasiswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester I. Hal ini dikarenakan mahasiswa semester I dianggap masih baru sehingga apabila setelah diberikan tes didapatkan hasil bahwa mereka tidak memiliki kesesuaian dengan tipe lingkungan studi Fakultas Psikologi, dapat dilakukan tindakan lebih lanjut seperti konseling dengan dosen wali masing-masing. Setelah itu dosen wali dapat memberikan tindakan lebih lanjut misalnya seperti diskusi berkelompok, role play, dll. Bagi mahasiswa yang tipe kepribadiannya sudah sangat seseuai atau sesuai, mereka hanya perlu meningkatkan terus kemampuan dan minat mereka agar hasil IPK mereka semakin baik dan mereka dapat lulus tepat waktu. Mahasiswa dengan tipe kepribadian yang paling mendekati tipe kepribadian ISE (sangat sesuai dan sesuai) dipercaya akan lebih mudah mencapai hasil IPK yang baik dan mereka dipercaya dapat lebih cepat lulus dibandingkan mereka dengan tipe kepribadian yang jauh dari tipe kepribadian ISE (kurang sesuai dan tidak sesuai). Hal ini disebabkan karena minat yang besar pada mahasiswa dengan tipe kepribadian yang mendekati ISE. Minat mereka yang besar akan menghasilkan kompetensi yang tinggi dan dari

6 situ akan menghasilkan perilaku yang diharapkan, yaitu IPK yang tinggi dan ketepatan waktu lulus. Bagi mereka yang kurang memiliki kedekatan antara tipe kepribadian dengan tipe lingkungan ISE, bukan berarti mereka tidak bisa berhasil, karena pada dasarnya minat dapat berubah apabila diberikan pengarahan-pengarahan yang tepat. Setelah minatnya berubah, akan terjadi penyesuaian kompetensi yang baru. Hal ini akan sangat membantu mahasiswa ketika mereka mulai menjalani mata kuliah psikodiagnostika dan mata kuliah yang bukan MKU (mata kuliah umum). Berdasarkan fakta-fakta di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tingkat kesesuaian antara tipe lingkungan studi ISE (Investigative, Social, Enterprising) dengan tipe kepribadian mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. 1.2. Identifikasi masalah Bagaimana tingkat kesesuaian antara tipe lingkungan studi ISE (Investigative, Social, Enterprising) dengan tipe kepribadian mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian Penelitian dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai tingkat kesesuaian antara tipe lingkungan studi ISE (Investigative, Social, Enterprising) dengan tipe kepribadian mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas X Bandung.

7 1.3.2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan peneltian ini adalah untuk memperoleh data mengenai tingkat kesesuaian antara tipe lingkungan studi ISE (Investigative, Social, Enterprising) dengan tipe kepribadian mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas X Bandung dan bagaimana tindakan preventifnya. 1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi bagi pengembangan ilmu psikologi pendidikan, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Psikologi di Universitas X Bandung dalam mengenali tingkat kesesuaian kepribadian dengan tipe lingkungan. 1.4.2. Kegunaan Praktis 1. Kepada Pembantu Dekan bidang akademik Fakultas Psikologi Universitas X Bandung agar dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat rencana strategis dalam bidang akademis. 2. Memberikan informasi untuk para dosen wali berkaitan dengan kegiatan akademik mahasiswanya yang belum sesuai tipe kepribadiannya dengan tipe lingkungan studi ISE. Hal ini dilakukan agar dapat membantu proses

8 konseling mengenai studi mereka di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. 3. Bagi para dosen Fakultas Psikologi agar terus merevisi metode belajar yang dapat meningkatkan tipe kepribadian agar semakin sesuai dengan tipe lingkungan studi Investigative, Social dan Enterprising dalam diri mahasiswa. 4. Sebagai bahan evaluasi/refleksi bagi mahasiswa semester I baik yang sudah sesuai agar dapat terus menyesuaikan diri mereka dengan lingkungan ISE di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. 1.5. Kerangka Pikir Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa berarti orang yang belajar di perguruan tinggi. Dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990, mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Disini mahasiswa berada dalam tahap dewasa awal dimana mereka sudah lebih matang secara biologis, mental dan fisik. Pada tahap ini biasanya mahasiswa sudah memiliki minat yang besar akan sesuatu dan mereka sudah dapat mengambil keputusannya sendiri. Pada penelitian ini, mahasiswa yang dijadikan sampel adalah mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas X Bandung.

9 Menurut J.L. Holland (1976), setiap individu diciptakan sebagai makhluk yang memiliki banyak keunikan yang membuat mereka berbeda satu dengan yang lainnya. Keunikan yang dimiliki oleh setiap individu ini diperoleh melalui bakat yang diwariskan oleh orang tua dan pengalaman hidup yang mengarah pada kemampuan dalam rangka penyesuaian diri. Kemampuan dan cara-cara penyesuaian diri yang berbeda antar individu satu dengan yang lain ini dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang disebut tipe kepribadian. Setiap tipe kepribadian merupakan produk interaksi antara kebudayaan dan hal-hal yang berhubungan dengan pribadi individu, antara lain mencakup pengaruh bawaan/biologis, orang tua, lingkungan fisik, kelas sosial, budaya dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya. Berdasarkan pengalaman yang terbentuk dari interaksi antara hal-hal di atas, individu akan belajar untuk menyukai aktivitas tertentu dibandingkan dengan aktivitas yang lain. Selanjutnya, aktivitas yang disukai ini akan menjadi minat kuat yang berkembang menjadi kemampuan khusus. Akhirnya, aktivitas yang disukai, minat dan kemampuan khusus (kompetensi), serta nilai-nilai yang tertanam dalam diri individu yang diperoleh dari lingkungan dan keluarga inilah yang akan memengaruhi cara individu dalam menyesuaikan diri dan mekanisme penyelesaian masalah dengan cara yang khas. Kemampuan penyesuaian diri dan mekanisme penyelesaian masalah ini meliputi konsep diri, persepsi individu tentang lingkungan, reaksi individu terhadap penghargaan, tekanan dari lingkungan, minat terhadap pekerjan, pilihan pekerjaan, bentuk penyelesaian masalah dan keterampilan

10 yang dimiliki. Mahasiswa semester I sedang dalam masa transisi antara remaja ke dewasa awal. Aspek emosi ini menjadi komponen penting dalam pembentukan minat dan minat menjadi aspek penting dalam pembentukan kepribadian. Dengan demikian emosi akan sangat sangat mempengaruhi aktivitas yang disukai mahasiswa, lalu setelah itu terbentuk minat dan pada akhirnya akan mempengaruhi kompetensi setiap mahasiswa. Holland juga dalam teorinya membagi tipe-tipe kepribadian menjadi enam tipe berdasarkan aktivitas yang disukai, minat dan kemampuan yang dimiliki individu dalam studi, yaitu Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising dan Conventional. Mahasiswa yang memiliki tipe kepribadian Realistic lebih menyukai aktivitas yang membutuhkan pengoperasian alat-alat mesin, listrik dan mekanikal. Kecenderungan ini membuatnya mahir dalam keterampilan tangan dan pengoperasian alat-alat, mekanikal, pertanian, elektrikal dan kemampuan teknik. Mahasiswa yang memiliki tipe Investigative cenderung lebih menyukai aktivitas yang menuntut penelitian yang bersifat observable, konseptual, sistematis dan kreatif terhadap pekerjaan yang dilakukannya, mereka menghargai aktivitas dan pencapaian dalam bidang ilmu pengetahuan dan ilmiah. Sedangkan mahasiswa dengan tipe kepribadian Artistic lebih menyukai kegiatan yang tidak pasti, fleksibel dan menuntut pengolahan secara fisik maupun verbal untuk menciptakan produk atau bentuk seni. Kemudian mahasiswa yang memiliki tipe kepribadian Social biasanya akan menyukai kegiatan yang eksplisit, memengaruhi orang lain untuk memberi informasi, senang membantu,

11 memahami orang lain dan mampu bersosialisasi dengan baik. Mahasiswa yang memiliki tipe Enterprising cenderung menyukai kegiatan yang menuntut kemampuan memengaruhi orang lain dengan kemampuan interpersonal yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi dan juga mahir dalam kepemimpinan. Terakhir adalah mahasiswa dengan tipe Conventional. Mahasiswa dengan tipe kepribadian ini menyukai aktivitas yang membutuhkan kemampuan mengolah data yang sifatnya teratur dan sistematik, seperti pendataan dan kegiatan administrasi. Setiap tipe ini merupakan hasil interaksi karakeristik dengan lingkungan (teman, keluarga, orang tua, dll). Lalu terjadi kegiatan-kegiatan yang pada akhirnya akan membentuk minat seseorang. Setelah itu mahasiswa akan memilih kelompok yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan minat mereka. Dari sini kompetensi mereka juga akan terbentuk dan akhirnya terbentuk perilaku yang diharapkan, misalnya nilai IPK yang baik dan lulus tepat waktu. Setiap bidang studi juga memiliki keunikan yang menawarkan lingkungan yang berbeda antar satu bidang dengan bidang lainnya. Hal ini disebabkan oleh studi yang berbeda-beda yang sesuai dengan deskripsinya masing-masing. Tugas dan tanggung jawab yang dituntut juga akan berbeda pula. Holland membuat penggolongan tentang tipe lingkungan studi berdasarkan tuntutan dan kesempatan berbeda yang ditawarkan di lingkungan studi tersebut. Dalam teorinya ia membagi tipe lingkungan studi menjadi 6 tipe, yaitu Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, Conventional. Tipe lingkungan studi Realistic menuntut dan memberi

12 kesempatan kepada mahasiswa untuk mengoperasikan alat-alat, mesin secara teratur, sistematis. Tipe lingkungan studi Investigative menuntut dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan penelitian dan bekerja secara konseptual. Tipe lingkungan Artistic menuntut dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan aktivitas yang tidak pasti, bebas dan menciptakan produk seni. Tipe lingkungan Social menuntut dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mempengaruhi orang lain melalui pemberian informasi dan penyuluhan. Tipe lingkungan studi Enterprising menuntut dan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memengaruhi orang lain guna mencapai tuntutan organisasi/minat dirinya. Tipe lingkungan studi Conventional memiliki tuntutan dan kesempatan untuk melakukan kegiatan yang jelas, teratur dan sistematis seperti penyimpanan dan pengolahan data. Keterkaitan antara tipe kepribadian dengan lingkungan studi akan sangat menentukan tingkat kesesuaian yang dirasakan oleh mahasiswa semester I Fakultas Psikologi. Agar dapat menjadi mahasiswa yang sesuai dengan tipe lingkungan studi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung, diperlukan kesesuaian antara faktor dalam diri mahasiswa dengan faktor lingkungan studinya. Berdasarkan teori Holland, individu, dalam hal ini adalah mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas X Bandung yang memiliki tingkat kesesuaian yang sangat sesuai dan sesuai antara tipe kepribadian dengan tipe lingkungan studi, akan memberikan kesempatan bagi mahasiswa tersebut untuk dapat mengaktualisasikan minat dan kompetensi yang dimilikinya sesuai dengan bentukan dari tipe kepribadiannya. Mahasiswa semester I

13 Fakultas Psikologi Universitas X Bandung diharapkan lebih antusias dalam belajar, sehingga sesulit apa pun tuntutan studinya, mereka akan berupaya memenuhi dengan optimal dan dapat mencapai hasil yang memuaskan. Apabila mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas X Bandung memiliki tingkat kesesuaian yang kurang sesuai dan tidak sesuai antara tipe kepribadian dengan tipe lingkungan studinya, dapat menyulitkan mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan studinya. Hal ini disebabkan oleh tuntutan yang berupa tugas-tugas di lingkungan studi tidak sejalan dengan minat dan kompetensi yang dimilikinya, sehingga hal tersebut dapat menghambat mereka diri untuk belajar secara optimal sehingga mereka sulit mencapai hasil studi yang tinggi. Tipe lingkungan studi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung dapat dikelompokkan pada tipe Investigatuve, Social dan Enterprising. Hasil ini didapat dengan menggunakan kuesioner penggolongan pekerjaan/position Classification Inventory (Gottfredson & John L. Holland (1991)) yang diberikan kepada Pembantu Dekan I Bidang Akademik. Mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas X Bandung diharapkan dapat mengembangkan aktivitas kemampuan investigasi/penyelidikan secara observasi, menghargai aktivitas dan pencapaian dalam bidang ilmu pengetahuan dan ilmiah (Investigative); memiliki keinginan untuk membantu, memahami orang lain, memiliki kemampuan bersosialisasi dan mampu memecahkan masalah menggunakan kemampuan, keyakinan dan nilai sosial (Social);

14 dan memiliki kemampuan persuasif agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan, mampu berbicara di depan umum, agresif dan percaya diri (Enterprising). Menurut Holland, mahasiswa yang tingkat kesesuaiannya sangat sesuai memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar (Investigative), memiliki minat untuk membina relasi sosial yang sangat tinggi (Social) dan kemampuan persuasif yang sangat baik (Enterprising). Mahasiswa yang tingkat kesesuaiannya sesuai memiliki rasa ingin tahu yang besar (Investigative), memiliki minat untuk membina relasi sosial yang tinggi (Social) dan kemampuan persuasif yang baik (Enterprising). Mahasiswa dengan tingkat kesesuaiannya kurang sesuai kurang memiliki rasa ingin tahu (Investigative), kurang memiliki minat untuk membina relasi sosial (Social) dan kemampuan persuasifnya juga kurang (Enterprising). Mahasiswa dengan tingkat kesesuaiannya tidak sesuai memiliki rasa ingin tahu yang sangat kurang (Investigative), memiliki minat yang sangat kurang untuk membina relasi sosial (Social) dan kemampuan persuasifnya juga sangat kurang (Enterprising).

15 Komponen kepribadian: Aktivitas yang disukai Minat Kompetensi (kemampuan khusus) Tipe kepribadian Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, Conventional Sangat Sesuai Mahasiswa semester I Tingkat kesesuaian Sesuai Kurang Sesuai Tipe lingkungan studi ISE (Investigative, Social, Enterprising) Tidak Sesuai Bagan 1.1 Kerangka Pikir

16 1.6 Asumsi Dari uraian kerangka pikir di atas, asumsi yang dapat diajukan adalah: 1. Tipe lingkungan studi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung meliputi Investigative, Social, Enterprising (ISE). Tipe lingkungan ini menuntut mahasiswa untuk memiliki rasa ingin tahu yang besar (Investigative), memiliki minat untuk membina relasi sosial yang tinggi (Social) dan memiliki sikap kemampuan persuasif yang tinggi (Enterprising) untuk mengungkap masalah berdasarkan realita yang ada. 2. Untuk dapat memenuhi tuntutan-tuntutan tugasnya diperlukan kesesuaian antara tipe lingkungan studi ISE dengan tipe kepribadian mahasiswa semester I Fakultas Psikologi Universitas X Bandung. 3. Berdasarkan tuntutan studi ISE, terdapat 4 tingkat kesesuaian di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung yang dapat digolongkan menjadi sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai dan tidak sesuai.