1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah yang timbul di SD sebagai bahan pengembangan media, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang ditawarkan, dan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses pencetak generasi penerus bangsa yang menentukan kehidupan dimasa yang akan datang untuk perubahan setiap orang dan negaranya. Apabila proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan untuk mencapai kemajuan suatu negara. Banyak sekolah dasar yang jauh dari ketercapaiannya tujuan pendidikan dikarenakan banyak faktor yang menyebabkan sebuah sekolah tidak bisa melaksanakan proses belajar mengajar secara maksimal. Misalnya saja faktor yang berasal dari kurangnya kreatif guru, kurangnya pengembangan media pembelajaran yang digunakan di sekolah, keterbatasan sarana prasarana sekolah yang membuat siswanya kurang maksimal dan semangat ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung. Peningkatan mutu pendidikan disekolah dilaksanakan dengan memperbaiki proses belajar mengajar agar tercipa suatu pembelajaran aktif. Menurut Zaini, (2008:2) pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang menagajak peserta didik untuk belajar secara aktif dengan menggunakan otak, memecahkan masalah dan mengaplikasikan apa yang baru mereka 1
2 pelajari. Perbaikan mutu pendidikan tidak hanya sarana fasilitas pendidikan tetapi juga perbaikan kualitas tenaga kependidikan dan proses pembelajaran. Seorang pendidik dituntut untuk dapat memberi pembelajaran yang komunikatif, kreatif dan produktif agar kemampuan pengetahuan yang dimiliki dapat berkembang. Menurut Suryosubroto, (2009:124) pembelajaran kreatif dan produktif merupakan model yang dikembangkan dengan mengacu kepada berbagai pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Tenaga pendidik juga harus terampil dalam mengkonsep strategi belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini dijelaskan oleh Djamaroh, (2010:5) strategi belajar diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dengan anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Tenaga pendidik juga harus kreatif, berfikir kritis dan memberikan inovasi yang efektif dalam dunia pendidikan misalnya mengembangakan sebuah media pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu pendidikan. Pengembangan media pembelajaran sangat berperan dalam proses pembelajaran karena dengan adanya media pembelajaran materi yang akan disampaikan dapat diterima dengan optimal yang dapat mendorong siswa untuk berfikir kritis dan kreatif. Sebagai calon pendidik guru harus mampu memberikan sebuah pembelajaran yang menarik dan inovatif agar kemampuan peserta didik dapat berkembang. Dalam melaksanakan kemampuan pedagogik, guru dituntut memiliki kemampuan secara
3 metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya penguasaan dalam penggunaan media pembelajaran (Munadi, 2008:1). Untuk menghasilkan suatu media pembelajaran yang baik dalam arti efektif meningkatkan mutu pembelajaran, diperlukan suatu perancangan yang baik. Media pembelajaran yang baik tidak bisa dibuat secara spontan atau asal jadi. Dalam menyusun rancangan, berbagai hal harus diperhitungkan, baik menyangkut materi (content), pedagogik, tampilan dan aspek bahasa serta tujuan yang hendak dicapai dengan media tersebut (Asyhar, 2012:94). Media pembelajaran sangat diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran salah satunya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA erat kaitannya dengan hubungan alam dan isinya yang menuntut siswa dapat berfikir kritis, nyata dan aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan IPA pada kurikulum KTSP (BNSP 2006:493), agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya, b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4 Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sangat membantu peserta didik dalam menuangkan ide, pikiran serta gagasan yang bersumber dari kehidupan nyata. Media adalah bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya (Arsyad, 2009:2-3). Inovasi media pembelajaran di SD perlu dilakukan, karena media pembelajaran sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran akan memberikan sebuah pengalaman langsung dalam penanaman konsep yang sedang dipelajari peserta didik. Pengalaman langsung akan memberikan kesan utuh dan paling bermakna mengenai informasi gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan peraba (Arsyad, 2009:10). Pembelajaran IPA sangat perlu diberikan dijenjang pendidikan SD agar peserta didik mampu untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya. Pembelajaran IPA disekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses mencari tahu dan berbuat (Trianto, 2010:152). Hasil observasi dan wawancara peneliti tanggal 15 November 2014 tentang analisis kebutuhan pada guru-guru disekolah khususnya guru mata
5 pelajaran IPA kelas II diketahui bahwa belum adanya media pembelajaran IPA yang dapat digunakan sebagai media yang menarik motivasi belajar dan dapat meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik. Pembelajaran masih berpusat pada guru bukan pada siswa (student center) menjadikan pembelajaran terkesan monoton. Kesulitan guru dalam mengajar, kurang pahamnya siswa terhadap materi yang disampaiakan oleh guru jika materi tidak dijelaskan secara berulang-ulang. Kurang kondusifnya proses belajar mengajar karena guru masih menggunakan metode ceramah yang menyebabkan siswa cepat bosan saat mengikuti pelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi peserta didik akan menurun dengan cepat setelah ia mendengarkan ceramah lebih dari 20 menit secara terus menerus (Harmianto, 2011:46) Dari Hasil analisis kebutuhan bahwa sangat dibutuhkan sebuah pengembangan media pembelajaran agar dapat membantu peserta didik agar lebih mudah memahami materi, menambah pengetahuan, menarik motivasi belajar serta meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik dalam memahami materi sumber energi dan perubahannya. Peneliti memberikan inovasi pengembangan media yang diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu yang memudahkan penyampaian materi pada saat proses belajar mengajar sehingga peserta didik tidak jenuh dan lebih mudah memahami materi yang diajarkan sehingga akan tercipta suasana yang kondusif saat proses pembelajaran dan pembelajaran terkesan lebih bermakna. Penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul skripsi Pengembangan
6 Media Rumah Berbie Pada mata pelajaran IPA materi energi dan perubahannya untuk kelas II SD. 1.2 Tujuan Penelitian Peneliti mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk membuat, menerapkan serta memvalidasi sebuah produk pengembangan media Rumah Berbie sebagai media pembelajaran IPA materi sumber energi dan perubahannya pada kelas II SD. 1.3 Spesifikasi Produk Produk Pengembangan media pembelajaran yang peneliti angkat bernama Rumah Berbie (Ber-energi). Untuk menghasilkan media pembelajaran yang menarik dan bermutu, maka pengembangan media ini di rancang seperti miniatur rumah dan keadaan rumah sebenarnya. Pembuatan media ini menggunakan bahan dasar triplek yang memiliki ukuran (P= 41cm, T= 30cm dan L= 23cm) yang disusun dan dirancang menjadi sebuah miniatur rumah. Pengembangan media rumah Berbie ini terintegrasi berbagai mata pelajaran diantaranya Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA. Namun peneliti disini memfokuskan pada pelajaran IPA materi sumber energi dan perubahannya untuk siswa kelas II SD. Spesifikasi produk pengembangan media pembelajaran yang peneliti angkat ini antara lain: a) Media pembelajaran Rumah Berbie merupakan sebuah miniatur rumah yg dirancang dengan memperbanyak jendela-jendela di dinding rumah yang bertujuan agar membelajarkan siswa berfikir bahwa rumah banyak jendela membuat sirkulasi udara menjadi lancar dan sinar cahaya yang dari luar bisa masuk ke dalam rumah lebih banyak, sehingga
7 rumah tidak gelap dan tidak terlalu membutuhkan energi listrik untuk menyalakan lampu, b) produk pengembangan media ini dilengkapi dengan baterai sebagai sumber energi listrik dan aksesoris seperti kincir angin dan gambaran sebuah panel/sel surya yang ditaruh di bagian atap rumah yang bertujuan membelajarkan anak tentang macam-macam sumber energi alternatif c) media pengembangan ini dilengkapi dengan aksesoris bola lampu yang bisa dinyalakan sebagai alat penerangan, bel rumah, kipas angin, setrika, televisi, dan radio membelajarkan anak tentang contoh dari perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari. 1.4 Pentingnya Pengembangan Penelitian pengembangan media rumah Berbie materi sumber energi dan perubahannya pada mata pelajaran IPA kelas II SD dilakukan sebagai salah satu upaya untuk tercapainya proses pembelajaran yang mengedepankan mutu pendidikan. Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bersifat teoritis dan praktis pada ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pembelajaran di SD. Secara teoritis, menurut Asyhar, (2012:92) pentingnya media dalam meningkatkan mutu pembelajaran Indonesia, tuntutan pasar global dan kurikulum berbasis kompetensi yang berdasarkan paradiga baru pembelajaran. Secara praktis, bagi guru memberikan inovasi baru tentang media pembelajaran sehingga guru akan lebih mudah saat menerangkan materi dan guru akan lebih inovasi dalam mengembangkan sebuah media pembelajaran di kelas. Bagi Sekolah, digunakan untuk referensi meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas pembelajaran disekolah. Bagi
8 Peneliti, digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan media pembelajaran yang lebih kreatif untuk penelitian lanjutan. Bagi dinas pendidikan digunakan sebagai bahan masukan menentukan kurikulum untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam pengadaan media pembelajaran IPA SD. 1.5 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian Latar belakang masalah yang sudah penulis paparkan yaitu kurang kondusifnya proses belajar mengajar karena guru masih menggunakan metode ceramah yang menyebabkan siswa cepat bosan saat mengikuti pelajaran. Pembelajaran masih berpusat pada guru bukan pada siswa (student center) menjadikan pembelajaran terkesan monoton. kurang pahamnya siswa terhadap materi yang disampaiakan oleh guru jika materi tidak dijelaskan secara berulang-ulang. Selanjutnya peneliti memberikan inovasi merancang sebuah media pembelajaran yang di beri nama Rumah Berbie (ber-energi) yang diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran IPA materi sumber energi dan perubahannya kelas II SD. Keterbatasan penelitian dan pengembangan dari penelitian pengembangan rumah Berbie mata pelajaran IPA kelas II SD antara lain: 1.5.1 Sasaran penelitian terbatas pada siswa kelas II SD 1.5.2 Pembelajaran IPA pada media ini mencangkup Standar Kompetensi yang ditetapkan kurikulum 2006 tentang : 3. Mengenal berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan produk
9 ini yaitu 3.2 Mengidentifikasi jenis energi yang paling sering digunakan di lingkungan sekitar dan cara penghematannya. 1.5.3 Subjek dari penelitian pengembangan ini adalah guru kelas II SD, satu dosen ahli media, satu dosen ahli materi, dan siswa kelas II SD. 1.5.4 Penelitian ini dilakukan sampai tahap uji coba produk kepada siswa dan perbaikan produk setelah uji coba. 1.6 Definisi Istilah 1.6.1 Pengembangan Pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan yang berupa proses, produk dan rancangan (Setyosari,2013:223). 1.6.2 Media pembelajaran Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Munadi,2008:7-8). 1.6.3 Media pembelajaran Rumah Berbie (ber-energi) Rumah Berbie (ber-energi) adalah sebuah miniatur yang dirancang berbentuk rumah yang dilengkapi dengan macam-macam sumber energi dan contoh-contoh dari perubahan energi yang sering kita jumpai dan kita gunakan sehari-hari.
10 1.6.4 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2010:136-137). 1.6.5 Pembelajaran IPA Pembelajaran IPA adalah kegiatan siswa untuk mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, (BNSP 2006:484).