BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, dan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini. dibayangkan untuk mencapai kemajuan suatu negara. Banyak sekolah dasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi berkembangan IPTEK yang semakin berkembang pesat, sangat

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Dengan adanya

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. baik, manusia yang lebih berkebudayaan, dan manusia yang memiliki kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia, yang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini. berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran yang diajarkan di MI pun bermacam-macam salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suardi, 2012:71). bangsa. Hal ini sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung jawab keluarga,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat telah menyebabkan berbagai perubahan pada semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

commit to user BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Aqib, 2013:66). Menurut Sagala

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik yang sudah lalu maupun yang terbaru. Teks berita adalah naskah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. dapat diamati oleh panca indera maupun yang tidak dapat diamati oleh panca indera. Karena IPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Riyanti Dini Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan di Indonesia masih cukup memprihatinkan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusianya (SDM) dan kualitas pendidikannya. Tingkat pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu usaha yang dilaksanakan siswa dalam proses belajar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan sarana yang tepat dalam. pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP bahwa

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempelajari pengetahuan berdasarkan fakta, fenomena alam, hasil pemikiran

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sains merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah yang timbul di SD sebagai bahan pengembangan media, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang ditawarkan, dan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses pencetak generasi penerus bangsa yang menentukan kehidupan dimasa yang akan datang untuk perubahan setiap orang dan negaranya. Apabila proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan untuk mencapai kemajuan suatu negara. Banyak sekolah dasar yang jauh dari ketercapaiannya tujuan pendidikan dikarenakan banyak faktor yang menyebabkan sebuah sekolah tidak bisa melaksanakan proses belajar mengajar secara maksimal. Misalnya saja faktor yang berasal dari kurangnya kreatif guru, kurangnya pengembangan media pembelajaran yang digunakan di sekolah, keterbatasan sarana prasarana sekolah yang membuat siswanya kurang maksimal dan semangat ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung. Peningkatan mutu pendidikan disekolah dilaksanakan dengan memperbaiki proses belajar mengajar agar tercipa suatu pembelajaran aktif. Menurut Zaini, (2008:2) pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang menagajak peserta didik untuk belajar secara aktif dengan menggunakan otak, memecahkan masalah dan mengaplikasikan apa yang baru mereka 1

2 pelajari. Perbaikan mutu pendidikan tidak hanya sarana fasilitas pendidikan tetapi juga perbaikan kualitas tenaga kependidikan dan proses pembelajaran. Seorang pendidik dituntut untuk dapat memberi pembelajaran yang komunikatif, kreatif dan produktif agar kemampuan pengetahuan yang dimiliki dapat berkembang. Menurut Suryosubroto, (2009:124) pembelajaran kreatif dan produktif merupakan model yang dikembangkan dengan mengacu kepada berbagai pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Tenaga pendidik juga harus terampil dalam mengkonsep strategi belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini dijelaskan oleh Djamaroh, (2010:5) strategi belajar diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dengan anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Tenaga pendidik juga harus kreatif, berfikir kritis dan memberikan inovasi yang efektif dalam dunia pendidikan misalnya mengembangakan sebuah media pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu pendidikan. Pengembangan media pembelajaran sangat berperan dalam proses pembelajaran karena dengan adanya media pembelajaran materi yang akan disampaikan dapat diterima dengan optimal yang dapat mendorong siswa untuk berfikir kritis dan kreatif. Sebagai calon pendidik guru harus mampu memberikan sebuah pembelajaran yang menarik dan inovatif agar kemampuan peserta didik dapat berkembang. Dalam melaksanakan kemampuan pedagogik, guru dituntut memiliki kemampuan secara

3 metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya penguasaan dalam penggunaan media pembelajaran (Munadi, 2008:1). Untuk menghasilkan suatu media pembelajaran yang baik dalam arti efektif meningkatkan mutu pembelajaran, diperlukan suatu perancangan yang baik. Media pembelajaran yang baik tidak bisa dibuat secara spontan atau asal jadi. Dalam menyusun rancangan, berbagai hal harus diperhitungkan, baik menyangkut materi (content), pedagogik, tampilan dan aspek bahasa serta tujuan yang hendak dicapai dengan media tersebut (Asyhar, 2012:94). Media pembelajaran sangat diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran salah satunya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA erat kaitannya dengan hubungan alam dan isinya yang menuntut siswa dapat berfikir kritis, nyata dan aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan IPA pada kurikulum KTSP (BNSP 2006:493), agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya, b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4 Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sangat membantu peserta didik dalam menuangkan ide, pikiran serta gagasan yang bersumber dari kehidupan nyata. Media adalah bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya (Arsyad, 2009:2-3). Inovasi media pembelajaran di SD perlu dilakukan, karena media pembelajaran sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran akan memberikan sebuah pengalaman langsung dalam penanaman konsep yang sedang dipelajari peserta didik. Pengalaman langsung akan memberikan kesan utuh dan paling bermakna mengenai informasi gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan peraba (Arsyad, 2009:10). Pembelajaran IPA sangat perlu diberikan dijenjang pendidikan SD agar peserta didik mampu untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya. Pembelajaran IPA disekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses mencari tahu dan berbuat (Trianto, 2010:152). Hasil observasi dan wawancara peneliti tanggal 15 November 2014 tentang analisis kebutuhan pada guru-guru disekolah khususnya guru mata

5 pelajaran IPA kelas II diketahui bahwa belum adanya media pembelajaran IPA yang dapat digunakan sebagai media yang menarik motivasi belajar dan dapat meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik. Pembelajaran masih berpusat pada guru bukan pada siswa (student center) menjadikan pembelajaran terkesan monoton. Kesulitan guru dalam mengajar, kurang pahamnya siswa terhadap materi yang disampaiakan oleh guru jika materi tidak dijelaskan secara berulang-ulang. Kurang kondusifnya proses belajar mengajar karena guru masih menggunakan metode ceramah yang menyebabkan siswa cepat bosan saat mengikuti pelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi peserta didik akan menurun dengan cepat setelah ia mendengarkan ceramah lebih dari 20 menit secara terus menerus (Harmianto, 2011:46) Dari Hasil analisis kebutuhan bahwa sangat dibutuhkan sebuah pengembangan media pembelajaran agar dapat membantu peserta didik agar lebih mudah memahami materi, menambah pengetahuan, menarik motivasi belajar serta meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik dalam memahami materi sumber energi dan perubahannya. Peneliti memberikan inovasi pengembangan media yang diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu yang memudahkan penyampaian materi pada saat proses belajar mengajar sehingga peserta didik tidak jenuh dan lebih mudah memahami materi yang diajarkan sehingga akan tercipta suasana yang kondusif saat proses pembelajaran dan pembelajaran terkesan lebih bermakna. Penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul skripsi Pengembangan

6 Media Rumah Berbie Pada mata pelajaran IPA materi energi dan perubahannya untuk kelas II SD. 1.2 Tujuan Penelitian Peneliti mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk membuat, menerapkan serta memvalidasi sebuah produk pengembangan media Rumah Berbie sebagai media pembelajaran IPA materi sumber energi dan perubahannya pada kelas II SD. 1.3 Spesifikasi Produk Produk Pengembangan media pembelajaran yang peneliti angkat bernama Rumah Berbie (Ber-energi). Untuk menghasilkan media pembelajaran yang menarik dan bermutu, maka pengembangan media ini di rancang seperti miniatur rumah dan keadaan rumah sebenarnya. Pembuatan media ini menggunakan bahan dasar triplek yang memiliki ukuran (P= 41cm, T= 30cm dan L= 23cm) yang disusun dan dirancang menjadi sebuah miniatur rumah. Pengembangan media rumah Berbie ini terintegrasi berbagai mata pelajaran diantaranya Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA. Namun peneliti disini memfokuskan pada pelajaran IPA materi sumber energi dan perubahannya untuk siswa kelas II SD. Spesifikasi produk pengembangan media pembelajaran yang peneliti angkat ini antara lain: a) Media pembelajaran Rumah Berbie merupakan sebuah miniatur rumah yg dirancang dengan memperbanyak jendela-jendela di dinding rumah yang bertujuan agar membelajarkan siswa berfikir bahwa rumah banyak jendela membuat sirkulasi udara menjadi lancar dan sinar cahaya yang dari luar bisa masuk ke dalam rumah lebih banyak, sehingga

7 rumah tidak gelap dan tidak terlalu membutuhkan energi listrik untuk menyalakan lampu, b) produk pengembangan media ini dilengkapi dengan baterai sebagai sumber energi listrik dan aksesoris seperti kincir angin dan gambaran sebuah panel/sel surya yang ditaruh di bagian atap rumah yang bertujuan membelajarkan anak tentang macam-macam sumber energi alternatif c) media pengembangan ini dilengkapi dengan aksesoris bola lampu yang bisa dinyalakan sebagai alat penerangan, bel rumah, kipas angin, setrika, televisi, dan radio membelajarkan anak tentang contoh dari perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari. 1.4 Pentingnya Pengembangan Penelitian pengembangan media rumah Berbie materi sumber energi dan perubahannya pada mata pelajaran IPA kelas II SD dilakukan sebagai salah satu upaya untuk tercapainya proses pembelajaran yang mengedepankan mutu pendidikan. Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bersifat teoritis dan praktis pada ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pembelajaran di SD. Secara teoritis, menurut Asyhar, (2012:92) pentingnya media dalam meningkatkan mutu pembelajaran Indonesia, tuntutan pasar global dan kurikulum berbasis kompetensi yang berdasarkan paradiga baru pembelajaran. Secara praktis, bagi guru memberikan inovasi baru tentang media pembelajaran sehingga guru akan lebih mudah saat menerangkan materi dan guru akan lebih inovasi dalam mengembangkan sebuah media pembelajaran di kelas. Bagi Sekolah, digunakan untuk referensi meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas pembelajaran disekolah. Bagi

8 Peneliti, digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan media pembelajaran yang lebih kreatif untuk penelitian lanjutan. Bagi dinas pendidikan digunakan sebagai bahan masukan menentukan kurikulum untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam pengadaan media pembelajaran IPA SD. 1.5 Asumsi dan Keterbatasan Penelitian Latar belakang masalah yang sudah penulis paparkan yaitu kurang kondusifnya proses belajar mengajar karena guru masih menggunakan metode ceramah yang menyebabkan siswa cepat bosan saat mengikuti pelajaran. Pembelajaran masih berpusat pada guru bukan pada siswa (student center) menjadikan pembelajaran terkesan monoton. kurang pahamnya siswa terhadap materi yang disampaiakan oleh guru jika materi tidak dijelaskan secara berulang-ulang. Selanjutnya peneliti memberikan inovasi merancang sebuah media pembelajaran yang di beri nama Rumah Berbie (ber-energi) yang diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran IPA materi sumber energi dan perubahannya kelas II SD. Keterbatasan penelitian dan pengembangan dari penelitian pengembangan rumah Berbie mata pelajaran IPA kelas II SD antara lain: 1.5.1 Sasaran penelitian terbatas pada siswa kelas II SD 1.5.2 Pembelajaran IPA pada media ini mencangkup Standar Kompetensi yang ditetapkan kurikulum 2006 tentang : 3. Mengenal berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan produk

9 ini yaitu 3.2 Mengidentifikasi jenis energi yang paling sering digunakan di lingkungan sekitar dan cara penghematannya. 1.5.3 Subjek dari penelitian pengembangan ini adalah guru kelas II SD, satu dosen ahli media, satu dosen ahli materi, dan siswa kelas II SD. 1.5.4 Penelitian ini dilakukan sampai tahap uji coba produk kepada siswa dan perbaikan produk setelah uji coba. 1.6 Definisi Istilah 1.6.1 Pengembangan Pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan yang berupa proses, produk dan rancangan (Setyosari,2013:223). 1.6.2 Media pembelajaran Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Munadi,2008:7-8). 1.6.3 Media pembelajaran Rumah Berbie (ber-energi) Rumah Berbie (ber-energi) adalah sebuah miniatur yang dirancang berbentuk rumah yang dilengkapi dengan macam-macam sumber energi dan contoh-contoh dari perubahan energi yang sering kita jumpai dan kita gunakan sehari-hari.

10 1.6.4 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2010:136-137). 1.6.5 Pembelajaran IPA Pembelajaran IPA adalah kegiatan siswa untuk mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, (BNSP 2006:484).