BAB II TINJAUAN MASALAH. Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley (2008:47)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

BAB II KERANGKA TEORI. American Accounting Association mendefenisikan sebagai proses. kepada pihak yang berkepentingan (Sawyer et al, 2005:8).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal merupakan suatu penilaian atas keyakinan, independen,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:9) dan International

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

BAB 1 PENDAHULUAN. entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala besar. Setiap tahunnya

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

INTERNAL AUDIT CHARTER

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BAB II LANDASAN TEORI. mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis atau usaha usaha korporasi dengan

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian ini akan membahas lebih mendalam mengenai teori-teori dan

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

SEttEN IN00NESiA GRO IPIEDOMAN KERJA(CHARTER) KOMITE AUDI丁. PToSEMEN丁 ONASA

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi secara langsung kinerja di

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian auditing menurut para ahli, antara lain: Menurut Mulyadi & Puradiredja (2010:9), yaitu:

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Auditing dan Internal Auditing. memahami pengertian auditing menurut Arens dan Loebecke (2000 : 9) adalah

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyak perusahaan tiba-tiba tidak dapat bertahan ketika Indonesia mengalami krisis moneter dan

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

Transkripsi:

10 BAB II TINJAUAN MASALAH 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley (2008:47) mengemukakan pengertian audit adalah sebagai berikut: Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by competent and independent person. Pernyataan diatas dapat diuraikan bahwa audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti atau informasi. 2. Adanya bukti audit (evidence) yang merupakan informasi atau keterangan yang digunakan oleh auditor untuk menilai tingkat kesesuaian suatu informasi. 3. Adanya tingkat kesesuaian informasi dengan kriteria tertentu.

11 4. Audit harus dilakukan oleh seorang auditor yang memiliki kemampuan dalam memahami kriteria yang digunakan. Seseorang auditor harus kompeten dan independen terhadap fungsi atau satuan usaha yang diperiksanya. 5. Adanya pelaporan dan mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak yang berkepentingan. 2.1.2 Pengertian Audit Internal Audit Internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan mengevaluasi sistem pengendalian dengan tujuan membantu semua anggota manjemen dalam mengelola secara efektif pertanggungjawabanya dengan cara menyediakan analisis, penilaian, rekomendasi, dan komentar-komentar yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang di telaah. Ikatan Auditor Internal (Institute of Internal Auditors-IIA) dikutip oleh Messier (2005:514). Mendefenisikan sebagai berikut : Audit Intern adalah aktivitas independen, keyakinan obyektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit Intern ini membantu organisasi mencapai tujuanya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola. Defenisi ini mengandung pengertian bahwa audit intern merupakan suatu aktifitas yang dilakukan untuk membantu manajemen dalam penyediaan informasi, dengan tujuan akhir yaitu menambah nilai perusahaan. Pelaksanaan audit intern dilakukan secara independen dan objektif yang berarti tidak terpengaruh oleh pihak manapun dan tidak terlibat dalam pelaksanaan kegiatan yang diaudit. Hasil audit yang

12 diperoleh dari pelaksanaan audit internal secara independen dan obyektif tersebut akan diandalkan oleh pengguna informasi. Kegiatan penilaian ini bersifat independen bukanlah dalam arti absolute yang berarti bebas dari semua ketergantungan, tetapi mengandung pengertian bahwa internal auditor bebas dari pengaruh atau kekuasaan pihak yang diperiksanya sehingga diharapkan akan dapat memberikan penilaian objektif. Defenisi tersebut juga tidak hanya mencakup peranan dan tujuan auditor internal, tetapi juga menyatakan lingkup yang luas dari audit internal modern yang lebih menekankan pada penambahan nilai dan semua hal yang berkaitan dengan risiko, tata kelola, dan pengendalian. Menurut Mulyadi (2002:29) pengertian audit intern adalah sebagai berikut: Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajamen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan keandalan informasi yang dihasilkan berbagai bagian organisasi. Definisi diatas dapat dilihat beberapa lingkup tugas auditor internal dalam perusahaan yang bertujuan unutk menilai efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha dan juga pengendalian internal yang telah dijalankan. Sedangkan menurut Agoes (2004: 221) memberikan pendapatnya mengenai audit internal sebagai berikut : Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan, dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan

13 dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya peraturan dibidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi dll. Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi bertujuan untuk mengetahui apakah pembukuan dan laporan keuangan tersebut telah menunjukan gambaran aktivitas yang sebenarnya dan untuk mengetahui apakah setiap bagian atau unit benar-benar telah melaksanakan kebijakan rencana dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak. Perusahaan memiliki kedudukan yang penting dalam perekonomian dan pembangunan maka fungsi audit internal menjadi semakin penting. Secara umum dapat dikatakan fungsi audit intern bagi manajemen perusahaan adalah untuk menjamin pelaksanaan operasional yang sesuai dengan ketetntuan-ketentuan yang berlaku. Audit internal di dalam perusahaan yang merupakan staf, tidak memiliki wewenang untuk langsung memberi perintah kepada pegawai, juga tidak dibenarkan untuk melakukan tugas-tugas operasional dalam perusahaan yang sifatnya diluar kegiatan pemeriksaan. 2.1.3 Standar Profesional Audit Internal Menurut Hery (2010:73) standar profesional audit internal terbagi atas lima macam diantaranya yaitu: Independensi, Kemampuan Profesional, Lingkup

14 Pekerjaan, Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan, Manajemen Bagian Audit Internal. Adapun penjelasan dari kelima standar profesional audit internal tersebut adalah: 1. Indepedensi a. Mandiri Audit internal harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang diperiksa. Audit internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaan secara bebas dan objektif. b. Dukungan moral manajemen senior dan dewan Audit internal haruslah memperoleh dukungan moral secara penuh dari segenap jajaran manajemen senior dan dewan agar dapat menyelesaikan pekerjaannya secara bebas dari berbagai campur tangan pihak lain. 2. Kemampuan Profesional a. Pengetahuan dan kemampuan Audit internal wajib mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang professional. b. Pengawasan Pimpinan audit internal bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan terhadap segala aktivitas pemeriksaan yang dilakukan oleh para stafnya. c. Kemampuan berkomunikasi Audit internal harus memiliki kemampuan berkomunikasi untuk menghadapi orang lain dan berkomunikasi secara efektif. 3. Lingkup Pekerjaan

15 a. Pengujian dan evaluasi Lingkup pekerjaan audit internal meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan keefektivan sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh organisasi. b. Keandalan Informasi Auditor internal harus mengkaji sistem informasi, dan menentukan apakah berbagai catatan perusahaan mengandung informasi yang akurat, dapat dibuktikan kebenarannya, tepat waktu, lengkap, dan berguna. c. Kesesuaian dengan kebijakan, rencana, prosedur, dan ketentuan perundang-undangan Manajemen bertanggungjawab untuk menetapkan sistem yang dibuat dengan tujuan memastikan pemenuhan berbagai persyaratan, seperti kebijakan, rencana, prosedur, dan peraturan perundang-undangan. d. Perlindungan aktiva Audit internal harus meninjau berbagai alat atau cara yang digunakan untuk melindungi aktiva perusahaan terhadap berbagai jenis kerugian, seperti kerugian yang diakibatkan oleh pencurian, dan kegiatan yang illegal. e. Penggunaan sumber daya Audit internal harus dapat memastikan keekonomisan dan keefisienan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan. f. Pencapaian tujuan

16 Audit internal harus dapat memberikan kepastian bahwa semua pemeriksaan yang dilakukan sudah mengarah kepada pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 4. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan a. Perencanaan kegiatan pemeriksaan Audit internal harus terlebih dahulu melakukan perencanaan pemeriksaan dengan penetapan tujuan pemeriksaan dan lingkup pekerjaan, penentuan tenaga yang dierlukan, melakukan seurvey, penetapan program, dan menentukan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil pemeriksaan disampaikan. b. Rapat manajemen Audit internal harus melakukan rapat dengan manajemen yang bertanggungjawab terhadap pihak yang akan diperiksa. c. Pengujian dan pengevaluasian Audit internal harus melakukan pengujian dan pengevaluasian terhadap semua informasi yang ada guna memastikan ketepatan dari informasi tersebut yang nantinya akan digunakan untuk pemeriksaan. d. Pelaporan hasil pemeriksaan Audit internal harus melaporkan hasil pemeriksaan yang dilakukannya. Laporan yang dibuat haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif, dan tepat waktu.

17 e. Tindak lanjut pemeriksaan Audit internal harus secara terus menerus meninjau dan melakukan tindak lanjut untuk memastikan apakah suatu tindakan perbaikan telah dilakukan dan memberikan berbagai hasil yang diharapkan. 5. Manajemen Bagian Audit Internal a. Struktur organisasi audit internal Dalam rangka menetapkan organisasi audit internal, maka diperlukan dukungan surat keputusan direksi tentang struktur organisasi dan uraian tugas audit internal. b. Penetapan wewenang dan tanggung jawab Audit internal harus dapat mengetahui posisi yang telah ditetapkan dan sampai dimana tingkat independensinya dapat menjamin objektivitas tugasnya. c. Buku pedoman pemeriksaan Buku pedoman pemeriksaan menjelaskan apa yang perlu dilakukan oleh internal audit. d. Pengendalian tugas pemeriksaan Pemeriksaan yang dilaksanakan dan dikendalikan dengan baik kemungkinan lebih besar untuk mencapai sasaran dan tujuan audit internal oleh karena itu setiap audit internal harus direncanakan dengan baik.

18 2.1.4 Tujuan Audit internal Tujuan audit internal menurut Hery (2010:67) adalah untuk membantu anggota organisasi untuk melaksanakan tanggungjawabnya secara efektif. Untuk mencapai tujuan ini, staf audit internal diharapkan dapat memenuhinya dengan analaisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi dan informasi tentang kegiatan yang ditelaah. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor internal harus melakukan kegiatan yang ditelaah. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor internal harus melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya penerapan dari sistem pengendalian internal dan pengendalian operasional lainya, serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal, 2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen, 3. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan, 4. Memastikan bahwa pengolahan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya, 5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen,

19 6. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas. 2.1.5 Fungsi dan Ruang Lingkup Audit Internal Fungsi audit internal merupakan kegiatan yang bebas, yang terdapat dapat organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan, dan kegiatan lain, untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabmereka degan menyajikan analisis penilaian, rekomendasi dan komentarkomentar penting terhadap kegiatan manajemen. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor eksternal melakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Pemeriksaan dan penilaian terhadap efektivitas strukur pengendalian internal dan mendorong penggunaan struktur pengendalian internal yang efektif dengan biaya minimum. 2. Menentukan seberapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen puncak dipatuhi. 3. Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan dipertanggungjawabkan. 4. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian dalam perusahaan. 5. Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan perusahaan. Audit internal yang modern tidak lagi terbatas fungsinya dalam bidang pemeriksaan keuangan tetapi sudah meluas kebidang lainya seperti audit manajemen,

20 audit lingkungan hidup, audit kepatuhan, dan konsultasi yang didesain untuk menambah nilai dan meningkatkan kegiatan operasi suatu organisasi. Fungsi audit internal menjadi semakin penting sejalan dengan semakin kompleksnya operasional perusahaan, manajemen tidak mungkin dapat mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan, karena itu manajemen sangat terbantu oleh fungsi audit intern untuk menjaga efisiensi dan efektivitas kegiatan. Menurut Guy (2002: 410) Ruang lingkup audit internal meliputi pemeriksaan dan evaluasi yang memadai serta efektivitas sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan. Berikut ini adalah ruang lingkup audit internal yang meliputi tugas-tugasnya: 1. Menelaah reliabilitas dan integritas informasi keuangan dan operasi serta perangkat yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi serta melaporkan informasi semacam itu. 2. Menelaah sistem yang ditetapkan untuk memastikan ketaatan terhadap kebijakan, perencanaan, prosedur, hukum dan peraturan yang dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap organisasi dan laporan serta menentukan apakah organisasi telah mematuhinya. 3. Menelaah perangkat perlindungan aktiva dan secara tepat memferivikasi keberadaan aktiva tersebut. 4. Menilai keekonomisan dan efisiensi sumber daya yang dipergunakan.

21 5. Menelaah informasi atau program untuk memastikan apakah hasilnya konsisten degan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, serta apakah operasi atau program itu telah dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan. Ruang lingkup penugasan Fungsi Audit Internal yang terdapat dalam Standar Profesi Audit Internal yang dikeluarkan Konserium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:20) yaitu: fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan governance, dengan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh. Maksud dari pernyataan tersebut ialah audit internal membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian intern. Berdasarkan hasil penilaian risiko tersebut, fungsi audit internal mengevaluasi kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal, yang mencakup governance, kegiatan operasi, dan sistem informasi organisasi. 2.1.6 Kedudukan dan Peran Audit Internal Hal yang harus diperhatikan dalam suatu perusahaan agar dapat memiliki departemen audit internal yang efektif adalah departemen audit internal tersebut memiliki kedudukan audit internal independen dalam organsisasi perusahaan. Independensi audit internal antara lain tergantung pada: 1. Kedudukan departemen audit internal tersebut dalam organisasi perusahaan, maksudnya kepada siapa departemen tersebut bertanggungjawab,

22 2. Apakah departemen audit internal melibatkan dalam kegiatan operasional. Jika ingin independen, departemen audit internal tidak boleh terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan. Misalnya tidak boleh ikut serta dalam kegiatan penjualan dan pemasaran, penyusunan sistem akuntansi, proses pencatatan transaksi, dan penyusunan laporan keuangan perusahaan. Kedudukan departemen audit internal dalam perusahaan akan menentukan tingkat kebebasannya dalam menjalankan tugas sebagai auditor. Kedudukan ataupun status departemen audit internal dalam suatu perusahaan mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkat independensinya dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi, status organisasi dari departemen audit internal harus ditegaskan untuk menyelasaikan tanggung jawab audit. (Agoes Sukrisno,2004) Menjelaskan bahwa terdapat tiga alternatif kedudukan departemen audit internal dalam perusahaan, yaitu: 1. Departemen audit internal berada di bawah Direktur Keuangan, 2. Departemen audit internal berada di bawah Direktur Utama, 3. Departemen audit internal merupakan staf dari Dewan Komisaris. 2.1.7 Wewenang dan Tanggung Jawab Departemen Audit Wewenang dan tanggung jawab departemen audit internal dalam perusahaan tergantung pada status dan kedudukanya dalam struktur organisasinya. Wewenang yang berhubungan dengan tanggung jawab tersebut harus memberikan akses penuh kepada auditor internal tersebut untuk berurusan dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok masalah yang dihadapi.

23 2.1.8 Laporan Hasil Audit Internal Hasil akhir dari pelaksanaan audit internal dituangkan dalam suatu bentuk laporan tertulis melalui proses penyusunan yang baik. Laporan hasil audit internal merupakan suatu alat penting untuk menyampaikan pertanggungjawaban hasil kerja kepada manajemen, yaitu sebagai media informasi untuk menilai sejauh mana tugastugas yang dibebankan dapat dilaksanakan. Adapun isi atau materi laporan audit internal menurut Boynton (2003:494) adalah: 1. suatu laporan tertulis yang ditandatangani harus dikeluarkan setelah pemeriksaan selesai, 2. auditor internal harus membahas kesimpulan dan rekomendasi pada tingkatan manajemen yang tepat sebelum mengeluarkan laporan tertulis yang final, 3. laporan haruslah objektif, jelas, ringkas, konstruktif dan tepat waktu, 4. laporan harus menyatakan tujuan, ruang lingkup dan hasil audit juga pendapat auditor, 5. laporan harus mencakup rekomendasi untuk perbaikan yang potensial dan mengakui kinerja serta tindakan korektif yang memuaskan, 6. pandangan auditee tentang kesimpulan dan rekomendasi audit dapat disertakan dalam laporan audit, 7. direktur audit internal atau designee harus me-review dan menyetujui laporan audit final sebelum diterbitkan serta harus memutuskan kepada siapa laporan itu akan dibagikan.

24 2.2 Good Corporate Govarnance 2.2.1 Pengertian Good Corporate Governance Menurut Hiro Tugiman (2006:21) pengertian Good Corporate Governance (GCG) adalah sebagai berikut: Paradigma tentang pengelolaan perusahaan yang menekankan pada kesejahteraan hubungan antara pemegang saham, Dewan Komisaris, Manajemen Senior, Auditor Internal dan Auditor Eksternal agar pengelolaan perusahaan lebih profesional, transparan dan efisien. Corporate governance telah menjadi pokok perhatian yang sangat penting di Indonesia karena perusahaan-perusahaan yang menerapkan GCG secara utuh dan berkelanjutan diyakini akan memiliki nilai lebih dibandingkan dengan perusahaan yang tidak atau belum menerapkan GCG, sehingga akan membantu perusahaanperusahaan tersebut menjadi lebih kompetitif secara global. Forum for Corporate Governace in Indonesia (FCGI) dalam Tjager dkk (2003:25) mendefinisikan corporate governance sebagai berikut : Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan Corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Sedangkan menurut Pratolo (2007:8), pengertian Good Corporate Governance (GCG) adalah sebagai berikut: Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu sistem yang ada pada suatu organisasi yang memiliki tujuan untuk mencapai kinerja organisasi semaksimal mungkin dengan cara-cara yang tidak merugikan stakeholders organisasi tersebut.

25 Kemudian Wahyudi Prakarsa dari Universitas Indonesia dalam Tjager (2003:27) mendefenisikan corporate governance sebagai berikut: Mekanisme administratif yang mengatur hubungan-hubungan antara manajemen perusahaan, komisaris, direksi, pemegang saham, dan kelompokkelompok kegiatan (stakeholders) yang lain. Hubungan-hubungan ini dimanifestasikan dalam bentuk berbagai aturan permainan dan sistem insentif sebagai framework yang diperlukan untuk menentukan tujuan-tujuan perusahaan serta pemantauan kinerja yang menghasilkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa definisi dari Corporate Governance adalah sistem yang mengatur, mengelola dan mengawasi proses pengendalian usaha untuk menaikkan nilai saham, sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stakeholder, karyawan, kreditor dan masyarakat. Good Corporate Governance berusaha menjaga keseimbangan di antara pencapaian tujuan ekonomi dan tujuan masyarakat. 2.2.2 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance Menurut Zarkasyi (2008:38) setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas GCG ditetapkan pada setiap aspek bisnis dan semua jajaran perusahaan. Asas GCG yaitu Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung jawab, Kemandirian dan Kewajaran diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance merupakan suatu kaidah, norma ataupun pedoman korperasi yang diperlukan dalam sistem pengelolaan BUMN yang sehat. Berikut ini adalah prinsip-prinsip GCG yang dimaksudkan dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-117/M-MBU/2002 tentang penerapan praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah:

26 1. Transparansi, yaitu kerterbukaan dalam melaksanaan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukan informasi materil dan relavan mengenai perusahaan. 2. Kemandirian, yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korperasi yang sehat. 3. Akuntanbilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organisasi sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. 4. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korperasi yang sehat. 5. Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangundangan yang berlaku. 2.2.3 Manfaat dan Tujuan Good Corporate Governance Menurut Hery (2009:5) manfaat yang dapat diperoleh perusahaan yang menerapakan Good Corporate Governance, yaitu sebagai berikut: 1. Good Corporate Governance secara tidak langsung akan dapat mendorong pemanfaatan sumber daya perusahaan kearah yang lebih

27 efektif dan efisien, yang pada giliranya akan turut membantu terciptanya pertumbuhan atau perkembangan ekonomi nasional. 2. Good Corporate Governance dapat membantu perusahaan dan perekonomian nasional dalam hal menarik modal investor dengan biaya yang lebih rendah melalui perbaikan kepercayaan investor dan kreditor domestik maupun internasional. 3. Membantu pengelolaan perusahaan dalam memastikan/ menjamin bahwa perusahaan telah taat pada ketentuan, hukum dan peraturan. 4. Membantu manajemen dan corporate board dalam pemantauan penggunaan aset perusahaan. 5. Mengurangi korupsi. Manfaat dari penerapan GCG menurut Iman (2002) adalah sebagai berikut: a. Perbaikan dalam komunikasi, b. Minimalisasi potensial benturan, c. Fokus pada strategi-strategi utama, d. Peningkatan dalam produktivitas dan efisiensi, e. Kesinambungan manfaat (suistanability of benefits), f. Promosi citra korporat (corporat image), g. Peningkatan kepuasan pelanggan, h. Perolehan kepercayaan investor, i. Dapat mengukur target kinerja manajemen perusahaan.

28 Menurut Surat Keputusan Mentri BUMN No.117 Tahun 2002 menyatakan bahwa tujuan dari penerapan Good Corporate Governance pada BUMN adalah: 1. Memaksimalkan nilai BUMN 2. Mendorong pengelolaan BUMN 3. Mendorong agar keputusan yang dibuat dilandasi: nilai moral tinggi, kepatuhan terhadap perundang-undangan, kesadaran akan tanggung jawab sosial BUMN terhadap stakeholders dan lingkungan sekitar. 4. Meningkatkan kontribusi BUMN dan perekonomian nasional. 5. Meningkatkan iklim investasi nasional. 6. Mensukseskan program prativasi. 2.2.4 Unsur-unsur Good Corporate Governance Menurut Zarkasyi (2008:93) unsur-unsur dari Good Corporate Governance (GCG) yaitu sebagai berikut: 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) RUPS yaitu merupakan sarana bagi para pemegang saham untuk mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan keputusan dan kebijakan yang akan diambil perusahaan kedepannya, dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar atau perundang-undangan. 2. Dewan Komisaris Dewan Komisaris sebagai organisasi perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan

29 memberikan masukan kepada Direksi serta memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan GCG. 3. Komite Penunjang Dewan Komisaris Pembentukan komite-komite bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dari kegiatan GCG di perusahaan. Komite tersebut adalah sebagai berikut: a. Komite audit Adapun tugas dari komite audit yaitu membantu Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, struktur pengendalian intern perusahaan yang baik, pelaksanaan audit internal yang dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku. b. Komite Nasional Komite Nasional bertugas membantu Dewan Komisaris dalam menetapkan kriteria pemilihan calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta membantu Dewan Komisaris mempersiapkan calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi. c. Komite Kebijakan Rasio Komite Kebijakan Rasio bertugas membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji sistem manajemen risiko yang disusun oleh Direksi serta menilai toleransi risiko yang dapat diambil oleh perusahaan.

30 d. Komite Kebijakan Corporate Governance Komite Kebijakan Corporate Governance yaitu bertugas membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji kebijakan GCG secara menyeluruh yang disusun oleh Direksi serta menilai konsistensi penerapannya. 4. Direksi Direksi sebagai organisasi perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif dalam mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan kedepannya. 2.3 Hubungan Audit Internal dengan Good Corporate Governance Salah satu maksud implementasi GCG sesuai dengan pedoman GCG yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance yaitu untuk memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggungjawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat baik secara nasional maupun internasional serta dengan demikian mendukung kondisi investasi. Salah satu elemen yang cukup signifikan dalam proses implementasi GCG adalah fungsi pengawasan internal yang baik yang dilakukan oleh auditor internal. Dengan demikian eksistensi departemen audit internal itu sendiri merupakan salah satu wujud implementasi dari GCG. Selain itu audit internal berperan sangat strategis dalam membantu manajemen dalam upaya mewujudkan GCG ke dalam praktek-

31 praktek bisnis manajemen. Definisi pemeriksaan internal menurut Sawyer dkk (2005:10) adalah : Sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah: 1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; 2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; 3. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; 4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; 5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; 6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif,semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif. Sesuai dengan definisi diatas, pengawasan internal menurut pedoman GCG adalah suatu proses yang bertujuan untuk mencapai kepastian berkenaan dengan: 1. Kebenaran informasi keuangan 2. Efektivitas dan efisiensi proses pengelolaan perusahaan, dan 3. Kepatuhan dan peraturan perundang-undangan yang terkait. Dalam kaitannya dengan implementasi GCG, audit internal mempunyai peranan yang sangat besar untuk mendorong terwujudnya pengelolaan bisnis perusahaan yang bersih dan transparan. Dari pemahaman tentang fungsi pengawasan

32 intern, dapat diketahui bahwa salah satu tugas audit internal yaitu melakukan review terhadap sistem yang ada untuk mengetahui tingkat kesesuaiannya dengan peraturanperaturan eksternal, kebijakan dan prosedur internal yang ditetapkan termasuk prinsip-prinsip yang tertuang dalam pedoman good corporate governance. 2.3.1 Penelitian Terdahulu Adapun penlitian terdahulu dalam penelitian ini adalah : No. Nama Peneliti 1 Trimanto S. Wardoyo dan Lena (2010) 2 Christine Dwi Karya Susilawati, S.E., M.Si., Ak. Dan Felix Hendra Soetjipta (2013) Judul Penetian Peranan Auditor Internal Dalam Menunjang Pelaksanaan Good Corporate Governance (Studi kasus pada PT Dirgantara Indonesia) Peranan Audit Intern Dalam Penerapan Good Corporate Governance Yang Efektif (Studi Kasus PT. XYZ, Bandung) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Variabel Penelitian X = Sistem Pengendalian Intern Y = Good Corporate Governance X = Audit Internal Y = Good Corporate Governance Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa auditor internal memiliki hubungan yang kuat terhadap pelaksanaan GCG. Karena pelaksanaan prinsip transparansi sudah cukup baik, responden menganggap pihak manajemen kurang memberikan informasi kepada mereka, untuk prinsip akuntabilitas, kemandirian, pertanggungjawaban dan kewajaran sudah baik, sehingga perusahaan mempunyai pembagian tugas sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya. Koefisien korelasi antara peranan audit intern dengan perwujudan GCG menunjukkan hasil 0.263, berarti antara audit intern dalam perwujudan GCG menunjukan hubungan positif yang rendah.

33 2.3.2 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Secara umum, audit internal adalah aktivitas penjaminan yang independen dan objektif serta jasa konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan prestasi organisasi. Audit internal akan membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan terjadwal untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan pengendalian dan pengelolaan organisasi. berikut: The Institute of Internal Auditors (IIA) mendefinisikan audit internal sebagai Audit internal adalah aktivitas penjaminan yang independen dan objektif serta jasa konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Menurut Tunggal dan tunggal (2002), definisi dari Good Corporate Governance adalah sebagai berikut: Good Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya (seperti pemasok, pelanggan, komunitas, pemerintah, dan lain-lain). Good Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antar berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan. Selain itu, secara umum Good Corporate Governance merupakan salah satu elemen dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi

34 serangkaian hubungan antar manajemen perusahaan, dewa komisaris, komite audit, para pemegang saham dan stakeholders lainnya. Antara audit internal dan Good Corporate Governance memiliki hubungan yang sangat erat dimana audit internal sebagai organ dalam bagian perusahaan yang mengetahui bagaimana kinerja sehari-hari di perusahaan harus dapat menerapkan tata kelola perusahaan yang baik guna mencapai hasil dan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Begitu juga hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Susilawati (2013) dan Trimanto (2010). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Susilawati yang dilakukan pada PT. XYZ Bandung, hasilnya membuktikan bahwa audit internal dalam perwujudan Good Corporate Governance menunjukkan hubungan positif yang rendah. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh Trimanto bahwa audit internal berpengaruh signifikan dan positif terhadap Good Corporate Governance. Berdasarkan kerangka teoritis di atas, maka penulis mengembangkan hipotesis sebagai berikut: Variabel Independen Audit Internal (X) Variabel Dependen Penerapan GCG (Y) Gambar 2.1 Hubungan Audit Internal dan Good Corporate Governance Ho : Audit Internal tidak berpengaruh terhadap penerapan Good Corporate Governance. Ha : Audit Internal berpengaruh terhadap penerapan Good Corporate Governance.