2015 PEMBELAJARAN SENI HAHIWANG MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DI SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

2015 PEMBELAJARAN MUSIK KINTUNG BERBASIS KREATIVITAS PADA PESERTA DIDIK DI DAPUR THEATER KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Atik Rahmaniyar, 2015

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut.

BAB I P E N D A H U L U A N. Pendidikan seni berperan penting dalam pengembangan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. khasanah pengetahuan suatu masyarakat atau suku bangsa. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. 2008:73). Pada jaman dahulu dongeng disampaikan secara lisan sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PEMBELAJARAN GERAK DAN LAGU MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DI TK SALMAN AL FARISI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unggun Oktafitri Pratama, 2013

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

BAB V PENUTUP. maupun negatif kepada umat manusia. Dampak tersebut berakibat kepada perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang di ikuti melalui syarat-syarat yang jelas dan ketat ( Hasbullah,2003

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menjadi perhatian utama dalam upaya

A. LATAR BELAKANG MASALAH

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan disajikan pembahasan pada produk final hasil

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilestarikan agar tidak hilang. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tercermin

2013 PENGGUNAAN MEDIA LAGU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DALAM MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuvenalis Anggi Aditya, 2013

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA. Novi Trisna Anggrayni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. karena daerah Bekasi berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta (Betawi) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Rohiman Lesmana, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helda Rakhmasari Hadie, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

2015 PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYELENGGAARAN PROGRAM DESA VOKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

konvensi sastra Balai Pustaka BP (Nurgiantoro, 2000:54).

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan berlangsung di berbagai tempat, situasi, dan juga dengan berbagai sifatnya. Pendidikan pertama umumnya berlangsung di rumah dalam kalangan keluarga sendiri dengan sebutan dan dinamakan pendidikan informal, dan berlangsung dalam berbagai suasana atau situasi yang berpengaruh pada perubahan dan pembentukan tingkah laku tertentu. Demikian juga pendidikan berlangsung di lingkungan teman sebaya dilingkungannya, berlangsung pula dalam berbagai suasana atau situasi yang membentuk tingkah laku sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya yang sering disebut pendidikan non formal. Tempat pendidikan yang dianggap strategis membekali peserta didik agar dapat mengkekalkan nilai-nilai, pengetahuan, dan keyakinan yang dipandang positif oleh masyarakat dan bangsanya dilaksanakan di sekolah. Pendidikan di sekolah adalah pendidikan formal yang menerapkan berbagai aturan dan sistem yang pelaksanaanya sudah terkonsep dengan baik. Pendidikan merupakan kegiatan proses pengajaran dan pembelajarannya, kegiatan tersebut diharapkan dapat memacu murid ke arah kedewasaannya sebagai manusia yang bermartabat. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang nomor. 20 tahun 2003, yaitu: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan satuan kegiatan yang dilakukan mencakup kegiatan pembelajaran, pelatihan, dan pembimbingan dalam usaha pencapaian suatu tujuan pembelajaran. Ketiga satuan kegiatan pendidikan tersebut dapat dilaksanakan di lembaga informal, non formal, dan informal. Salah satu bentuk pendidikan formal di sekolah adalah pendidikan seni. Pendidikan seni merupakan kegiatan belajar dan pembelajaran yang menggunakan seni sebagai media atau materi pembelajarannya yang bertujuan kepada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa 1

2 sebagai sasaran pembelajaran. Untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan pembelajaran, dalam ruang lingkup pendidikan seni diperlukan beberpa komponen pembelajaran, komponen tersebut antara lain: Peserta didik, pengajar, Tujuan pembelajaran, dan materi pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan objek yang pelajari dalam sebuah dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran seni misalnya pada seni musik materi pembelajaran yang diberikannya merupakan sebuah karya seni sebagai rekreasi seni baik karya seni modern maupun tradisional. Kedua karya seni tersebut dapat di jadikan sebagai bahan dasar untuk berolah musik. Karya seni tradisional merupakan karya seni yang lahir, tumbuh dan berkembang di suatu daerah tertentu dan menjadi identitas daerah setempat serta diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Karya seni tradisional dapat dijadikan sebagai alternatif materi pembelajaran dalam ruang lingkup pendidikan seni secara formal, hal tersebut dikarenakan dalam karya seni tradisional syarat akan nilai-nilai budaya yang representatif dan luhung. Salah satu kesenian tradisonal yang dapat dijadikan pembelajaran yaitu seni hahiwang. Seni hahiwang merupakan suatu karya seni yang lahir, tumbuh, dan berkembang di Provinsi Lampung. Berdasarkan informasi Rachman dkk (18 April, 2015) hahiwang muncul sekitar abad 15 di kota Liwa, Lampung Barat, Lampung Sai Batin (Lampung Peminggir) yang memiliki pengertian kesenian sastra lisan berbahasa daerah Lampung. Syairnya bercerita tentang suatu kesedihan yang teramat dalam (dapat berupa kisah perjalanan hidup, bencana/ musibah, kematian, dan lainlain) yang telah dialami seseorang kemudian diaplikasikan ke dalam sebuah lagu yang berkarakter sedih, menyayat hati, memilukan, kemudian dipertunjukan kepada orang lain. Lirik atau syair yang ada dalam lagu hahiwang diutarakan apa adanya sesuai dengan kisah yang dialami dengan menggunakan bahasa daerah Lampung. Hahiwang merupakan kesenian tradisional berupa luapan emosional yang dialami oleh seseorang, berupa ungkapan kata-kata yang menggambarkan karakter dalam suasana

3 sedih yang dilambangkan dengan berbagai bahasa puitis yang halus serta hanya dinikmati oleh diri sendiri. Seiring perkembangan waktu hingga saat ini, hahiwang telah digunakan sebagai media penyampaian pesan kesedihan, kesengsaraan, kepiluan, penderitaan, kepada orang lain pada acara-acara yang diadakan dalam kehidupan sehari-hari di sekitar masyarakat Lampung Barat. Pada kesempatan lainnya hahiwang dibawakan atau disajikan oleh seseorang yang kemudian dilagukan ke dalam sastra tutur pada acara pernikahan atau acara-acara perayaan yang diadakan oleh masyarakat Lampung Barat. Keberadaan seni hahiwang saat ini sangat memprihatinkan, hal ini dikarenakan tidak bertambahnya pelaku seninya serta semakin berkurang penerus pelaku seni hahiwang, sehingga eksistensi seni hahiwang semakin mengkhawatirkan, secara perlahan tersisih oleh budaya kekinian. Pergeseran kebudayaan yang terjadi memberikan paradigma baru kepada generasi selanjutnya mengenai kebudayaan atau seni tradisi yang dianggap sudah ketinggalan jaman. Munculnya sebagian besar ketidak pedulian masyarakat terhadap kebudayaannya sendiri, terjadi akibat adanya fenomena globalisasi dan modernisasi yang selalu dijadikan acuan atau kiblat kebudayaan bagi generasi muda khususnya di daerah Lampung Barat. Masalah kebudayaan lokal sering kali diabaikan, dianggap tidak ada relevansinya dengan masa sekarang apalagi masa depan. Berdasarkan paparan tersebut peneliti tertarik untuk menggunakan seni hahiwang sebagai materi ajar untuk diterapkan dalam pembelajaran melalui pendekatan Saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. Pendekatan Saintifik dipilih karena dianggap lebih ilmiah, pendekatan Saintifik juga lebih tepat digunakan dalam pembelajaran seni. Pembelajaran seni melalui pendekatan Saintifik memiliki karakteristik yang berpusat kepada kegiatan siswa, melibatkan proses-proses afektif, kognitif, dan psikomotorik yang potensial dalam merangsang perkembangan intelektual, dan dapat mengembangkan karakter siswa. Oleh karena itu pendekatan Saintifik dipilih guna pembelajaran seni hahiwang di sekolah bisa dilaksanakan secara aktif, kreatif, inovativ, efektif, dan efisien.

4 Penelitian ini mengangkat seni hahiwang karena didalmnya syarat akan nilainilai budaya yang representatif dan melatih keterampilan siswa dalam berolah seni khususnya dalam musik vokal serta sebagai upaya rekreatif seni hahiwang yang diangkat menjadi sebuah media dan materi ajar di dalam pembelajaran seni secara formal. Oleh karena itu penelitian ini mengangkat judul tentang Pembelajaran Seni Hahiwang Melalui Pendekatan Saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung, dengan harapan hasil penelitiannya dapat memberikan kontribusi sebagai pengayaan repertoar khasanah pendidikan seni tradisional yang perlu untuk dileastarikan dan di berdaya gunakan, serta dapat merekreatif seni tradisional hahiwang melalui pendekatan Saintifik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang Pembelajaran Seni Hahiwang Melalui Pendekatan Saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung, maka dirumuskan permasalahan penelitiannya adalah bagaiamana pembelajaran seni hahiwang melalui pendekatan Saintifik yang diberikan di SMP Negeri 22 Bandar Lampung?. Dalam penerapan kegiatan pembelajaran tersebut diidentifikasi masalahnya yang terdiri dari beberapa komponen pembelajaran, yaitu; strategi yang meliputi metode, pendekatan, teknik, serta materi ajar yang bebasis kearifan lokal. Masalah lainnya teridentifikasi antara lain kondisi objektif seni hahiwang, desain konsep pembelajaran yang dapat di implementasikan melalui kegiatan uji coba yang dapat membentuk sebuah model pembelajaran seni, khususnya seni musik tradisional Lampung. Unsur pendukungnya yang dapat diterapkan adalah memperhatikan kompetensi pembelajaran dan potensi belajar selain media yang dapat mendukung kelancaran pembelajaran. Bedasarkan identifikasi masalah tersebut maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi objektif seni hahiwang di Desa Kembahang, Kecamatan Skala Brak, Kabupaten Lampung Barat, kota Liwa? 2. Bagaimana desain konsep pembelajaran yang dirancang untuk seni hahiwang melalui pendekatan saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung?

5 3. Bagaimana aplikasi desain konsep pembelajaran seni hahiwang melalui pendekatan saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung? 4. Bagaimana efektivitas pembelajaran seni hahiwang melalui pendekatan Saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menerapkan desain konseptual untuk mengetahui efektivitas pembelajaran seni hahiwang melalui pendekatan Saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. 2. Tujuan khusus Dalam pembelajaran seni hahiwang selain memvalidasi desain konsep pembelajaran sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan, mengimplementasiksan desain konsep pembelajaran, secara operasional diarahkan pada pengkajian dan penerapan tentang masalah: 1. Kondisi objektif seni hahiwang di Desa Kembahang, Kecamatan Skala Brak, Kabupaten Lampung Barat, kota Liwa. 2. Desain konsep pembelajaran seni hahiwang melalui pendekatan Saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. 3. Aplikasi desain konsep pembelajaran seni hahiwang melalui pendekatan saintifik. 4. Efektivitas pembelajaran seni hahiwang melalui pendekatan Saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan signifikansi yang besar, khususnya mengenai seni hahiwang baik secara teoretis maupun praktis.

6 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis diharapkan dapat menemukan konseptual pembelajaran seni yang tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran seni di sekolah, serta dapat mengimplementasikan desain konsep, khususnya tentang: a. Memberikan wawasan tentang ruang lingkup seni hahiwang bagi masyarakat Lampung khususnya dalam ruang lingkup pendidikan. b. Mengangkat seni tradisional menjadi materi bahan ajar di Sekolah. c. Menambah referensi metodologi pembelajaran seni di Sekolah. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang bermanfaat praktis bagi pihak terkait, antara lain bagi: a. Peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta dapat mengembangkan lagi ilmu mengenai pembelajaran seni hahiwang serta seni tradisional lainnya guna kepentingan masyarakat luas. b. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam bentuk karya ilmiah yang dapat dijadikan referensi perpustakaan. c. SMP Negeri 22 Bandar Lampung. Proses serta hasil penelitian tentang Pembelajaran Seni Hahiwang Melalui Pendekatan Saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung diharapkan memberikan ilmu pengetahuan baru mengenai kesenian tradisional Lampung serta rekreatif seni hahiwang melalui pendidikan di sekolah formal. d. Guru seni budaya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan tentang bagaimana membuat bahan pembelajaran kesenian khususnya Hahiwang serta implementasinya di SMP. e. Siswa, hasil penelitian ini diharapkan menjadi ilmu pengetahuan baru dalam bentuk pembelajaran serta dapat memotivasi siswa untuk lebih mencintai dan mengembangkan kesenian tradisi.

7 f. Seniman/ Tokoh Pendidikan, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi, menjadi wadah, referensi mengenai kesenian tradisi. g. Masyarakat, penelitian ini diharapkan menjadi suatu acuan serta pengabdian peneliti terhadap tanggung jawab penelitian yang telah dilakukan kepada masyarakat yaitu: (1) masyarakat pencipta sebagai kreator seni, (2) masyarakat penikmat sebagai apresiator, dan (3) masyarakat pelaku sebagai seniman. 3. Segi kebijakan Penelitian ini diharapkan dapat: a. Memberikan masukkan kepada Dinas kebudayaan Lampung agar lebih memperhatikan kesenian Hahiwang atau kesenian tradisi lainnya yang ada di daerah Lampung dengan cara menggunakan kesenian tradisi hahiwang sebagai materi pembelajaran seni Daerah di Sekolah karena di dalam kesenian tradisi kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang representatif. b. Sebagai masukkan kurikulum bermuatan kearifan lokal sebagai pengajaran untuk Sekolah sebagai wadah pembelajaran kesenian tradisi di sekolah (formal). Seni hahiwang mengandung nilai-nilai pendidikan seperti mengajarkan peserta didik agar lebih menghormati dan menghargai orang tua dalam kehidupan sehari-hari, juga mengandung nilai-nilai estetis dalam bentuk pertunjukkannya. E. Struktur Organisasi Tesis Struktur organisasi tesis yang berjudul Kesenian Hahiwang Sebagai Materi Pembelajaran Seni Musik Daerah di SMP Negeri 22 Bandar Lampung disusun berdasarkan konsep penulisan ilmiah yang disesuaikan dengan data-data kegiatan penelitian, yaitu: 1. BAB I Pendahuluan, sebagai paparan awal penulisan data-data penelitian tesis yang merupakan pondasi permasalahan yang di teliti masalah-masalah terkait di susun sebagai berikut: (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat dan signifikansi penelitian, (5) struktur organisasi tesis. 2. BAB II kajian pustaka yang mengungkapkan teori konsep yang berfungsi untuk membedah data-data penelitian, ruang lingkup masalah tersebut terdiri dari: (a)

8 konsep pembelajaran seni, (b) Pendekatan Saintifik, (c) Seni Hahiwang, (d) Efektivitas pembelajaran kesenian hahiwang melalui pendekatan Saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung (e) Penelitian Terdahulu. 3. BAB III metode penelitian sebagai strategi yang digunakan untuk mengangkat penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data, mengolah data, dan memvalidasi data yang diawali pembahasannya dari : (1) desain penelitian, (2) partisipan penelitian, (3) instrumen penelitian, (4) teknik pengumpulan data, (5) teknik pengumpulan dan pengolahan analisis data, (6) prosedur, (7) isu etik. 4. BAB IV Temuan dan Pembahasan yakni temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan data analisis data sesuai dengan rumusan masalah dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumya yang berisi: A. Temuan hasil penelitian 1. Deskripsi pembelajaran seni di SMP Negeri 22 Bandar Lampung 2. Deskripsi khusus tentang a) Kondisi objektif seni hahiwang di Desa Kembahang, Kecamatan Skala Brak, Liwa, Lampung Barat. b) Desain dan konsep pembelajaran seni hahiwang melalui pendekatan saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. c) Implementasi pembelajaran seni hahiwang melalui pendekatan Saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. d) Efektivitas pembelajaran seni hahiwang melalui pendekatan Saintifik B. Pembahasan Data di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. 1. Kondisi Objektif seni hahiwang di Desa Kembahang, Kecamatan Skala Brak, Liwa, Lampung Barat. 2. Desain dan konsep pembelajaran seni hahiwang melalui pendekatan saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. 3. Implementasi pembelajaran seni hahiwang melalui pendekatan Saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung.

9 4. Efektivitas pembelajaran seni Hahiwang melalui pendekatan saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. 5. BAB V simpulan, implikasi, rekomendasi yang memberikan penafsiran dan pemaknaan peneliti sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat di manfaatkan dari hasil penelitian Pembelajaran Seni Hahiwang Melalui Model Pembelajaran Saintifik di SMP Negeri 22 Bandar Lampung yang dipaparkan berdasarkan susunan berikut: A. Simpulan. B. Implikasi. C. Rekomendasi.