BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Praktikum virtual merupakan praktikum menggunakan media komputer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

Kelas Eksperimen : O X O

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan

multimedia, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan mengkaji metode dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Dalam implementasinya di lapangan, penelitian ini menggunakan dua

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA yang terletak di Kota Bandung, lebih tepatnya di sekitar Kecamatan Sarijadi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA X Bandung. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 dan X2 di SMA tersebut. Sekolah ini dipilih karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dan termasuk salah satu SMA klaster 1 di Kota Bandung. Kemudian untuk teknik sampling yang digunakan adalah acak kelompok atau random cluster, karena menurut Fraenkel, Wallen, dan Hyun (2012), apabila kita menentukan sampel kelas berdasarkan kelompok atau klaster, dan bukan mengambil individu, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random cluster. B. Metode dan Desain Penelitian Fraenkel, Wallen, dan Hyun (2012), mengungkapkan bahwa metode penelitian eksperimen merupakan salah satu metode yang paling kuat yang bisa digunakan oleh peneliti. Selain itu, mereka juga menjelaskan bahwa metode penelitian ini adalah metode terbaik untuk dapat menentukan hubungan sebab akibat diantara variabel. Selain itu, kita juga dapat mengidentifikasi penggunaan metode ini di dalam penelitian dengan mengetahui karakteristiknya. Suatu penelitian dikatakan menggunakan metode eksperimen apabila di dalamnya membandingkan variabel, memanipulasi variabel bebas, dan sampling secara acak (Fraenkel, Wallen, dan Hyun; 2012). Di dalam penelitian pendidikan, khususnya penelitian di dalam kelas, cukup sulit untuk dapat memilih sampel dengan cara acak murni, karena siswa sudah berada dalam suatu paket kelas yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, secara lebih spesifik, penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu (Quasy

29 Experimental Design). Suatu metode disebut Quasy Experimental Design apabila desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi teknik pengambilan sampel tidak dilakukan dengan dengan metode acak seperti pada penelitian eksperimen yang sesungguhnya (Fraenkel, Wallen, dan Hyun; 2012). Untuk pemilihan sampel, dilakukan secara acak kelompok (random cluster), karena dilakukan melalui dua tahap, yaitu menentukan sampel daerah atau klaster, kemudian menentukan orangorang atau bagian pada daerah tersebut (Sugiyono, 2009:122). Desain penelitian ini adalah Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Untuk lebih memperjelas gambaran tentang desain ini, Sugiyono (2009:116) merangkumnya sebagai berikut: O 1 X 1 O 2 O 3 X 2 O 4 Keterangan: O 1 : pretes kelas eksperimen O 2 : postes kelas eksperimen O 3 : pretes kelas kontrol O 4 : postes kelas kontrol X 1 : perlakuan dengan pembelajaran ekosistem berbasis masalah global : perlakuan dengan pembelajaran diskusi dengan pendekatan lingkungan X 2 Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan Uji Korelasional. Uji korelasional adalah pengujian yang dilakukan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel dan apabila ada hubungan, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu (Arikunto, 2006). Penelitian ini membantu kita untuk membuat suatu prediksi akurat tentang suatu kejadian, kondisi, atau fenomena yang disebabkan oleh suatu hal lainnya. Penelitian ini juga merupakan contoh penting dari penelitian asosiasi karena tidak mengijinkan kepada peneliti untuk memanipulasi variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep, tingkat penalaran siswa dan tingkat kesadaran lingkungan siswa pada pembelajaran materi ekosistem. Dengan demikian desain penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut :

30 W X Y Keterangan : W = Kemampuan penguasaan konsep X = Kemampuan penalaran siswa Y = Tingkat kesadaran lingkungan siswa C. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan-kesalahan penafsiran terhadap beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka diperjelas definisi operasional dari istilahistilah tersebut, antara lain: 1. Pembelajaran Ekosistem Pembelajaran ekosistem yang dimaksudkan di dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran mengenai materi-materi yang berkaitan dengan pencemaran dan kerusakan lingkungan, khususnya yang diakibatkan oleh aktivitas manusia maupun yang disebabkan oleh faktor alam dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Materi-materi tersebut kemudian dijabarkan ke dalam instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan uraian. 2. Permasalahan Global Permasalahan global yang dimaksudkan di dalam penelitian ini adalah permasalahan lingkungan yang sifatnya memberikan dampak atau efek yang luas, dengan kata lain, permasalahan tersebut tidak hanya terbatas di suatu wilayah atau negara saja, akan tetapi bisa lintas negara, kawasan, maupun benua. 3. Penguasaan Konsep Maksud dari penguasaan konsep yang terdapat di dalam penelitian ini adalah taraf kemampuan kognitif yang termasuk lower order thinking yang terdiri dari C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C3 (mengaplikasikan) menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi. Taraf kognitif inilah yang dijadikan acuan di dalam penyusunan instrumen pilihan ganda. 4. Kemampuan Penalaran

31 Kemampuan penalaran yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif yang termasuk higher order thinking yang terdiri dari C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta) menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi. Taraf kognitif inilah yang kemudian menjadi batasan di dalam penyusunan instrumen uraian. 5. Kesadaran Lingkungan Kesadaran lingkungan yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah sikap peserta didik terhadap fenomena atau kondisi yang berkaitan dengan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan adalah skala sikap, dengan menggunakan indikator sikap menurut Krathwohl, Bloom, dan Masia (1964). Indikator tersebut terdiri dari menerima (receiving), menanggapi (responding), menilai (valuing), mengorganisasikan (organization), dan menginternalisasikan nilai-nilai yang kompleks (characterization by a value complex). D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan sebagai alat untuk menjaring data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu tes penguasaan konsep, tes kemampuan penalaran, dan skala sikap. 1. Tes Penguasaan Konsep Pengukuran tingkat penguasaan konsep siswa ini dilakukan dengan menggunakan instrumen tes berupa soal pilihan ganda dengan lima opsi jawaban. Soal ini disusun berdasarkan dimensi proses berpikir kognitif menurut teori Bloom yang sudah direvisi mulai dari kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), dan mengaplikasikan (C3). 2. Tes Kemampuan Penalaran Pengukuran kemampuan penalaran siswa dilakukan dengan menggunakan soal uraian atau esai. Soal-soal tersebut mencakup indikator penalaran untuk berpikir lebih tinggi (high order thinking) menurut teori Bloom yang telah direvisi. Indikator

32 tersebut meliputi kemampuan analisis (C4), kemampuan mengevaluasi (C5), dan kemampuan mencipta (C6). 3. Skala Sikap Jenis instrumen skala sikap yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala Likert. Pada instrumen ini, disajikan beberapa pernyataan positif maupun negatif yang harus disikapi oleh siswa dengan mengisi salah satu kolom, mulai dari Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Setuju (SS). Pada umumnya, kategorisasi sikap pada skala Likert berjumlah 5 (ditambah Ragu-ragu atau Tidak tahu). Akan tetapi, karena kecenderungan siswa untuk memilih ragu atau tidak tahu masih cukup tinggi, maka kategorinya dijadikan 4 supaya lebih menjelaskan arah atau kecenderungan sikap siswa. Pernyataan pada skala sikap ini berjumlah 13 pernyataan yang disesuaikan dengan jumlah indikator sikap kesadaran lingkungan menurut Krathwohl, Bloom, dan Masia. Setiap pernyataan ini menggambarkan posisi sikap siswa dalam kaitannya dengan kerusakan lingkungan dan upaya pelestariannya. E. Proses Pengembangan Instrumen 1. Analisis Butir Soal Untuk analisis butir soal, dilakukan dengan bantuan software AnatesV4. Analisis ini meliputi uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. a. Validitas butir soal Untuk melihat validitas butir soal yang kita uji dari data yang sudah diolah pada program Anates, kita cukup melihat pada bagian kolom korelasi. Selanjutnya, hasil validitas tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan derajat validitas seperti pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Derajat Validitas Soal Rentang Kategori 0,80 1,00 tinggi 0,60 0,80 Tinggi 0,40 0,60 Cukup 0,20 0,40 Rendah

33 Rentang Kategori 0,00 0,20 rendah (Sumber: Arikunto, 2009) b. Reliabilitas soal Di dalam hasil pengolahan data dari program Anates, nilai dari reliabilitas soal bisa langsung kita lihat pada bagian awal dari hasil pengolahan data tersebut. Hasilnya diinterpretasikan menggunakan kriteria seperti pada Tabel 3.2. c. Daya pembeda Tabel 3.2. Derajat Reliabilitas Soal Rentang Kategori 0,80 1,00 tinggi 0,60 0,80 Tinggi 0,40 0,60 Cukup 0,20 0,40 Rendah 0,00 0,20 rendah (Sumber: Arikunto, 2009) Hasil pengolahan data untuk faktor daya pembeda, bisa langsung dilihat pada kolom daya pembeda. Hasilnya dapat langsung diinterpretasikan menggunakan kriteria seperti pada Tabel 3.3. d. Tingkat kesukaran Tabel 3.3. Derajat Daya Pembeda Soal Rentang Kategori Negatif 10% buruk 10 % 19% Buruk 20% 29% Agak baik 30% 49% Baik 50% ke atas baik (Sumber: Karno To, 2004) Hasil untuk tingkat kesukaran dapat diinterpretasikan menggunakan kriteria seperti pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Tingkat Kesukaran Soal

34 Rentang Kategori 0% 15% sukar 16% 30% Sukar 31% 70% Sedang 71% 85% Mudah 86% - 100% mudah (Sumber: Karno To, 2004) Hasil uji coba pada setiap butir soal menunjukkan perolehan tingkat kesukaran, daya pembeda, dan validitas yang bebeda-beda. Hasil rekapitulasi setiap butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.5 dan 3.6. Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Setiap Butir Soal Penguasaan Konsep Korelasi Daya Pembeda Tingkat No Kesukaran Keterangan Nilai Kategori Nilai Kategori (Kategori) 1 0,635 62,50 baik Sukar Pakai 2 0,204-25,00 Agak baik Sedang Buang 3 0,274-50,00 baik Sedang Revisi+Pakai 4 0,602 50,00 baik Sukar Pakai 5 0,119-0,00 Buruk Sukar Buang 6 0,602 50,00 baik Sukar Pakai 7 0,512 25,00 Agak baik sukar Pakai 8 0,556 62,50 baik Sedang Pakai 9 0,651 37,50 Baik sukar Revisi+Pakai 10 0,282-12,50 Buruk sukar Buang 11 0,327-37,50 Baik Sedang Revisi+Pakai 12 0,456 62,50 baik Sedang Pakai 13 0,466 50,00 baik Sukar Pakai 14 0,191-25,00 Agak baik Sedang Buang 15 0,006-0,00 Buruk mudah Buang 16 0,314-62,50 baik Sedang Pakai 17 0,355 50,00 baik Sedang Pakai 18 0,314-25,00 Agak baik Sedang Revisi+Pakai

35 Korelasi Daya Pembeda Tingkat No Kesukaran Keterangan Nilai Kategori Nilai Kategori (Kategori) 19 0,193-25,00 Agak baik Sukar Revisi+Pakai 20 0,289-25,00 Agak baik Mudah Revisi+Pakai 21 0,450 37,50 Baik Sukar Pakai 22 0,210-12,50 Buruk Mudah Buang 23 0,364 37,50 Baik Sukar Pakai 24 0,047-0,00 Buruk Mudah Buang 25 0,192-12,50 Buruk Mudah Buang 26 0,379 62,50 baik Sedang Pakai 27 0,546 62,50 baik Sedang Pakai 28 0,189-12,50 Buruk mudah Buang 29 0,581 62,50 baik Sukar Pakai 30 0,192-0,00 Buruk Mudah Buang Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Setiap Butir Soal Kemampuan Penalaran Korelasi Daya Pembeda Tingkat No Kesukaran Keterangan Nilai Kategori Nilai Kategori (Kategori) 1 0,528-22,08 Agak Baik Mudah Buang 2 0,669 37,08 Baik Sedang Revisi+Pakai 3 0,474-34,16 Baik Sedang Buang 4 0,586 20,41 Agak baik Sedang Revisi+Pakai 5 0,496-12,92 Buruk Sedang Buang 6 0,588 21,25 Agak Baik Sukar Revisi+Pakai 7 0,699 17,50 Buruk Sedang Revisi+Pakai 8 0,297-12,92 Buruk Sedang Buang 9 0,580 14,58 Buruk Sedang Revisi+Pakai 10 0,518-16,67 Buruk Sedang Buang F. Teknik Pengumpulan Data Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada pertemuan pertama, dilakukan pemberian pretest kepada seluruh siswa pada kedua kelompok (eksperimen maupun kontrol) sebelum kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe PBL

36 pada kelas eksperimen dan diskusi dengan pendekatan lingkungan di kelas kontrol. Data pretest dijaring dengan menggunakan instrumen penguasaan konsep, penalaran high order thinking menurut Bloom yang telah direvisi dan skala sikap. Data ini digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep, kemampuan penalaran dan sikap awal siswa. Kemudian setiap kelompok siswa diberikan LKS yang harus diisi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 2. Pada pertemuan kedua, setiap kelompok siswa harus sudah mengisi LKS yang diberikan. Data dari LKS digunakan sebagai hasil kemampuan pemecahan masalah siswa. 3. Pada pertemuan ketiga, dilakukan pemberian posttest kepada seluruh siswa dilakukan setelah melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe PBL dan diskusi dengan menggunakan instrumen yang sama. 4. Kemudian, semua data yang telah diperoleh, dikelompokkan berdasarkan pretest-postest, serta penguasaan konsep, kemampuan penalaran dan sikap kesadaran lingkungan pada diri siswa. G. Analisis Data 1. Kemampuan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Penalaran a. Menghitung skor total pretest dan posttest dari seluruh butir soal. b. Menentukan rata-rata skor pretest dan posttest dengan menggunakan rumus: Nilai = skor yang diperoleh skor maksimum x 100% (Arikunto, 2009) c. Peningkatan kemampuan penguasaan konsep dan kemampuan penalaran siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe PBL dan diskusi, diperoleh dengan menghitung gain dengan menggunakan rumus menurut Hake (Laraswati, 2009): Keterangan: (g) : indeks gain T2 : nilai posttest (g) = T2 T1 Is T1

37 T1 : nilai pretest Is : skor maksimal d. Melakukan Uji Prasyarat Tabel 3.7. Interpretasi Perolehan Indeks Gain Kategori Indeks Interpretasi Gain 0,71 1,00 Tinggi 0,41 0,70 Sedang 0,01 0,40 Rendah (Sumber: Hake dalam Laraswati, 2009) Uji prasyarat merupakan pengujian awal yang diperlukan untuk menentukan apakah pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik parametrik atau nonparametrik. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk pengujian prasyarat ini dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 16.0 for windows. 1) Uji Normalitas Uji normalitas merupakan uji untuk menentukan apakah data berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut: H 0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya adalah : Jika nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka H 0 diterima, dan dalam hal sebaliknya H 1 diterima. Apabila data berasal dari populasi yang terdistribusi normal, maka pengolahan data dilanjutkan dengan uji homogenitas, akan tetapi apabila data berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal, maka pengolahan data langsung menggunakan uji nonparametrik. 2) Uji Homogenitas

38 Uji homogenitas dilakukan apabila data menunjukkan distribusi yang normal. Pengujian ini pun dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 16.0 for windows (Lavene test). Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah sebagai berikut: H 0 : σ 2 2 e σk kelas kontrol H 1 : σ 2 2 e σk, tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan, terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Kriteria pengujian : Jika nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka H 0 diterima, dan dalam hal sebaliknya H 1 diterima. e. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest akibat dari pemberian perlakuan. Apabila data berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan mengambil taraf signifikansi α = 0,05. Kemudian apabila data berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal dan tidak homogen, maka pengujiannya dilakukan dengan menggunakan uji U Mann-Whitney dengan mengambil taraf signifikansi α = 0,05. Karena uji yang dilakukan adalah uji dua pihak, maka α yang digunakan adalah α/2 = 0,025. 2. Sikap Kesadaran Lingkungan Jenis skala yang digunakan pada instrumen penelitian ini adalah SKALA LIKERT. Untuk menafsirkan hasil pengukuran diperlukan suatu kriteria. Kriteria yang digunakan tergantung pada skala dan jumlah butir pertanyaan/pernyataan yang digunakan. Jumlah pernyataan yang akan digunakan pada skala Likert, berisi 13 butir pernyataan (sesuai dengan jumlah indikator domain sikap menurut Krathwohl, Bloom, dan Masia) dengan empat pilihan untuk mengukur sikap peserta didik. Skor tertinggi untuk instrumen tersebut adalah 13 butir x 4 = 52, dan skor terendah 13 butir x 1 = 13. Skor ini dikualifikasikan menjadi empat kategori sikap atau minat, yaitu sangat tinggi (sangat baik), tinggi (baik), rendah (kurang), dan sangat rendah

39 (sangat kurang). Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan minat atau sikap peserta didik. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.8. Skala penilaian angket peserta didik Alternatif Jawaban Bobot Penilaian Positif Negatif Tidak Setuju (STS) 1 4 Tidak Setuju (TS) 2 3 Setuju (S) 3 2 Setuju Sekali (SS) 4 1 (Sumber: Ismail, 2012) Sedangkan untuk penentuan kategori hasil pengukuran sikap kesadaran lingkungan dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut. Tabel 3.9. Kategorisasi sikap atau minat peserta didik serta konversi nilai untuk 13 butir pernyataan, dengan rentang skor 13 52. No. Skor peserta didik Kategori Sikap atau Minat 1. Lebih besar dari 43 tinggi/ baik 2. 33 sampai 42 Tinggi/Baik 3. 22 sampai 32 Rendah/Kurang 4. Kurang dari 22 rendah/ kurang (Sumber: Ismail, 2012) Langkah selanjutnya, data-data ordinal tersebut harus diubah ke dalam bentuk data interval, karena data ordinal tersebut sebenarnya adalah data kualitatif dan bukan data sebenarnya. Metode yang umum digunakan untuk mengubah data ordinal menjadi data interval, digunakan Metode Suksesif Interval (Method of Successive Interval/MSI). 3. Uji Korelasi (Menentukan Ada Tidaknya Hubungan antara Variabel) Uji hubungan antar dua variabel dilakukan untuk memprediksi ada tidaknya hubungan dan pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam penelitian ini yang akan dilihat hubungannya adalah tingkat penguasaan konsep dan kemampuan penalaran terhadap kesadaran lingkungan siswa. Uji korelasi ini dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 16 for windows.

40 Uji regresi digunakan untuk mengetahui kelinieran data. Selanjutnya dilakukan uji korelasi sehingga akan diperoleh nilai yang menunjukkan lemah atau kuatnya hubungan antara dua variabel. Setelah diketahui nilai regresi dan korelasinya, kemudian dicari nilai koefisien determinasinya. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya peranan atau pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yang lain. Nilai koefisien determinasi diperoleh dari kuadrat nilai r (koefisien korelasi) dikalikan 100%. Kriteria untuk melihat besarnya hubungan antara dua variabel dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut : Tabel 3.10. Kriteria Besaran Hubungan antara Dua Variabel No Rentang nilai Kriteria 1 r = 0,90 1.00 sangat kuat 2 r = 0,70 0,90 kuat 3 r = 0,50 0,70 sedang 4 r = 0,30 0,50 lemah 5 r = 0,00 0,30 sangat lemah (Boediono & Koster, 2004) H. Prosedur Penelitian Secara garis besar, penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : 1. Tahap Persiapan a. Studi literatur, mengumpulkan informasi tentang model pembelajaran PBL, materi ekosistem, penalaran ilmiah, dan sikap kesadaran lingkungan. b. Menyusun proposal, seminar proposal, dan revisi proposal penelitian. c. Menyusun instrumen penelitian sebagai alat untuk menjaring data. d. Pertimbangan (judgement) instrumen penelitian kepada dosen ahli, revisi apabila ada perbaikan dan selanjutnya uji coba instrumen. e. Merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran tipe PBL. f. Perbaikan/revisi instrument penelitian dan mempersiapkan izin penelitian 2. Tahap Pelaksanaan a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sampel penelitian.

41 b. Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol dengan perincian sebagai berikut: 1) Pertemuan pertama (di kelas eksperimen maupun kontrol) dilakukan pretes. Kemudian setelah itu dilakukan pembagian kelompok dan pengarahan tentang aktifitas pembelajaran yang akan dilakukan. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran tipe PBL berbasis masalah global, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran diskusi dengan pendekatan lingkungan. 2) Pertemuan kedua merupakan sesi utama, yaitu penampilan dari setiap kelompok untuk memaparkan hasil kerja kelompoknya dan dilanjut dengan tanya jawab untuk kelas eksperimen, dan diskusi kelompok disertai ada presentasi dari setiap kelompok untuk kelas kontrol. 3) Pertemuan ketiga dilakukan postes untuk kedua kelas, dan khusus untuk kelas eksperimen ada pameran sederhana mengenai hasil karya yang telah dibuat oleh masing-masing kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi dan refleksi dari semua proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. c. Pengumpulan data hasil penelitian 3. Tahap Penarikan Kesimpulan a. Analisis dan pengolahan data hasil eksperimen. b. Pembahasan data hasil penelitian melalui interpretasi kajian pustaka yang menunjang. c. Penarikan kesimpulan dan penulisan laporan. I. Alur Penelitian TAHAP PERSIAPAN PERIZINAN PENELITIAN PENYUSUNAN PROPOSAL TESIS SEMINAR PROPOSAL PEMBUATAN RPP PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL DAN TERHADAP INSTRUMEN PENGUASAAN

42 REVISI JUDGEMENT DAN UJI COBA INSTRUMEN TAHAP PENELITIAN KONTROL ( Pretes Diskusi dengan Pendekatan Lingkungan - Postes) EKSPERIMEN ( Pretes - PBL Berbasis Masalah Global - Postes) HASIL PENELITIAN TAHAP ANALISIS & PEMBAHASAN TAHAP PERUMUSAN KESIMPULAN TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN/TESIS Gambar 3.1. Alur Penelitian