Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA. karena itu pemeliharaan bahan pustaka sangat diperlukan untuk menunjang fungsi

PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Perpustakaan merupakan sumber belajar yang amat

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Pengembangan Koleksi Modul 9 By: Yuni Nurjanah Pengembangan Koleksi Modul 9. By Yuni Nurjanah

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAWATAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Bab 4 ini, akan diuraikan hasil penelitian yang telah dijalankan

Lampiran 1: Bentuk Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA KEGIATAN PERAWATAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPT PERPUSTAKAhb! PADA PERPUSTAKAAN UNP FAKTOR PENYEBAB MEWUSAIMAN BAHAN PUSTAKA. Makalah : LIDA DJAMAWIM, S Di susun ole!

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

By: Yuni Nurjanah 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT)

SANITASI DAN KEAMANAN

PEMELIHARAAN ARSIP DI KANTOR PENGADILAN TINGGI PADANG

Universitas Sumatera Utara

PERANAN ARSIPARIS DALAM PRESERVASI ARSIP Rusidi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRESERVASI DAN KONSERVASI PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA, GOWA

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan.

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

PERAWATAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Arsip Nasional Republik Indonesia

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

SISTEM PELAYANAN CLOSE ACCESS, PEMELIHARAAN, DAN PERAWATAN KOLEKSI PADA LAYANAN KOLEKSI TANDON DI PERPUSTAKAAN STAIN KUDUS

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

KAJIAN PERENCANAAN DAN DESAIN UPT PERPUSTAKAAN UNDIP. Oleh : Sugeng Priyanto

PELESTARIAN DAN PERAWATAN KOLEKSI DI PERUSTAKAAN UMUM KOTA SOLOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perubahan Sifat Benda

BAB III PELAKSANAAN MAGANG


LEMBAR KONDISI TEKSTIL Form. LKT-Tekstil/MNI/2014

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN ARSIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2000 TENTANG STANDAR MINIMAL GEDUNG DAN RUANG PENYIMPANAN ARSIP INAKTIF

METODE PEMELIHARAAN KOLEKSI SKRIPSI DI UNIT PELAYANAN TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERAWATAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

KONSERVASI BAHAN PUSTAKA MELALUI PENJILIDAN DI PERPUSTAKAAN UPT PROKLAMATOR BUNG HATTA BUKITTINGGI

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAWATAN DAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

PERALATAN & PERLENGKAPAN DALAM KEARSIPAN OLEH: PANDIT ISBIANTI, M.PD.

Physical Security and Biometrics. Abdul Aziz

Kegiatan Preservasi Preventif Arsip di Bank Indonesia Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak

MAKALAH PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DALAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

A. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

dengan optimal. Selama ini mereka hanya menjalankan proses pembudidayaan bawang merah pada musim kemarau saja. Jika musim tidak menentu maka hasil

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

NIASTr~ PRESERV ASI ARSIP ST A TIS INSTRUKSI KERJA UNIVERSITAS AIRLANGGA. Dr. M. Hadi Sl'(ubhan, SH.,M.H.,CN SISTEM MANAJEMEN MUTU

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

TINJAUAN PUSTAKA. pemanenan, perontokan, pengeringan dan penggilingan. Tiap-tiap tahapan ini

BAB II TINJAUAN LITERATUR

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

HUBUNGAN PEMELIHARAAN BAHAN PERPUSTAKAAN TERCETAK DENGAN PEMANFAATAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK STT TEKSTIL BANDUNG

SISTEM PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Cara cepat untuk membuat terarium padang pasir yang sempurna

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Pengurusan dan pengendalian surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat

Iklim Perubahan iklim

2.1 Pengertian Arsip. Universitas Sumatera Utara

BAB VII KEBAKARAN HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim

BAB I PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas, ada masalah-masalah terkait kenyamanan yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

Gray Literature, dan Pengawasan Bibliografi

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

PRESERVASI ARSIP KONVENSIONAL DI ARSIP UNIVERSITAS GADJAH MADA. Vinis Daya M. Zega

Trouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Transkripsi:

BAB II PEMELIHARAAN BAHAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemeliharaan bahan pustaka bukanlah hal yang baru bagi pustakawan.berdirinya perpustakaan berarti adanya koleksi buku, adanya koleksi buku berarti perlu dipelihara dan dilestarikan. Menurut Soeatminah (1992 : 126), pengertian pemeliharaan dan perawatan bahan pustaka adalah Kegiatan menjaga atau mengusahakan agar bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan awet dan terawat dengan baik. Sedangkan menurut Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994 : 46), Pelestarian adalah upaya untuk menyimpan kandungan informasi sebuah pustaka dalam bentuk pustaka aslinya atau dengan cara alih media. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan pemeliharaan bahan pustaka adalah semua kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seseorang atau pustakawan dalam melindungi bahan pustaka dari faktor-faktor yang dapat merusak bahan pustaka, baik faktor datang dari dalam maupun dari luar. Pemeliharaan dan perawatan bahan pustaka di lingkungan perpustakaan merupakan yang perlu mendapat perhatian, dan perlu dilaksanakan oleh setiap jenis perpustakaan.sehubungan dengan itu perlu pemeliharaan terhadap bahan pustaka agar koleksi yang dimiliki perpustakaan selalu siap digunakan oleh pemakainya. Apabila bahan pustaka tersebut kumal dan rusak akan membuat pengguna merasa kurang tertarik untuk membacanya. Sebaliknya bahan pustaka yang rapi dan bersih dapat membuat nyaman perasaan pengguna untuk membaca bahan pustaka tersebut.

2.2 Tujuan Adapun tujuan pemeliharaan bahan pustaka menurut Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994 : 46) adalah : 1. Mencegah kerusakan pustaka 2. Melindungi pustaka dari faktor kerusakan 3. Memperbaiki pustaka yang masih layak disimpan dan masih bermanfaat 4. Melestarikan isi pustaka yang masih bermanfaat Di samping itu tujuan kebijaksanaan pelestarian bahan pustaka yang dikemukakan Derue J.M(1990:2) dinyatakan sebagai berikut : 1. Melestarikan kandungan informasi ilmiah yang direkam dan dialihkan pada media lain 2. Melestarikan bentuk fisik asli bahan pustaka dan arsip sehingga dapat digunakan dalam bentuk seutuh mungkin Dalam hal pemeliharaan bahan pustaka, setiap perpustakaan mempunyai kebijaksanaan tersendiri.ada pihak perpustakaan yang merasa lebih mudah memelihara bahan pustaka dalam bentuk fisik asli dalam hal ini buku. Tetapi ada juga perpustakaan lebih merasa praktis jika informasi ilmiah dialihkan pada bentuk media lain seperti : disket, mikrofish, CD ROM, dan sebagainya sebab cara memeliharanya mudah dan mampu menampung informasi lebih banyak. 2.3 Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka Banyak sekali kerusakan yang terjadi pada bahan pustaka.dan hal ini terjadi karena berbagai faktor. Faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pustaka tersebut adalah : 2.3.1 Kerusakan oleh Alam Kerusakan bahan pustaka salah satunya disebabkan oleh alam. Faktor alam yang dapat merusak bahan pustaka adalah cahaya, udara, air, dan api. Cahaya adalah suatu bentuk energi elektromagnetik yang berasal dari radiasi cahaya

matahari dan lampu listrik.cahaya sangat penting untuk menerangi ruang perpustakaan.tapi di dalam cahaya terdapat sinar ultra violet yang mampu merusak kertas dan merubah warna. Seperti yang dinyatakan oleh Rajak (1992 : 5), bahwa : Kerusakan yang terjadi karena pengaruh ultra violet adalah memudarnya tulisan, sampul buku, dan warna bahan cetakan. Sebenarnya kekuatan kertas tidak akan berkurang oleh perubahan suhu yang tidak begitu ekstrim, asalkan kandungan air dalam kertas rendah. Masalah timbul karena kita negara beriklim tropis, pada musim hujan kelembapan udara tinggi, kandungan air relatif tinggi maka kandungan air bertambah, ini menyebabkan bahan pustaka yang terbuat dari kertas akan ditumbuhi jamur. Sedangkan pada musim kemarau kelembapan udara akan turun hal ini akan menyebabkan bahan pustaka akan menjadi rapuh. Didalam udara terdapat juga berbagai faktor penyebab kerusakan bahan pustaka seperti debu. Debu yang telah bercampur asap industri dan kendaraan yang bercampur asam dan senyawa kimia, dimana dapat menimbulkan noda lengket dan bahan pustaka menjadi lengket. Selain itu bahan pustaka dapat rusak dari bencana alam, misalnya banjir dan kebakaran.kedua bencana itu dapat mengakibatkan bahan pustaka menjadi rusaak cukup berat, dalam waktu yang singkat dan bahan pustaka yang relative banyak. 2.3.2 Kerusakan oleh Manusia Manusia sebagai pengguna perpustakaan adalah sahabat dari bahan pustaka yang setia, namun adakalanya manusia dapat menjadi musuh yang setia bagi bahan pustaka.kerusakan yang dilakukan oleh manusia terhadap bahan

pustaka yaitu kerusakan yang disengaja maupun tidak disengaja. Kerusakan yang disengaja yang dilakukan yaitu pengguna dengan sengaja mencoret-coret bahan pustaka, meirobek lembaran-lembaran yang mereka perlukan, bahkan manusia dapat menghilangkan bahan pustaka yang berada di perpustakaan. Sedangkan kerusakan yang tidak disengaja yang dilakukan manusia yaitu makan dan minum pada saat membaca, hal ini dapat menimbulkan dan mengundang hama untuk memakan sisa makanan dan minuman dalam bahan pustaka, akhirnya merusak bahan pustaka tersebut. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sulistiyo-Basuki (1991 : 272) manusia sebagai musuh dan kawan bahan pustaka apabila : Manusia dalam hal ini pemakai dapat merupakan lawan atau juga kawan. Pemakai perpustakaan dapat menjadi kawan bilamana membantu pengamanan buku dengan cara menggunakan bahan pustaka secara cermat dan hati-hati. Pengunjung akan menjamin musuh buku bilamana memperlakukan buku dengan kasar sehingga robek dan rusak. 2.3.3 Kerusakan oleh Binatang Hal yang sangat perlu diperhatikan oleh pustakawan dalam memelihara bahan pustaka adalah binatang pengerat dan serangga, karena bahan pustaka terdiri dari kertas dan perekat yang merupakan sumber makanan bagi mahluk tersebut.jamur juga dapat merusak bahan pustaka oleh sebab itu bahan pustaka harus dipelihara agar tidak habis. Jamur merupakan tumbuhan parasit yang menumpang hidup pada sembarang tempat dan bisa hidup pada kertas yang memiliki kelembapan udara. Keadaan seperti ini akan mengakibatkan berkembang biaknya di atas permukaan kertas. Hal ini akan menyebabkan kertas asam dan lembut.

Seperti yang dinyatakan Darmo (2001 : 78) bahwa : Binatang pengerat dan serangga yang merupakan musuh bahan pustaka, karena dapat mampu memakan kertas banyak dan berkembang biak dengan cepat. Bukan hanya binatang pengerat saja yang menjadi musuh bahan pustaka, tapi juga serangga yang menjadi musuh bahan pustaka ( Darmo, 2001 : 40) adalah : 1. Rayap menyukai bahan yang terbuat dari kayu, di perpustakaan terdapat rak kayu yang akan di jadikan sarangnya dan rak tersebut akan dilobanginya, dan kadangkadang rayap memasuki kertas juga. 2. Kecoa, serangga ini memakan kanji yang merupakan sampul perekat buku dan tak jarang pula membuat noda yang sulit untuk dihilangkan. 3. Kutu buku. Makanan utamanya adalah kertas perekat yang di tumbuhi oleh jamur. 4. Ngengat. Serangga ini memakan sampul buku yang terbuat dari kain. Cepat atau lambat musuh bahan pustaka tersebut akan merusak bahan pustaka, maka sebelum itu terjadi perlu diadakan pencegahan. Bagi yang sudah rusak, tetapi informasinya masih diperlukan, dapat dipertahankan agar berdayaguna lebih lama. 2.4 Mencegah Kerusakan Bahan Pustaka dan Perbaikannya Agar bahan pustaka selalu terawat dengan baik serta tahan lama, maka langkah yang perlu diperhatikan adalah menciptakan lingkungan yang dapat menghindari atau paling tidak menekan laju kerusakan koleksi perpustakaan. Ini selaras dengan pengertian pemeliharaan lingkungan oleh Darmo (2001 : 79) Pemeliharaan lingkungan adalah pemeliharaan dan penjagaan bahan pustaka yang berkenaan dengan fisik bahan pustaka, melainkan menyangkut gedung perpustakaan, ruang baca, ruang baca penyimpanan dan peralatan yang ada di dalamnya.

2.4.1 Pencegahan Dalam mencegah kerusakan bahan pustaka hendaklah disesuaikan dengan faktor bahan pustaka, antara lain : 1. Mencegah kerusakan karena faktor cahaya Untuk mencegah kerusakan oleh pengaruh cahaya adalah dengan memperkecil intensitas cahaya yang digunakan dalam ruang baca, memperpendek waktu pencahayaan.sedangkan untuk mencegah radiasi ultra violet, dapat di atasi dengan filter bahan pustaka atau penyaringan radiasi pada kaca jendela. Menurut Darmo (2001 : 81) untuk mencegah karena pengaruh cahaya perlu dilakukan : a. Memperkecil intensitas cahaya yang digunakan dalam gudang dan ruang baca. Intensitas cahaya yang diizinkan untuk kertas 50 lux. b. Memperpendek waktu pencahayaan. c. Menghilangkan radiasi ultra violet yang dapat menimbulkan reaksi foto kimia pada kertas dari sumber cahaya. Kandungan ultra violet yang diizinkan untuk kertas adalah 75 m.watt/lumen. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah dengan memantulkan cahaya tersebut pada permukaan yang dapat menyerap cahaya ultra violet, seperti seng oksida yang dapat dicampurkan dengan cat pada saat mengecet gedung perpustakaan. 2. Mencegah kerusakan karena pengaruh suhu dan kelembapan udara Hal ini dapat diatasi dengan memasang AC (air condition) diruang koleksi perpustakaan.setidaknya memasang kipas angin, agar suhu dan

kelembapan udara dapat seimbang dan sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan oleh bahan pustaka. Karena kelembapan udara berubah-ubah dapat mempercepat kerusakan bahan pustaka.untuk itu pihak perpustakaan memperhitungkan secara matang biaya yang dikeluarkan untuk pengoperasian perpustakaan. 3. Mencegah kerusakan karena debu Dalam usaha untuk melindungi bahan pustaka perlu dilakukan pembersihan rutin, misalnya dengan membersihkan sisi atas buku.pembersihan ini dapat dilakukan dengan bantuan alat seperti sikat halus, spon, dan vacum cleaner. 4. Mencegah kerusakan karena air Air dapat merusak bahan pustaka seperti api. Air dapat berasal dari reservoir pemadam kebakaran, pipa yang bocor, atap yang bocor, kebanjiran dan lain-lain. Untuk menghindari kerusakan karena air, maka sebelumnya memasukan bahan pustaka ke dalam ruangan, harus dilakukan penyempurnaan seperti memperbaiki atap yang bocor, dan tidak boleh ada pipa air pada tembok bangunan. Bila bahan pustaka telah terlanjur basah maka bahan pustaka harus dikeringkan agar tidak lembap dan ditumbuhi jamur.kalau ada noda lengket pada bahan pustaka dapat dibersihkan dengan sikat.sebelum ditaruh ke rak buku sebaiknya difumigasi terlebih dahulu untuk mencegah jamur.

5. Mencegah kerusakan karena api Menurut Rajak (1992 : 37 ) untuk mencegah kebakaran perlu dilakukan sebagai berikut : a. Kabel listrik harus dipelihara secara berkala b. Bahan yang mudah terbakar seperti varnish dan bahanbahan kimia yang mudah menguap harus diletakkan di luar bangunan. c. Merokok dilarang keras dalam ruangan, gedung atau ruangan pengepakan. d. Alarm seperti smoke detector harus dipasang dengan cepat adanya kebakaran. Berfungsinya alarm harus diperiksa secara berkala dan dites. e. Alat-alat pemadam api harus diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau. Alat pemadam api ini harus diisi kembali kalau sudah habis masa berlakunya. Pemadam api yang baik untuk ruangan yang didalamnya terdapat benda-benda organic seperti kertas adalah tipe pemadam api kering seperti CO2. 6. Mencegah kerusakan oleh manusia Pengguna yang egois merupakan perusak yang hebat karena selain merusak, dapat juga menyebabkan hilangnya bahan pustaka, misalnya pencurian.hal ini dapat diatasi dengan pengawasan yang ketat serta membuat sanksi yang tegas.untuk itu terlebih dahulu diadakan pengarahan dan bimbingan kepada pengguna dalam menjaga kebersihan dan keselamatan bahan pustaka. 7. Mencegah kerusakan karena faktor biota Yang termasuk faktor biota adalah serangga, binatang pengerat dan jamur. Jalan yang ditempuh untuk mengatasinya adalah fumigasi yakni pengasapan yang bertujuan mencegah, mengobati dan mensterilkan bahan pustaka agar kerusakan dapat dihindari dan bahan pustaka dapat digunakan lebih lanjut, karena dengan pengasapan ini serangga ataupun jamur lenyap serta bau yang tidak sedap mencegah serangga datang dari luar

2.4.2 Perbaikan Defenisi perbaikan ( restoration ) dinyatakan Dureau (1990 : 25) sebagai berikut: Merupakan teknik-teknik dan pertimbangan-pertimbangan yang digunakan oleh petugas teknis yang bertugas memperbaiki bahan pustaka dan arsip yang rusak akibat waktu, pemakaian dan faktor lainnya. Hal di atas dapat diartikan bahwa sebelum memperbaiki bahan pustaka pustakawan harus mengetahui teknik perbaikan dan pertimbangan yang beralasan untuk melakukan perawatan pada bahan pustaka. Misalnya apabila bahan pustaka rusak parah diperlukan biaya hampir sama dengan membeli buku baru, maka pihak perpustakaan perlu memikirkan. Ada beberapa cara atau teknik dalam memperbaiki bahan pustaka, tergantung pada kondisi bahan pustaka yang akan diperbaiki, antara lain : 1. Penjilidan Penjilidan dilakukan terhadap bahan pustaka yang sampulnya rusak, benang jahitannya lepas ataupun halaman yang tidak berturut lagi sehingga perlu dibongkar dan dijild kembali.penjilidan dilakukan juga pada majalah yang sudah lengkap satu volume dalam satu tahun agar tidak berserakan atau hilang.apabila jilidan majalah satu volume terlalu tebal dapat dijadikan dua atau tiga jilidan. Perlu dipikirkan bahan-bahan penjilidan, biaya penjilidan, jika biaya penjilidan sama dengan biaya pembelian baru, dengan judul yang sama maka lebih baik membeli bahan pustaka.

2. Menambal dan menyambung Menambal dan menyambung tujuannya sama yakni mengisi lubang-lubang pada kertas dan menyatukan kertas yang sobek akibat kerusakan oleh factor biota, hanya saja teknik pekerjaan berbeda. Menambal caranya menyediakan bubur kertas itu diisikan pada lubang kertas, diratakan dengan menekan-nekan agar kertas pertama sama tebal dengan kertas yang baru ditambal. Sedangkan penyambung meletakkan kertas yang sobek di atas kertas tisu yang sama tebal dengan kertas yang rusak dan berperekat. 3. Laminasi Laminasi dilakukan bagi bahan pustaka yang tidak dapat diperbaiki dengan menjilid, menambal dan menyambung.biasanya bahan pustaka yang dilaminasi karena sudah berwarna kuning, coklat, kotor dan berbau apek.laminasi maksudnya adalah menutupi satu lembar kertas diantara dua lembar bahan penguat.laminasi ini dapat dilaksanakan secara manual yakni laminasi dengan tangan dan laminasi modern dengan menggunakan mesin dimana bahan laminasi sudah didesain dalam bentuk siap pakai. 4. Penyiangan Penyiangan koleksi adalah pemilihan bahan pustaka yang dinilai tidak bermanfaat lagi bagi perpustakaan. Adapun pedoman umum penyiangan bahan pustaka menurut Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1982 : 25) adalah :

a. Subyeknya tidak sesuai lagi dengan Program Perguruan Tinggi yang bersangkutan. b. Bahan pustaka yang sudah usang isinya. c. Edisi terbaru sudah ada, sehingga yang lama dapat dikeluarkan. d. Bahan pustaka sudah terlalu rusak dan tidak dapat diperbaiki. e. Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap lagi dan tidak dapat ditemukan gantinya. f. Bahan pustaka yang jumlah copynya terlalu banyak.