UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN TAKTIS

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

PENERAPAN IPTEKS. Popi Indrayani Nainggolan Sabar Surbakti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga rakyat yang telah dikenal di tanah air sejak

PERBEDAAN KETEPATAN SHOOTING MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI ANTARA PEMAIN DEPAN DENGAN PEMAIN TENGAH DI KLUB SEPAKBOLA PS KUDA LAUT PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruang lingkup Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA KEDIRI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Gerak merupakan perpindahan kedudukan terhadap benda lainnya baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kepala dan dada. Khususnya untuk penjaga gawang diperbolehkan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR CHEST PASS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

ARTIKEL PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING SEPAKBOLA. Oleh I Putu Oka Putrawan NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga sekarang ini semakin berkembang pesat sesuai

Oleh: ARIO BIMO PRATISTO Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Ardhi Mardiyanto Indra P, M.Or

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

UPAYA MENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING SEPAKBOLA DENGAN KAKI BAGIAN DALAM MENGGUNAKAN METODE BERMAIN

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA. I Dewa Gede Buda Wisnawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dribbling Dalam Pembelajaran Permainan Sepak Bola Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Quantum Teaching

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut. Hal itulah yang merupakan asumsi secara umum terhadap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 14 (1) Januari Juni 2015: 24-34

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

Mahmuddin, Aulia Rahman Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan, Medan, Indonesia

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS TERHADAP KETERAMPILAN SEPAKBOLA SISWA KELAS XI SMA LABSCHOOL UPI KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai prestasi dan hasil belajar dalam lingkup ekstrakulikuler yang optimal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari di

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satryandi Ahmad Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING MELALUI PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DI SMPN 12 PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Haryadi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. penjaga gawang dapat menggunakan tangan. Tujuan permainan ini adalah

MODEL PEMBELAJARAN PASSING SEPAK BOLA DI SD

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLING

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas pembinaan

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN CONTROL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA TAHUN MAHMUDIN MATONDANG S.Pd, M.Pd

Oleh YUDHA BAYU ARIANTO

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

EFFORTS TO IMPROVE SKILLS BALL (HEADING) THROUGH THE TOOL By:

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan AHMAD ALMUNAWAR. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan permainan beregu, masing masing regu terdiri

JURNAL SKRIPSI SKRIPSI. Oleh : YOGA SEJATI K

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat dan potensi menjadi seorang atlet yang berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh WAGA AFRIAN EFENDI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN MENENDANG BOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 KEPUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN TAKTIS PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMK NUSANTARA EDUCATION TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ANDREA ASTOR PRIMA AMBARITA 1 AGUNG NUGROHO 2 Agung_nugroho@student.uns.ac.id Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi STOK Bina Guna Medan ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diajarkan melalui gaya penemuan terbimbing pada materi passing dengan kaki bagian dalam pada permainan sepak bola di kelas X SMK Nusantara Education Tahun Pelajaran 2015/2016 Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Nusantara Education Tahun Pelajaran 2015/2016,waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI terdiri dari 38 orang siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi, yaitu 38 orang siswa (total sampling), yaitu siswa kelas X SMK Nusantara Education Tahun Pelajaran 2015/2016. Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar fortofolio penilaian hasil belajar passing sepak bola. Dari 38 orang siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini, ternyata hanya 6 orang siswa (15,79%) yang sudah memiliki ketuntasan belajar sepak bola, sedangkan selebihnya yaitu 32 orang siswa (84,21%) belum memiliki ketuntasan belajar passing bola. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya mencapai 50,19 (Tidak Tuntas). Hasil tes siklus I, dari 38 orang siswa telah ada 20 orang siswa (52,63%) sudah memiliki ketuntasan belajar, selebihnya 18 orang siswa (47,37%) yang belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 69,52 (Tidak Tuntas). Hasil tes siklus II, dari 38 orang siswa, ternyata sudah 33 orang siswa (86,84%) yang sudah memiliki ketuntasan belajar, hanya 5 orang siswa (13,16%) yang belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh telah mencapai 78,29 (Tuntas). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan pembelajaran Pendekatan taktis berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar sepak bola pada siswa kelas X Nusantara Education tahun pelajaran 2015/2016 Kata Kunci:Pembelajaran pendekatan taktis,hasil belajar Sepak Bola PENDAHULUAN Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang termasuk dalam materi pokok pendidikan jasmani. Sepakbola merupakan permainan beregu, dimainkan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan kaki kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan tangan di area kotak penalti. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Menengah Atas (SMA) sangatlah penting bagi para peserta didik untuk menuju ketingkat yang lebih tinggi. Keberhasilan pendidikan jasmani di SMA juga tergantung pada kreatifitas seorang guru dan cara penerapan model pembelajaran yang sesuai

dengan materi yang diajarkan. SMK Nusantara Education merupakan salah satu sekolah Negeri di kota Medan yang mempunyai fasilitas lapangan olahraga yang sangat luas. Contohnya lapangan sepakbola yang sering diminati para peserta didik untuk bermain sepakbola saat pelajaran penjas. Namun demikian, meskipun banyak peminatnya setiap pelajaran olahraga masih banyak keterampilan peserta didik dalam bermain sepakbola masih tergolong cukup rendah dari segi teknik, seperti masih sering melakukan kesalahan saat passing, mengontrol, menggiring dan saat menendang bola ke gawang (shooting). Peserta didik SMK Nusantara Education pada umumnya menyukai mata pelajaran penjas. Dari materi yang sering diberikan guru, sebagian besar peserta melakukan observasi Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Nusantara Education. Ketika praktikan sedang observasi guru saat mengajar di kelas X dengan materi sepakbola, mayoritas peserta didik di kelas X tidak terlalu antusias saat mengikuti pembelajaran tersebut, terutama saat diberikan materi tentang passing, mengontrol, mengiring dan menendang bola ke gawang (shooting). Peserta didik tidak terlalu suka dengan model pembelajaran yang telah diterapkan, pembelajaran yang dilakukan dengan berulang-ulang dan sering kali peserta didik harus menunggu lama untuk melakukan. Maka dalam pembelajaran peserta didik mudah bosan atau jenuh ketika diberikan materi teknik dasar dan peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran. Peserta didik lebih suka langsung ke permainan sepakbola dari pada materi teknik dasar. Namun saat bermain sepakbola masih mengalami kesulitan, kesulitan yang dialami para peserta didik adalah teknik dasar yang belum benar saat melakukan gerakan passing, mengontrol, menggiring dan menendang bola ke gawang (shooting), sehingga hasil belajar peserta didik kurang maksimal. Pada saat itu banyak peserta didik yang tidak tuntas dalam materi bermain sepakbola. Dari jumlah peserta didik 30 orang, 25 orang siswa (83.33%) belum memiliki ketuntasan belajar, selebihnya 5 orang siswa (16.66%) telah memiliki ketuntasan belajar. Jelas sekali terlihat bahwa adanya perbedaan tentang kenyataan di lapangan dengan tujuan yang diharapkan pada kurikulum yang terbaru ini. Yang di inginkan guru pada umumnya yaitu peserta didik dapat mengikuti setiap pembelajaran dengan baik sehingga dapat mencapai nilai akhir dengan rata-rata lebih dari 2,66. Dengan demikian peserta didik semakin memahami kaitan antara teknik dan taktik. Keuntungan lainnya, pendekatan taktis ini tepat untuk mengajarkan keterampilan bermain sesuai dengan keinginan peserta didik. Tujuan utama dari pendekatan taktis dalam pengajaran permainan adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap konsep bermain. Pendekatan taktis juga bisa dijadikan pendekatan pembelajaran alternatif bagi para peserta didik agar bentuk pembelajaran yang diberikan oleh guru lebih bervariasi, menyenangkan, menarik dan tidak menjenuhkan. Dari permasalahan yang dikemukakan di atas, maka peneliti merasa

tertarik melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Bermain Sepakbola Melalui Pendekatan Taktis Pada Peserta Didik Kelas X SMK Nusantara Education Tahun Pelajaran 2015/2016 LANDASAN TEORITIS Hakikat Pendidikan Jasmani Menurut Cholik dan Lutan (2001: 2), Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik. Sedangkan pendidikan jasmani menurut Waluyo (2013: 49): Pendidikan jasmani adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli sepakat bahwa pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya. Dan menurut Syarifuddin dan Muhadi (1999: 4): Pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Husdarta (2011: 18) menyatakan bahwa, Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan pengertian pendidikan jasmani menurut Firmansyah (2009: 06) adalah: Secara esensial pendidikan jasmani adalah suatu proses belajar untuk bergerak (learning to move) dan belajar melalui gerak (learning through movement). Program pendidikan jasmani berusaha membantu peserta didik untuk menggunakan tubuhnya lebih efisien dalam melakukan berbagai keterampilan gerak dasar dan keterampilan kompleks yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Guru pendidikan jasmani semestinya memberikan pengalaman berhasil bagi setiap anak, karena pengalaman berhasil dapat merupakan sumber motivasi. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah merupakan bagian intergal dari proses pendidikan umum, yang bertujuan untuk mengembangkan jasmani, mental, emosi, dan sosial anak menjadi baik, dengan aktivitas jasmanai sebagai wahananya dan dapat dilakukan secara perseorangan atau kelompok. Hakikat Hasil Belajar Menurut Husdarta dan Saputra (2013: 2), Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Tingkah laku itu mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Menurut pendapat Skinner yang dikutip Dimyati dan Mudjiono (2009: 9), belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.

Menurut pendapat Gagne yang dikutip Dimyati dan Mudjiono (2009: 10), belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil Belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Sedangkan menurut pendapat Gagne yang dikutip Suprijono (2011: 2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan secara alamiah. Hakikat permainan Sepak bola Sucipto,dkk. (2000: 7) mendefinisikan bahwa, Sepakbola merupakan permainan beregu yang terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya adalah penjaga gawang".menurut Luxbacher (2011: 02) menjelaskan tentang pengertian sepakbola sebagai berikut: Permainan sepakbola adalah permaian yang dilakukan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan sebelas orang. Masing-masing tim mempertahankan sebuah gawang dan mencoba memasukkan bola ke gawang lawan. Setiap tim memiliki penjaga gawang yang mempunyai tugas menjaga gawang. Penjaga gawang diperbolehkan untuk mengontrol bola dengan tangannya di dalam daerah penalti yang berukuran 4 yard dan 18 yard pada garis akhir. Pemain lainnya tidak diperbolehkan menggunakan tangan atau lengan untuk mengontrol bola. Tetapi dapat menggunakan kaki, tungkai, kepala atau anggota badan lainnya kecuali tangan. Gol diciptakan dengan menendang atau menyundul bola ke gawang lawan. Setiap gol dihitung dengan sekor satu, dan tim yang paling banyak menciptakan gol, maka tim tersebut memenangkan pertandingan. Menurut Roji (2004: 1), Sepak bola dilakukan oleh dua kesebelasan,masing-masing kesebelasan terdiri dari sebelas pemain termasuk penjaga gawang. Pemain cadangan untuk setiap regunya berjumlah tujuh pemain dan lama permainan adalah 2 x 45 menit. Muhajir (2006: 1) mengemukakan bahwa, Sepak bola adalah permainan beregu yang terdiri dari 11 orang. Permainan ini mengutamakan kerja sama antar pemain seregu untuk memenangkan suatu pertandingan. Teknik Dasar Sepakbola a. Menendang (Kicking) Menendang merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepak bola yang paling sering digunakan untuk mengumpan kepada teman maupun menembak ke gawang lawan. Menurut Sucipto, dkk. (2000: 17):Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik mengumpan dengan baik, akan dapat bermain secara efisien. Gambar 1. Menendang dengan kaki bagian dalam (sumber: Sucipto, dkk. 2000: 18)

b. Mengiring Bola (dribbling) Menurut Sucipto, dkk. (2000: 28), Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Gambar 2. Menggiring bola Sucipto, dkk. (2000: 28) c. Menghentikan Bola (Stopping) Menghentikan bola sangat penting dalam permainan sepakbola karena dengan kemampuan menghentikan bola yang baik maka kita dapat mengatur permainan. Menurut Sucipto, dkk. (2000: 22-27): Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan memudahkan untuk passing. Dilihat dari perkenaaan bagian badan yang pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki, paha dan dada. Bagian kaki yang biasa digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki bagian dalam, kaki bagian luar, pungggung kaki dan telapak kaki. Gambar 3. Menghentikan bola Sucipto, dkk. (2000: 28), Hakikat Pendekatan Taktis Menurut Tarigan (2001: 9), Pendekatan taktis dalam pengajaran bermain menekankan pada aspek bagaimana membelajarkan anak untuk memahami konsep bermain. Menurut Griffin & Butler (2005: 2), Pembalajaran Pendekatan Taktis adalah sebuah pendekatan yang berpusat pada siswa dan permainan untuk pembelajaran permainan yang berkaitan dengan olahraga yang kuat hubunganya dengan pendekatan kontruktivisme pada pembelajaran. Menurut Yudanto (2011: 68), Pendekatan taktis dalam pembelajaran permaianan merupakan sebuah pendekatan pembelajaran menekankan pada bermain dan belajar keterampilan teknik dalam situasi bermain. Griffin, Mitchell, & Oslin menyatakan bahwa, TGfU merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada kemampuan taktis untuk meningkatkan penggunaan keterampilan teknik, bukan keterampilan teknik untuk meningkatkan kemampuan taktis (Saryono dan Nopembri, 2009: 88). Pendekatan pembelajaran taktis sangat efektif dalam pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan permainan. Pendekatan pembelajaran ini menuntut

peserta didik untuk mengerti tentang taktik dan strategi bermain olahraga terlebih dahulu sebelum belajar tentang teknik yang akan digunakan. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang melibatkan satu variabel bebas dan satu variabel terikat sebagai respon. Variabel bebas adalah penerapan Pendekatan Taktis sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar permainan sepak bola dengan rancangan pre test dan post test. Sebelum memulai perlakuan, terlebih dahulu diadakan tes awal pada ke-30 siswa tersebut untuk mengukur kemampuan passing dengan kaki bagian dalam pada permainan sepak bola. Setelah dilakukan pengajaran, kemudian dilakukan tes akhir untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa melalui Penerapan pendekatan taktis. Penelitian selama 2 minggu dengan pertimbangan alasan mengikuti kurikulum yang ada di sekolah. Sesuai dengan jenis penelitian ini, maka penelitian ini memiliki tahap-tahap penelitian berupa siklus dan dibatasi hingga 2 siklus HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN Hasil tes awal yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar permainan sepak bola siswa khususnya teknik bermain sepak bola masih rendah. Hal ini dapat terjadi karena proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru selama ini masih kurang maksimal. Karena itulah peneliti menyimpulkan perlunya penerapan variasi pembelajaran dalam proses pembelajaran sepak bola pada permainan sepak bola. Hasil siklus I menunjukkan bahwa jumlah siswa yang sudah memiliki ketuntasan belajar bermain sepak bola pada permainan sepak bola masih rendah. Hal inilah yang perlu dicermati oleh guru, guru harus bisa memahami setiap perbedaan siswanya, namun guru harus tetap berusaha agar persentase siswa yang tuntas belajar sepak bola pada permainan sepak bola terus meningkat. Analisis hasil belajar sepak bola pada permainan sepak bola siswa pada tes I siklus I ternyata hasilnya lebih baik dari tes awal walaupun hasilnya belum cukup maksimal, sehingga perlu dilanjutkan ke pelaksanaan siklus II, hal ini dapat dilihat dari kesulitan-kesulitan siswa dalam melaksanakan gerakan passing bola selama proses pembelajaran. Tes awal yang diberikan kepada siswa berupa test hasil belajar bermain sepak bola yang dilakukan sebelum menentukan perencanaan berguna untuk mengetahui perkembangan hasil belajar sebelum diadakan pembelajaran sepak bola dengan menggunakan pendekatan taktis. Pelaksanaan tindakan dalam bentuk siklus 1 dilakukan dengan beberapa alasan, yaitu karena peneliti masih perlu melakukan pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan belajar sepak bola secara maksimal. Sebagian besar siswa belum mampu menguasai teknik dasar sepak bola dengan baik, serta masih rendahnya hasil belajar siswa. Teknik perkenaan bola adalah gerakan yang menjadi kendala utama, sehingga masih ada sebagian kecil siswa yang belum tuntas belajarnya. Hasil belajar sepak bola siswa pada siklus II ternyata hasilnya cukup baik, hal ini dapat dilihat dari telah banyaknya siswa

yang dapat menguasai teknik sepak bola dengan baik, siswa telah mampu mengontrol posisi bola dengan baik. Hasil tes siklus II belum seluruhnya siswa memiliki ketuntasan belajar sepak bola, menurut analisis peneliti hal ini disebabkan siswa tersebut masih memerlukan tambahan waktu yang lebih untuk menguasai gerakan tersebut. Dengan tambahan waktu dan kemauan mengadakan latihan-latihan di luar jam pelajaran, peneliti yakin siswa tersebut akan memperoleh hasil yang lebih baik lagi. Berdasarkan hasil penelitian berupa kegiatan awal, kegiatan lanjutan (siklus I ) dan Siklus II dalam proses pembelajaran sepak bola, ternyata telah diperoleh peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai Persentase Ketuntasan Klassikal (PKK) serta nilai rata-rata hasil belajar siswa. Hasil tes siklus II ternyata Nilai PKK yang diperoleh siswa kelas X SMK Education Nusantara Tahun Ajaran 2015/2016 telah mencapai 86,84%. Apabila nilai PKK lebih besar dari 85%, maka telah tercapai ketuntasan belajar klassikal. Ketuntasan belajar merupakan proses belajar mengajar yang bertujuan agar bahan ajar dikuasai secara tuntas, artinya dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Ketuntasan belajar bola pada permainan sepak bola dicirikan oleh adanya perbedaan individu terutama dalam hal kemampuan dan kecepatan belajarnya dalam hal ini seorang guru harus benar-benar tahu kemampuan masingmasing dari anak didiknya sehingga dalam mengajar guru perlu tahu apa yang harus dilakukan untuk menghadapi anak yang pintar, yang sedang-sedang saja, maupun anak yang kemampuannya di bawah ratarata. KESIMPULAN Sebagai kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa pembelajaran dengan gaya mengajar penemuan terbimbing berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar bermain sepak bola pada siswa kelas X SMK Education Nusantara Tahun Pelajaran 2015/2016. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada tes awal adalah 15,79% dengan nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya mencapai 50,19 (Tidak Tuntas). Hasil tes siklus I, persentase ketuntasan hasil belajar siswa 52,63% dengan nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 69,52 (Tidak Tuntas). Hasil tes siklus II, persentase ketuntasan hasil belajar siswa telah mencapai 86,84% dengan nilai rata-rata kelas yang diperoleh telah mencapai 78,29 (Tuntas). SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti menyarankan : 1. Agar guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan lebih meningkatkan kualitas pembelajaran, terutama melalui penggunaan model pembelajaran pendakatan taktis 2. Agar pihak sekolah lebih memperhatikan kualitas sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani, terutama sarana dan prasarana permainan sepak bola. 3. Agar para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah memperhatikan dan mengembangkan teknik penerapan variasi pembelajaran yang lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA Annurrahman. (2012 ). Belajar Dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Benny A. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi Paikem.Yogyakarta Pustaka Pelajar. Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo Luxbacher, Joseph Ph.D. 2004. Sepak Bola. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Muhajir. (2004). Pendidikan Jasmani, Teori dan Praktek. Jakarta : Penerbit Erlangga Sucipto. Dkk. 2000. Sepak Bola. Depdikdud Dirjen Dikti. Slavin, robert E. (2009). Cooperative Learning (Teori, Riset, Praktik).Bandung : Nusa Media