LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, pencemaran, dan pemulihan kualitas lingkungan. Hal tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. ditemui pada daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam

PENDAHULUAN. Limbah domestik merupakan jumlah pencemar terbesar yang masuk ke perairan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

PELATIHAN KIAT menjadi pembelajar BAHASA INGGRIS yang lebih berhasil BAGI SISWA SMAN JARO KABUPATEN TABALONG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2012 NOMOR 17 PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

LAPORAN AKHIR PKM-M. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OLEH : Putri Ariyani, Noor Azmah Hidayati, Ninaya Sari, Nasrullah

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05).

BAB 2 STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI PROPINSI DKI JAKRTA

BAB I PENDAHULUAN. setiap kebutuhannya, tidak hanya untuk makan minum melainkan menjadi

Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Pelalawan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

PELATIHAN KHATIB DAN BILAL BAGI REMAJA DI KECAMATAN MUARA UYA KABUPATEN TABALONG

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan ikan segar. Menurut Handajani (1994) (dalam Sari, 2011), ikan asin lebih menguntungkan dalam hal kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama

I. PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Anakanak

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

Kata kunci : sanitasi lingkungan, pemukiman nelayan, peran serta masyarakat

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi akan mempengaruhi kualitas

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MANGGARAI PENDAHULUAN

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN

BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN CIBABAT KECAMATAN CIMAHI UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

Bab 3 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SOSIALISASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK-ANAK TINGKAT SEKOLAH DASAR DI DESA TABORE KECAMATAN MENTANGAI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di masyarakat adalah jamban. Jamban berfungsi untuk tempat

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

Profil Sanitasi Wilayah

`1qBAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

dikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa

BAB IV DASAR PERENCANAAN

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar. dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai

PELATIHAN ARAH KIBLAT (TEORI DAN PRAKTEK) BAGI SANTRI MA NIPA DAN MA NIPI RAKHA AMUNTAI

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Transkripsi:

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DAN SANITASI AIR DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN KOJA JAKARTA UTARA TEAM PENYUSUN: Dr. Hidayat Muchtar,M.Si Muhammad Firzah, S.Sos., MAP INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI JAKARTA 2016

iii

PRAKATA Dengan memanjatkan Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas berkas Rahmat dan KaruniaNya, Kami dapat menyelesaikan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat berupa kegiatan Pengolahan Limbah Rumah Tangga dan Sanitasi Air Dalam Upaya Meningkatkan Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Koja Jakarta Utara. Pangabdian kepada masayarakat ini merupakan perwujudan salah satu Tri Dharma Pergururan tinggi yang dilaksanakan oleh civitas akademika Program Studi Administrasi Publik Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI Jakarta. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2016. Materi penyuluhan dipilih berdasarkan kebutuhan masyarakat yaitu mengenai Pengolahan Limbah Rumah Tangga dan Sanitasi Air Dalam Upaya Meningkatkan Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Koja Jakarta Utara. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada : 1. Rektor Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI Jakarta yang telah memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pengabdian. 2. LPPM Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI Jakarta yang telah memberikan dukungan dan bimbingan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini. 3. Tim Dosen Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI Jakarta yang telah membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan pengabdian ini. 4. Seluruh civitas akademika Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI Jakarta yang telah turut berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini. Akhir kata semoga kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Jakarta, September 2016 Ketua Pelaksana iv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PRAKATA... iii DAFTAR ISI... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Analisis Masalah... 1 B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 3 A. Limbah Rumah Tangga... 4 B. Sanitasi Air... 5 BAB III TUJUAN, MANFAAT DAN KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 7 A. Tujuan... 7 B. Manfaat... 7 C. Kerangka Pemecahan Masalah... 7 BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN... 8 A. Realisasi Pemecahan Masalah... 8 B. Pelaksanaan... 8 C. Khalayak Sasaran... 8 D. Relevansi Bagi Anggota PKK... 8 E. Hasil Pengabdian... 9 BAB V PENUTUP... 10 A. Kesimpulan... 10 B. Saran... 10 DAFTAR PUSTAKA... 11 LAMPIRAN iv

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Masalah Meningkatnya arus pembangunan di kota-kota besar memberikan dampak yang cukup besar pada pertumbuhan penduduk. Peningkatan jumlah penduduk tersebut selalu berbanding lurus dengan pertumbuhan di berbagai sektor penunjang kehidupan lainnya seperti sektor pemukiman dan perumahan yang tumbuh semakin cepat. Perkembangan sektor perumahan dan pemukiman tersebut menuntut adanya pembangunan infrastruktur dasar pelayanan publik yang lebih baik. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pelayanan prasarana lingkungan seperti infrastruktur air bersih dan sistem sanitasi, penyediaan rumah dan transportasi yang baik untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan kota dapat menjadi penyebab utama timbulnya berbagai masalah di kota-kota pada negara berkembang (Nurmadi, 1999). Kurang memadainya sarana dan prasarana kebersihan di suatu wilayah pemukiman akan sangat berdampak besar pada kualitas lingkungan dan kesehatan di wilayah tersebut. Hal ini disebabkan keberadaan prasarana lingkungan merupakan kebutuhan yang paling penting yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia. Artinya prasarana dasar dalam satu unit lingkungan adalah syarat bagi terciptanya kenyamanan hunian (Claire, 1973). Tingkat kenyamaman seseorang dalam bertempat tinggal ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan, termasuk juga prasarana lingkungan, karena prasarana lingkungan merupakan kelengkapan fisik dasar suatu lingkungan perumahan diantaranya 1

tersedianya sarana dan prasarana sanitasi lingkungan. Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya (Notoadmojo, 2003). Masalah sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan merupakan isu yang krusial dan selalu menarik perhatian banyak pihak saat ini. Selain permasalahannya yang kompleks, sanitasi lingkungan berperan besar dalam upaya meningkatkan derajat kehidupan dan kesehatan masyarakat, terutama pada masyarakat lapisan bawah. Sanitasi lingkungan terkait dengan peningkatan kebersihan, higienis, dan pencegahan berjangkitnya penyakit yang berhubungan dengan faktor-faktor lingkungan. Beberapa faktor yag berhubungan dengan sanitasi tersebut termasuk penanganan air limbah rumah tangga yang berasal dar mandi, cuci, dan limbah tinja dari kakus/ water closet (WC). Kondisi tersebut masih ditemui di pemukiman di Kecamatan Koja Jakarta Utara. Sistem pengolahan limbah domestik di kawasan ini masih sangat sederhana. Jumlah air limbah yang dibuang akan selalu bertambah dengan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya. Para penduduk yang bermukim di kawasan ini hampir belum memiliki bangunan pengolahan air limbah baik yang individu maupun komunal, khususnya untuk limbah yang berasal dari non toilet atau limbah dapur (grey water). Limbah dapur yang mereka keluarkan, sebagian besar langsung di buang ke tanah tanpa pengolahan terlebih dahulu. Apabila jumlah air limbah yang dibuang berlebihan, melebihi kemampuan alam unutk menerimanya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan. 2

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut : 1. Air tanah kota yang tak lagi sehat, septictank non kedap air mengakibatkan merembesnya limbah dan bercampur dengan air tanah 2. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan lingkungan terutama yang bermukim di pinggiran sungai-sungai karena cukup banyak warga yang membuang limbah langsung ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu. 3. Masih banyaknya bakteri E-coli pada ribuan sumur. 4. Saluran-saluran air kotor masih tetap mengandalkan sungai dan septictank yang non kedap air sebagai muara pembuangannya. Untuk menghindari dampak yang merugikan dari pembuangan air limbah domestik tersebut, maka diperlukan desain instalasi pengolahan air limbah domestik yang berfungsi menurunkan konsentrasi zat-zat pencemar sebelum air limbah tersebut dialirkan ke badan air penerima atau langsung ke tanah. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LIMBAH RUMAH TANGGA Menurut Undang-undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dikatakan bahwa limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan. Limbah dibagi menjadi limbah rumah tangga/domestik dan limbah industri. Limbah rumah tangga/domestik adalah limbah yang dihasilan dari aktivitas rumah tangga yang dapat berupa limbah padat, dan limbah cair. Definisi dari limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,flammabi lity,reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga)yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbahakan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus(black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah domestik sendiri sering disebutdengan limbah 4

rumah tangga karena limbah domestik merupakan limbah yang berasal dari rumah tangga. Pada limbah domestik, dibedakan menjadi 2 berdasarkan bentuknya, yaitu limbah domestik cair dan limbah domestik padat. Limbah domestik cair biasanya berupa air bekas cucian yang mengandung detergen, air bekas mandi yang mengandung sabun, minyak goreng bekas, dll. Sedangkan limbah domestik padat bisa berupa sisa sayur, sisa makanan, dll. Pembuangan limbah domestik dalam bentuk limbah cair dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila kualitas dari limbah tersebut tidak memenuhi baku mutu limbah. Dalam kegiatan industri, air limbah akan mengandung zat-zat yang dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan adiktif, produk terbuang atau gagal, pencucian dan pembilasan peralatan, blowdown beberapa peralatan dan sistem air pendingin, serta sanitary wastes (Hidayat, 2008). B. SANITASI AIR Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya, misalnya menyediakan air bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah agar tidak dibuang sembarangan ( Depkes RI 2004 ) Sanitasi sering juga disebut dengan sanitasi lingkungan dan kesehatan lingkungan, sebagai suatu usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan dapat menimbulkan hal-hal yang mengganggu perkembangan fisik, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya (Adisasmito, 2006). 5

Sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air minum yang tidak aman berkontribusi terhadap 88 persen kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Bagi anak-anak yang bertahan hidup, seringnya menderita diare berkontribusi terhadap masalah gizi, sehingga menghalangi anak-anak untuk dapat mencapai potensi maksimal mereka. Kondisi ini selanjutnya menimbulkan implikasi serius terhadap kualitas sumber daya manusia dan kemampuan produktif suatu bangsa di masa yang akan datang (Unicef: 2012) 6

BAB III TUJUAN, MANFAAT DAN KERANGKA PEMECAHAN MASALAH A. Tujuan Kegiatan 1. Membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan. 2. Memberi pengetahuan kepada masyarakat mengenai tata cara pengolahan limbah rumah tangga dan sanitasi air yang baik da benar. 3. Membantu masyarakat membuat instalasi pengolahan air limbah ( IPAL ) yang berasal dari rumah tangga/domestik. B. Manfaat Kegiatan Setelah masyarakat mengetahui tata cara pengolahan limbah rumah tangga dan sanitasi air dengan baik dan benar, dan juga sudah memiliki IPAL, diharapkan akan menumbuhkan budaya cinta lingkungan yang akan meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat. C. Kerangka Pemecahan Masalah Alternatif pemecahan masalah dilakukan dengan mengadakan penyuluhan pengolahan limbah rumah tangga dan sanitasi air, dan bersama-sama dengan masyarakat membuat IPAL. 7

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN A. Realisasi Pemecahan Masalah Persiapan Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat. Sebelum kegiatan dilaksanakan maka dilakukan persiapan-persiapan sebagai berikut : 1. Melakukan studi pustaka tentang pengolahan limbah rumah tangga dan sanitasi air, dan pembuatan IPAL. 2. Melakukan persiapan alat dan bahan untuk penyuluhan dan pembuatan IPAL. 3. Menentukan waktu pelaksanaan dan lamanya kegiatan pengabdian bersama-sama tim pelaksana. B. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Pelaksanaan kegiatan pengabdian berlangsung pada hari Rabu, 10 Agustus 2016 jam 08.00 s.d 17.00 WIB, dengan dihadiri 50 orang warga Kecamatan Koja Jakarta Utara. C. Khalayak Sasaran Khalayak sasaran yang dipilih adalah warga Kecamatan Koja, khususnya Ibu-ibu PKK, Pengurus RT / RW se-kecamatan Koja, dan tokoh masyarakat lainnya. D. Relevansi Bagi Masyarakat. Kegiatan pengabdian ini memiliki relevansi dengan kondisi masyarakat yang memang membutuhkan penyuluhan menganai pengolahan limbah rumah tangga dan sanitasi air, dan juga belum mempunyai IPAL, karena belum 8

mendapatkan penyuluhan serupa. E. Hasil Kegiatan 1. Hasil Pelatihan Berdasarkan hasil diskusi, tanya jawab, dan praktek selama kegiatan berlangsung, kegiatan pengabdian pada masyarakat ini memberikan hasil sebagai berikut : a. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang tata cara pengolahan limbah rumah tangga dan sanitasi air dengan baik dan benar. b. Meningkatnya kesadaran dan keinginan masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam menciptakan lingkungan yang sehat. 2. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Beberapa faktor yang mendukung terlaksananya kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah besarnya minat dan antusiasme peserta selama kegiatan, sehingga kegiatan berlangsung dengan lancar dan efektif. Sedangkan faktor penghambatnya adalah keterbatasan waktu pelatihan dan fasilitas peralatan yang minim. 9

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai tata cara pengolahan limbah rumah tangga dan sanitasi air meningkat. 2. Kesadaran dan keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan yang sehat mengalami peningkatan. B. Saran Mengingat besarnya manfaat kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, maka selanjutnya perlu: 1. Mengadakan sosialisasi dan penyuluhan serupa pada masyarakat di Kecamatan lain, dengan materi yang sama. 2. Adanya kesinambungan program pasca kegiatan pengabdian ini sehingga masyarakat benar-benar memahami dan menyadari akan pentingnya pengolahan limbah rumah tangga dan sanitasi air, dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. 10

DAFTAR PUSTAKA Achmad Nurmadi, 1999, Manajemen Perkotaan, Yogyakarta, Lingkaran Bangsa Depkes RI.2005. pedoman peran kesehatan masyarakat nasional. Pusat promosi kesehatan Depkes RI. Jakarta. Disasmito, Wiku. Buku Ajar Kebijakan Kesehatan. Departemen AKK FKM UI, Depok, 2006 Hidayat, A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, Soekidjo. 2013. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.. http://www.unicef.org/indonesia/id/a8_-_b_ringkasan_kajian_air_bersih.pdf. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2014 pukul 13.00 WIB 11

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Daftar Hadir peserta 2. Jadwal Kegiatan 3. Visualisasi Kegiatan