BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pertanian merupakan pekerjaan yang dianjurkan dan

dokumen-dokumen yang mirip
Banyak orang-orang Islam dalam kehidupan sehari-harinya yang. mengerjakannya, mungkin karena sibuk dengan kegiatan lain atau memang

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. berbuat dan bertingkah laku yang baik agar dapat bermuamalah dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB IX MUZARA AH. Bagian Pertama Rukun dan Syarat Muzara ah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-An am ayat 99:

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang berasal dari biji, contohnya yaitu padi. Dalam Al-Qur'an telah

BAB I PENDAHULUAN. adalah hancurnya rasa kemanusiaan dan hilangnya semangat nilai-nilai etika religius

BAB I PENDAHULUAN. Secara agronomis benih didefinisikan sebagai biji tanaman yang diperlukan untuk

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman


BAB I PENDAHULUAN. yang bertumpu pada satu sumber karbohidrat yaitu beras, melemahkan ketahanan. pangan dan menghadapi kesulitan dalam pengadaanya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Posisi Biji pada Tongkol terhadap Viabilitas Biji Jagung (Zea

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil bila petunjuk kehidupan yang lengkap ini dipisah-pisahkan antara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB V PENUTUP. 1. Di Desa Manunggal Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban mayoritas

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya dan selalu bekerja sama. Allah berfirman tengan surat Al-Mai dah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

BAB I PENDAHULUAN. islam memiliki kekuatan hukum, peraturan, perundang-undangan, dan tata

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi baik. Sistem perilaku tersebut dalam Islam disebut istilah muamalah. 1

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam melalui al-qur an sebagai

mud}a>rabah dalam usaha peternakan sapi. Yang mana Taufiq sebagai

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJA NGEDOK DI DESA BRANGKAL KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dalam pembukaan Rakernas Asosiasi Petani cengkeh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan akhirat yang kekal abadi. Namun demikian, nasib seseorang di akhirat nanti

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB IV ANALISIS DATA. kepustakaan baik yang diperoleh langsung dari kitab-kitab aslinya atau kitabkitab

BAB I PENDAHULUAN. bersifat universal dan komprehensif, manusia adalah mahluk sosial dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TANAH PERHUTANI DI DESA KENDALREJO KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

pengetahuan yang kurang, oleh Karena itu untuk mendorong terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Islam sebagai Agama yang lengkap dan sempurna telah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BAGI HASIL AKAD MUZARA AH DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesiamemiliki hutan mangrove terluas di dunia dan juga memiliki

BAB III. Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) bersal dari perkataan Co dan Operation yang mengandung arti kerja sama untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan universal yang mengatur semua aspek, baik sosial, ekonomi, dan politik

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Petani dan Buruh Tani. Petani adalah orang-orang yang bekerja di

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG DALAM TRADISI DEKEKAN DI DESA DURUNGBEDUG KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan dan peradaban manusia, hutan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB I PENDAHULUAN. hubungan, baik bersifat vertikal maupun horizontal. Hubungan yang sifatnya

dalam ibadah maupun muamalah. Namun nas-nas syarak tidak secara rinci memberikan solusi terhadap berbagai macam problematika kehidupan manusia.

BAB V PEMBAHASAN HASIL INTEGRASI SAINS. herba yaitu : Talas, singkong,, kangkung, patikan kebo, pandan, rimbang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS TERHADAP KERJASAMA USAHA TRAVEL DI PO. BINTANG SELATAN TRAVEL PALEMBANG-MANNA

fiqih muamalah "MusaQoh"

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang kaya dengan hasil pertanian serta

BAB I PENDAHULUAN. (tipu daya) dan dharar ( merugikan salah satu pihak). Berbagai bentuk kerjasama

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa ini memberikan tanggung jawab yang besar bagi warga Indonesia untuk

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV. dan pemborong cat yang dilakukan masyarakat Tambak wedi. Musha>rakah

BAB I PENDAHULUAN. dipastikan memiliki ajaran yang terkait atau sekurang-kurangnya berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Allah menjadikan masing-masing manusia untuk bermuamalah kepada

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA IKLAN PERSEROAN TERBATAS RADIO SWARA PONOROGO

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pertanian merupakan pekerjaan yang dianjurkan dan diperbolehkan dalam Islam karena dalam pertanian terdapat hasil dan manfaat yang begitu besar. Hal tersebut dapat dipahami melalui firman Allah SWT dalam QS. Al-An am: 99 yang berbunyi : Artinya: Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. 1 Dalam melaksanakan kegiatan pertanian manusia juga harus saling bekerja sama dan memberi bantuan kepada orang lain, untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai kesejahteraan dalam kehidupan. 1 Depag RI, Al-Qur ân danterjemahnya, (Surabaya : TerbitTerang, 2002), 189. 1

2 Banyak orang-orang Islam dalam kehidupan sehari-harinya yang melakukan praktik kerjasama bagi hasil dalam berbagai hal, khususnya bagi hasil dalam bidang pertanian. Dapat kita ketahui bahwa di antara anggota masyarakat, ada yang memiliki lahan pertanian, tetapi tidak mampu mengerjakannya, mungkin karena sibuk dengan kegiatan lain atau memang karena tidak mempunyai keahlian untuk bertani. Sebaliknya ada juga diantara anggota masyarakat yang tidak mempunyai lahan pertanian tetapi ada kemampuan untuk mengolahnya. Setelah melihat kenyataan tersebut, maka pemilik lahan pertanian menyerahkan lahannya kepada petani untuk ditanami sehingga kedua belah pihak saling menguntungkan. Dengan demikian rasa tolong menolong, saling memperdulikan akan tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Seperti yang telah ditegaskan dalam al-quran dalam Surat Al-Maidah ayat 2 yaitu : Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. 2 Sesama manusia dianjurkan untuk saling memberi manfaat satu sama lain dan jika mengalami kerugian maka harus ditanggung bersama bukan dibebankan kepada salah satu pihak. Dalam kajian hukum Islam terdapat beberapa konsep kerjasama dalam bermuamalah, salah satunya adalah mukhâbarah. Mukhâbarah adalah 2 Ibid., 141.

3 kerjasama pengolahan pertanian dimana pemilik tanah menyerahkan tanahnya kepada orang lain untuk dikelola dan modalnya berasal dari pengelola. 3 Pengertian mukhâbarah hampir sama dengan muzâra ah, hanya saja jika muzâra ah benihnya dari pemilik tanah. Seperti pandangan Ulama Syafi iyah yang menyatakan bahwa muzâra ah adalah transaksi antara penggarap (dengan pemilik tanah) untuk menggarap tanah dengan imbalan sebagian dari hasil yang keluar dari tanah tersebut dengan ketentuan bibit dari pemilik tanah. 4 Biasanya pada penggarapan sawah yang bibit dan pupuknya berasal dari pemilik sawah, maka hasil panennya dibagi dua. Setengah dari hasil panen untuk pemilik sawah dan setengahnya lagi untuk penggarap sawah. Jika pada saat sawah di panen di ketahui terjadi kerugian, maka kerugian tersebut ditanggung oleh kedua belah pihak. 5 Ketika ada perjanjian yang menguntungkan salah satu pihak, maka sistem yang mereka lakukan belum mencerminkan adanya keadilan, karena tidak layak jika di satu pihak mendapat bagian tertentu yang kadang-kadang suatu tanah tidak menghasilkan lebih dari yang ditentukan. Dalam keadaan demikian, maka pemilik tanah berarti akan mengambil semua hasil sedang di pihak lain akan mendapatkan kerugian besar. Dengan kata lain apabila dari pertanian itu tidak menghasilkan, maka pemilik tanah tersebut tidak 3 H. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005), 155-156. 4 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta : Amzah, 2013), 393. 5 Suryannie, Kegiatan Muzaraah, Mukhabarah, Mudharabah dan Sirkah, dalam http://suryannie.wordpress.com/2010/11/27/kegiatan-muzaraah-mukhabarah-mudharabah-dansirkah, di akses pada12desember 2015.

4 menanggung kerugian dan kerugian tersebut hanya dibebankan kepada penggarap tanah, maka sistem muamalah yang mereka lakukan belum sesuai dengan aturan-aturan syara. Adapun kerjasama yang terjadi di Desa Sukokerto Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember ialah kerjasama dalam pertanian berupa padi antara pemilik sawah dan penggarap dengan sistem setoran. Dalam praktiknya, semua biaya ditanggung oleh penggarap. Panen yang terjadi pada umumnya yaitu sebanyak tiga kali dalam setahun. Ketika melakukan akad, pemilik sawah membuat kesepakatan dengan penggarap bahwa pemilik sawah hanya meminta setoran pada panen pertama yaitu panen padi, sedangkan pada panen kedua dan ketiga seperti panen jagung, kedelai, kacang atau tanaman lainnya, pemilik sawah tidak meminta sama sekali dari hasil panen tersebut. Setelah masa panen padi, penggarap wajib menyetorkan jumlah hasil panennya sesuai permintaan pemilik sawah yang besarnya ditentukan dalam bentuk ukuran atau timbangan, bukan dalam persentase sesuai kesepakatan awal. Ketika jumlah hasil panennya lebih dari permintaan yang ditentukan pemilik sawah, maka selebihnya adalah hak dari penggarap. Tetapi ketika jumlah hasil panennya kurang atau tidak sesuai dengan permintaan pemilik sawah, maka penggarap harus menyetorkan semuanya sehingga penggarap tidak mendapatkan apa-apa pada panen pertama. Tetapi penggarap akan mendapatkan keuntungan pada masa panen kedua dan ketiga dengan tanaman

5 yang tidak ditentukan oleh pemilik sawah. Dapat diketahui bahwa kerjasama ini terdapat ketidakpastian dari hasil panennya 6. Berangkat dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut secara rinci untuk mengetahui kajian hukumnya. Maka judul yang akan dijadikan bahan penelitian penulisan skripsi ini adalah Penggarapan Tanah Sawah dengan Sistem Setoran di Desa Sukokerto Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember Perspektif Hukum Islam. B. Fokus Masalah Berdasarkan hal-hal yang melatar belakangi masalah di atas, penulis merumuskan dua rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana praktik penggarapan tanah sawah dengan sistem setoran di Desa Sukokerto Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember? 2. Bagaimana penggarapan tanah sawah dengan sistem setoran di Desa Sukokerto Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember perspektif Hukum Islam? C. Tujuan penelitian Tujuan penelitian adalah rumusan tujuan yang ingin di capai oleh peneliti melalui penelitian yang dilakukannya, maka tujuannya adalah : 1. Untuk mengetahui praktik penggarapan tanah sawah dengan sistem setoran di Desa Sukokerto Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember. 6 Ila, wawancara, Sukokerto, 13 Desember 2015.

6 2. Untuk mengetahui penggarapan tanah sawah dengan sistem setoran di Desa Sukokerto Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember dalam perspektif hukum Islam. D. Manfaat penelitian Dari permasalahan di atas, penelitian dan penulisan ini diharapkan mempunyai nilai tambah dan manfaat baik untuk penulis maupun pembaca, sekurang-kurangnya untuk tiga aspek yaitu : 1. Secara akademis, dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya untuk membuat penelitian yang lebih sempurna. 2. Secara teoritis, dapat digunakan sebagai tambahan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang hukum Islam sehingga dapat dijadikan informasi bagi para pembacanya. 3. Secara praktis, dapat memberikan pemahaman secara jelas tentang penggarapan tanah sawah dengan sistem setoran dalam perspektif hukum Islam sehingga ilmu tersebut dapat diterapkan di masyarakat dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. E. Definisi Istilah Agar dapat dijadikan acuan dalam menelusuri, mengkaji atau mengukur variabel, maka penulis sampaikan batasan dari berbagai pengertian yang berkaitan dengan maksud penulisan skripsi yang berjudul Penggarapan tanah sawah dengan sistem setoran di Desa Sukokerto Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember dalam perspektif hukum Islam, yaitu :

7 1. Penggarapan tanah sawah : Kerjasama antara pemilik sawah dengan penggarap untuk mengolah tanah sawahnya dan penggarap akan mendapatkan bagian sesuai kesepakatan di awal dalam jangka waktu yang telah ditentukan. 2. Sistem Setoran : Penyetoran sejumlah hasil panen pertama yaitu panen padi dari penggarap kepada pemilik sawah sesuai dengan permintaan pemilik sawah di awal perjanjian meskipun jumlah hasil panennya kurang dari permintaan sehingga penggarap harus mencarikan ganti rugi dan ketika jumlahnya melebihi dari permintaan maka selebihnya adalah milik penggarap serta hasil panen kedua dan ketiga seluruhnya adalah milik penggarap. 3. Hukum Islam : yang di maksud hukm Islam di dalam penelitian ini adalah Fiqh Mazhab, terutama Mazhab yang empat, lebih lagi pada Mazhab Syafi iyah. F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan berisikan tentang gambaran secara singkat mengenai hal yang berkaitan dalam kerangka penulisan skripsi dan pembahasan skripsi yang nantinya akan dapat memberikan pemahaman sekilas bagi penulis dan pembaca karya tulis ini. Sistematika pembahasan tersebut terdiri dari: Bab pertama membahas tentang pendahuluan yang merupakan dasar dalam penelitian yang terdiri dari sub-sub bab yaitu latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, serta

8 sistematika pembahasan. Hal tersebut berfungsi sebagai gambaran umum dari skripsi ini. Bab kedua kajian kepustakaan. Dalam bab ini terdiri dari penelitian terdahulu dan kajian teori. Bab ketiga metodologi penelitian. Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, dan tahap-tahap penelitian yang akan dilaksanakan. Bab keempat membahas tentang penyajian data dan analisis yang di dalamnya berisikan gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis serta pembahasan temuan. Bab kelima penutup, kesimpulan dan saran. Dalam bab terakhir ini ditarik kesimpulan yang ada setelah proses di bab-bab sebelumnya yang kemudian menjadi sebuah hasil atau analisa dari permasalahan yang diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan saran-saran untuk pihak-pihak yang terkait di dalam penelitian ini secara khusus ataupun pihak-pihak yang membutuhkan secara umum.