BAB I PENDAHULUAN. Utara. Sumatra Utara memiliki delapan etnis penduduk asli yakni Melayu, Nias,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terbesar terjadi karena pecahan terhadap tahap pertama disebut unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. Pada etnik Simalungun memiliki struktur sosial berbentuk pentangon sehingga

ARTIKEL BENTUK KOREOGRAFI TORTOR DIHAR SITARLAK DI KABUPATEN SIMALUNGUN. Diajukan oleh : YERE ANGELA PUTRI HUTAPEA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan budaya. Seluruh suku yang tersebar mulai dari sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Provinsi Sumatera Utara adalah salah Provinsi yang terletak di Negara

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, adat-istiadat, aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan etnis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Batak Pak-Pak - Dairi, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Angkol dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya etnis yang mendiami wilayah tersebut.adapun etnis lokal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara dengan penduduk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan kenyataan, bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dalam membedakan suku-suku yang ada di Sumatera Utara. Yaitu ende dan ende-ende atau endeng-endeng. Ende adalah nyanyian

BAB I PENDAHULUAN. yang ada, sehingga dapat menjadi sebuah daya tarik bagi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. Malinowyki mengemukakan bahwa cultural determinan berarti segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. rias, tata busana, pentas, setting, lighting, dan property. Elemen-elemen tari dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Samosir merupakan salah satu daerah pariwisata yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN. Sumardjo (2001:1) seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Selo Soemardjan dalam Simanjuntak (2000:107) Menyatakan bahwa

BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Selain etnis asli yang ada di Sumatera Utara yaitu Melayu, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Timur. Secara internasional suku Maluku lebih di kenal dengan nama Molucan atau

TORTOR PINING ANJEI PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN KAJIAN TERHADAP ETIKA DAN ESTETIKA

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. Moyang terdahulu. sebagai mana dikemukakannya bahwa: c. Seni musik yang disebut gondang

BENTUK KOREOGRAFI TORTOR ILAH MARDIDONG DI KABUPATEN SIMALUNGUN

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari masyarakat karena mencakup aktivitas masyarakat dari tiap tiap

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. umumnya musik sangat berkaitan penting dengan keberadaan tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB IV PENUTUP. Perkembangan Gordang Sambilan juga tidak lepas dari faktor pengaruh. dalam hal mempertahankan eksistensi, pertunjukan Gordang Sambilan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN. Barat Daya. Aceh Barat Daya sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh

Tari-tari Tradisional Sumatera Utara Sebagai Sumber Proses kreatif Seniman Dalam Berkarya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

BAB I PENDAHULUAN. Dekke naniarsik (ikan mas arsik) atau dekke naniura. Dekke dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebudayaan merupakan suatu pola hidup yang kompleks, namun menjadi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terdiri dari beberapa provinsi, salah satunya ialah Sumatera Utara. Sumatra Utara memiliki delapan etnis penduduk asli yakni Melayu, Nias, Pesisir Sibolga, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak. Dimana setiap etnis memiliki kesenian yang berbeda-beda dan memiliki ciri khas sendiri pula. Keunikan dan kekhasan budaya berkaitan erat dengan adat dan tingkah laku masyarakat yang menempati daerah tersebut. Dapat dikatakan pula kekhasan dan keunikan budaya suatu suku identik dengan tingkah laku masyarakat setempat yang terbentuk akibat pengaruh lingkungan maupun keadaan sosial ekonominya. Setiap suku memiliki kebudayaan yang menghasilkan banyak upacara adat dan kesenian daerah yang dapat menjadi ciri khas suku tersebut, misalnya dalam hal kesenian, pakaian adat, dan bahasa. Begitu pula dengan Batak Simalungun yang merupakan salah satu etnis di Provinsi Sumatera Utara. Kesenian yang terdapat dalam masyarakat Simalungun merupakan suatu warisan leluhur. Taralamsyah Saragih mengatakan bahwa kesenian yang ada di Simalungun dapat dibagi atas seni musik (gual), seni suara (doding), seni tari (tortor). Dalam tulisan ini lebih difokuskan pada seni tarinya 1. 1 Jacson Purba. Seminar Kebudayaan Simalungun. Pematangsiantar:1964 h.213

2 Menurut Soedarsono mengatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak tubuh secara ritmis dan indah 2. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang diungkapkan melalui gerakan-gerakan indah yang disusun sedemikian rupa. Tari pada masyarakat Simalungun disebut dengan tortor, sedangkan penari disebut panortor, dan menari disebut manortor. Tortor dalam kehidupan masyarakat Simalungun selalu berkaitan erat dengan berbagai upacara adat dan hiburan. Adapun beberapa judul tortor di Simalungun diantaranya Tortor Sombah, Tortor Huda-huda, Tortor Toping, Tortor Nasiaran 3. Adapun kajian dalam penelitian ini adalahdiharsitarlakyang digunakan masyarakat Simalungun sebagai tari penyambutan untuk Raja Simalungun maupun tamu-tamu kehormatan. Dihar sitarlak adalah bentuk kesenian yang tercipta dari gerak-gerak dihar. Dihar (silat)atau mandihar(bersilat) merupakan seni bela diri yang berasal dari daerah Simalungun. Dihar memiliki sikap dasar gerakan yang tidak arogan atau tidak menunjukkan kesombongan dan juga menggambarkan bahwa masyarakat Simalungun mempunyai pertahanan diri yang kuat. Sikap dasar silat ini menyampaikan sarat akan pesan-pesan religius dan petuah kehidupan masyarakat Simalungun. Pertama yakni biar mangidah naibata (pesan untuk takut 2 Nurwani. Bahan Ajar Pengetahuan Seni Tari. Unimed Press : Medan, 2014 h.20 3 Jackson Purba, Op. Cit h.240

3 akan Tuhan) kemudian, toruh maruhur (pesan untuk selalu rendah hati) terakhir, pakkoromon diri (penguasaan diri) 4. Selain untuk pertahanan diri, mandihar biasanya dilakukan masyarakat Simalungun dalam suatu prosesi adat maupun kegiatan resmi untuk menyambut tamu-tamu kehormatan seperti Raja Simalungun. Sebahagian masyarakat Simalungun menyebut dihar merupakan tortor dihar karena digunakan untuk penyambutan, kadang juga ditampilkan sebagai pertunjukan oleh sebab itu, dihar sering dikenal sebagai tari apalagi dihar ini diiringi musik jadi semakin jelas bahwa dihar ini merupakan tari penyambutan. Menurut narasumber Dihar terbagi atas beberapa, yaitu: 1. Dihar Horbou Sihalung : gerakan silat yang terinspirasi dari gerakan kerbau. 2. DiharSitarlak: gerakan silat dengan ragam gerak angkat kaki, menerjang dan memukul. 3. Dihar Rimau Putih : gerakan silat yang terinspirasi dari gerakan harimau. 4. Dihar Balang Sahua : gerakan silat yang terinspirasi dari gerakan belalang. 5. Dihar Bona Uhur : gerakan silat dengan ragam gerak terbuka, telapak kaki menyerang lawan. 6. Dihar Natar : gerakan silat yang gerakan langkah kakinya harus kontak bumi. 4 Wawancara Bpk Sahat Damanik, 02 Agustus 2017

4 Dari beberapa jenis dihartersebut yang sering digunakan sebagai penyambutan untuk tamu-tamu kehormatan dalam acara adat Simalungun adalah diharsitarlak dan dihar natar 5. Dari beberapa dihar tersebut, diharsitarlakdijadikan rujukan dalam penelitian ini. Dihar sitarlakini biasanya dilakukan oleh dua orang atau kelompok namun tetap berpasangan.dihar sitarlak dilakukan dalam acara adat Simalungun yang digunakan untuk menyambut tamu kehormatan yang ada di Simalungun. Alat musik yang digunakan pada dihar sitarlakyaitu gondrang sidua-dua, sarunei, gong atau ogung dan mongmongan. Gondrang yang sering digunakan untuk mengiringi diharini adalah haro-haro, parahot, dan gual porang. Adapun busana yang digunakan pada dihar ini ada tiga jenis yaitu 1)busana hitam yang terdiri dari baju berwarna hitam, celana hitam, ragi pane, suri-suri dan gotong, 2) busana merah yang terdiri dari baju berwarna merah, celana merah, ragi pane, suri-suri dan gotong, 3) polang-polang (busana berwarna campran hitam, merah, putih), ragi pane, suri-suri dan gotong 6. Setiap gerakan memiliki bentuk simbol yang masing masing memiliki makna, seperti yang terdapat dalam ilmu semiotik yang berbicara tentang tanda, penanda, dan petanda. Tanda dilahirkan melalui simbol-simbol, penanda merupakan simbol yang dilahirkan lewat ragam-ragam gerak dan petanda merupakan makna yang dilahirkan melalui simbol. Begitu pula dalam dihar sitarlak terdapat simbol-simbol sebagai tanda, penanda yang dilahirkan melalui 5 ibid 6 ibid

5 ragam geraknya, dan memiliki makna yang dilahirkan melalui simbol yang disebut sebagai petanda. Ilmu semiotik dapat digunakan untuk mengkaji diharsitarlak. Kajian semiotika yang terdapat dalam diharsitarlak tentunya akan sangat menjelaskan lebih detail mengenai arti dan makna itu sendiri, dalam ilmu semiotik disebut petanda. Petanda dalam hal ini dilahirkan melalui tanda atau simbol-simbol yang dilahirkan melaui gerakan diharsitarlak yang berpijak dari gerakan silat. Karena dalam tari ini ada yang harus dipahami dan dimengerti oleh penikmat lewat tandatanda atau simbol-simbol yang dikomunikasikan melaui simbol gerak atau simbol lain sebagai pendukungnya maka, penulis mencoba untuk meneliti lebih dalam dengan mengkajinya melalui teori semiotik, dimana peneliti akan mengkaji tanda, penanda, dan petanda dalam gerakan diharsitarlak sebagai kajian semiotikanya. Maka dari itu penulis mengangkat tarian ini menjadi topik penelitian dengan judul DiharSitarlak Pada Masyarakat Simalungun : kajian semiotik. B. Identifikasi Masalah Dari apa yang tergambar dalam latar belakang masalah, maka ada yang dapat dijadikan catatan untuk diidentifikasi. Identifikasi masalah sengaja dimunculkan untuk mengenal lebih dekat permasalahan apa yang menjadi materi penelitian. Dengan adanya identifikasi masalah akan lebih mudah mengenal permasalahan yang diteliti sehingga nantinya akan mencapai pada sasarannya. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Dengan demikian,

6 berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka masalah dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Diharsitarlak pada masyarakat Simalungun diasumsikan sebagai tari penyambutan untuk Raja Simalungun. 2. Bentuk gerak diharsitarlak pada masyarakat Simalungun yang terdiri dari rangkaian gerak-gerak silat. 3. Fungsi diharsitarlak pada masyarakat Simalungun sebagai tari penyambutan. 4. Tanda yang terdapat dalam gerakan diharsitarlak pada masyarakat Simalungun dapat dilihat dari simbol-simbol sebagai wujud gerak. 5. Penanda yang terdapat dalam gerakan diharsitarlak pada masyarakat Simalungun dapat dilihat daribentuk gerak diharsitarlak. 6. Petanda dalam gerakan diharsitarlak pada masyarakat Simalungun adalah makna yang terdapat dalam wujud gerak sebagai simbol dalam diharsitarlak. 7. Interpretasi makna yang terdapat dalam dihar sitarlak dapat dilihat melalui kegiatan masyarakat Simalungun. C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan tidak terlalu luas, maka penulisan harus dibatasi. Adapaun batasan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Bentuk gerak diharsitarlak pada masyarakat Simalungun yang terdiri dari rangkaian gerak-gerak silat.

7 2. Tanda yang terdapat dalam gerakan diharsitarlak pada masyarakat Simalungun dapat dilihat dari simbol-simbol sebagai wujud gerak. 3. Penanda yang terdapat dalam gerakan diharsitarlak pada masyarakat Simalungun dapat dilihat dari bentuk gerak diharsitarlak. 4. Petanda dalam gerakan diharsitarlak pada masyarakat Simalungun adalah makna yang terdapat dalam wujud gerak sebagai simbol dalam diharsitarlak. 5. Interpretasi makna yang terdapat dalam dihar sitarlakdapat dilihat melalui kegiatan masyarakat Simalungun. D. Rumusan Masalah Dari uraian yang telah dijabarkan dalam latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan diatas, ada hal yang sangat penting diambil dalam penelitian ini yaitu rumusan masalah. Dalam rumusan masalah dapat mempertajam arah penelitian. Rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk diharsitarlak pada masyarakat Simalungun? 2. Bagaimana tanda yang terdapat dalam diharsitarlak pada masyarakat Simalungun? 3. Bagaimana penanda yang terdapat dalam diharsitarlak pada masyarakat Simalungun? 4. Bagaimana petanda yang terdapat dalam diharsitarlak pada masyarakat Simalungun?

8 5. Bagaimana interpretasi makna yang terdapat dalam dihar sitarlak pada masyarakat Simalungun? E. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan yang merupakan suatu keberhasilan penelitian, dan tujuan penelitian merupakan hal yang utama untuk mendapatkan gambaran dari hasil penelitian.berhasil tidaknya suatu penelitian yang dilakukan terlihat dari tercapainya tujuan penelitian. Dari perumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan bentuk diharsitarlak pada masyarakat Simalungun. 2. Mendeskripsikan tanda yang terdapat dalam gerakan diharsitarlak pada masyarakat Simalungun. 3. Mendeskripsikan penanda yang terdapat dalam gerakan diharsitarlak pada masyarakat Simalungun. 4. Mendeskripsikan petanda yang terdapat dalam gerakan diharsitarlak pada masyarakat Simalungun. 5. Mendeskripsikan makna yang terdapat dalam dihar sitarlak melalui kegiatan masyarakat Simalungun. F. Manfaat Penelitian Adapun tujuan penelitian yang telah ditetapkan akan pula mendatangkan manfaat sejalan dengan penelitian yang dilakukan. Manfaat penelitian juga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap berbagai kalangan.baik

9 untuk instansi dan institusi terkait, lembaga-lembaga kesenian formal maupun nonformal, maupun kalangan praktisi kesenian di Sumatera Utara. Adapun manfaaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai masukan kepada penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan mengenai semoitika diharsitarlak pada masyarakat Simalungun. 2. Sebagai bahan referensi bagi penelitian-penelitian lain yang hendak meneliti bentuk kesenian ini lebih lanjut. 3. Sebagai sumber informasi tertulis mengenai tanda, penanda, dan petanda dalam gerak diharsitarlakpada masyarakat Simalungun. 4. Menambah bahan bacaan perpustakaan Universitas Negeri Medan khususnya Fakultas Bahasa dan Seni Jurusan Sendratasik. Sebagai upaya pendokumentasian yang dapat menambah referensi tentang budaya Simalungun terutama kesenian.