BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketertarikan masyarakat dengan sistem ekonomi syariah dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. Peran Lembaga Keuangan sangat penting di kalangan masyarakat. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehadiran bank syariah di tengah-tengah perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah di Indonesia pertama didirikan tahun 1992 meskipun

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai penghimpun dana masyarakat (financial intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa peran perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. pelayanan jasa yang ditawarkan oleh bank.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Islam atau di Indonesia disebut perbankan syariah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang minus dana. Pihak-pihak surplus dana tersebut meliputi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. akhibat krisis moneter yang melanda pada pertengahan Penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam skala industri kecil, menengah sampai besar dengan peraturan pelayanan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Telah menjadi pengetahuan umum bahwa perkembangan ekonomi Islam

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II MANAJEMEN DANA DAN RASIO KEUANGAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Piutang Usaha terhadap Laba pada BMT Istiqomah Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara signifikan pada akhir-akhir ini, baik itu lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Al-Qur an dan As-Sunnah, termasuk dari segi ekonominya. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank syariah secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat oleh bank disebut financing atau leading. Dalam menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. mempermudah masyarakat dalam bertransaksi. Namun masih banyak juga

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada hukum Islam yang sah. Tujuan ekonomi Islam bagi bank

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada Hukum Ekonomi Syariah yang ada di Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari

BAB I PENDAHULUAN. yang paling pesat mengalami perkembangan, baik dari sisi volume usaha, dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana baru.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pembiayaan Jual Beli terhadap Laba Bersih

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha antar bank syariah yang semakin tajam dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi Islam, terutama dalam bidang keuangan yang dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi perbankan muslim yang berupaya mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan adanya jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. 1 Jenis bank ini tidak menggunakan prinsip bunga dalam menjalankan kegiatan usahanya, melainkan menggunakan prinsip yang sesuai dengan syariah yang terbebas dari riba dan hal-hal yang diharamkan. Perbankan sebagai entitas bisnis yang berperan penting dalam kegiatan pembangunan mengalami perkembangan yang signifikan. Paket kebijakan Oktober 1988, Undang-Undang (UU) Perbankan No.7 Tahun 1992 tentang perbankan yang dilanjutkan perubahan Undang-Undang (UU) perbankan melalui Undang-Undang (UU) No.10 Tahun 1998. 2 Undang-Undang tersebut kemudian menjadi dasar hukum bagi perkembangan perbankan. Sumber dana yang dimiliki oleh bank syariah berasal dari tiga kategori, yaitu dana pihak pertama, dana pihak kedua, dan dana pihak 1 Wiroso, Jual Beli Murabahah, cet. 1, (Yogyakarta : UII Press, 2005), hal. 9. 2 Abdul Ghofur Ansori, Hukum Perbankan Syariah (UU No.21 Tahun 2008), (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hal.1. 1

2 ketiga. Dana pihak pertama adalah dana yang berasal dari pemegang saham atau pemilik yang biasa disebut dengan modal sendiri. Dana pihak kedua adalah dana yang berasal dari pihak yang memberikan pinjaman kepada bank, sedangkan dana pihak ketiga adalah dana yang bersumber dari masyarakat. Sumber dana yang berasal dari masyarakat ini biasa disebut dengan dana pihak ketiga seperti dana yang berhasil dihimpun oleh bank melalui produk giro wadi ah, tabungan wadi ah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana masyarakat. Idealnya, dana yang berasal dari masyarakat ini merupakan suatu tulang punggung (basic) dari dana yang dikelola oleh bank untuk memperoleh keuntungan. 3 Untuk dapat memperoleh hasil yang optimal, bank syari ah dituntut untuk melakukan pengelolaan dananya secara efisien dan efektif, baik atas dana-dana yang dikumpulkan dari masyarakat (DPK), serta dana modal pemilik/pendiri bank syari ah maupun atas pemanfaatan atau penanaman dana tersebut. 4 Dengan semakin ketatnya persaingan perbankan, setiap bank berlomba-lomba untuk menghimpun dana dari masyarakat sebanyakbanyaknya melalui berbagai produk bank syariah salah satunya produk penghimpunan dana seperti giro wadi ah, tabungan wadi ah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Setiap produk yang ditawarkan 3 Thomas Suyatno, dkk, Kelembagaan Perbankan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), hal. 34. 4 Muhamad, Manajemen Bank Syari ah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002), hal. 209.

3 memiliki karakteristik tersendiri sehingga masyarakat dapat memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Dana yang berhasil dikumpulkan bank syariah dalam bentuk tabungan mudharabah dan deposito mudharabah biasanya mengendap lebih lama dibandingkan dengan produk tabungan wadi ah dan giro wadi ah karena sesuai dengan akad wadi ah yang bersifat titipan dan dapat ditarik sewaktu-waktu sehingga menyebabkan dana yang mengendap hanya bersifat sementara. Berikut merupakan jumlah dana giro wadi ah dan tabungan wadi ah Bank Syariah Mandiri di Indonesia yang berhasil dihimpun dalam kurun waktu lima tahun, yakni dari tahun 2013 2017. Tabel 1.1 Komposisi Giro Wadi ah PT Bank Syariah Mandiri di Indonesia Periode 2013 2017 (dalam jutaan rupiah) Tahun Giro Wadi ah 2013 Rp77.952.866 2014 Rp63.491.884 2015 Rp70.148.003 2016 Rp78.698.689 2017 Rp96.537.837 Sumber: Laporan keuangan publikasi Bank Syariah Mandiri tahun 2013-2017 Dari komposisi diatas, terlihat bahwa dana pihak ketiga berupa giro wadi ah mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2014 jumlah dana giro wadi ah Bank Syariah Mandiri memang mengalami penurunan,

4 tetapi pada tahun selanjutnya dana giro wadi ah mengalami kenaikan terus-menerus. Kenaikan yang signifikan terjadi pada tahun 2017 dengan jumlah kenaikan sebesar Rp17.839.148. Tabel 1.2 Komposisi Tabungan Wadi ah PT Bank Syariah Mandiri di Indonesia Periode 2013 2017 (dalam jutaan rupiah) Tahun Tabungan Wadi ah 2013 Rp13.234.116 2014 Rp17.873.989 2015 Rp21.742.505 2016 Rp27.403.489 2017 Rp33.727.174 Sumber: Laporan keuangan publikasi Bank Syariah Mandiri tahun 2013-2017 Dari tabel komposisi diatas, terlihat bahwa dana pihak ketiga (DPK) yang berupa tabungan wadi ah pada Bank Syariah Mandiri mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 dana tabungan wadi ah mengalami kenaikan sebesar Rp4.639.873. kemudian pada tahun selanjutnya juga mengalami kenaikan sebesar Rp3.868.516 sehingga total dana tabungan wadi ah pada tahun 2015 sebesar Rp21.742.505. Dana tabungan wadi ah kembali mengalami kenaikan pada tahun 2016 sebesar Rp27.403.489, dan tahun 2017 juga mengalami kenaikan sebesar Rp33.727.174.

5 Selain giro wadi ah dan tabungan wadi ah, produk penghimpun dana Bank Syariah Mandiri lainnya adalah tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Tabungan mudharabah dan deposito mudharabah tidak dapat ditarik sewaktu-waktu sebagaimana tabungan wadi ah, dikarenakan akad mudharabah adalah akad diantara shahibul maal dengan mudharib, dimana nasabah berperan sebagai shahibul maal yang menitipkan dananya kepada bank sebagai mudharib untuk mengelola dana tersebut, dimana pembagian keuntungan sesuai dengan nisbah bagi hasil yang disepakati keduanya dalam awal perjanjian. Berikut merupakan jumlah dana tabungan mudharabah dan deposito mudharabah Bank Syariah Mandiri di Indonesia yang berhasil dihimpun dalam kurun waktu lima tahun, yakni dari tahun 2013 2017. Tabel 1.3 Komposisi Tabungan Mudharabah PT Bank Syariah Mandiri di Indonesia Periode 2013 2017 (dalam jutaan rupiah) Tahun Tabungan Mudharabah 2013 Rp223.993.839 2014 Rp234.564.209 2015 Rp250.312.157 2016 Rp275.232.334 2017 Rp308.673.698 Sumber: Laporan keuangan publikasi Bank Syariah Mandiri tahun 2013-2017

6 Dari tabel komposisi diatas, terlihat bahwa tabungan mudharabah yang berhasil dihimpun dari masyarakat mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2013 ke tahun 2014 dana tabungan mudharabah naik sebesar Rp10.570.370. Pada tahun selanjutnya kembali mengalami kenaikan sehingga total dana tabungan mudharabah pada tahun 2015 sebesar Rp250.312.157. Pada tahun 2016 dan 2017 juga mengalami kenaikan. Tabel 1.4 Komposisi Deposito Mudharabah PT Bank Syariah Mandiri di Indonesia Periode 2013 2017 (dalam jutaan rupiah) Tahun Deposito Mudharabah 2013 Rp274.709.516 2014 Rp359.019.754 2015 Rp371.987.342 2016 Rp398.811.444 2017 Rp434.604.293 Sumber: Laporan keuangan publikasi Bank Syariah Mandiri tahun 2013-2017 Dari komposisi deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri diatas, terlihat bahwa dalam kurun waktu lima tahun penelitian mulai dari tahun 2013 sampai tahun 2017 jumlah dana deposito mudharabah mengalami kenaikan. Pada tahun 2013 ke tahun 2014 naik sebesar Rp84.310.238 sehingga total dana deposito mudharabah sebesar Rp359.019.754. Pada tahun terakhir penelitian yaitu tahun 2017 dana

7 hal. 271. deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri menjadi Rp434.604.293. Penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito atau yang biasa disebut Dana Pihak Ketiga (DPK). Dalam suatu bank DPK menjadi sumber dana terbesar dan paling diandalkan. 5 Setelah DPK dikumpulkan oleh bank, maka sesuai dengan fungsi intermediary-nya, sebagai perantara bank syariah harus mengelola dana-dana dari masyarakat yang menyimpan dananya tersebut secara optimal dengan mengalokasikan dana yang dihimpun ke beberapa jenis aktiva produktif seperti pembiayaan untuk memperoleh keuntungan. 6 Disamping untuk mensejahterakan masyarakat, salah satu tujuan bank syariah adalah untuk memperoleh keuntungan. Jika dilihat dari perolehan keuntungan, maka ketika bank syariah mampu memperoleh keuntungan yang tinggi dari hasil mengelola dana yang sudah dihimpun secara optimal maka bank syariah akan menghasilkan keuntungan yang optimal pula. Disamping dari keuntungan-keuntungan yang diperoleh bank syariah dalam mengolah dana yang dapat dihimpun dengan cara menyalurkannya di berbagai pembiayaan, bank syariah juga harus menjaga rentabilitas bank agar dapat memenuhinya. Menurut Sutrisno menyatakan bahwa: Rentabilitas adalah rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang 5 Herman Darmawi, Manajemen Perbankan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), hal. 45. 6 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta : UPP AMPYKPN, 2005),

8 dapat diperoleh perusahaan, semakin besar tingkat keuntungan menunjukan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan 7 Fungsi rentabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan bank dalam membayar semua kewajiban-kewajibannya. Rasio rentabilitas menggambarkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik karena berarti posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian juga sebaliknya. Hasil rasio rentabilitas yang dihitung dengan rumus Return On Equity (ROE) jika mendekati 1 maka menunjukkan semakin efektif dan efisien penggunaan ekuitas perusahaan untuk menghasilkan pendapatan, demikian juga sebaliknya jika ROE mendekati 0 berarti perusahaan tidak mampu mengelola modal yang tersedia secara efisien untuk menghasilkan pendapatan. Dalam hal ini peneliti ingin mengaitkan bagaimana bank syariah dalam mengelola dana pihak ketiga yang sudah dihimpun agar tercapainya suatu rasio rentabilitas tersebut. Dapat dikatakan bahwa semakin besar dana yang berasal dari masyarakat, semakin besar pula keuntungan yang akan didapatkan jika dana tersebut diolah dengan efektif dan efisien agar bisa tercapai rasio rentabilitas. Rasio rentabilitas ini juga bisa mengukur seberapa tingkat kesehatan suatu perusahaan, jika rasio rentabilitas dalam hal.253. 7 Sutrisno, Manajemen Keuangan Teori Konsep Aplikasi, (Yogyakarta: Ekonesia, 2010),

9 keadaan baik, maka tingkat kesehatan bank juga baik, begitu pula sebaliknya. Sehubungan dengan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengangkat hal tersebut melalui sebuah penelitian yang berjudul Pengaruh Dana Giro Wadi ah, Tabungan Wadi ah, Tabungan Mudharabah, dan Deposito Mudharabah Terhadap Rentabilitas Bank Syariah Mandiri di Indonesia Periode 2013-2017 B. Identifikasi Masalah 1. Batasan Masalah Untuk memperjelas penelitian yang dilakukan serta menghindari pembahasan yang sekiranya tidak termasuk dalam pembahasan penelitian ini, maka dalam penulisan ini perlu adanya batasan masalah yang diteliti agar penelitian ini menghasilkan pembahasan yang terarah. Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu: a. Dana pihak ketiga penelitian ini hanya berasal dari giro wadi ah, tabungan wadi ah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah dalam PT. Bank Syariah Mandiri di Indonesia. b. Jumlah dana pihak ketiga yang berupa giro wadi ah, tabungan wadi ah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah berasal dari laporan keuangan BI dan laporan keuangan bulanan PT. Bank Syariah Mandiri yang sudah di publikasikan.

10 c. Penelitian ini hanya terbatas dalam mengukur rasio rentabilitas yaitu dengan mengukur rumus rasio Return On Equity (ROE) dalam laporan keuangan PT. Bank Syariah Mandiri di Indonesia tahun 2013-2017 yang telah di publikasikan. d. Penelitian ini hanya terbatas menggunakan laporan keuangan bulanan PT. Bank Syariah Mandiri di Indonesia pada kurun waktu lima tahun, yaitu per 31 Januari 2013 sampai dengan per 31 Desember 2017. 2. Rumusan Masalah Dengan judul diatas, maka peneliti mencoba merumuskan masalah sebagai berikut: a. Apakah giro wadi ah berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas bank syariah mandiri di Indonesia? b. Apakah tabungan wadi ah berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas bank syariah mandiri di Indonesia? c. Apakah tabungan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas bank syariah mandiri di Indonesia? d. Apakah deposito mudharabah berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas bank syariah mandiri di Indonesia? e. Apakah giro wadi ah, tabungan wadi ah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas bank syariah mandiri di Indonesia?

11 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai antara lain: 1. Untuk menguji adanya pengaruh giro wadi ah terhadap rentabilitas bank syariah mandiri di Indonesia. 2. Untuk menguji adanya pengaruh tabungan wadi ah terhadap rentabilitas bank syariah mandiri di Indonesia. 3. Untuk menguji adanya pengaruh tabungan mudharabah terhadap rentabilitas bank syariah mandiri di Indonesia. 4. Untuk menguji adanya pengaruh deposito mudharabah terhadap rentabilitas bank syariah mandiri di Indonesia. 5. Untuk menguji giro wadi ah, tabungan wadi ah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah secara bersama-sama mempengaruhi rentabilitas bank syariah mandiri di Indonesia. D. Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti berharap, penelitian ini membawa manfaat meski hanya sebuah wacana yakni: 1. Secara teoretis Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dijadikan acuan secara teoretis serta menambah khasanah ilmiah terutama di bidang perbankan syariah.

12 2. Secara praktik a. Bagi PT Bank Syariah Mandiri Dapat memberikan informasi tentang pengaruh dana pihak ketiga (DPK) yang berasal dari giro wadi ah, tabungan wadi ah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah terhadap rentabilitas serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan di Bank Syariah Mandiri. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan pemikiran bagi peneliti yang kelak akan melakukan penelitian dengan konteks sejenis. c. Bagi Akademik Hasil penelitian ini setidaknya dapat dijadikan bahan tambahan kepustakaan di IAIN Tulungagung sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya. E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang Lingkup Ruang lingkup pada penelitian ini adalah variabel-variabel yang diteliti, populasi, dan juga sampel yang berupa laporan keuangan Bank Syariah Mandiri di Indonesia. Ruang lingkup pada penelitian ini yaitu terdiri dari variabelvariabel yang meliputi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas yang digunakan yaitu giro wadi ah (X1), tabungan

13 wadi ah (X2), deposito mudharabah (X3), dan tabungan mudharabah (X4). Sedangkan variabel terikatnya (Y) yaitu rentabilitas. 2. Keterbatasan Penelitian Dikarenakan keterbatasan penelitian oleh waktu, pikiran/tenaga, dan dana menjadikan penelitian ini hanya berfokus pada dana giro wadi ah, tabungan wadi ah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah dan rasio rentabilitas PT. Bank Syariah Mandiri di Indonesia. F. Penegasan Istilah 1. Definisi Konseptual Berikut definisi konseptual untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini: a. Pengaruh Pengaruh adalah suatu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. 8 b. Dana pihak ketiga (DPK) Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal dari pinjaman masyarakat berupa giro, deposito dan tabungan. 9 8 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Umum Indonesia, (Jakarta: PN. Balai Pustaka, 1998), hal. 664. 9 Masyud Ali, Asset Liability Management (Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasional dalam Perbankan, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2004), hal. 265.

14 c. Giro Wadi ah Giro wadi ah adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening giro (current account) untuk keamanan dan kemudahan pemakainya. 10 d. Tabugan Wadi ah Tabugan wadi ah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadi ah, yaitu akad titipan murni yang setiap saat dapat di ambil jika pemiliknya menghendaki. 11 e. Tabungan Mudharabah Tabungan mudharabah adalah jenis tabungan yang tidak dapat diambil sewaktu-waktu oleh penabung sebagaimana tabungan wadi ah karena penabung tidak dapat menarik dananya dengan leluasa, hal ini dimaksudkan untuk suatu pencapaian target kebutuhan dalam jumlah dan atau jangka waktu tertentu. 12 f. Deposito Mudharabah Deposito mudharabah adalah simpanan berupa investasi tidak terikat pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara bank syariah dengan nasabah. 13 10 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah. (Jakarta: Erlangga, 2008), hal. 113. 11 Ibid., Ascarya... hal.112. 12 Muhammad, Manajemen Bank Syariah edisi revisi, (Yogyakarta: (UPP) AMPYKPN, 2005), hal. 268. 13 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah,...hal.112.

15 g. Rentabilitas Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. 14 2. Definisi Operasional Penelitian ini secara operasional dimaksudkan untuk menguji apakah dana giro wadi ah, tabungan wadi ah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah mempengaruhi rentabilitas Bank Syariah Mandiri. Dikarenakan rentabilitas merupakan suatu gambaran seberapa besar kemampuan bank dalam memenuhi kewajibankewajibannya dan sebagai tolak ukur tingkat kesehatan bank. G. Sistematika Pembahasan Skripsi Untuk mempermudah dalam memahami, mencerna dan mengkaji masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka peneliti menyusun sistematika sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menguraikan terkait Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Ruang Lingkup dan 14 Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan edisi keempat, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta), hal.35.

16 Keterbatasan Penelitian, Penegasan Istilah, Sistematika Skripsi. 2. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis menguraikan terkait Diskripsi Teori, Penelitian terdahulu, dan Hipotesis. 3. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini penulis menguraikan terkait Rancangan Penelitian yang terdiri dari Pendekatan penelitian dan Jenis penelitian, Variabel penelitian, Populasi dan Sampel penelitian, Data dan Sumber data, Teknik pengumpulan data, dan Analisis data. 4. BAB 1V HASIL PENELITIAN DAB PEMBAHASAN Pada bab ini penulis menguraikan terkait Diskripsi Data hasil penelitian dan Pengujian Hipotesis, dan Pembahasan yang berisi tentang pengaruh giro wadi ah, tabungan wadi ah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah (DPK) terhadap rentabilitas bank. 5. BAB V PENUTUP Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.