WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 33 TAHUN TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2006

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBATASAN JAM OPERASIONAL KENDARAAN ANGKUTAN TANAH DAN PASIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444 ); 4.

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 17 TAHUN 2007

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 8 TAHUN 1997 SERI C.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 33 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN

BUPATI SUKABUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 40 TAHUN 2005

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 3 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KETERTIBAN LALU LINTAS DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR2TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN BONGKAR MUAT BARANG

TENTANG PENYELENGGARAAN HARI BEBAS KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 21 Tahun 2017 Seri E Nomor 15 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012

RAMBU LALU LINTAS JALAN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOM0R 25 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG KELAS JALAN DAN PENGAMANAN PERLENGKAPAN JALAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBATASAN ANGKUTAN BARANG PADA RUAS JALAN PROVINSI RUAS JALAN SAKETI-MALINGPING-SIMPANG

: 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 1994 T E N T A N G

4. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

WALIKOTA PONTIANAK PROPINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS, RAMBU LALU LINTAS DAN MARKA JALAN

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG ANGKUTAN ORANG DENGAN SEPEDA MOTOR

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG TERMINAL BARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 04 TAHUN 2003 TENTANG PERLENGKAPAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2003 SERI E NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BINJAI NOMOR 8 TAHUN 2011 T E N T A N G PENGAWASAN MUATAN ANGKUTAN BARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BINJAI,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.276/AJ-401/DRJD/10 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG IZIN TRAYEK DAN PENGENDALIAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK 113/HK.207/DRJD/2010 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN JALAN, FASILITAS UMUM DAN JALUR HIJAU

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.603/AJ 401/DRJD/2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 05 TAHUN 2001 TENTANG PELAKSANAAN MANAJEMEN LALU LINTAS JALAN DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI WILAYAH KABUPATEN BENGKAYANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 8 TAHUN 2012

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN,

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : HK.205/1/1/DRJD/2006 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG PERLENGKAPAN ANGKUTAN UMUM ORANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2435 / AJ.409 / DRJD / 2007 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan dan

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA

Foto 5. public adress Foto 7. public adress

Transkripsi:

SALINAN WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TERTIB LALU LINTAS JALAN AHMAD YANI KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan disiplin berlalu lintas bagi pengguna jalan dan masyarakat, menciptakan keamanan, ketertiban, kelancaran serta kenyamanan bagi pengguna jalan di kawasan tertib lalu lintas Jalan Ahmad Yani, maka perlu pengaturan mengenai Kawasan Tertib Lalu Lintas Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Kawasan Tertib Lalu Lintas Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong dengan Mengubah Undang Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2756); 3. Undang Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4441); 4. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025); 5. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan PerUndang Undangan (Lembaran Negara Republik 1

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonsia Nomor 4741); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, Analisa Dampak Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5221); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3530); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 260, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5594); 12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 14 Tahun 2006 tentang Manajemen Rekayasa Lalu Lintas di Jalan; 13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2007 tentang Kendaraan Pengangkut Peti Kemas di Jalan; 14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 514); 15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1244); 16. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2004 tentang Ketertiban Umum (Lembaran Daerah Kota Pontianak Tahun 2004 Nomor 11 Seri E Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Pontianak Nomor 27) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2004 tentang Ketertiban Umum (Lembaran Daerah 2

Kota Pontianak Tahun 2010 Nomor 2 Seri E Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Pontianak Nomor 90); 17. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Tempat Parkir (Lembaran Daerah Kota Pontianak Tahun 2004 Nomor 12 Seri E Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Pontianak Nomor 28) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaran Tempat Parkir (Lembaran Daerah Kota Pontianak Tahun 2012 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kota Pontianak Nomor 111); 18. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Bidang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Pontianak (Lembaran Daerah Kota Pontianak Tahun 2008 Nomor 7 Seri E Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kota Pontianak Nomor 71); 19. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kota Pontianak (Lembaran Daerah Kota Pontianak Tahun 2008 Nomor 10 Seri D Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Pontianak Nomor 74) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kota Pontianak (Lembaran Daerah Kota Pontianak Tahun 2013 Nomor 10); 20. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 69 Tahun 1993 tentang Penyelengaraan Angkutan Barang di Jalan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 30 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 69 Tahun 1993 tentang Penyelengaraan Angkutan Barang di Jalan; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DI WILAYAH KOTA PONTIANAK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini, yang dimaksud dengan : 3

1. Daerah adalah Kota Pontianak. 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Otonom. 3. Walikota adalah Walikota Pontianak. 4. Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor. 5. Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel. 6. Kendaraan Tidak Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh tenaga manusia dan/atau hewan. 7. Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap Kendaraan yang digunakan untuk angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran. 8. Parkir adalah keadaan Kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya. 9. Berhenti adalah keadaan Kendaraan tidak bergerak untuk sementara dan tidak ditinggalkan pengemudinya. 10. Lalu Lintas adalah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan. 11. Jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan bagian pelengkap dan perlengkapan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel. 12. Rambu Lalu Lintas adalah bagian perlengkapan jalan yang berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pengguna jalan. 13. Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada dipermukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong, serta lambang yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas. 14. Tertib Lalu lintas adalah situasi pergerakan pengguna jalan dan pemanfaatan yang teratur menurut aturan yang berlaku. 15. Kawasan Tertib Lalu lintas adalah penggalan jalan dan lingkungan di sekitarnya yang telah ditentukan sebagai tempat pergerakan dan pemanfaatan jalan yang sesuai dengan Peraturan Perundangan Lalu lintas. 16. Keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari resiko kecelakaan selama berlalu lintas yang 4

disebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan, dan/atau lingkungan. 17. Ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan berlalu lintas yang berlangsung secara teratur sesuai dengan hak kewajiban setiap pengguna jalan. 18. Kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan berlalu lintas dan penggunaan angkutan yang bebas dari hambatan dan kemacetan di jalan. 19. Pembinaan adalah mensosialisasikan peraturan lalu lintas pada pengguna jalan dan pengusaha angkutan jalan secara teratur dan berkelanjutan. 20. Bongkar Muat Barang adalah rangkaian kegiatan untuk menaikkan dan menurunkan barang ke dan dari kendaraan. 21. SKPD adalah satuan kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak. BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 (1) Maksud penyusunan Peraturan Walikota ini adalah untuk memberikan pedoman terhadap pelaksanaan Kawasan Tertib Lalu lintas Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak. (2) Tujuan penyusunan Peraturan Walikota adalah untuk : a. menciptakan ketertiban dan kelancaran lalu lintas di Jalan Ahmad Yani; b. meningkatkan kepatuhan, ketaatan para pengemudi kendaraan bermotor terhadap ketentuan dan peraturan lalu lintas; dan c. menjamin terpeliharanya sarana prasarana jalan dan jembatan berikut utilitasnya di Jalan Ahmad Yani Pontianak. (3) Ruang lingkup Peraturan Walikota ini mencakup : a. kawasan tertib lalu lintas Jalan Ahmad Yani; b. kewajiban; c. larangan; d. pembinaan dan pengawasan; e. sanksi; dan f. ketentuan penutup. BAB III KAWASAN TERTIB LALU LINTAS JALAN AHMAD YANI Pasal 3 Ruas Jalan sebagai Kawasan Tertib Lalu Lintas Jalan Ahmad Yani dimulai dari depan Kantor Badan Pertanahan Nasional sampai dengan depan Kantor Kepolisian Daerah Kalimantan Barat (batas kota). 5

Pasal 4 Kawasan Tertib Lalu Lintas Jalan Ahmad Yani sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan kawasan yang ditetapkan sebagai sasaran prioritas dalam mewujudkan situasi pergerakan pemakai jalan dan pemanfaatan jalan yang teratur melalui upaya optimal instansi yang berwenang dan peran serta masyarakat. Pasal 5 Kawasan Tertib Lalu Lintas Jalan Ahmad Yani berfungsi untuk memberikan dorongan kepada pemakai jalan agar menampilkan sikap dan perilaku berlalu lintas sesuai dengan Peraturan Perundang Undangan dan mendorong instansi yang berwenang dalam upaya mewujudkan situasi lalu lintas yang aman, tertib, dan lancar serta upaya pengembangan sarana dan prasarana. BAB IV KEWAJIBAN Pasal 6 Pengemudi dan Penumpang Kendaraan Bermotor yang melalui/melintasi di ruas jalan pada kawasan tertib lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 wajib : a. berperilaku tertib dan berpakaian sopan; b. mengemudikan kendaraan secara wajar dan penuh konsentrasi; c. menggunakan sabuk pengaman bagi kendaraan bermotor roda empat dan atau lebih; d. menggunakan helm Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi pengendara sepeda motor termasuk yang dibonceng; e. sepeda motor wajib menyalakan lampu utama pada siang dan malam hari; f. sepeda motor wajib menggunakan lajur paling kiri, terkecuali ketika akan berbelok ke arah kanan atau adanya gangguan di lajur paling kiri; g. kendaraan roda empat dan/atau lebih, wajib menggunakan lajur tengah dan lajur kanan terkecuali ketika akan berbelok ke arah kiri; h. mematuhi rambu rambu lalu lintas dan marka jalan yang terpasang; i. kendaraan angkutan barang yang mengangkut semen dan galian C (pasir, batu, dan tanah) wajib memasang terpal penutup secara sempurna, membersihkan kendaraan sebelum berangkat dan bertanggung jawab untuk tidak mengotori jalan akibat operasional kendaraan; dan j. kendaraan angkutan barang yang mengangkut muatan melebihi panjang kendaraan wajib memasang tanda peringatan kepada pengguna jalan lain. Pasal 7 (1) Dalam hal terdapat perbaikan dan pemeliharaan jalan yang mengakibatkan 6

terganggunya fungsi perlengkapan jalan, maka instansi/skpd yang bertanggung jawab di bidang jalan wajib berkoordinasi dengan instansi/skpd yang bertanggungjawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan sesuai dengan kewenangannya. (2) Setelah dilakukan perbaikan dan pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) instansi/skpd yang bertanggung jawab di bidang jalan wajib memulihkan keberadaan dan fungsi perlengkapan jalan. BAB V LARANGAN Pasal 8 (1) Pada Kawasan Tertib Lalu lintas Jalan Ahmad Yani dilarang untuk : a. penggunaan kendaraan tidak bermotor jenis becak dan gerobak; b. berjualan pada trotoar disepanjang ruas jalan kawasan tertib lalu lintas; c. berhenti dan/atau memarkirkan kendaraan di atas trotoar dan/atau di badan jalan; d. mengemudikan kendaraan sambil melakukan aktifitas lain yang dapat mengganggu konsentrasi seperti menggunakan telepon genggam dan lainlain; e. melakukan aktivitas bongkar muat barang di atas trotoar dan/atau di badan jalan; dan f. kendaraan angkutan roda enam dan/atau lebih dilarang melintasi Jalan Ahmad Yani I setiap hari mulai pukul 06.00 s/d 19.00 WIB terkecuali untuk tujuan di Jalan Ahmad Yani yang tidak memiliki akses lain setelah mendapat persetujuan tertulis dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Pontianak. (2) Larangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf f tidak berlaku untuk kendaraan operasional milik Pemerintah, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, dan Pemadam Kebakaran. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 9 Pembinaan dan pengawasan terhadap kawasan tertib lalu lintas dilaksanakan bersama sama dengan instansi/skpd terkait meliputi : a. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Pontianak bertugas melengkapi fasilitas lalu lintas yang meliputi rambu rambu, marka, trafict light serta mengatur dan menertibkan kendaraan angkutan umum orang maupun barang; b. Polisi Resort Kota Pontianak Kota bertugas mengawasi dan menindak pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Kawasan Tertib Lalu lintas; c. Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak bertugas menertibkan pemanfaatan jalan yang tidak sesuai dengan peruntukannya; d. Dinas Pekerjaan Umum Kota Pontianak bertugas memperbaiki dan 7

meningkatkan kondisi ruas jalan, drainase, trotoar, serta memperbaiki dan mengganti lampu jalan yang rusak; dan e. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak bertugas memelihara kebersihan umum secara rutin, menata taman, serta memelihara dan memangkas pohon pelindung agar tidak menggangu ketertiban dan keindahan kota. BAB VII SANKSI Pasal 10 (1) Pelanggaran terhadap Peraturan Walikota ini dapat dikenakan sanksi. (2) Sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi : a. pemberian sanksi tilang berupa tindak pidana ringan (TIPIRING); b. tindakan pengempesan seluruh atau sebagian ban kendaraan dengan mencabut dan menyita pentil ban; c. tindakan penguncian ban kendaraan; d. tindakan pemindahan/penderekan kendaraan; e. pemberian peringatan, pembekuan dan atau pencabutan izin usaha angkutan umum (SIUAU) yang dimiliki; dan/atau f. penghentian/larangan beroperasi dalam wilayah kota Pontianak bagi kendaraan angkutan umum. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Pontianak. Ditetapkan di Pontianak pada tanggal 26 Mei 2015 WALIKOTA PONTIANAK, ttd SUTARMIDJI Diundangkan di Pontianak 8

pada tanggal 26 Mei 2015 SEKRETARIS DAERAH KOTA PONTIANAK ttd MOCHAMAD AKIP BERITA DAERAH KOTA PONTIANAK TAHUN 2015 NOMOR 28 Salinan sesuai dengan aslinya, KEPALA BAGIAN HUKUM Hj. ZETMAWATI, SH., MH. Pembina Tingkat I NIP. 19620811 198607 2 002 9