BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dilakukan melalui berbagai cara,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB II STUDI PUSTAKA. produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

DIKLAT CALON TIM PENILAI JABATAN FUNGSIONAL GURU

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional seperti yang tertulis pada Undang-undang nomor 20

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Giya Afdila, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta

BAB I PENDAHULUAN. bagi kalangan masyarakat terkhusus generasi muda sekarang ini mulai dari tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

Oleh: Drs.NANA DJUMHANA M.Pd PRODI PGSD FIP UPI

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan salah satu lembaga formal pendidikan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir

BAB I PENDAHULUAN. tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

Panitia Sertifikasi Guru Sub Rayon 149 Universitas Ahmad Dahlan KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pelajar di negeri ini. Fenomena mencontek, tawuran antar pelajar, orang tuanya juga semakin memprihatinkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ajar dan pengalaman belajar yang di programkan, direncanakan dan dirancang

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tentang Mutu Pendidikan Program pendidikan mutlak diperlukan dan menjadi perhatian/prioritas pembangunan sebagai upaya pembinaan, pengembangan dan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) terutama peranannya dalam rangka membangun daerah baik secara langsung maupun tidak langsung dan menjadi prasyarat bagi keberhasilan pembangunan daerah. Dengan demikian, tuntutan pendidikan sekarang dan masa depan harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral manusia Indonesia pada umumnya. Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian diharapkan dapat mendudukkan diri secara bermartabat di masyarakat dunia yang hidup di era globalisasi ini. Menurut Naja (2006), permasalahan klasik di dunia pendidikan dan sampai saat ini belum ada langkah strategis pemerintah untuk mengatasinya adalah a. Kurangnya Pemerataan kesempatan pendidikan. Sebagian besar masyarakat merasa hanya memperoleh kesempatan pendidikan masih terbatas di tingkat sekolah dasar. b. Rendahnya tingkat relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Hal ini dapat dilihat dari jumlah angka pengangguran yang semakin meningkat di Indonesia, yang kenyataanya tidak hanya dipengaruhi oleh terbatasnya lapangan kerja, tetapi adanya perbedaan yang cukup besar antara hasil pendidikan dan kebutuhan kerja. c. Rendahnya mutu pendidikan. Untuk indikator rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat dari tingkat prestasi siswa, misalnya kemampuan membaca, kemampuan dalam pelajaran IPA dan Matematika. Mengenai kecenderungan merosotnya pencapaian hasil pendidikan selama ini, langkah antisipatif yang perlu ditempuh adalah mengupayakan peningkatan partisipasi 7

masyarakat terhadap dunia pendidikan, peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, serta perbaikan manajemen di setiap jenjang, jalur, dan jenis pendidikan. 2.2 Kompetensi Guru Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi penguasaan bahan pelajaran, pengelolaan program pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, mengukur hasil belajar, kemampuan melakukan proses belajar mengajar dan kecakapan ekspresi serta pengembangan kepribadian dan keprofesionalan, (Mulyasa, 2005). Kompetensi guru merupakan petunjuk pengembangan akademik yang berkelanjutan memiliki 10 prinsip, yaitu : (1) Principles of sustainable development;(2) Integrity; (3) Balance; (4) Values and attitudes; (5) Knowledge and skills; (6) Usercentred approach; (7) Need; (8) Development; (9) Production; and (10) Promotion and distribution (DETR, 1999). Sutikno (2006) menjelaskan bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah, khususnya di kabupaten/kota, seyogyanya dikaji lebih dulu kondisi obyektif dari unsur-unsur yang terkait pada mutu pendidikan, yaitu: (1) kondisi gurunya (persebaran, kualifikasi, kompetensi penguasaan materi, kompetensi pembelajaran, kompetensi sosial-personal, kesejahteraan), (2) kurikulum disikapi dan diperlakukan oleh guru dan pejabat pendidikan daerah, (3) bahan belajar yang dipakai oleh siswa dan guru (proporsi buku dengan siswa, kualitas buku pelajaran), (4) rujukan sumber belajar oleh guru dan siswa, (5) kondisi prasarana belajar yang ada (jaringan sekolah dan masyarakat, jaringan antarsekolah, jaringan sekolah dengan pusat-pusat informasi), (6) kondisi iklim belajar yang ada saat ini. Guru yang baik selalu membuat perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Kunandar (2007) menjelaskan bahwa perangkat pembelajaran adalah sekumpulan media yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, Rancangan perangkat pembelajaran yang harus dipersiapkan seorang guru dalam menghadapi pembelajaran di kelas, di antaranya adalah 8

Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Departemen Pendidikan Nasional (2006), menjelaskan aturan-aturan dalam silabus pelajaran adalah terdiri dari Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), isi, kegiatan pembelajaran, tujuan/indikator pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa pengembangan silabus pelajaran berasaskan prinsip-prinsip ilmiah, bersesuaian, sistematik, konsisten, memadai, kontekstual dan menyeluruh. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) inilah seorang guru (baik yang menyusun RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan dapat menerapkan pembelajaran secara terencana. Oleh karena itu, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus mempunyai aplikasi (applicable) yang tinggi. Disebutkan, melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Kunandar (2007), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bertujuan untuk memudahkan, melancarkan dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar. Dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara sistematik dan berdaya guna, guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan meramalkan program pembelajaran yang lebih terancang. Selanjutnya, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berfungsi untuk membantu skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus bersifat luas untuk menyesuaikan umpan balik siswa pada pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu, juga sebagai rujukan bagi guru untuk melakukan kegiatan pengajaran dan pembelajaran yang lebih terarah, efektif, dan efisien. Kunandar (2007), menjelaskan bahwa guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus mencantumkan standar kompetensi yang mendasari kompetensi dasar yang akan disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut. Di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara terperinci harus dimuatkan tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, kaedah 9

pembelajaran, langkah-langkah aktifitas pembelajaran, sumber belajar/media, dan penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun untuk satu kompetensi dasar. Kompetensi Dasar (KD) adalah tujuan akhir untuk setiap unit atau satuan pembelajaran dan berfungsi mengembangkan potensi peserta didik. 2.3 Profesionalisme Guru Profesionalisme guru dalam memberikan pengajaran memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya meraih prestasi secara optimal. Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa tidak akan bisa berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Guru harus profesional dalam pembelajaran dengan memberikan kemudahan belajar bagi semua siswa, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini guru harus kreatif dan menyenangkan dengan memposisikan diri seperti yang dikemukakan oleh Mulyasa (2005) sebagai berikut : 1) Orang tua yang penuh kasih sayang terhadap peserta didiknya. 2) Teman tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi peserta didik. 3) Fasilitator yang siap memberikan kemudahan dan melayani peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya. 4) Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab. 5) Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain dan lingkungan. 6) Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa dan memberi saran pemecahannya. Untuk menjadi guru yang berkualitas, pada dasarnya guru mendisiplinkan dirinya agar memiliki latar belakang pendidikan dengan standar kompetensi di antaranya 1) Menguasai mata pelajaran yang diajarkan 2) Memahami peserta didik 3) Menguasai pembelajaran yang mendidik 10

4) Mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan Kemudian syarat-syarat pendidik yang berkualitas diuraikan di bawah ini : 1) Persyaratan fisik, yaitu kesehatan jasmani yang artinya seorang guru harus berbadan sehat dan tidak memiliki penyakit menular yang membahayakan. 2) Persyaratan psikis, yaitu sehat rohani yang artinya tidak mengalami gangguan jiwa ataupun kelainan. 3) Persyaratan mental, yaitu memilki sikap mental yang baik terhadap profesi kependidikan, mencintai dan mengabdi serta memilki dedikasi tinggi pada tugas dan jabatannya. 4) Persyaratan moral, yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki sikap sosial yang tinggi. 5) Persyaratan intelektual, yaitu memilki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi yang diperoleh dari lembaga pendidikan yang memberi bekal guna menunaikan tugas dan kewajibannya sebagai pendidik. Untuk memenuhi tuntutan profesinya, guru harus mampu memaknai pembelajaran serta menjadikan pembelajarannya sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas peserta didik guna meraih prestasi akademiknya secara optimal. Untuk itu seorang guru diharapkan mampu berperan sebagai : 1) pendidik, 2) pembimbing, 3) pelatih, 4) pembaharu dan 5) pendorong kreatifitas. Pekerjaan atau jabatan guru adalah profesional, artinya bahwa secara sederhana pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus dipersiapkan untuk pekerjaan itu dan untuk mencapai pekerjaan dan jabatan tersebut harus melalui tahapan-tahapan serta pendidikan tertentu. Dari rumusan melalui tahapan-tahapan adalah bahwa mereka dapat melalui pelatihan atau proses latihan. Namun demikian untuk pekerjaan profesional, kata-kata dipersiapkan mengacu kepada proses pendidikan bukan hanya sekedar latihan biasa saja. Dengan demikian, makin tinggi tingkat pendidikan yang harus dipenuhinya makin tinggi pula derajat yang disandangnya (Nana Sudjana, 2005). 11

2.4 Manajemen dan Peranan Kepala Sekolah Kepala Sekolah selain melakukan pengawasan terhadap jalannya kegiatan di sekolah, memiliki tugas-tugas di antaranya sebagai berikut 1) Sebagai administrator, 2) Membuat perencanaan sesuai dengan ruang lingkup administrasi sekolah, maka rencana atau program tahunan harus mencakup bidang-bidang seperti a) program pengajaran, b) kepegawaian, c) kesiswaan, d) perlengkapan, dan 3) Menyusun organisasi sekolah. Kepala Sekolah sebagai administrator pendidikan perlu menyusun organisasi sekolah yang dipimpinnya, dalam menyusunnya perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut 1). Menetapkan tujuan yang jelas, 2). Adanya pembagian tugas yang sesuai dengan kemampuan, keahlian atau bakat masing-masing, 3) Kedudukan Kepala Sekolah sebagai pimpinan tertinggi di lembaga pendidikan, mempunyai peran yang sangat dominan dalam menentukan arah organisasinya. Sebagai seorang ahli, pemegang tanggung jawab para anggotanya (Mulyasa, 2005). Peranan Kepala Sekolah dalam pengelolaan pendidikan yaitu pembinaan dan pengembangan profesi guru dan penilaian kinerja guru secara berkelanjutan. Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) terkait dalam 3 (tiga) aspek yaitu 1) pengembangan diri, 2) pelaksanaan karya inovatif, dan 3) pelaksanaan publikasi ilmiah. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) mencakup : prinsip dasar pelaksanaan, lingkup pelaksanaan, mekanisme pelaksanaan, dan peran institusi terkait dalam pelaksanaan (Diknas, 2010). Menurut Diknas (2010), Penilaian Kinerja (PK) guru memiliki 2 fungsi yaitu : Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi dan keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Selanjutnya ditegaskan pula bahwa syarat penting Penilaian Kinerja (PK) guru adalah valid, reliabel, dan praktis. Prinsip Penilaian Kinerja (PK) guru adalah : 1) berdasarkan ketentuan, 2) berdasarkan kinerja, 3) berdasarkan dokumen PK guru, dan 4) dilaksanakan secara konsisten, sedangkan aspek yang dinilai dalam Penilaian Kinerja (PK) guru adalah sebagai berikut. 12

Penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang terdiri atas tahap merencanakan, melaksanakan, penilaian, dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian. Penilaian kinerja dalam melaksanakan proses pembimbingan bagi guru Bimbingan Konseling (BK) meliputi kegiatan merencanakan, melaksanakan pembimbingan, dan melaksanakan tindak lanjut hasil pembimbingan. Penilaian kinerja terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. 2.5 Ujian Nasional (UN) Ujian Nasional (UN) sebagai bentuk dari penilaian hasil belajar, bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi (PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 63 ayat (1)). Selanjutnya pada Pasal 68, lebih jauh lagi dinyatakan bahwa hasil UN dapat digunakan diantaranya untuk a) pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, dan b) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Untuk mencapai hal-hal tersebut diatas, maka langkah yang sangat penting untuk dilakukan adalah melakukan analisa atas hasil UN. Melalui analisa UN maka akan dapat diketahui permasalahan apa saja yang dihadapi oleh perserta didik dan sekolah. Pertanyaan-pertanyaan penting yang bisa digali adalah: seberapa besar daya serap peserta ujian, pada sub pokok bahasan apa saja terdapat kelemahan daya serap, bagaimanakah keberhasilan guru dalam memberikan pengajaran, satuan pendidikan mana sajakah yang sudah tuntas dalam memberikan pengajaran, bagaimanakah keefektifan kurikulum, dan daerah mana sajakah yang sudah berhasil atau belum menerapkan sistem pendidikan? Selanjutnya, hasil analisis terhadap Ujian Nasional perlu untuk disosialisasikan, sehingga pihak-pihak yang terkait dengan peningkatan mutu pendidikan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan. 13

2.6 Kerangka Konseptual Kajian Penelitian ini akan mengacu pada kerangka dasar upaya peningkatan mutu pendidikan seperti tertera pada Gambar 1. Diharapkan hasil penelitian dapat memotret berbagai faktor penyebab keberhasilan atau kegagalan pendidikan di Provinsi Kepri sebagai wilayah yang diteliti, terutama sistem manajemen, guru, sarana dan prasarana pendidikan, dan budaya masyarakat. Di samping itu penelitian ini diharapkan menghasilkan model pemecahan masalah pendidikan Provinsi Kepri yang siap diimplementasikan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan benar-benar fungsional, komprehensif, dan aplikatif yang relevan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan di Provinsi Kepri.. Kerangka Dasar Penelitian PPMP di Kota Batam dan Kabupaten Karimun Desain penelitian mengacu pada kerangka dasar penelitian yang dikembangkan Gambar 1 Kerangka Konseptual (Desain) Penelitian 14