I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan dewasa ini dihadapkan kepada masalah-masalah yang mendasar yaitu mutu

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: RRB (Round Robin Brainstorming), Mind Mapping, Hasil belajar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

meningkatkan mutu pendidikan. Ujian Nasional bertujuan menentukan kelulusan

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

I. PENDAHULUAN. dan psikomotor dimana terdapat grafik peningkatan dalam masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

ANALISIS SITUASI. IPS. Pelajaran IPS bagi sebagian besar siswa adalah pelajaran yang membosankan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat tercermin dari hasil prestasi belajar siswa.

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

Pengaruh Metode Brainstroming Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Pembelajaran Wujud Zat Di Kelas VII MTs

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan gambaran majunya. peradaban suatu bangsa. Perkembangan IPTEK sekarang ini merambah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. lanjut dan penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPS di

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum. Selain

Oleh : AYU METI SEPTIANINGSIH A

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa dan Sastra Indonesia,

I. PENDAHULUAN. ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran pada. banyak menggunakan model pembelajaran yang kurang efektif yang

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pemerintah, masyarakat dan pengelola pendidikan pada umumnya.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

I. PENDAHULUAN. masa masa berikutnya. Sedangkan pendidikan pada usia dini akan bermanfaat

I. PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Kebutuhan itu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan saat ini tidak hanya sebatas proses pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

I. PENDAHULUAN. untuk berpikir secara logis, rasional, cermat, efektif, dan efisien. Oleh. yang sesuai dengan keadaan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru

I. PENDAHULUAN. bertujuan agar guru menjadi lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang telah berusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. IPS merupakan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Gejala umum yang terjadi pada peserta didik saat ini adalah malas berpikir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dan berpengaruh bagi kehidupan manusia karena dengan pendidikan manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

I. PENDAHULUAN. yang kuat antara tingkat pendidikan dengan perkembangan bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perkembangan bangsa adalah

BAB I PENDAHULUAN. (transfer ilmu) kepada siswa. Salah satu faktor yang sangat menentukan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kundari Agustianingsih, 2013

I. PENDAHULUAN. informasi, ide, keterampilan, nilai, dan cara berpikir. Proses pembelajaran. siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menuntut guru lebih inovatif dalam merancang pembelajaran, artinya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan dewasa ini dihadapkan kepada masalah-masalah yang mendasar yaitu mutu dan kualitas dari pendidikan itu sendiri. Sehubungan dengan itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai peranan penting dalam dalam memenuhi harapan dan tujuan tersebut. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu pemikiran dan perencanaan serta pelaksanaan proses pembelajaran agar berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan. Masalah pendidikan yang muncul saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses belajar mengajar yaitu tujuan, materi, sumber belajar, metode, suasana kelas, fasilitas sekolah dan evaluasi. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah cara yang digunakan seorang guru dalam memilih metode mengajar yang kurang tepat dalam menentukan materi. (http://www.public.asu.edu/~ledlow/sledlow/brainstorming-dalampendidikan.htm) Peranan guru dalam pendidikan adalah sebagai salah satu sumber belajar, dalam hal ini guru mempunyai peranan penting dalam menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan aktif bagi kegiatan belajar siswa di kelas. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru adalah

melakukan pemilihan dan penentuan metode yang akan digunakan, dengan tujuan agar proses belajar menjadi menyenangkan bagi siswa. Metode pembelajara yang tepat dan sesuai dengan tujuan dapat memotivasi siswa agar lebih aktif, kreatif, dan inovatif. Suhubungan dengan usaha untuk memotivasi keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang dalam penggunaannya melibatkan siswa untuk berperan aktif. Dewasa ini kualitas prestasi belajar siswa, baik dari proses pembelajarannya di sekolah atau belajar di luar sekolah masih perlu ditingkatkan. Banyak siswa yang tertinggal kelas, hal tersebut disebabkan pelajaran yang disampaikan belum memaksimalkan potensi siswa dalam belajar, terutama ranah kognitif yang hingga kini hasilnya belum maksimal. Berdasarkan pengamatan banyak pihak masih dirasakan bahwa metode atau pendekatan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru-guru di sekolah, lebih didasarkan kepada kebutuhan formal dari pada kebutuhan riil siswa. Akibatnya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru-guru terkesan lebih merupakan pekerjaan administratif, dan belum berperan dalam mengembangkan potensi siswa secara optimal. Metode pengajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 5 Bandar Lampung masih banyak yang mengunakan Metode Ceramah dan Pemberian Tugas, dimana siswa lebih ditekankan pada penghafalan dan mencatat materi yang diajarkan oleh seorang guru. Dengan menggunakan Metode Ceramah dan Pemberian Tugas, waktu yang digunakan juga kurang efektif sehingga siswa tidak dapat mengembangkan dan menguasai materi yang diberikan oleh guru salama proses pembelajaran dan pada akhirnya siswa mendapatkan hasil dari proses belajar yang kurang memuaskan. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMP N 5 Bandar Lampung diperoleh informasi dari guru mata pelajaran IPS Terpadu di sekolah tersebut bahwa dalam Tes Sub Sumatif (TSS) siswa kelas VIII E, F dengan jumlah 74 orang, belum ada yang mengalami

ketuntasan dalam belajar. Nilai rata-rata kelas dalam Tes Sub Sumatif (TSS) siswa pada semester genap masih jauh dari yang diharapkan untuk mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII E, F SMP N 5 Bandar Lampung tahun ajaran 2009/2010. Sebagai gambaran perolehan hasil belajar siswa kelas VIII E, F SMP Negeri 5 Bandar Lampung pada mata pelajaran IPS Terpadu semester genap tahun pelajaran 2009/2010, hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel I Nilai Hasil Tes Sub Sumatif (TSS) Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII E, F SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahu Pelajaran 2009/2010 No. Rentan Nilai Kelas VIII E Kelas VIII F Jumlah Persentase Keterangan 1. 8,0 8,9-1 1 1,35 Sangat baik 2. 6,5 7,9 3 4 7 9,45 Baik 3. 5,5 6,4 15 17 32 43,2 Cukup 4. 0,0 5,4 19 15 34 45,9 kurang Jumlah 37 37 74 100 % Sumber : Data Primer Hasil Nilai Tes Sub Sumatif (TSS) Siswa SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010 Berdasarkan data hasil Tes Sub Sumatif (TSS) tersebut menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 80 ke atas hanya 1 siswa, sedangkan siswa yang mendapat nilai 65 79 ada 7 siswa, nilai 55 64 ada 32 siswa, dan siswa yang mendapatkan 00 54 ada 34 siswa. Sekitar 45,9 % nilai Tes Sub Sumatif (TSS) yang di peroleh siswa kelas VIII E, F pelajaran IPS Terpadu tergolong rendah. Data mengenai nilai Tes Sub Sumatif (TSS) tersebut dapat digunakan sebagai salah satu indikator adanya masalah dalam hasil belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut sangatlah tepat bahwa permasalahan tersebut perlu dikaji penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini

merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi oleh guru. Seorang guru harus menguasai metode-metode pembelajaran sebagai pilihan tepat untuk mengatasi hal tersebut. Melihat banyaknya metode dalam pembelajaran, ada beberapa kemungkinan tanggapan diberikan oleh guru. Metode Brainstorming ini banyak digunakan dalam instansi-instansi lain dalam mengatasi suatu masalah, namun dapat juga digunakan oleh seorang guru dalam membimbing dan mengajar siswa dalam belajar. Metode Brainstorming masih merupakan rumpun dari diskusi, tetapi dalam proses pembelajaran diskusi itu sendiri sebagian besar masih menggunakan Diskusi Kelas dan diskusi Kelompok Kecil sedangkan jenis diskusi lainnya seperti Seminar, Lokakarya dan Brainstorming masih jarang sekali digunakan. Mengenai pelaksanaan metode pembelajaran Brainstrorming di kelas, guru sebagai mediator sebaiknya selalu mengawasi setiap perilaku dan juga pendapat yang telah di uraikan oleh siswa. Dalam diskusi yang berbentuk Brainstorming ini, permasalahan yang diajukan dan dihadapi, dicari jalan keluarnya dengan cara menampung berbagai pendapat, ide, atau gagasan. Kemudian dijadikan sebagai bahan pertimbangan ketua diskusi atau guru yang menerapkan metode ini untuk mengambil keputusan atau jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. (Sudirman N, dkk. 1987 : 154). Berhubungan dengan pelaksanaan diskusi yang berbentuk Brainstorming, permasalahan yang dihadapi atau diajukan dapat dicari jalan keluarnya dengan cara menampung berbagai pendapat, ide atau gagasan dari peserta yang mengikuti diskusi yang berbentuk Brainstorming. Dari semua yang telah dikumpulkan dalam bentuk suatu permasalahan yang telah diajukan oleh para peserta diskusi kemudian dikumpulkan atau ditampung dan dijadikan bahan pertimbangan pemimpin diskusi (guru) untuk menentukan jalan keluar yang dihadapi. Mengenai pengertian Brainstorming itu sendiri menurut Sudirman N, dkk dan Roestiyah N.K adalah :

Brainstorming atau diskusi sumbang saran adalah suatu pemecahan masalah yang dihadapai dengan cara menampung berbagai pendapat, ide atau gagasan yang kemudian dikumpulkan dan kemudian dijadikan bahan pertimbangan pemimpin diskusi atau guru dalam mengambil putusan atau jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. (Sudirman N, dkk. 1987 : 154) Sementara itu, Roestiyah N.K mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Brainstorming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah kekelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau sapat diartikan pula sebagai suatu cara untuk mendapatkan satu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat singkat. (Roestiyah N.K 2008 : 73) Jadi metode Brainstorming (Curah Pendapat) adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, ide, dari semua siswa yang kemudian dikumpulkan dan dicari jalan keluar untuk pemecahannya. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seorang siswa dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh siswa lain, pada penggunaan metode curah pendapat, pendapat siswa lain tidak untuk ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua siswa yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama. Dari semua diskusi yang ada sebenarnya dapat dilaksanakan oleh guru dalam membimbing siswa belajar, namun permasalahnnya yang akan dibahas perlu disesuaikan dengan beberapa faktor, yaitu : a. Tingkat kesulitan masalah b. Tingkat berfikir siswa yang umumya disesuaikan dengan tingkatan kelas dan sekolah c. Relevansinya (kesesuaiannya) dengan pelajaran pada semester itu d. Kegunaan membahas (mendiskusikan) masalah itu. (Sudirman N, dkk. 1987 : 155)

B. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat kita identifikasi masalah sebagai berikut: a. Motode pembelajaran Brainstorming merupakan salah satu metode yang sesuai untuk diterapkan pada pelajaran IPS Terpadu. Sehingga dimungkinkan prestasi belajar siswa yang mengikuti pelajaran dengan metode ini lebih baik. b. Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu. c. Metode Brainstorming sebagai media untuk meningkatan prestasi belajar siswa. d. Pengaruh terhadap hasil belajar sswa lebih baik dengan menggunakan metode Brainstorming. e. Metode Brainstorming adalah metode pembelajaran yang mengacu pada cara berfikir seseorang untuk mengembangkan suatu gagasan. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka dibuatlah pembatasan masalah agar tidak terjadi kesalahpahaman pada pokok permasalahan yang akan diteliti. Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah pengaruh penggunaan Metode Brainstorming terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa di SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2009/2010. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh penggunaan Metode Brainstorming terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII E, F di SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2009/2010.

2. Sejauhmana pengaruh penggunaan Metode Brainstorming terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII E, F di SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2009/2010. E Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini mempunyai tujuan antara lain: a. Mengetahui adakah pengaruh penggunaan Metode Brainstorming terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII E, F di SMP Negeri 5 Bandar Lampung yang dianggap mampu dalam meningkatkan hasil belajar siswa. b. Untuk mengtahui sampai dimana pengaruh penggunaan Metode Brainstorming terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII E, F di SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2009/2010. 2 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi : a. Bagi Guru, supaya dapat dipakai sebagai salah satu pilihan pembelajaran oleh guru agar tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan efisien serta berkualitas. b. Bagi Siswa, supaya siswa dapat berlatih untuk menghargai pendapat teman, meredam sifat egois, dominasi siswa pintar dalam kelompok dapat berkurang, belajar menghargai orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, berlatih kemampuan berfikir/intelektual, dan melatih berbicara yang baik dan benar. c. Bagi Peneliti, sebagai suatu pembelajaran dan pengalaman dalam mengajar yang suatu hari nanti akan peneliti alami.

3. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi : 1. Ruang lingkup Ilmu Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah pendidikan, khususnya pendidikan IPS Tepadu, karena yang akan dilihat hasil belajarnya pada mata pelajaran IPS Terpadu.. Metode pembelajaran Brainstorming merupakan metode pembelajara yang mengacu pada proses pembelajaran individu dengan cara pengembangan cara berfikir dan mengemukakan pendapat. Dalam proses pembelajaran Brainstroming siswa diharuskan memberi saran, ide, pendapat dari permasalahan yang dimunculkan dari materi yang telah diberikan oleh guru. Setelah semua pendapat tertampung, kemudian guru menanggapi semua pendapat siswa dari permasalahan yang muncul dan selanjutnya mengambil pendapat dari salah satu siswa yang paling mendekati benar tanpa menyalahkan pendapat dari siswa yang lainnya. 2. Ruang lingkup subjek Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E, F di SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2009/2010. 3. Ruang lingkup wilayah dan waktu Tempat yang digunakan peneliti untuk penelitian adalah di SMP Negeri 5 Bandar Lampung, yang dimulai sejak dikeluarkanya surat penelitan pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tanggal 06 Juli 2009.