BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah adalah studi kasus. Menurut Kriyantono studi kasus merupakan metode riset yang menggunakan berbagai sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam instrument pengumpulan data. Karena itu, periset dapa menggunakan wawancara mendalam, observasi parisipan, dokumentasi-dokumenrasi, kuisioner (hasil survei), rekaman, bukti-bukti fisik dan lainnya. (Kriyanto, 2006:65) Terdapat beberapa ciri-ciri pada pendekatan penelitian studi kasus yaitu: a. Partikularistik, artinya studi kasus berfokus pada situasi, peristiwa, program atau fenomena tertentu. b. Deskriptif, artinya hasil akhir metode ini adalh deskripsi detail dari topik yang diteliti. c. Heuristik, artinya metode studi kasus membantu khalayak memahami apa yang sedang diteliti. Interpretasi baru, perspektif baru, makna baru merupakan tujuan dari studi kasus. d. Induktif, artinya studi kasus berangkat dari fakta-fakta di lapangan, kemudian menyimpulkan ke dalam tataran konsep atau teori.(krisyanto, 2006:66) 3.2 Tipe atau Jenis Penelitian Untuk melakukan penelitian, jenis atau tipe penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Jenis penelitian deskriptif memiliki tujuan membuat deskripsi secara sistematis, factual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat objek tertentu.(krisyanto, 2006:69) Penggunaan metode penelitian jenis ini oleh penulis dikarenakan, dalam melakukan penelitian penulis ingin mendeskripsikan mengenai fenomena acara yang dilaksanakan pihak
Hotel Marbella, tentang bagaimana konsep acara tersebut sehingga menjadi sesuatu yang spektakuler dan mendapatkan orderan jasa sekali lagi oleh pihak klien dalam meng-handle acara pergantian tahun untuk tahun ini. 3. 3 Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif karena penelitian ini membahas mengenai keakuratan data berdasarkan kedalaman informasi bukan berdasarkan perhitungan dalam informasi. Metode deskriptif-kualitatif adalah menitikberatkan pada observasi dan suasana ilmiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak sebagai pengamat. Peneliti membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatat dalam buku observasi. Dalam metode penelitian deskriptif-kualitatif, terdapat beberapa karakteristik yang harus diperhatikan. Karakteristik ini yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang lainnya. Ciri-ciri tersebut antara lain : a. Adanya latar alamiah b. Manusia sebagai instrument c. Metode kualitatif d. Analisis data secara induktif e. Teori dari dasar f. Deskriptif g. Lebih mementingkan proses daripada hasil h. Adanya batasan yang ditentuka oleh fokus i. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data j. Desain yang bersifat sementara k. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama (Moleong 2013 : 8-13). 3.4 Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah a. Data primer i. Wawancara Mengumpulkan data dengan cara melakukan kegiatan tanya-jawab menggunakan beberapa narasumber sebagai informan. Data yang diperoleh berupa persepsi, pendapat, perasaan dan pengetahuan. Narasumber tersebut adalah 2 orang yang bekerja sebagai panitia acara dan 1 orang yang bertindak sebagai klien. Dari hasil wawancara tersebut, maka akan didapatkan data-data yang digunakan dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Alasan memilih 3 orang yang akan menjadi sumber informasi atau informan adalah dikarenakan 2 orang panitia yang menjadi informan adalah ketua pelaksana acara yang sudah pasti mengetahui rangkaian penyusunan dan pelaksanaan konsep untuk acara special event tersebut, sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya. Sedangkan informan dari pihak klien adalah manajer hotel sehingga informasi yang didapatkan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jenis wawancara yang akan dilakukan oleh penulis wawancara semi terstruktur. Menurut Guba dan Lincoln pengertian jenis wawancara tersebut adalah : Wawancara semi terstruktur Jenis wawancara ini termasuk ke dalam kategori in-depth-interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Pada wawancara semi terstruktur ini, pewawancara mempunyai daftar pertanyaan tertulis tapi memungkinkan untuk menanyakan pertanyaanpertanyaan secara bebas, yang terkait dengan permasalahan. (Krisyanto, 2006:101). Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan informan. (Sugiyono, 2013:233) ii. Observasi Selain wawancara, teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan teknik observasi, yaitu melakukan pengamatan terhadap lingkungan tempat dilaksanakannya kegiatan. Data yang diperoleh berupa gambaran yang ada dilapangan dalam bentuk sikap, tindakan, pembicaraan, interaksi interpersonal dan lain-lain. Disini peneliti terjun langsung ke lapangan dan mengamati secara langsung kegiatan atau event yang diselenggarakan, serta mencatat hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Selain itu, dalam kaitannya dengan mencari data, maka peneliti langsung ke tempat dilakukannya wawancara dan mengamati secara langsung kondisi tempat dilaksanakannya wawancara. Beberapa alasan penulis menggunakan observasi sebagai salah satu teknik pengumpulan data adalah : a. Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. b. Teknik pengamatan ini juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang berlangsung diperoleh dari data.
d. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti yang merasa bahwa data yang telah didapat mengalami kekeliruan. e. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti untuk mampu memahami situasi-situasi yang rumit. f. Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat. (Moleong, 2013:174-175). b. Data sekunder Untuk mendapatkan data sekunder, maka dalam pengumpulannya maka peneliti akan melakukan studi pustaka : penelitian terhadap data-data acara, menggunakan 2 jurnal internasional dan 3 jurnal lokal sebagai pembanding dengan penelitian yang dilakukan serta menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini sehingga teori yang ada dapat dijadikan sebagai acuan dilakukannya penelitian ini. Dan juga menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan yang dibahas. Selain itu peneliti juga menggunakan dokumentasi sebagai pendukung data yang telah didapatkan. Menurut Sugiyono (2013:240), dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Dokumentasi sendiri merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara alam penelitian kualitatif. Hal ini dikarenakan sebuah hasil wawancara dan observasi akan lebih kredibel atau dapat dipercaya jika didukung oleh foto-foto selama proses penelitian berlangsung. Pada penelitian ini, peneliti akan melampirkan hasil dokumentasi acara dan hasil dokumentasi selama melakukan proses wawancara dengan narasumber. 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikan dalam suatu pola dan ukuran untuk di jadikan suatu kesimpulan. Jadi analisis berdasarkan pada data yang diperoleh dari penelitian yang sifatnya terbuka. Definisi analisis data menurut Bogdan & Biklen (Moleong, 2013:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Sedangkan menurut Moleong (2013:280) analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan analisis data, maka pertama-tama yang harus dilakukan adalah mengorganisasikan data yang telah kita peroleh. Data yang telah diperoleh dapat berupa gambar, catatan lapangan dan tanggapan peneliti, foto, dokumen berupa laporan, dan sebagainya. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Menurut model Miles and Huberman (Sugiyono, 2013:245-253) terdapat beberapa aktivitas dalam pengumpulan data yaitu a. Reduksi data Data yang telah diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gammbaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila perlu b. Penyajian data Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flow chart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peeliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. 3.6 Teknik Keabsahan Data Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep validitas dan realibilitas menurut versi positivisme dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri (Moleong, 2013:321). Dalam hal ini keabsahan data harus mendemonstrasikan nilai yang benar, menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan serta
memperoleh keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya. Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri dari : Tabel 3.1 Kriteria Keabsahan Data Kriteria Teknik Pemeriksaan Kredibilitas (derajat kepercayaan) 1. Perpanjangan keikutsertaan 2. Ketekunan pengamatan 3. Triangulasi 4. Pengecakan sejawat 5. Kecukupan referensial 6. Kajian kasus negatif 7. Pengecekan anggota Kepastian Kebergantungan Kepastian 8. Uraian rinci 9. Audit kebergantungan 10. Audit kepastian (Sumber : Moleong, 2013 : 327-332) Dari beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data diatas, peneliti hanya akan menggunakan beberapa teknik, antara lain sebagai berikut : 1. Perpanjangan Keikutsertaan Peneliti di dalam suatu penelitian kualitatif merupakan instrument itu sendiri. Keikutsertaan peneliti ketika dilakukannya penelitian berpengaruh terhadap data yang didapatkan. Keikutsertaan tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan didalam penelitian bertujun untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti, memastikan konteks yang diteliti benar-benar dipahami, serta menguji kembali kebenaran data yang diperoleh. Dalam hal ini, peneliti melakukan perpanjangan penelitian di kantor Extra Ordinary Event Organizer untuk mencari lebih banyak data yang berkaitan dengan penelitian yang di lakukan.
2. Ketekunan Pengamatan Mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan. Ketekunan pengamatan bertujuan agar mengetahui lebih dalam mengenai konteks yang diteliti. Disini peneliti melakukan penelitian dengan mengumpulkan data baik dari pihak Extra Ordinary EO maupun pihak klien, Hotel Marbella, secara konsisten agar dapat menemukan data yang lebih spesifik lagi dan detail sehingga data-data yang telah diperoleh dapat teruji keabsahannya. 3. Triangulasi Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Denzin (Moleong, 2013:330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Dengan menggunakan jenis-jenis triangulasi tersebut, akan membantu peneliti agar dapat mampu melihat keabsahan data yang diperoleh. Dengan kata lain, menggunakan teknik triangulasi dapat membantu peneliti untuk mere-check kembali keabsahan data, dengan membandingkannya menggunakan berbagai sumber, metode atau teori. Tujuan dari penggunaan triangulasi adalah bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. (Sugiyono, 2013:241) Untuk menggunakan triangulasi dapat digunakan dengan menggunakan berbagai macam cara seperti : a. Triangulasi sumber Triangulasi sumber berarti membandingkan ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Contohnya peneliti bisa menggunakan dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. b. Triangulasi waktu Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Untuk mendapatkan data yang sahih melalui observasi peneliti perlu mengadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja.
c. Triangulasi teori Triangulasi teori memanfaatkan dua teori atau lebih untuk diadu. Untuk itu diperlukan rancangan penelitian pengumpulan data dan analisis data yang lebih lengkap. Dengan demikian akan dapat memberikan hasil yang lebih komprehensif. d. Triangulasi peneliti Triangulasi peneliti menggunakan lebih dari satu peneliti dalam mengadakan observasi atau wawancara. Karena masing-masing peneliti mempunyai gaya, sikap dan persepsi yang berbeda dalam megnamati suatu fenomena maka hasil pengamatan dapat berbeda dalam mengamati fenomena yang sama. Pengamatan dan wawancara dengan menggunakan dua atau lebih pengamat atau pewawancara akan dapat memperoleh data yang lebih absah. e. Triangulasi metode Triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data. Jenis ini dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sama. Pelaksanaannya dapat juga dengan cara cek dan recek.(bachri, 2010:56-57) Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan triangulasi sumber data untuk melakukan uji keabsahan data yang telah diperoleh. Disini peneliti menggunakan lebih dari satu narasumber sebagai sumber dari data yang berkaitan dengan penelitian. Dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang hampir serupa kepada para narasumber, maka jawaban dari mereka akan dibandingkan satu dengan yang lainnya untuk didapatkan satu kesimpulan.