BAB I PENDAHULUAN. mampu memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu diantara upaya untuk meningkatkan kecerdasan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa: Penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sorotan oleh pemerintah. Saat ini pemerintah mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. reaksi dan sikap secara mental dan fisik.tingkah laku yang berubah sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera dan bahagia menurut konsep kehidupan mereka. memiliki potensi untuk menciptakan peserta didik yang cerdas, hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. hekekatnya untuk membangun suatu Negara dibutuhkan individu individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memang memiliki peranan penting dalam kehidupan umat manusia.

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala tersebut disebabkan kurangnya kreatifitas guru-guru dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dan teknologi (IPTEK), dunia pendidikan dituntut untuk meningkatkan mutu dan

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab (Pasal 3, Undang-undang nomor 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan, mengembangkan kemampuan profesional dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. upaya dalam pencerdasan peserta didik. Peningkatan kualitas pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. dan terampil untuk melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makna umum pendidikan adalah sebagai usaha manusia menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. Table 1.1 data hasil belajar siswa tahun 2013 NO NILAI KETERANGAN FREKUENSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai institusi pendidikan dan miniatur masyarakat perlu

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup ini salah satu aktivitas dasar bagi manusia adalah. memecahkan suatu masalah. Berdasarkan kenyataan, sebagian besar

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekar Arum Ningtyas, 2014 Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

BAB I PENDAHULUAN. Hal-hal yang diperhatikan dalam proses belajar yaitu penggunaan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehidupan di era globalisasi ini menuntut setiap negara terus

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa depan. Kesejahteraan hidup

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

cara-cara baru dan tidak terpaku pada satu cara saja.

BAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu Negara. Melalui pendidikan harkat dan martabat bangsa dapat ditingkatkan dan dengan demikian tujuan untuk memajukan Negara kearah yang lebih baik lagi dapat terwujud. Peningkatan mutu pendidikan telah banyak dilakukan oleh setiap Negara untuk memajukan negaranya. Salah satunya adalah Indonesia yang menjadikan pendidikan sebagai jalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercatum dalam UUD 1945. Dalam peningkatan mutu pendidikan ini diharapkan dapat menghasilkan manusia yang dapat memberi banyak kontribusi bagi masyarakat, bangsa dan negara sehingga mampu hidup dan bersaing dalam era globalisai yang akan datang tanpa kehilangan identitas nasionalnya. Guru sebagai tenaga pendidik berperan penting dalam mencetak sumber daya manusia yang baik dan bermutu agar sesuai dengan harapan tujuan pendidikan nasional. Sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk memilik kemampuan mengajar yang baik dan benar. Oleh karena itu seorang guru harus mampu memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan, juga dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan siswanya. Dalam penerapan kurikulum 2013 pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan scientific atau pendekatan ilmiah, pembelajaran ilmiah 1

2 merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah, model pembelajran yang diperlukan adalah memungkinkan terbudayakannya kecapakan berpikir sains dan kemampuan berpikir kreatif siswa. pembelajaran scientific tidak hanya memandang hasil belajar sebagai hasil muara ahir, namun proses proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran scientific menekanakan pada keterampilan proses. Didalam kegiatan pembelajaran scienyific siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya dalam mengembangkan segala potensi yang mereka miliki menjadi semakin baik dilihat dari segi aspek sikap (afeksi), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Kemampuan ini akan diperlukan oleh siswa tersebut untuk kehidupannya dan untuk masyarakat, berbangsa serta berkontribusi pada kesejahteraan kehidupan umat manusia. Karena itu suatu kegiatan pembelajaran seharusnya mempunyai arah yang menuju pemberdayaan semua potesi siswa agar dapat menjadi kompetensi yang diharapkan. Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan fomal yang berperan dalam mengebangkan potensi yang ada pada diri setiap individu (siswa) dan melahirkan lulusan yang produktif, bertanggung jawab, dan memiliki kesiapan untuk bersaing dilapangan pekerjaan. Semua itu harus didukung dalam keprofesionalan seorang siswa dibidang kejuruan yang ditekuni. Namun masih banyak lulusan SMK yang tidak memiliki pengetahuan yang mencukupi baik dalam segi penalaran dan praktik yang dilakukan.

3 SMK Negeri 2 Medan adalah lembaga pendidikan formal yang beralamat dijalan STM No. 12A, Sitirejo II, Medan Amplas yang terdiri atas Kompetensi Keahlian Teknik Mesin, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Administrasi Perkantoran. Dimana para lulusannya diharapkan mampu bersaing di dunia usaha. Di bidang teknik mesin diantaranya teknik mesin produksi. Untuk mewujudkan harapan tersebut, di SMK Negeri 2 Medan pada kelompok C2 (Dasar Kompetensi Kejuruan) untuk mendukung tercapainya lulusan yang bermutu, salah satunya adalah mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Mesin (PDTM) pada Kompetensi Dasar Perkakas Tangan. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 10 April 2017 kepada salah satu guru mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Mesin (PDTM), diperoleh informasi dalam kegiatan belajar mengajar model pembelajaran yang digunakan sudah mengacu dalam penerapan kurikulum 2013 yaitu dengan menggunakan pendekatan scientific/ilmiah, tetapi didalam proses pembelajaran langkah-langkah proses pembelajaran yang mengacu dalam pendekatan scientific/ilmiah belum sepenuhnya dilaksanakan oleh guru mata pelajaran sehingga siswa kurang aktif, bosan, tidak ada hal yang menarik saat belajar mengajar, dan jenuh ketika mengikuti pelajaran. Kejenuhan itu berdampak buruk terhadap hasil belajar. Kondisi di atas berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Mesin (PDTM) Kompetensi Dasar Perkakas Tangan cenderung rendah meskipun ada beberapa siswa yang hasil belajarnya telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu nilai 75, penjabaran hasil belajar mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik

4 Mesin (PDTM) Kompetensi Dasar Penggunaan Perkakas Tangan pada tahun ajaran 2014/2015 dan 2015/2016 ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Nilai rata-rata hasil belajar Penggunaan Perkakas Tangan Mekanik Kelas X TMP SMK Negeri 2 Medan Tahun Pelajaran Nilai Jumlah siswa Persentase Kelas X TMP 1 2014/2015 <75 75 79 80 89 90 100 16 orang 9 orang 6 orang 1 orang 50 % 28,1 % 18,7 % 3,1 % 2015/2016 <75 75 79 80 89 90 100 Kelas TMP 2 2014/2015 <75 75 79 80 89 90 100 2015/2016 <75 75 79 80 89 90 100 Sumber : nilai mentah guru mata pelajaran 18 orang 8 orang 4 orang 1 orang 14 orang 9 orang 6 orang 2 orang 16 orang 8 orang 6 orang 2 orang 56,2 % 25,0 % 12,5 % 3,1% 45,1 % 29,0 % 19,3 % 6,4 % 50,0 % 25,0 % 18,7 % 6,2 % Berdasarkan Tabel 1 diatas masih banyak siswa yang belum memenuhi standar kelulusan yang ditetapkan sekolah. Proses belajar mengajar menggunakan perkakas tangan mekanik yang kurang maksimal ini menjadi alasan kuat terhadap hasil belajar yang rendah dan akan berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan. Agar siswa berperan aktif dalam proses belajar mengajar, maka diperlukan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Oleh karena itu agar pembelajaran berpusat pada siswa, guru perlu memilih suatu model pembelajaran yang memerlukan keterlibatan siswa secara aktif dan juga dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya serta membangun pengetahuannya sendiri, selama proses

5 belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Salah satunya dengan cara menerapkan suatu model pembelajaran inovatif yang mampu meningkatkan pemahaman dan sekaligus dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam perkembangan daya nalar dan kreativitas siswa, yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dan mengajak siswa mengeluarkan seluruh kemampuannya dalam belajar yang didasari dengan masalah-masalah yang pernah dialami oleh siswa agar hasil belajar menjadi lebih baik. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran yang tepat akan membantu sisiwa untuk lebih aktif lagi menerima pelajaran dan menumbuhkan semangat mereka dalam belajar. Dengan cara menerapkan model pembelajaran problem based learning (PBL) pada pembelajaran perkakas tangan dapat melibatkan siswa secara aktif terhadap suatu konsep untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan menggunakan perkakas tangan mekanik. Degan demikian diharapkan siswa dapat mencapai nilai ketuntasan belejar yang optimal yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Memperhatikan pentingnya model pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan hasil belajar Penggunaan Perkakas Tangan Mekanik sesuai uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Mesin (PDTM) Kompetensi Dasar Perkakas Tangan Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Mesin SMK Negeri 2 Medan T.P. 2017/2018.

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah-masalah yang dapat diidentifikasi antara lain : 1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Mesin (PDTM) pada kompetensi dasar perkakas tangan di kelas X Program Keahlian Teknik Mesin SMK Negeri 2 Medan. 2. Kurangnya minat siswa dalam proses pembelajaran perkakas tangan di kelas X Program Keahlian Teknik Mesin SMK Negeri 2 Medan. 3. Siswa kurang aktif selama proses pembelajaran perkakas tangan di kelas X Program Keahlian Teknik Mesin SMK Negeri 2 Medan. 4. Proses belajar yang dilakukan masih belum banyak variasi, yaitu masih menggunakan metode ceramah, sehingga membuat siswa merasa tidak ada motivasi dalam mengikuti pelajaran. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah disebutkan, untuk memperjelas penelitian yang dilakukan dan agar mendapatkan hasil penelitian yang tepat, fokus serta penafsiran terhadap hasil penelitian tidak berbeda, maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Penelitian ini hanya berfokus pada Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Mesin (PDTM) Kompetensi Dasar Perkakas Tangan Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Mesin SMK Negeri 2 Medan T.P. 2017/2018.

7 D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Mesin (PDTM) Kompetensi Dasar Perkakas Tangan Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Mesin SMK Negeri 2 Medan T.P. 2017/2018. E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Mesin (PDTM) Kompetensi Dasar Perkakas Tangan Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Mesin SMK Negeri 2 Medan T.P. 2017/2018. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Siswa Untuk memperbaiki pembelajran, dengan sasaran akhir memperbaiki hasil belajar siswa. 2. Bagi Guru Untuk mendorong terjadinya inovasi pada diri guru dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan.

8 3. Bagi Sekolah a. Memberikan bahan masukan yang baik bagi sekolah sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. b. Memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.