HUBUNGAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN ALAM DENGAN KEMAMPUAN BEREKSPLORASI PADA ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. usia dini menjadi 0-3 tahun, 3-5 tahun, dan 6-8 tahun (Santoso, dini harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan

HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh. Diyah Yusnita ( )

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN JURNAL. Oleh

EKSPLORASI BERMAIN PERAN MIKRO ANAK USIA DINI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

JURNAL HUBUNGAN PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI. Oleh DWI MARLIAWITA ( )

PENGARUH PERMAINAN ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA USIA 4-5 TAHUN JURNAL. Oleh SEPTA SETIA SARI ( )

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh ADZANI NOVITA AMALIA RANI ( )

HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN MIKRO DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK JURNAL. Oleh FEBRI LIANTI ( )

HUBUNGAN ANTARA LATIHAN SENAM IRAMA DENGAN KEMAMPUAN GERAKAN TERKOORDINASI ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh Anisa Ayu Lestari ( )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang bersifat non

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PAUD Amalia yang terletak di Jln M.yunus Blok

III. METODELOGI PENELITIAN. melakukan suatu penelitian dengan melalui metode-metode ilmiah. Penelitian ini

PENGARUH PENGGUNAAN BERMAIN PLASTISIN TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh RENI PUSPITA SARI ( )

PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK JURNAL. Oleh REVINA RIZQIYANI ( )

STUDI KEMAMPUAN MENGENAL POLA ABCD-ABCD PADA ANAK KELOMPOK B DI TK SE-GUGUS 3 KECAMATAN KASIHAN

III. METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. digunakan adalah metode kuantitatif non eksperimen.

III. METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya (Sukmadinata,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

Pengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Kelompok A

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONTEN PEDAGOGIS DENGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh PUJI HAYATI ( )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian ex post facto yang bertujuan

OPTIMALISASI KECERDASAN LINGUISTIK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK LKIA II PONTIANAK SELATAN

PENGARUH MEDIA GELAS ANGKA 1-10 TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY PADA ANAK KELOMPOK B TK SALAFIYAH PLERET BANTUL

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN UMUM DAN SAINS JURNAL. Oleh RATNA HANDAYANI FIKRI ( )

PENGARUH PERMAINAN DAKON TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA 5-6 TAHUN

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE BERCAKAP-CAKAP DENGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN KARTU ANGKA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Keywords: the card game, numbers ability, letters ability

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

PENGARUH AKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DISCOVERY TERHADAP PENGEMBANGAN KONSEP SAINS ANAK USIA DINI (JURNAL) Oleh

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MELALUI METODE EKSPERIMEN DI TK ISLAM RAUDHATUL MUHTADIN PONTIANAK SELATAN

PENGARUH KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA ANAK JURNAL. Oleh

METODE EKSPERIMEN BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNAA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan metode

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KEGIATAN MENCETAK PADA ANAK USIA 3 4 TAHUN

BAB II METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

PENGARUH KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL (JURNAL) Oleh RISMA RIADILA MAMAN SURAHMAN RISWANTI RINI

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PENGARUH METODE KARYAWISATA TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO KECAMATAN MANTIKULORE ARTINA 1 ABSTRAK

PENGARUH MEDIA KOTAK KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA ANAK KELOMPOK B DI RA TAQIYYA KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

PENGARUH KEGIATAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK PERMATAKU DESA LENJU KECAMATAN SOJOL UTARA KABUPATEN DONGGALA.

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, untuk menjelaskan hubungan antara konsep-konsep atau. Ilmiah Remaja Terhadap Pembentukan Sikap Ilmiah Siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING PINTAR DI PAUD KUSUMA MULIA SUGIHWARAS KEDIRI

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. dengan metode yang digunakan oleh peneliti. pada suatu faktor berkaitan dengan variabel-variabel pada satu

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN MAKRO TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL ANAK

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

PEMANFAATAN MEDIA BALOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA 3-4 TAHUN


METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

HUBUNGAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) DENGAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK A TK MELATI TONDO KECAMATAN MANTIKULORE

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan menurut

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PEMECAHAN MASALAH SAINS ANAK KELOMPOK B

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini sangat perlu, hal ini dikarenakan pada usia itu

PENINGKATAN PENGENALAN KONSEP ANGKA MELALUI PERMAINAN KALENDER DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM SILATURAHMI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. Nurmainis ABSTRACT

PENGARUH SENI MENGGAMBAR TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI 1 KEYONGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SEKOLAH DASAR

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

PENGARUH PERCOBAAN SAINS SEDERHANA TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 1 PALU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimental, menurut Sugiyono

III. METODE PENELITIAN. disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan

Pengaruh Penggunaan Media Flashcard terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok A di TK Dharma Wanita Padelegan Pademawu Pamekasan

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH METODE RESITASI BERMEDIA KOKORU TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BENTUK GEOMETRI ANAK KELOMPOK B

PENGGUNAAN MEDIA BALOK HURUF PADA KEMAMPUAN MENGENAL HURUF ANAK JURNAL OLEH : SITI LARAS ANDIYANI

EFEKTIFITAS PENGGUNA KURIKULUM BERBASIL ALAM UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DAERAH PESISIR

PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMIRI 03 KEMIRI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DENGAN KECAKAPAN BERFIKIR RASIONAL SISWA PADA PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara teoritis, hakikat pendidikan merupakan belajar yang

RENA A JURNAL. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Melalui Bermain Bombik Modifikasi Pada Anak Kelompok Bermain

PENGARUH MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA MODIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK KELOMPOK B

PENGGUNAAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KOSAKATA YANG DIMILIKI ANAK USIA 5-6 TAHUN JURNAL. Oleh. Rani Setia Prasanti

HUBUNGAN PERMAINAN TRADISIONAL DENGAN PENGEMBANGAN KECERDASAN JAMAK LOGIKA MATEMATIKA ANAK USIA 4-5 JURNAL. Oleh JUNARIAH

MENGEMBANGKAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK A DI TK PERTIWI PURO I KARANGMALANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, jenis penelitian

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh YSIYAR JAYANTRI CUT ROHANI LOLIYANA

Transkripsi:

HUBUNGAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN ALAM DENGAN KEMAMPUAN BEREKSPLORASI PADA ANAK USIA DINI JURNAL Oleh Dian Kustiani (11135414) PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 215

HUBUNGAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN ALAM DENGAN KEMAMPUAN BEREKSPLORASI PADA ANAK USIA DINI Dian Kustiani 1), Sasmiati 2), Baharuddin Risyak 3) The problem in this research was children exploration ability aged 5 to 6 years old that has not optimally developed at TK Amarta Tani HKTI Bandar Lampung. The research objective was to determine the corelation between natural based learning activities with children exploration ability aged 5-6 years old. This research was non experimental quantitative research, with thecorelation data analysis. Data were collected by interview, observation and documentation. The data were analyzed by usingcross table technique and Spearman Rank Corelation. The result showed that there was strong corelation between natural based learning activities and children exploration ability by,67 %. Therefor, it is recommended to involve more natural based active learning to develope children exploration ability aged 5-6 years old. Keywords : exploration ability, natural based learning activities, earlychildhood. Masalah yang diangkat pada penelitiaan ini adalah kemampuan berekplorasi yang belum berkembang secara optimal pada anak usia 5-6 Tahun di TK Amarta Tani HKTI Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas alam dengan kemampuan berekplorasi pada anak usia dini. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang bersifat non eksperimental dengan analisis data korelasi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel silang dan analisis Korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara aktivitas alam dengan kemampuan bereksplorasi pada anak usia dini sebesar,67 persen. Oleh sebab itu perlu lebih ditingkatkan aktivitas untuk mengembangkan kemampuan bereksplorasi anak usia dini. Kata kunci : kemampuan bereksplorasi, aktivitas pembelajaran berbasislingkungan alam, anak usia dini. 1) Mahasiswa 2) Pembimbing 1 3) Pembimbing 2

PENDAHULUAN Anak merupakan pelajar yang alami, mereka memiliki rasa ingin tahu, senang mengamati sesuatu, senang bertanya tentang suatu hal yang mereka anggap menarik, memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap apapun yang mereka lihat dan selalu senang mencoba hal-hal baru (Sujiono, 29:6). Mengingat apa yang anak pelajari adalah hal-hal yang sifatnya konkrit dan langsung berkaitan dengan dunia anak, oleh sebab itu kegiatan pembelajaran yang diberikan harus menyenangkan dan dapat menimbulkan minat anak sehingga mereka mampu untuk berpikir logis, kritis, memberikan alasan dengan cara memecahkan masalah serta menemukan hubungan sebab-akibat, mengklasifikasikan benda lalu menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik. Hal tersebut merupakan bagian dari perkembangan kognitif pada anak usia dini. Anak usia dini berpikir secara abstrak, oleh karena itu mereka perlu fakta yang nyata. Piaget dalam Sujiono (21:29), menyatakan bahwa perkembangankognitif terjadi ketika anak membangun pengetahuan melalui eksplorasi aktif dan penyelidikan pada lingkungan fisik dan sosial di lingkungan sekitar. Eksplorasi yang dimaksud adalah kemampuan menjelajah untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan cara mengamati lalu menemukan benda-benda di sekitar, menanyakan hasil dari penemuan tersebut, mengumpulkan informasi sehingga anak dapat memecahkan masalah sendiri. Dalam bereksplorasi anak dapat menggunakan seluruh indranya dengan menyentuh, merasakan, membau, mencampur, membandingkan apa yang mereka lihat. Bereksplorasi juga dapat dikatakan sebagai kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dan situasi yang baru. Lingkungan merupakan sarana pembelajaran yang tak terbatas bagi anak untuk bereksplorasi dan berinteraksi. Anak akan mempelajari sesuatu dengan cara mereka sendiri dan waktu mereka sendiri jika kita menyediakan lingkungan. Anak harus memiliki kesadaran akan diri

dan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud memiliki pemahaman yang lebih luas mencakup segala sumber yang ada dalam lingkungan anak (termasuk dirinya sendiri), lingkungan keluarga dan rumah, tetangga (tetangga pedagang, tetangga dokter, tetangga peternak, dan petani), lingkungan yang berwujud makanan, minuman serta pakaian, gedung atau bangunan, kebun, persawahan dan lain-lain. Proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis dan menemukan halhal baru. Lingkungan pembelajaran yang diciptakan oleh guru seharusnya dapat menstimulus anak untuk mengeksplorasi segala sesuatu yang ada di sekitar mereka. Anak ingin dan mampu melakukan penjelajahan terhadap informasi yang mereka butuhkan. Dengan demikian, anak akan membangun konstruk pemikiran mereka. Lingkungan dapat memberikan stimulus yang baik bagi perkembangan anak. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di TK Amarta Tani HKTI nampak pembelajaran yang dilakukan cenderung belum memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan kegiatan eksplorasi, seperti mengamati objekobjek yang ada di sekitar anak, memanfaatkan benda-benda di sekitar anak dan belum diberikan kesempatan untuk menjelajah lingkungan alam di sekitar sekolah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih berupa calistung (membaca, menulis, berhitung). Selain itu pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga cenderung bersifat akademistis dan menggunakan media yang masih dipegang oleh guru bukan anak, sehingga kegiatan yang dilakukan belum memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari objek-objek yang ada di sekitar anak. Padahal jika dilihat dari kondisi lingkungan, sekolah tersebut memiliki lingkungan alam yang dapat dijadikan sumber belajar bagi anak.berdasarkan hal-hal tersebut maka masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah kemampuan bereksplorasi belum berkembang secara optimal pada anak usia dini.

Anak usia dini berada dalam tahap praoperasional yaitu anak usia 2-7 tahun. Tahap ini merupakan masa permulaan bagi anak untuk membangun kemampuannya dalam menyusun pikirannya. Oleh sebab itu cara berpikir anak pada fase ini belum stabil dan tidak terorganisasi secara baik. Anak berpikir secara abstrak, oleh karena itu mereka perlu fakta yang nyata. Pengalaman nyata atau mereka sama sekali tidak memahami. Anak belajar menggunakan fungsi pancainderanya seoptimal mungkin seperti melihat, mendengar, mencium, merasa dan meraba. Melalui fungsi pancaindera yang dimiliki maka anak dapat menemukan, menananyakan hasil penemuannya, mengungkapkan sesuatu sampai menyusun sendiri informasi-informasi yang didapatkan di sekitar mereka sehingga menjadi suatu informasi atau pengetahuan. Teori Perkembangan Kognitif Piaget dalam Mar at (27:46) adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian di sekitarnya. Bagaimana anak mempelajarai ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek. Bagaimana cara anak mengelompokkan objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek atau peristiwa-peristiwa, dan untuk membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut. Rachmawati dan Kurnia (21:56) bahwa bereksplorasi akan memberikan kesempatan pada anak untuk memahami dan memanfaatkan jelajahnya berupa; wawasan informasi yang lebih luas dan lebih nyata, menumbuhkan rasa keingintahuan anak tentang sesuatu telah ataupun baru diketahuinya. Melalui eksplorasi dapat memperjelas konsep dan keterampilan yang telah dimilikinya, memperoleh pemahaman penuh tentang kehidupan manusia dengan berbagai situasi atau kondisi yang ada. Kemudian memperoleh pengetahuan anak tentang bagaimana memahami lingkungan yang ada di sekitar serta bagaimana memanfaatkannya. Menurut Conny dalam Sujiono (132:29) pendidikan bagi anak usia dini merupakan belajar sambil

bermain. Dengan bermain secara bebas anak dapat bereksplorasi untuk memperkuat hal-hal yang sudah diketahui dan menemukan hal-hal baru. Mengingat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak usia dini oleh karena itu proses kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan melalui bermain. Menurut Musbikin (21:125) alam sebenarnya telah digagas pertama kali oleh Jan Lightghart pada Tahun 1859 yang dikenal dengan pengajaran barang sesungguhnya. Ide dasarnya adalah pendidikan pada anak usia dini dilakukan dengan mengajak anak dalam suasana sesungguhnya melalui belajar pada lingkungan alam sekitar yang nyata. Melalui bentuk pembelajaran ini akan tumbuh keaktifan anak dalam mengamati, menyelidik, serta mempelajari lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesungguhnya juga akan menarik perhatian spontan anak, sehingga anak memiliki pemahaman dan kekayaan pengetahuan yang bersumber pada lingkungannya sendiri. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang bersifat non eksperimental dengan analisis data korelasi. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah keseluruhan anak yang ada di TK Amarta Tani HKTI Bandar Lampung dengan jumlah 76 anak. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling yang merupakan metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Mengingat keterbatasan penelitian, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan anak-anak di kelas TK B4 yang berusia 5-6 tahun dan berjumlah 3 anak sebagai sampel pada penelitian ini. Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang sesuai untuk mendukung penelitian ini. Teknik pengumpulan data tersebut antara lain wawancara, observasi, dan dokumentasi.penelitian ini dilakukan terhadap hasil akhir untuk menguji hipotesis yang sudah dirumuskan oleh peneliti. Untuk menguji

hipotesis tersebut peneliti menggunakan teknik analisis data Korelasi Spearman Rank. Data yang diperoleh dari masing-masing variabel baik itu variabel X dan Y dibuat menjadi 4 kategori. variabel X atau data aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam digolongkan menjadi 4 kategori, yaitu Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R) dan Kurang (K) sedangkan variabel Y atau data kemampuan bereksplorasi juga digolongkan menjadi 4 kategori yaitu Berkembang Sangat Baik (BSB), Berkembang Sesuai Harapan (BSH), Mulai Berkembang (MB) dan Belum Berkembang (BB) yang ditafsirkan dengan menggunakan rumus interval (Hadi, 26:178) sebagai berikut: = Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis Korelasi Spearman Rank (Sugiyono, 211:245)untuk menguji hipotesis yang sudah dirumuskan sebelumnya.dengan rumus sebagai berikut: 6 Ʃ ² = 1 ² 1 Selanjutnya untuk mengetahui keeratan hubungan antara aktivitas alam dengan kemampuan bereksplorasi pada anak usia dini, digunakan pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi sebagai berikut: Tabel 1. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi K a t e g o r i Tingkat Keeratan,,199 Sangat Kurang Erat,2,399 K u r a n g E r a t,4,599 C u k u p E r a t,6,799 E r a t,8,1 S a n g a t E r a t Sumber : Siregar (214:337). HASIL DAN PEMBAHASAN Data tentang aktivitas alam dalam penelitian ini diperoleh melalui lembar observasi yang merupakan instrumen penilaian dalam penelitian ini. Terdapat enam indikator yang harus dicapai oleh anak pada aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam. Indikator tersebut antara lain mencari bendabenda yang ada di sekitar,

menunjukkan benda-benda yang ada di sekitar, membedakan benda-benda yang ada di sekitar, mengelompokkan benda-benda yang ada di sekitar, mengukur bendabenda yang ada di sekitar dan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar. Berikut ini merupakan pengelompokkan data variabel aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam: Tabel 2 Distribusi Frekuensi Data Aktivitas Pembelajarn Berbasi Lingkungan Alam N o Interval Skor K a tego r i Frekuensi Persentase % 1 1 Rendah (R) 2 2 3 Sedang (S) 5 1 6. 6 7 3 4 5 Tinggi (T) 5 1 6. 6 7 4 6 7 Sangat Tinggi (ST) 2 6 6. 6 7 J u m l a h 3 1 Sumber: Data Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Pembelajaran Berbasis Lingkungan Alam persen anak yang berada pada kategori Tinggi (T), artinya keterlibatan anak dalam aktivitas alam hanya mencapai 4 sampai 5 indikator dari keseluruhan indikator yang ditentukan oleh peneliti. Kemudian terdapat 16.67 persen anak yang berada pada kategori Sedang (S), artinya hanya 16.67 persen anak yang mampu mencapai 2 sampai 3 dari keseluruhan indikator yang sudah ditentukan oleh peneliti pada aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam. Sedangkan tidak ada anak yang berada pada kategori Rendah (R), artinya tidak ada anak yang tidak mencapai keseluruhan indikator pada aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa aktivitas anak dalam melakukan pembelajaran berbasis lingkungan menunjukkan persentase sebesar 66.67 persen yang berada pada kategori Sangat Tinggi (ST), artinya hanya terdapat 66.67 persen anak yang mampu mencapai keseluruhan indikator dalam aktivitas alam. Selanjutnya, terdapat 16.67 Dengan demikian mayoritas anak dalam aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam berada pada kategori Sangat Tinggi (T) yaitu 2 anak atau sebesar 66.67 persen, artinya sebanyak 2 anak atau 66.67 persen anak mampu mencapai keseluruhan indikator dalam aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam yang sudah ditentukan oleh peneliti.

Data tentang kemampuan bereksplorasi dalam penelitian ini diperoleh melalui lembar observasi yang merupakan instrumen penilaian dalam penelitian ini. Terdapat enam indikator pada kemampuan bereksplorasi yang harus dicapai oleh anak. Indikator tersebut antara lain kemampuan mengamati benda-benda yang ada di sekitar, kemampuan mempertanyakan hasil dari penemuan benda-benda di sekitar, kemampuan melakukan eksperimen dengan benda-benda yang ada di sekitar, kemampuan menemukan informasi dari benda-benda di sekitar, kemampuan mengumpulkan informasi lalu kemampuan mengkomunikasikan hasil dari informasi yang sudah didapat tentang benda di sekitar. Berikut ini merupakan pengelompokkan data variabel kemampuan bereksplorasi: Tabel 3 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Bereksplorasi No Interval Skor Kategori Frekuensi P er se n ta s e % 1 1 B B 2 2 3 M B 4 1 3. 3 3 3 4 5 B S H 6 2. 4 6 7 B S B 2 6 6. 6 7 J u m l a h 3 1 Sumber: Data Rekapitulasi Hasil Penilaian Kemampuan Bereksplorasi Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa 66.67 persen anak memiliki kemampuan bereksplorasi yang berada pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), artinya sebanyak 66.67 persen anak mampu mencapai keseluruhan indikator pada kemampuan bereksplorasi yang telah ditentukan oleh peneliti. Selanjutnya terdapat 2. persen anak yang memiliki kemampuan bereksplorasi berada pada kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), artinya terdapat 2. persen anak yang hanya mampu mencapai 4 sampai 5 indikator dari kemampuan bereksplorasi yang sudah ditentukan oleh peneliti. Kemudian terdapat 13.33 persen anak yang memiliki kemampuan bereksplorasi berada pada kategori Mulai Berkembang (MB), artinya hanya 13.33 persen anak yang mampu mencapai 2 sampai 3 indikator dari keseluruhan indikator yang telah ditentukan peneliti. Sedangkan tidak ada anak yang memiliki kemampuan bereksplorasi berada pada kategori Belum Berkembang (BB). Dengan demikian mayoritas anak yang memiliki kemampuan

bereksplorasi berada pada kategori Berkembang Sangat Baik (SBS) yaitu sebanyak 2 anak atau sebesar 66.67 persen, artinya terdapat 66.67 persen anak yang hanya mampu mencapai keseluruhan indikator dari kemampuan bereksplorasi yang Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam dan kemampuan bereksplorasi pada anak usia dini, selanjutnya dilakukan analisis tabel silang yang dapat dilihat pada tabel berikut: sudah ditentukan oleh peneliti. Tabel 4 Tabel Silang antara Aktivitas Pembelajaran berbasis Lingkungan Alam dengan Kemampuan Bereksplorasi Anak Usia Dini N o Aktivitas Pembelajaran Berbasis Lingkungan Alam 1 T i n g g i ( T ) 2 S e d a n g ( S ) 3 R e n d a h ( R ) 4 K u r a n g ( K ) Kemampuan Bereksplorasi Anak Usia Dini B S B B S H M B B B 1 5 (5) 3 (1) 2 (6.67) (.) J u m l a h 2(66.67) 2 (6.67) 2 (6.67) 2 (6.67) (.) 6 (2.) 3 (1) (.) 1 (3.33) (.) 4 (13.33) (.) (.) (.) (.) (.) J u m l a h 2 ( 6 6. 6 7 ) 5 ( 1 6. 6 7 ) 5 ( 1 6. 6 7 ) (. ) 3 (1.) Sumber : Data Rekapitulasi Hasil Penilaian Aktivitas Pembelajaran Berbasis Lingkungan Alam dan Kemampuan Bereksplorasi Berdasarkan data pada tabel di atas, terlihat bahwa terdapat 5 persenanak yang memiliki aktivitas Tinggi (T) dalam pembelajaran berbasis lingkungan alam sehingga kemampuan bereskplorasi Berkembang Sangat Baik (BSB). Selanjutnya terdapat 6.67 persen anak yang memiliki aktivitas Tinggi (T) dalam pembelajaran berbasis lingkungan alam namun kemampuan bereksplorasi hanya Berkembang Sesuai Harapan, sisanya berada pada

kategori Mulai Berkembang sebesar 1 persen. Kemudian terdapat 1 persen anak yang memiliki aktivitas Sedang (S) dalam pembelajaran berbasis lingkungan alam maka kemampuan bereksplorasi Berkembang Sangat Baik (BSB). Selanjutnya terdapat 6.67 persenanak yang memiliki aktivitas Sedang (S) dalam alam sehingga kemampuan bereksplorasi Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Selanjutnya terdapat 6.67 persen anak yang memiliki aktivitas Rendah (R) dalam pembelajaran berbasis lingkungan alam namun kemampuan bereksplorasi Berkembang Sangat Baik (BSB). Lalu terdapat 6.67 anak yang memiliki aktivitas Rendah (R) dalam alam tetapi kemampuan bereksplorasi Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan terdapat 3.33 persenanak yang memiliki aktivitas Rendah (R) sehingga kemampuan bereksplorasi Mulai Berkembang (MB). Berdasarkan analisis tabel silang di atas, perolehan tertinggi adalah sebanyak 15 anak atau sebesar 5 persen anak yang menunjukkan keterlibatannya dalam melakukan aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam Tinggi (T) maka kemampuan bereksplorasi Berkembang Sesuai Harapan (BSB). Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis kembali menggunakan Korelasi Spearman Rank, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah dirumuskan pada penelitian ini dapat diterima atau ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan yang sudah didapatkan dengan besaran,67 dan memiliki hubungan yang erat serta bernilai positif. Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang erat antara aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam dengan kemampuan bereksplorasi anak usia dini. Dapat dikatakan pula bahwa terjadi hubungan searah antara variabel X aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan dengan variabel Y kemampuan bereksplorasi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah

dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat adanya hubungan antara aktivitas pembelajaran berbasis lingkungan alam dengan kemampuan bereksplorasi anak usia dini di TK Amarta Tani HKTI Tahun Ajaran 214/215. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil analisis data dengan menggunakan Korelasi Spearman Rank sebesar,67 % memiliki hubungan yang erat dan bernilai positiif. Berdasarkan hasil kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan, maka peneliti menyarankan bagi guru untuk menerapkan aktivitas alam sebagai salah satu kegiatan pembelajaran pada anak usia dini untuk mengembangkan seluruh aspek kemampuan anak khususnya kemampuan berekplorasi yang termasuk dalam ranah kognitif. DAFTAR PUSTAKA Hadi, S. 26. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset. Musbikin, I. 21. Buku Pintar PAUD. Jogjakarta: Laksana. Rachmawati, Y & Kurniati E. 21. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana. Sujiono & Yuliani, N. 29. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks. Sujiono, Yuliani N & Sujiono, B. 21. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks. Mar at, S. 27. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.