BAB I PENDAHULUAN. depan. Trianto (2009:1) mengungkapkan bahwa : Pendidikan yang baik adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan teknologi (IPTEK), dunia pendidikan dituntut untuk meningkatkan mutu dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. kurikulum yakni dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, pendidikan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara dapat diukur dari kemajuan pendidikan di negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah: 1). Menyiapkan. mampu mengembangkan diri. 3). Menyiapkan tenaga kerja menengah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu secara langsung ataupun tidak langsung dituntut untuk

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus masa depan bangsa yang kompeten,

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti halnya yang tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun Sejalan dengan pernyataan di atas, Munib (Daryanto, 2004: 34)

2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Siswa Kelas X Ak SMK N 1 Sibolga > N Tidak Tuntas o

BAB I PENDAHULUAN. aset berharga dalam proses pembangunan bangsa dalam berbagai aspek. Idealnya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SIMULATOR REM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM REM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perkembangan potensi bagi manusia agar bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. SD sampai dengan SMP. SD merupakan awal proses peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB I PENDAHULUAN. hekekatnya untuk membangun suatu Negara dibutuhkan individu individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Bab II pasal 3). Pada UU No. 20 Tahun 2003 pasal 40 Bab IX. sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi setiap individu. Melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Trianto (2009:1) mengungkapkan bahwa : Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa depan, berarti yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Lembaga pendidikan merupakan salah satu lembaga yang bertanggung jawab dalam upaya memciptakan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), untuk menghasilkan lulusan lulusan yang mempunyai kemampuan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mampu membuka dan mengola usaha sendiri. Sejalan dengan pengertian diatas, tujuan sekolah menengah kejuruan (SMK) berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah menyiapkkan tamatan untuk : (a) memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap 1

2 professional dalam lingkup keahlian, (b) mampu memiliki karier, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri, (c) menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industry pada saat ini dan masa akan datang, (d) serta menjadi warga Negara yang produktif, adiptif, dan kreatif. Untuk itu SMK 2 (TI) Panca Jaya Galang merupakan sekolah yang mempersiapkan siswannya agar siap bersaing didunia kerja dibidangnya masing masing. Salah satu program keahlian yang ada keahlian yang ada disekolah ini adalah teknik kendaraan ringan. Dalam proses pembelajaran dikelas, banyak komponen yang saling terkait yang harus selalu diperdayakan, seperti halnya model pembelajaran, media pembelajaran dan fasilitas sekolah. Komponen komponen tersebut mempenagruhi mutu dan kualitas pembelajaran itu sendiri. Upaya seorang guru dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat sering mempengaruhi keefektifan proses pembelajaran. Salah satu program keahlian adalah Teknik Kendaraan Ringan dengan tujuan Mendidik, Mengajarkan, Melatih dan Membimbing peserta didik agar, menjadi manusia yang cerdas, inovatif, terampil, religious dan berakhlak mulia. Ada beberapa dasar kompetensi kejuruan yang wajib ditempuh pada program Teknik Kendaraan Ringan, salah satunya adalah menggunakan alat alat ukur. Salah satu dasar kompetensi kejuruan yang ada pada jurusan Teknik Kendaraan Ringan adalah menggunakan alat - alat ukur. Menggunakan alat - alat ukur adalah adalah salah satu bidang studi yang diajarkan di SMK 2 (TI) Panca Jaya Galang untuk kelas X. Bidang studi ini

3 didesain untuk mengenalkan peserta didik tentang mengidentifikasi alat alat ukur, menggunakan alat alat ukur (mekanik,pneumatik,elektonik) dan merawat alat alat ukur. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti ada kesenjangan antara harapan dan kenyataann yaitu rendahnya hasil belajar siswa Menggunakan alat ukur diakibatkan, banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam pelajaran menggunakan alat ukur. Hal itu diperburuk dengan sikap siswa yang tidak mau berusaha untuk memecahkan kesulitan tersebut bahkan mereka berusaha menghindar dari kesulitan yang dihadapi, dan pendidik yang masih menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada guru dalam berbagai mata pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil ujian harian yang didapat siswa uyang masih cenderung rendah, hanya beberapa siswa yang dapat mencapai KKM (70) dapat dilihat dari tabel 1 dibawah sebagai berikut: Tabel 1. Data Nilai Siswa Kelas X SMK 2 (TI) Panca Jaya Galang Kelas Tahun pelajar an Jlh Sis wa K K M Jumlah siswa yang mencapai KKM Rata - rata Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM Rata - rata UH UH UH UH UH UH 1 2 3 1 2 3 30 70 10 11 11 10,6 20 19 19 19,3 X- TKR 1 2014/ 2015 X- 2014/ 30 70 10 9 11 10 20 21 19 20 TKR 2 2015 X- 2013/ 29 70 8 10 10 9,3 21 19 19 19,6 TKR 1 2014 X- 2013/ 27 70 8 8 9 8,3 19 19 18 18,6 TKR 2 2014 Jmlah 116 38 39 42 80 78 74 Sumber: Daftar nilai dari guru mata pelajaran Mengenal Alat Ukur SMK 2 (TI) Panca Jaya Galang.

4 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata rata jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada T.P 2013/2014 untuk kelas X TKR 1 sebanyak 9 orang, sedangkan untuk siswa kelas X TKR 2 sebanyak 8 orang. Pada T. P 2014/2015 terjadi peningkatan untuk kelas X TKR 1 sebanyak 10 orang sedangkan untuk siswa kelas X TKR 2 sebanyak 10 orang. Hal ini menunjukkan bahwa rata rata jumlah siswa yang mencapai KKM pada siswa kelas X TKR SMK 2 (TI) Panca Jaya Galang masih tergolong rendah. Sehingga dapat dikatakan nilai rata rata siswa tidak mencapai kriteria yang diharapkan. Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar, salah satunya adalah model pembelajaran yang tidak berpihak pada siswa. Dalam pembelajaran siswa bersifat hanya pendengar saja dan guru yang selalu dominan (Teacher Centered) ini disebabkan oleh beberapa hal seperti siswa dan guru tidak memiliki kedekatan sosial, siswa merasa takut terhadap guru mata pelajaran, siswa masih merasa segan kepada guru. Dominasi guru dalam pelajaran ini menyebabkan siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan. Akibatnya, siswa hanya dapat menghafal tanpa mengerti apa yang dipelajari dan hanya mencatat apa yang dikatakan gurunya saja tanpa mencari kebenaran dari konsep itu sendiri. Hal lain yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa yaitu, penggunaan model pembelajaran yang masih kurang optimal dalam kegiatan belajar mengajar. Pelajaran produktif kaya akan konsep yang bersifat abstrak membuat siswa sukar membayangkannya. Bila saja konsep-konsep yang bersifat abstrak itu dapat dibuat menjadi nyata sehingga mudah ditangkap oleh panca

5 indera, maka masalahnya akan sangat berbeda. Masih kurangnya interaksi antara guru dan siswa menyebabkan siswa tidak terlalu banyak mempunyai kesempatan untuk mengemukakan apa yang ada dalam fikirannya. Dalam proses belajar dan mengajar kurang adanya interaksi antara guru dan siswa yang baik. Berbagai usaha telah dilakukan guru dalam mengatasi permasalahan tersebut di atas, seperti melakukan diskusi dan tanya jawab dalam kelas dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar khususnya mata pelajaran Menggunakan Alat Ukur. Tetapi usaha itu belum mampu merangsang siswa untuk aktif dalam pembelajaran, karena siswa yang menjawab pertanyaan guru cenderung didominasi oleh beberapa orang saja. Sedangkan siswa yang lain hanya mendengarkan dan mencatat informasi yang disampaikan temannya. Dalam meningkatkan proses belajar mengajar upaya yang dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi hasil belajar mengajar. Model pembelajaran harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan kecerdasan secara optimal. Model pembelajaran yang sering dipakai dalam proses pembelajaran di sekolah - sekolah sangat mempengaruhi kondisi siswa. Hal ini juga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Pembelajaran yang inovatif dan kreatif dapat menumbuhkan semangat belajar dan memperkuat daya ingat siswa terhadap materi yang dipelajari. Usaha guru untuk mencapai tujuan pembelajaran antara lain memilih model dan metode yang tepat, sesuai materinya dan menunjang terciptanya kegiatan belajar mengajar yang kondusif. Tiap model mempunyai karakteristik tertentu dengan segala

6 kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu model mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu model yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, terkadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain. Bedasarkan hal diatas, maka penulis menulis Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match (Mencari Pasangan) Terhadap Hasil belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Menggunakan Alat Ukur Siswa Kelas X SMK 2 (TI) Panca Jaya Galang Tahun Pembelajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Masalah-masalah yang mempengaruhi sekaligus mendukung hasil pembelajaran antara lain, proses komunikasi, strategi pembelajaran, suasana kelas, model pembelajaran dan lain-lain. Permasalahan yang terkait dalam judul penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Siswa kurang berinteraksi dalam proses belajar mengajar menggunakan alat ukur. 2. Dalam proses belajar mengajar, proses pembelajaran masih berpusat kepada guru, sehingga siswa kurang aktif. 3. Siswa kurang memahami materi yang diajarkan guru karena dalam proses belajar mengajar mengenal alat ukur tidak menggunakan model pembelajaran yang menarik sehingga siswa kurang aktif belajar. 4. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Menggunakan Alat Ukur.

7 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, agar penelitian dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Subjek penelitian adalah siswa Kelas X SMK 2 (TI) Panca Jaya Galang T.P 2015/2016. 2. Mata pelajaran yang akan diajarkan adalah Mengunakan Alat ukur. 3. Pengaruh model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran menggunakan alat ukur. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran mengenal alat ukur yang diajar menggunakan model pembelajaran make a match di kelas X Teknik Kendaraan Ringan di SMK 2 (TI) Panca Jaya Galang? 2. Apakah ada pengaruh hasil belajar siswa pada mata pelajaran Menggunakan Alat Ukur yang diajar menggunakan model pembelajaran make a match, di kelas X Teknik Kendaraan Ringan di SMK 2 (TI) Panca Jaya Galang? E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran mengenal alat ukur yang diajar dengan model pembelajaran make a match.

8 2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran make a match terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran menggunakan alat ukur kelas X SMK 2 (TI) Panca Jaya Galang. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan informasi bagi sekolah khususnya bagi guru bidang studi dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMK 2 (TI) Panca Jaya Galang pada mata pelajaran yang memiliki karakteristik mata pelajaran alat ukur. 2. Sebagai sumbangan pemikiran yang positif dan menjadi bahan informasi dalam rangka perbaikan variasi pembelajaran di tempat pelaksanaan penelitian khususnya dan dunia pendidikan umumnya.