III. METODE PENELITIAN. apa adanya (Arikunto, 1996 : 234). Dalam penelitian ini, metode deskriptif

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Metode Deskriptif adalah penelitian yang hanya benar-benar memaparkan apa

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. dialog interaktif dalam rekaman televisi pada siswa kelas IX SMP Negeri 19

I. PENDAHULUAN. Budaya adalah cermin suatu bangsa dan bangsa yang besar ialah bangsa yang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2013: 3) metode penelitian adalah cara

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah metode yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadiankejadian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMAN 10 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh FATIMAH AZZAHRAH

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian yaitu pembelajaran tari piring dua belas dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

BAB III METODE PENELITIAN

II. LANDASAN TEORI. Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, digunakan kerangka

BAB III METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Mahmud, 2011: 23). Metode penelitian juga digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara melakukan penelitan. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada

DESAIN PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian, yaitu kemampuan mengidentifikasi struktur alur

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan,

KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER. (Jurnal) Oleh. Nia Daniati

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya,

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif, yakni

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain analisis deskriptif yang sesuai dengan tujuan

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MELALUI METODE DEMONSTRASI DI SMAN 9 BANDAR LAMPUNG. Oleh RAHMAWATI (Jurnal)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis deskriptif

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif murni atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Judul penelitian yaitu pembelajaran gerak tari berdasarkan metode imitasi di kelas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya,

Media Audio Visual dalam Pembelajaran Tari Melinting di MTs Negeri 2 Bandar Lampung

I. METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan gejala-gejala, fakta-fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menggambarkan tingkat kemandirian dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2013 : 160) Metode penelitian adalah cara

GLOSARIUM. : Acara resmi Keluarga Keratuan Melinting. : Tutup kepala yang dipakai penari putra

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh NADIA APRINA

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA SISWA SMP XAVERIUS METRO ELISABETH HESTI ARIYANTI ABSTRAK

Desain dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

III. METODE PENELITIAN. hal ini, penulis memaparkan tentang kecepatan efektif membaca siswa kelas X

I. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung pada proses belajar mengajar dan mengajar yang dialami siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah jenis deskriptif kualitatif. Penelitian akan mengamati fakta, gejala-gejala

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Agustus 2010 di kelas X SMA

PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN TARI MELINTING DI MTS MA ARIF NU 08 MATARAM BARU. (Jurnal) Oleh WINDA PRASTIKA NINGRUM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil di SMAN 1 Kota Gajah,

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi pusat perhatian adalah hubungan antara pemahaman

ABSTRAK PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG. Oleh Widya Tri Ningrum

SILABUS PEMBELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Tes uji kerja. 1. Siswa mampu memeragakan. ragam. gerak tari melinting. 2. Siswa.

DAFTAR ISI ABSTRAKS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa di sekolah yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SMK. (Jurnal Penelitian) Oleh GITA SHERVINA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB. Eksplorasi Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur. Di unduh dari : Bukupaket.com. Alur Pembelajaran

III.PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif murni atau sur-vei. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

III. METODOLOGI PENELITIAN. No. 1 Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah. agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar di bentengi dengan bukti

III. METODE PENELITIAN. untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan pendidikan pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,

PENERAPAN VISUAL- AUDITORY- KINESTETIK DALAM TARI MELINTING PADA EKSTRAKURIKULER SMPN 1 SEKAMPUNG UDIK. (Jurnal Penelitian) Oleh

Kritik Seni Tari Tarunajaya Kembar dalam Tayangan VCD Balinese Dance Tari Bali Produksi Bali Record Vol.1

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DI SMA NEGERI 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH.

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI NONLITERAL DI SMPN 1 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh NOVA DELYANTI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER

III. METODE PENELITIAN. adalah metode yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian kualitatif diperlukan adanya suatu metode atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hasil praktik yang diulang-ulang (Kimble, Garmezy dalam Thobroni

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

PEMBELAJARAN TARI BEDANA MARAWIS PUTRI DI SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh DEWI LESTARI

PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah efektivitas

PEMBELAJARAN GERAK DASAR TARI LAMPUNG MENGGUNAKAN MODEL GERLACH DAN ELY DI SMA. (Jurnal Penelitian) Oleh: FERLITA RORA SUMETA

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang ingin membandingkan dua atau tiga suatu masalah / hal dengan

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang menggambarkan objek penelitian sesuai dengan apa adanya (Arikunto, 1996 : 234). Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan menari Melinting siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah tahun pelajaran 2011/2012. 3. 2 Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan subjek yang akan dijadikan sasaran penelitian. Sampel adalah sebagian atau representatif dari populasi yang akan diteliti. Adapun populasi dan sampel dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut. a. Populasi Populasi dalam peneltian ini ialah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012 yang memilih cabang seni tari karena ada dua cabang seni yang diajarkan di SMA Negeri 1 Kotagajah yaitu

36 seni musik dan seni tari. Kedua cabang seni ini tidak diajarkan kepada seluruh siswa tetapi siswa memilih akan mengambil pelajaran seni musik atau seni tari, sehingga pada saat pembelajaran seni budaya, siswa berada pada dua tempat yang berbeda antara siswa yang memilih cabang seni musik dan cabang seni tari. Dengan demikian populasi penelitian ini berjumlah 121 siswa yakni siswa mengambil cabang seni tari, dari keseluruhan jumlah siswa kelas XI yakni 218 siswa. Berikut tabel yang menunjukkan jumlah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah yang memilih cabang seni tari. Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah Tahun Pelajaran 2011/2012 yang Memilih Cabang Seni Tari No Kelas L P Jumlah 1 XII IPA 1 2 14 16 2 XII IPA 2 0 1 1 3 XII IPA 3 2 14 16 4 XII IPA 4 1 13 14 XII IPA 7 18 2 6 XII IPA 6 0 16 16 7 XII IPS 4 1 19 Jumlah 16 10 121 (Sumber: data kelas dan jumlah siswa SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah tahun pelajaran 2011/2012) b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Menurut pendapat (Arikunto, 1996 : 107) bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

37 populasi. Akan tetapi, jika jumlah subjeknya lebih dari 100, dapat diambil antara 10-1% atau 20-2% atau lebih, bergantung pada (a) kemampuan penulis dilihat dari waktu, tenaga dan dana; (b) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data; (c) besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh penulis. Untuk penelitian yang besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.. Berdasarkan pendapat di atas, sampel yang diambil untuk penelitian ini sebesar 20% dari 121 siswa yakni 24 sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan teknik proporsional-cluster random sampling dengan cara undian. Proporsional-cluster random sampling adalah gabungan antara teknik pengmabilan sampel proporsional sampling dan teknik cluster sampling Proporsional sampling adalah teknik sampling yang memperhatikan proporsi (perbandingan), sesuai dengan proporsi sehingga mengahasilkan sampel yang proporsional, jika random namanya proposional random sampling. Sedangkan cluster sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan memperhatikan kelompok-kelompok dalam populasi, tidak memperhatikan individu, namun kelompoknya. Dengan demikian, dapat disimpulkan teknik pengambilan sampel proporsional-cluster random sampling adalah teknik sampling yang memperhatikan proporsi kelompok-kelompok dalam populasi yang diambil secara acak sehingga akan menghasilkan sampel yang proporsional dari masing-masing kelompok (Rizky, 2010).

38 Langkah-langkah pengambilan sampel sebagai berikut. 1. Seluruh siswa di setiap kelas diberi kode berupa angka sesuai dengan namanya yang tercantum dalam absen. 2. Kode yang berupa angka tersebut ditulis di kertas dan digulung, kemudian dimasukkan ke dalam kotak. Diambillah sebanyak distribusi sampel masing-masing kelas. 3. Jumlah kelas XI terbagi dalam tujuh kelas sehingga keseluruhan sampel sesuai dengan distribusi sampel masing-masing kelas, seperti yang ada dalam distribusi sampel dari jumlah siswa yang memilih cabang seni tari kelas XI tertera dalam tabel berikut. Tabel 3.2 Distribusi sampel dari Jumlah Siswa Kelas XI SMAN 1 Kotagajah Tahun Pelajaran 2011/2012 yang Memilih Cabang Seni Tari NO Kelas Jumlah Siswa 20% dari Sampel yang Jumlah Siswa ditetapkan 1 XI IPA 1 16 3,20 3 siswa 2 XI IPA 2 1 3,00 3 siswa 3 XI IPA 3 16 3,20 3 siswa 4 XI IPA 4 14 2,80 3 siswa XI IPA 2,00 siswa 6 XI IPA 6 16 3,20 3 siswa 7 XI IPS 19 3,80 4 siswa Jumlah 121 24,20 24 siswa 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan teknik tes praktik tari Melinting. Tes dilaksanakan secara praktik dalam bentuk menarikan tari

39 Melinting secara individu dan kelompok. Pengambilan data dilaksanakan di dalam ruangan aula SMA Negeri 1 Kotagajah. Langkah-langkah pengumpulan data tersebut diuraikan sebagai berikut. a. Seluruh siswa memakai pakaian praktik dan memegang kipas. b. Siswa dipanggil satu persatu untuk menarikan 10 motif tari Melinting untuk siswa laki-laki dan 9 motif tari Melinting untuk siswa perempuan. c. Pada saat siswa menarikan motif demi motif tari Melinting, penulis menilai secara langsung siswa yang tampil. Dalam hal ini penulis dibantu oleh satu orang penilai, yakni guru seni tari SMA Negeri 1 Kotagajah. d. Setelah siswa menarikan motif demi motif gerak tari Melinting, kemudian siswa menarikan tari Melinting secara kelompok lengkap dengan musik iringannya. Dengan alokasi waktu ± 8 menit untuk masing-masing kelompok. e. Pada saat siswa menarikan tari Melinting secara utuh ini, penulis menilai setiap kelompok yang tampil. Agar penilaian lebih objektif dan valid penulis dibantu oleh seorang penilai yakni guru seni tari SMA Negeri 1 Kotagajah. f. Selain menilai secara langsung, penulis juga mendokumentasikan melalui kamera foto dan video dengan menggunakan ponsel. Kamera foto dan video digunakan untuk mereview kembali hasil tes perbuatan menari Melinting yang dilakukan oleh siswa. Selain itu video juga digunakan untuk mencocokkan hasil dari penilaian yang telah dilakukan pada saat pengambilan nilai secara langsung, sehingga data yang diperoleh lebih akurat.

40 Dalam penilaian ini siswa diharapkan mampu menarikan tari Melinting secara baik dengan memperhatikan indiktor wiraga, wirama dan wirasa dalam tari Melinting. Ketiga indikator ini adalah indikator yang digunakan dalam menilai kemampuan menari seseorang (Nursantara, 2007 : 44). Untuk merumuskan indikator dalam kemampuan menari Melinting siswa digunakan pedoman tari Melinting yang disusun oleh Novrida dan Nurhayati Taman Budaya Provinsi Lampung (2004). Alokasi waktu untuk menari Melinting ± 8 menit untuk setiap penampil. Untuk lebih jelas tentang rincian indikator penilaian dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.3 Indikator Tes Kemampuan Menari Melinting No Indikator Sub Indikator Deskriptor Skor 1 Aspek Wiraga a. Teknik Gerak Semua gerak dilakukan dengan teknik yang benar Terlihat 1-2 gerak dilakukan dengan teknik yang tidak benar Terlihat 3-4 gerak dilakukan dengan teknik yang tidak benar Terlihat -6 gerak dilakukan dengan teknik yang tidak benar Terlihat lebih dari 7 gerak dilakukan dengan teknik yang tidak benar 4 3 2 1 Skor Maksimal

41 b. Urutan Gerak Semua urutan gerak dilakukan dengan lancar Terlihat 1-2 urutan gerak dilakukan tidak lancar Terlihat 3-4 urutan gerak dilakukan tidak lancar Terlihat -6 urutan gerak dilakukan tidak lancar Terlihat lebih 7 urutan gerak yang tidak lancar 4 3 2 1 2 Aspek Wirama c. Penggunaan Properti a. Tempo/ Ketukan Gerak Semua gerak dilakukan dengan teknik penggunaan properti yang benar Terlihat 1-2 gerak dilakukan dengan teknik penggunaan properti yang tidak benar Terlihat 3-4 gerak dilakukan dengan teknik penggunaan properti yang tidak benar Terlihat -6 gerak dilakukan dengan teknik penggunaan properti yang tidak benar Terlihat lebih dari 7 gerak dilakukan dengan teknik penggunaan properti yang tidak benar Tidak terdapat kesalahan dalam tempo gerak baik tenaga, ruang, dan kecepatan seluruh gerak Terdapat kesalahan 1-2 tempo gerak baik tenaga, ruang dan kecepatan Terdapat kesalahan 3-4 tempo gerak baik tenaga, ruang dan kecepatan Terdapat kesalahan -6 tempo gerak baik tenaga, ruang dan kecepatan Terdapat kesalahan lebih dari 7 tempo gerak baik tenaga, ruang dan kecepatan 4 3 2 1 4 3 2 1

42 b. Kesesuian dengan Musik Semua gerak dilakukan sesuai dengan musik terdapat 1-2 gerak dilakukan tidak sesuai dengan musik Terdapat 3-4 gerak dilakukan tidak sesuai musik Terdapat -6 gerak dilakukan tidak sesuai musik Terdapat lebih dari 7 gerak dilakukan tidak sesuai musik 4 3 2 1 3 Aspek Wirasa (Ekspresi Wajah) Dari awal hingga akhir ekspresi wajah selalu senyum Terlihat 1-2 kali ekspresi wajah tanpa senyum/bingung Terlihat 3-4 kali ekspresi wajah tanpa senyum/bingung Terlihat -6 kali ekspresi wajah tanpa senyum/bingung Terlihat lebih dari 7 kali ekspresi wajah tanpa senyum/bingung 4 3 2 1 Penjelasan tentang subindikator dari penilaian di atas diuraikan sebagai berikut. a. Teknik Gerak Teknik gerak yang dimaksud dalam subindikator penilaian adalah penggunaan teknik yang sesuai dengan teknik gerak motif-motif gerak tari Melinting, seperti yang telah dipaparkan pada Bab II tentang elemen gerak tari Melinting. Bahwa setiap motif tari Melinting mempunyai teknik gerak masing-masing. Contoh kesalahan dalam teknik gerak menari Melinting, yakni siswa menggerakkan gerakan kaki nginjek lado yang seharusnya, telapak kaki kanan ditepukkan ke lantai, angkat dan letakkan tumit ke arah kanan, tepukkan telapak kaki kiri ke arah kanan, angkat dan letakkan tumit kaki kiri kearah kanan, lakukan berulang-ulang

43 Tetapi siswa menggerakkan kaki nginjek lado, telapak kaki kanan ditepukkan ke lantai tumit tidak diangkat dan langsung menepukkan telapak kaki kiri sehingga jelas siswa bergerak tidak sesuai teknik gerak kaki nginjek lado. Apabila dalam menari Melinting siswa dapat menarikan dengan teknik gerak yang benar maka siswa akan mendapat skor. Jika terlihat 1-2 gerak tekniknya tidak tepat diberi skor 4. Jika terlihat 3-4 gerak tekniknya tidak tepat maka skor yang diperoleh siswa adalah 3. Skor 2 diperoleh siswa jika dalam menari terlihat -6 teknik gerak yang tidak tepat dan skor 1 diperoleh apabila siswa dalam menari Melinting terlihat 7 atau lebih gerak yang tidak tepat yang tidak sesuai dengan teknik gerak tari Melinting. b. Urutan Gerak Urutan gerak yang dimaksud dalam subindikator penilaian adalah urutan gerak tari Melinting mulai dari awal sampai pada akhir tarian. Contoh urutan gerak yang kurang tepat, yakni pada saat siswa menarikan tari Melinting seharusnya gerak nginyau bias 2x8 tetapi yang digerakkan gerak melayang 2x8. Hal ini terjadi bisa karena lupa atau kurang latihan sehingga pada saat menari Melinting siswa tidak sesuai urutan geraknya, yang berdampak pada tidak seragamnya gerakan dengan teman kelompoknya. Apabila dalam menari Melinting siswa dapat menarikan dengan urutan yang tepat maka siswa akan mendapat skor. Jika terlihat 1-2 gerak urutannya tidak tepat maka skor yang diperoleh siswa adalah 4. Jika terlihat 3-4 urutan geraknya tidak

44 tepat maka skor yang diperoleh siswa adalah 3. Skor 2 diperoleh siswa jika dalam menari terlihat -6 urutan gerak yang tidak tepat dan skor 1 diperoleh apabila siswa dalam menari Melinting terlihat 7 atau lebih urutan gerak yang tidak tepat yang tidak sesuai dengan urutan gerak yang dibuat dalam tari Melinting. c. Penggunaan Properti Properti yang digunakan dalam tari Melinting ialah sepasang kipas, yang digunakan di tangan kanan dan tangan kiri penari. Cara memegang kipas ini kipas harus berdiri tegak di kedua tangan. Tekniknya yakni dengan memegang pegangan kipas tersebut dengan empat jari kecuali ibu jari, kegunaannya agar ibu jari dapat menahan berdiri tegaknya kipas dikedua tangan. Penggunaan kipas ini harus mengikuti gerak pergelangan tangan seperti gerak memutar maka kipas harus berputar sempurna seperti tangan. Begitu juga saat mendorong tangan ke depan kipas harus berdiri tegak serta pada saat gerakan babar kipas kipas juga harus tetap berdiri tegak namun tetap luwes mengikuti gerakan tangan (Novrida, Nurhayati, 2004). Contoh penggunaan properti kipas yang kurang tepat, yakni ketika siswa menari Melinting, kipas tidak berdiri tegak, sehingga terlihat kurang estetis. Apabila dalam menari Melinting siswa dapat menggunakan properti dengan benar maka siswa akan mendapat skor. Jika terlihat 1-2 gerak penggunaan properti tidak maka skor yang diperoleh siswa adalah 4. Jika terlihat 3-4 gerak penggunaan properti tidak tepat maka skor yang diperoleh siswa adalah 3. Skor 2 diperoleh siswa jika dalam menari terlihat -6 gerak penggunaan properti yang tidak tepat

4 dan skor 1 diperoleh apabila siswa dalam menari Melinting terlihat 7 gerak atau lebih penggunaan properti tidak tepat yang tidak sesuai dengan teknik gerak tari Melinting. b. Tempo Gerak Tempo gerak yang dimaksud dalam subindikator penilaian adalah kerja sama antara tenaga, ruang gerak, dan kecepatan gerak. Setiap motif gerak harus digerakkan sesuai dengan teknik gerak masing-masing sehingga tenaga, ruang gerak, dan kecepatan gerakan akan tepat, tidak terlalu lemah, terlalu melebar atau menyempit dan terlalu cepat atau terlalu lambat karena itu tempo gerak dalam menari Melinting harus tepat. Contoh tempo gerak yang kurang tepat, yakni ketika siswa menari Melinting, siswa menggerakkan gerakan sughung sekapan, misal yang harusnya hitungan keempat adalah tangan kiri dan kaki kanan tapi siswa menggerakkan satu ketukan lebih cepat atau lebih lambat dari hitungan yang seharusnya. Apabila dalam menari Melinting siswa dapat menarikan dengan tempo yang tepat, maka siswa akan mendapat skor. Jika terlihat 1-2 gerak temponya tidak tepat atau terlalu cepat maupun lambat maka skor yang diperoleh siswa adalah 4. Jika terlihat 3-4 gerak temponya tidak tepat atau terlalu cepat maupun lambat maka skor yang diperoleh siswa adalah 3. Skor 2 diperoleh siswa jika dalam menari terlihat -6 tempo gerak yang tidak tepat, tidak bertenaga atau gerak tidak sesuai teknik dan skor 1 diperoleh apabila siswa dalam menari Melinting terlihat 7 atau

46 lebih tempo gerak yang tidak tepat yang tidak sesuai dengan teknik gerak tari Melinting. c. Kesesuaian Gerak dengan Musik Dalam tari Melinting sudah ada pedoman tentang penggunaan musik/tabuhan apa saja yang digunakan dalam menari Melinting. Dalam menari, gerak harus sesuai dan menyatu dengan musik sehingga tarian yang dibawakan akan lebih indah untuk dinikmati. Contoh kesesuaian gerak dengan musik yang kurang tepat, yakni ketika siswa menari pada saat adegan pembukaan yang diiringi dengan musik arus, tapi gerakan siswa tidak sesuai dengan karakter musik arus yang cepat dan tegas, gerakan siswa justru lebih cenderung pelan dan lembut, sehingga kurang menyatu dengan musik. Apabila dalam menari Melinting siswa dapat menarikan dengan musik yang tepat maka siswa akan mendapat skor. Jika terlihat 1-2 gerak dilakukan tidak sesuai dengan musik maka skor yang diperoleh siswa adalah 4. Jika terlihat 3-4 gerak dilakukan tidak sesuai dengan musik maka skor yang diperoleh siswa adalah 3. Skor 2 diperoleh siswa jika dalam menari terlihat -6 gerak dilakukan tidak sesuai dengan musik dan skor 1 diperoleh apabila siswa dalam menari Melinting terlihat 7 atau lebih gerak dilakukan tidak sesuai dengan musik.

47 f. Ekspresi Wajah Tari Melinting pada dasarnya adalah tari Keratuan Melinting yang ditarikan oleh putra-putri Keratuan Keratuan Melinting, yang ditarikan pada upacara adat saja. Dalam perkembangannya tari Melinting boleh ditarikan oleh siapa saja dan tidak hanya dalam upacara adat saja, seperti menyambut tamu agung sehingga pembawaan dan ekspresi penari harus layaknya putra putri Keratuan Melinting yang gagah dan anggun, ramah yang ditunjukkan selalu menebar senyum, selain itu ekspresi wajah sangat penting dalam menari karena akan menambah karakter dan kharisma tarian tersebut. Dalam menari Melinting harus selalu terlihat ramah dengan senyumannya. Sebaliknya, penari tidak boleh terlihat bingung dan tatapan mata tidak terarah atau selalu melihat ke bawah. Contoh kesalahan dalam ekspresi wajah ialah pada saat sedang menari Melinting siswa lupa gerakan karena belum hafal urutan gerak sehingga ekspresi wajah siswa akan terlihat bingung dan selalu melihat kearah temannya yang lain. Apabila dalam menari Melinting siswa dapat menarikan dengan ekspresi yang benar, maka siswa akan mendapat skor. Jika terlihat 1-2 gerak ekspresinya tidak tepat atau terlihat bingung maka skor yang diperoleh siswa adalah 4. Jika terlihat 3-4 gerak ekspresinya tidak tepat atau selalu menatap ke bawah maka skor yang diperoleh siswa adalah 3. Skor 2 diperoleh siswa jika dalam menari terlihat -6 gerak dengan ekspresi wajah tidak tepat, bingung atau tidak wajar dan skor 1 diperoleh apabila siswa dalam menari Melinting terlihat 7 atau lebih gerak dengan ekspresi yang tidak tepat, bingung atau selalu menatap ke bawah.

48 3.4 Teknik Analisis Data Cara yang digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian adalah sebagai berikut. a. Memeriksa kembali hasil yang sudah didapat. b. Memberi skor hasil kemampuan menari Melinting berdasarkan indikator yang dijadikan acuan. Skor terendah 1 dan skor tertinggi untuk setiap indikator. Hasil tes siswa dikoreksi oleh dua penskor, yaitu penskor I (penulis) dan penskor II (guru seni tari SMAN 1 Kotagajah). c. Menjumlah skor menarikan tari Melinting per indikator per siswa dengan mengambil skor rata-rata dari hasil penskor 1 dan hasil skor penskor II. d. Menentukan nilai persentase kemampuan menari Melinting siswa pada indikator yang dinilai berdasarkan rumus berikut. N = Skor Perolehan Skor Maksimal X 100% e. Menghitung rata-rata tingkat kemampuan menari Melinting siswa dengan rumus berikut. X = X N X 100% Keterangan: X X N = Skor rata-rata = Jumlah skor yang diperoleh siswa = Jumlah sampel

49 f. Menentukan tingkat kemampuan menari Melinting siswa berdasarkan penilaian yang dikemukakan oleh Nurgiantoro (2001:339) seperti yang terdapat pada tabel berikut. Tabel 3.4 Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menari Melinting Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah. Interval Persentase Tingkat Kemampuan 8%-100% 7%-84% 9%-74% 40%-8% 0%-39% (Modifikasi dari Nurgiantoro 2001:399) Keterangan Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali