BAB I PENDAHULUAN C (1.33 ± 0.32 F) selama seratus tahun terakhir (Rahmanelli, 2008).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

BAB I PENDAHULUAN. iklim sudah menjadi pengetahuan yang umum saat ini. Pemanasan global adalah

I. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. di negara ini berada hampir di seluruh daerah. Penduduk di Indonesia

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Iklim Perubahan iklim

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

Perubahan iklim dan dampaknya terhadap Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. 1

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA. udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

STRATEGY DAN INOVASI IPTEK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM DAN LINGKUNGAN SEKTOR PERTANIAN BADAN LITBANG PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

Dampak perubahan iklim bagi pertanian. Mayang adelia Puspita, SP. MP

INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono

Kontribusi Parameter Iklim Untuk Peringatan Dini Serangan Wereng Batang Coklat (WBC)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peningkatan suhu rata-rata bumi sebesar 0,5 0 C. Pola konsumsi energi dan

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

1. BAB I PENDAHULUAN

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

FIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

PEMANFAATAN DATA SIDIK DALAM PENETAPAN LOKASI DAN AKSI PRIORITAS ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERUBAHAN PENGUNAAN LAHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM KOTA MALANG

ANCAMAN GLOBALISASI. Ali Hanapiah Muhi Juli, komunikasi. Revolusi informasi mengarahkan kita ke dalam milenium ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

FENOMENA GAS RUMAH KACA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

Fenomena El Nino dan Perlindungan Terhadap Petani

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

TANYA-JAWAB Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA

I. PENDAHULUAN. interaksi proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di udara (atmosfer) dengan permukaan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Upaya pemenuhan kebutuhan beras bagi 230 juta penduduk Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peranannya dalam memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan. perekonomian Indonesia. Akan tetapi, meskipun mampu menyerap tenaga

APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL?

Makalah Pemanasan Global Dan Perubahan Iklim

RANCANG BANGUN ALAT UKUR POLLUTANT STANDARD INDEX YANG TERINTEGRASI DENGAN PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR CUACA SECARA REAL TIME

PENDAHULUAN. Latar Belakang

MAKALAH PEMANASAN GLOBAL

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 P. Nasoetion, Pemanasan Global dan Upaya-Upaya Sedehana Dalam Mengantisipasinya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

I. PENDAHULUAN. hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu

BAB I PENDAHULUAN. juga mencuat dalam pertemuan umum pemimpin APEC di Sydney dan. Berbagai fakta mudah sekali ditemukan bahwa pemanasan global telah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

IX. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. A. Kesimpulan. 1. Pada daerah sentra produksi utama di Indonesia, perkembangan luas panen,

INFORMASI PENGGUNAAN BAHAN PERUSAK OZON (BPO) DI PROVINSI JAMBI

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah

Draft Komik. Tema : Perubahan Iklim dan REDD. Judul :

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan dapat diakses dengan mudah. Globalisasi telah mempengaruhi berbagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan indeks pembangunan manusia. Peningkatan prevalensi penduduk

I. PENDAHULUAN. ini. Penyebab utama naiknya temperatur bumi adalah akibat efek rumah kaca

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 C (1.33 ± 0.32 F) selama seratus tahun terakhir (Rahmanelli, 2008). Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) (2007) menyatakan peningkatan suhu rata-rata global terjadi sejak pertengahan abad ke-20 yang disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca. Diperkirakan matahari telah berkontribusi terhadap peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000 sekitar 45-50%. Stott (dalam Rahmanelli, 2008) mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh matahari. Walaupun demikian, bahwa meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh matahari, sebagian besar disebabkan oleh gas rumah kaca (GRK). Gas rumah kaca adalah gas yang timbul secara alamiah dan merupakan akibat dari aktivitas manusia. Contoh dari GRK adalah CO 2 (karbon dioksida), CH 4 (methana), N 2 O (nitrogen oksida), CFC ( chloro fluoro karbon), HFC (hidro fluoro karbon), PFC (perfluoro karbon), SF 2 (sulfur heksafluoro). Jika GRK terlepas ke atmosfer dan sampai pada ketinggian troposfer, akan terbentuk lapisan selimut atau rumah kaca yang mengungkung bumi. Rumah kaca inilah yang akan memantulkan sebagian panas dari bumi kembali lagi ke bumi sehingga bumi dan atmosfer menjadi hangat (Wardhana, 2010). 1

2 Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan banyak perubahan di permukaan bumi, seperti meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim atau perubahan iklim. Perubahan iklim merupakan salah satu ancaman yang sangat serius terhadap sektor pertanian dan potensial mendatangkan masalah baru bagi keberlanjutan produksi pangan dan sistem produksi pertanian pada umumnya. Perubahan iklim adalah kondisi beberapa unsur iklim yang magnitude dan/atau intensitasnya cenderung berubah atau menyimpang dari dinamika dan kondisi ratarata, menuju ke arah (trend) tertentu (meningkat atau menurun). Penyebab utama perubahan iklim adalah kegiatan manusia (antropogenik) yang berkaitan dengan meningkatnya emisi GRK. Pertanian merupakan subsektor tanaman pangan dan hortikultura yang 2 paling rentan terhadap perubahan pola curah hujan. Tanaman hortikultura umumnya merupakan tanaman semusim yang relatif sensitif terhadap cekaman (kelebihan dan kekurangan) air. Secara teknis, kerentanan tanaman hortikultura sangat berhubungan dengan sistem penggunaan lahan, sifat tanah, pola tanam, teknologi pengelolaan tanah, air, tanaman, dan varietas. Oleh sebab itu, kerentanan tanaman hortikultura terhadap pola curah hujan akan berimbas pada luas areal tanam, produktivitas dan kualitas hasil. Kejadian iklim ekstrim, terutama El-Nino atau La-Nina, antara lain menyebabkan: (a) kegagalan panen, penurunan indeks pertanaman ( IP) yang berujung pada penurunan produktivitas dan produksi, (b) kerusakan sumberdaya lahan pertanian, (c) peningkatan frekuensi, luas, dan bobot/intensitas kekeringan, (d) peningkatan kelembaban, dan (e) peningkatan intensitas gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT).

3 Berdasarkan laporan DNPI (2013) sektor pertanian mengalami gangguan langsung akibat perubahan iklim. Perubahan iklim mengakibatkan peningkatan curah hujan di wilayah tertentu dan sekaligus kekeringan di tempat yang lain (Kusnanto, 2011). Hal ini berdampak bagi petani yang tidak lagi memprediksi musim tanam secara akurat. Petani yang memiliki pengetahuan mengenai perubahan iklim akan bertindak reaktif dan melakukan antisipasi terhadap dampak yang terjadi akibat dari perubahan iklim. Adaptasi terhadap perubahan iklim dapat direncanakan atau dilakukan dengan spontan. Tindakan spontan dilakukan tanpa kesadaran dalam memprediksi perubahan iklim namun berdasarkan pengalaman dan kondisi yang berlaku (Smithers dan Smit, 2009; Kalinda, 2011 dalam Kurniawati, 2012). Petani melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim dengan strategi menggeser masa tanam, mengubah variasi tanaman, mengubah pola tanam, mengubah tempat dan lokasi tanam. Hal ini berdasarkan pengalaman mereka atas perubahan iklim yang berlangsung secara bertahap (Miranda dkk, 2011 dalam Kurniawati, 2012). Jadi tindakan yang paling tepat untuk mengurangi dampak dari sifat ekstrimnya perubahan iklim adalah penyesuaian (adaptasi) kegiatan pertanian dengan perilaku iklim pada masing-masing wilayah. Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang tidak luput dari pengaruh perubahan iklim. Perubahan iklim di Bali sangat dirasakan petani tanaman hortikultura di daerah dataran tinggi, khususnya Desa Pancasari. Menurut Setiawan (2012), Desa Pancasari telah mengalami perubahan iklim dari tipe iklim C (agak basah) menjadi tipe iklim D (sedang) pada kurun waktu 1961-

4 2008 ditinjau dengan analisis kecendrungan curah hujan, analisis perubahan suhu udara, analisis perubahan tipe iklim dan analisis pergeseran bulan basah, lembab dan kering. Petani tanaman hortikultura di Desa Pancasari sering mengalami gagal panen, terutama pada tanaman stroberi. Berdasarkan data BPS (2012) pada tahun 2010 luas panen tanaman stroberi mencapai 120 hektar dengan produksi 8,36 ton dan pada tahun 2011 mengalami penurunan luas panen yang hanya mencapai 87 hektar dengan produksi 7,57 ton. Hal ini tidak terlepas dari perubahan iklim yang terjadi di Desa Pancasari. Harian Bisnis Bali (2007) melaporkan jika cuaca buruk yang terjadi menyebabkan hasil panen stroberi di sentra produksi Pancasari anjlok, dimana dari 0,5 hektar lahan pertanian maksimal mendapatkan hasil panen 10 kg. Tentunya hal ini tidak terlepas dari pengetahuan petani stroberi di kawasan tersebut terkait perubahan iklim yang terjadi. Mengacu pada fenomena tersebut, maka menarik dikaji lebih jauh mengenai Hubungan Tingkat Pengetahuan Petani tentang Perubahan Iklim dengan Adaptasi Budidaya Stroberi di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang ingin dipecahkan yaitu sebagai berikut. 1. Bagaimanakah pengetahuan petani stroberi tentang perubahan iklim di Desa Pancasari? 2. Bagaimanakah adaptasi petani terhadap perubahan iklim berkaitan dengan budidaya stroberi di Desa Pancasari?

5 3. Bagaimanakah hubungan tingkat pengetahuan petani tentang perubahan iklim dengan adaptasi budidaya stroberi di Desa Pancasari? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menguraikan pengetahuan petani stroberi tentang perubahan iklim di Desa Pancasari. 2. Mennguraikan adaptasi petani terhadap perubahan iklim berkaitan dengan budidaya stroberi di Desa Pancasari. 3. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan petani tentang perubahan iklim dengan adaptasi budidaya stroberi di Desa Pancasari. 1.4 Manfaat Penelitian Mengacu pada tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, terdapat sejumlah manfaat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini, yaitu: 1. Manfaat teoritis, temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat mengkontribusi pada penambahan teori dan temuan mengenai hubungan tingkat pengetahuan petani tentang perubahan iklim terhadap adaptasi budidaya stroberi. 2. Manfaat praktis 1) Bagi pemerintah, khususnya Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk

6 menetapkan kebijakan tentang adaptasi perubahan iklim yang dapat dilakukan bagi petani stroberi. 2) Bagi petani stroberi, penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk pengenalan adaptasi perubahan iklim untuk tanaman stroberi.