PENGARUH PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TERHADAP DURASI FABRIKASI BESI PADA PROYEK INDONESIA 1 DENGAN CREW BALANCE CHART

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING: STUDI KASUS PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6

KETERKAITAN KUANTITAS PEKERJAAN DENGAN DURASI DAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

PERBANDINGAN KOMPOSISI PEKERJA PASANGAN DINDING BATA ANTARA SNI 2008 DENGAN KENYATAAN DI LAPANGAN PADA PROYEK PERUMAHAN

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO. Ronny Walangitan ABSTRAK

METODE KERJA DAN PRODUKTIVITAS TUKANG BATU PADA PEKERJAAN PLESTERAN. Oleh: Taufik Dwi Laksono

PRODUKTIVITAS PEKERJA PADA PEKERJAAN BETON BERTULANG PROYEK BANGUNAN BERTINGKAT (Studi Kasus Proyek Bangunan Condominium TP6)

BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA PADA DINDING RUMAH TINGGAL. Oleh : Iwan Rustendi

Oleh : Dwi Sri Wiyanti. Abstrack

EFEKTIVITAS WAKTU KERJA KELOMPOK TUKANG

Jalan Perpustakaan Kampus USU, Medan ABSTRAK

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PEKERJAAN BETON PADA PROYEK KONSTRUKSI. Siti Rahmawati 1) Indrayadi, 2) Rafie.

EVALUASI PRODUKTIVITAS KERJA STRUKTUR KOLOM, BALOK, DAN PLAT DI PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6

Dian Rahayu Rose Marini

ANALISIS PRODUKTIVITAS PEKERJAAN DINDING SETENGAH BATA PADA RUMAH DUA LANTAI DI PROYEK PERUMAHAN

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN DAN BATA MERAH PADA PROYEK PERUMAHAN DI SURABAYA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE S.N.I. DAN SOFTWARE MS. PROJECT DALAM PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN LANGIT-LANGIT UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Tahap II Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5, Malang)

BAB IV METODELOGI PENELITIAN. Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo. pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi

ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RANGKA ATAP BAJA RINGAN PADA PERUMAHAN DI KALIMANTAN SELATAN

Jurnal Teknik Sipil ITP Vol. 4 No.1 Januari 2017 ISSN:

Hariyono Seputro Youngky Pratama 6

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA

PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING PROYEK PERUMAHAN DI KOTA PEKANBARU

ANALISA DURASI RENCANA AKTIVITAS DAN EVALUASI PELAKSANAAN JADWAL PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT (STUDI KASUS PADA PROYEK X )

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perencanaan proyek. Besarnya nilai upah dari pekerja ditentukan

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PROTOTIPE RUSUNAWA TIPE 36 BERDASARKAN PERENCANAAN CASH FLOW OPTIMAL

STUDI TENTANG HARGA SATUAN UPAH PADA PROYEK KONSTRUKSI

PENERAPAN RESOURCE LEVELING DENGAN MINIMUM MOMENT METHOD DAN ENTROPY MAXIMIZATION

ANALISIS KOEFISIEN HARGA SATUAN TENAGA KERJA DI LAPANGAN DENGAN MEMBANDINGKAN ANALISIS SNI DAN ANALISIS BOW PADA PEMBESIAN DAN BEKISTING KOLOM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. CPM memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari sisi kontraktor maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA BANGUNAN BERTINGKAT (Studi kasus Pembangunan Hotel Holiday Inn Express Bogor)

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.4 Juni 2017 ( ) ISSN:

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.10 Oktober 2016 ( ) ISSN:

PRODUKTIVITAS DAN KETERLAMBATAN PRODUKSI TIANG PANCANG DAN TIANG LISTRIK PADA PERUSAHAAN X DENGAN MPDM

EFISIENSI TENAGA KERJA DENGAN RANKED POSITIONAL WEIGHT METHOD

Kata kunci : harga satuan pekerjaan pasangan bata,sni, Work Study.

STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010

BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terlambat, maka kontraktor akan terkena sangsi berupa denda yang telah disepakati dalam dokumen kontrak.

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING SCHEDULE PROYEK GEDUNG 8 LANTAI SISTEM PRACETAK DENGAN MENGGUNAKAN MS PROJECT

PERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS WAKTU PEKERJAAN FINISHING PADA PROYEK APARTEMEN

PENGARUH RESOURCE LEVELING TERHADAP ALOKASI TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI

KAJIAN PENERAPAN HARGA SATUAN SNI DAN HARGA SATUAN JADI DI KOTA MANADO

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

PRODUKTIVITAS KELOMPOK TENAGA KERJA PADA GEDUNG BERTINGKAT (PEKERJAAN PLESTERAN)

APLIKASI METHOD PRODUCTIVITY DELAY MODELPADA ANALISA PENGARUH WASTEPEKERJA TERHADAP INDEKS KOEFISIEN PRODUKTIVITAS

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA

STUDI TENTANG UPAH DAN UPAH LEMBUR TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. proyek terdiri dari man, materials, machine, money dan method.

PERHITUNGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN DINDING BATA RINGAN DENGAN METODE SNI & MS. PROJECT PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM ENTERPRENEURSHIP

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI GEDUNG RUSUNAWA ITB JATINANGOR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Manager dan Tukang/ Pekerja Proyek yang berkedudukan sebagai perusahaan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 163

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung II Dan Bangunan Penghubung FISIP, Universitas Brawijaya Malang)

ANALISIS PRODUKTIVITAS JUMLAH TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PLESTERAN DINDING DENGAN METODE WORK STUDY NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

STUDI KASUS PEKERJAAN PRODUKSI DAN PEMASANGAN DINDING PRECAST PADA PROYEK APARTEMEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONTRAKTOR DALAM MEMILIH SUPPLIER PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR

3 Jurusan Teknik Sipil Universitas Tama Jagakarsa Jalan Letjen TB Simatupang No. 152 Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proyek adalah suatu urutan kegiatan dan peristiwa yang dirancang

Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur. Universitas Brawijaya ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

ANTISIPASI KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE WHAT IF DITERAPKAN PADA MICROSOFT PROJECT

Volume 14 No. 01 Maret 2013 ISSN :

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE LINEAR PROGRAMMING UNTUK ANALISIS PEMOTONGAN BESI TULANGAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU PADA PEMBANGUNAN JARINGAN DAERAH IRIGASI SANGKUP KIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia),

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

OPTIMASI SITE LAYOUT MENGGUNAKAN MULTI- OBJECTIVES FUNCTION

EFISIENSI HARGA METODE PRACETAK PADA BANGUNAN BERTINGKAT RUSUNAWA PROTOTIPE DI WILAYAH JAKARTA DAN PAPUA

BAB IV ANALISA TIME COST TRADE OFF

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

Naskah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ANALISA PERBEDAAN HARGA RAB DENGAN RAP UNTUK PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK ITC POLONIA MEDAN

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG BERDASARKAN SNI DAN SOFTWARE MS PROJECT

BAB I PENDAHULUAN. dari awal hingga akhir suatu proyek. Pelaksanaan proyek konstruksi

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

EVALUASI DAN ANALISA JADWAL PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK X )

Transkripsi:

Jurnal Mitra Teknik Sipil Vol. 1, No. 1, Agustus 2018: hlm 1-8 PENGARUH PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TERHADAP DURASI FABRIKASI BESI PADA PROYEK INDONESIA 1 DENGAN CREW BALANCE CHART Denny Caroline 1 dan Hendrik Sulistio 2 1 Program Studi Sarjana Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Letjen S. Parman No.1 Jakarta Email: dnycaroline@gmail.com 2 Program Studi Sarjana Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Letjen S. Parman No.1 Jakarta Email: hendriks@ft.untar.ac.id ABSTRAK Rendahnya produktivitas tenaga kerja yang disebabkan banyaknya idle mempengaruhi durasi pekerjaan proyek. Banyaknya idle time pekerja dan kondisi pekerja di lapangan ditampilkan dalam crew balance chart. Peningkatan produktivitas tenaga kerja menggunakan crew balance chart pada fabrikasi besi proyek Indonesia 1 untuk mendapatkan hasil produktivitas dalam kondisi ideal serta menganalisa kerugian yang ditimbulkan akibat waktu tidak produktif tenaga kerja. Metode pengumpulan data dalam crew balance chart menggunakan observasi dan wawancara di lapangan. Data diolah menggunakan matematika sederhana sehingga terbentuk crew balance chart. Dalam diagram dapat terlihat waktu tidak produktif pekerja kemudian dilakukan peningkatan produktivitas sehingga terlihat pengaruh terhadap durasi pada keadaan lapangan dan keadaan ideal. Waktu tidak produktif pekerja dapat dianalisis untuk mendapatkan koefisien pekerja dimana digunakan untuk menghitung kerugian yang ditimbulkan akibat waktu tidak produktif pekerja. Dari hasil penelitian diketahui waktu tidak produktif tenaga kerja pada pekerjaan fabrikasi besi proyek konstruksi Indonesia 1 rata-rata mencapai 50% sehingga dapat disebut tenaga kerja pada pekerjaan fabrikasi besi cenderung tidak produktif. Pekerjaan yang dikerjakan di lapangan pada hari pertama seharusnya dapat diselesaikan dalam 176,277 menit dalam kondisi ideal sedangkan pada hari kedua dapat diselesaikan dalam 174,15 menit dalam kondisi ideal sehingga dapat disimpulkan pekerjaan yang dikerjakan di lapangan selama 2 hari dapat diselesaikan dalam kurun waktu 1 hari apabila dilakukan peningkatan produktivitas tenaga kerja. Besarnya waktu tidak produktif menyebabkan rendahnya koefisien pekerja sehingga menimbulkan kerugian pada hari pertama sebesar Rp.177.550,00 sedangkan hari kedua sebesar Rp.182.450,00 dimana rata-rata kerugian mencapai 50%. Kata kunci: produktivitas tenaga kerja, durasi, crew balance chart. 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Proses pelaksanaan kegiatan dalam proyek konstruksi selain menggunakan peralatan, dibutuhkan juga tenaga kerja. Faktor manusia merupakan salah satu faktor yang memengaruhi produktivitas dalam pelaksanaan proyek konstruksi dan dalam kenyataannya, banyak ditemukan delay pada pekerjaan proyek konstruksi yang disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja dan peralatan. Durasi pekerjaan suatu proyek sangat bergantung terhadap produktivitasnya. Semakin rendah produktivitasnya maka semakin besar peluang terjadi keterlambatan dalam sebuah proyek dan begitu juga dengan sebaliknya. Pada proyek konstruksi banyak ditemukan pemborosan waktu yang disebabkan rendahnya produktivitas para pekerja. Rendahnya produktivitas para pekerja karena banyaknya idle time pada pekerjaan yang ditugaskan. Idle time ini dapat disebabkan keadaan pekerja yang kurang sehat, kurangnya pemahaman terhadap pekerjaannya atau waktu merokoknya pekerja. Produktivitas tenaga kerja dan peralatan perlu dianalisis sehingga pekerjaan yang dikerjakan dapat dilakukan sebagaimana dapat selesai sesuai dengan durasi diharapkan. Durasi merupakan salah satu aspek yang sangat memengaruhi kesuksesan pelaksanaan proyek konstruksi. Untuk menjawab kebutuhan agar proyek dapat selesai dan memenuhi tujuan dibutuhkan pengendalian yang optimal dari pelaksanaannya. Pendataan pekerja dapat dimanfaatkan untuk evaluasi kinerja dan data tersebut akan ditampilkan dalam bentuk diagram Crew. Hasil pendataan ini dapat digunakan untuk menentukan durasi yang dikonsumsi oleh setiap pekerja. 1

Pengaruh Peningkatan Produktivitas Terhadap Durasi Fabrikasi Besi pada Proyek Indonesia 1 dengan Crew Denny Caroline, et al. Peningkatan produktivitas dari tenaga kerja pada pekerjaan proyek konstruksi Indonesia 1 dengan menggunakan diagram Crew untuk mendapatkan hasil produktivitas dalam kondisi ideal, durasi yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan dalam kondisi ideal serta menganalisa kerugian yang ditimbulkan. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara menghitung waktu tidak produktif dan koefisien pekerja berdasarkan kondisi lapangan dengan menerapkan Crew? 2. Bagaimana produktivitas dan pengaruh terhadap durasi pada keadaan lapangan dan keadaan ideal? 3. Berapa kerugian yang ditimbulkan akibat pekerja yang tidak produktif berdasarkan koefisien pekerja menurut pengamatan? Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan skripsi ini melakukan optimasi produktivitas pada pekerjaan di suatu proyek konstruksi Indonesia 1 dengan diagram Crew sehingga dapat ditentukan: 1. Cara menghitung waktu tidak produktif dan koefisien pekerja berdasarkan kondisi lapangan dengan diagram Crew pada pekerjaan proyek konstruksi Indonesia 1. 2. Produktivitas dan pengaruh terhadap durasi pada keadaan lapangan dan keadaan ideal pada proyek konstruksi Indonesia 1. 3. Kerugian yang ditimbulkan akibat pekerja yang tidak produktif berdasarkan koefisien pekerja menurut pengamatan. Batasan Masalah Penulisan skripsi ini mencakup dan dibatasi oleh: 1. Teknik optimasi durasi berdasarkan pendataan dari lapangan pada pekerjaan proyek konstruksi Indonesia 1 dengan pemodelan diagram Crew. 2. Pengamatan difokuskan pada pekerjaan fabrikasi besi pada proyek konstruksi Indonesia 1. 3. Analisis akan dilakukan pada data yang sesuai dengan kondisi lapangan pada pekerjaan proyek konstruksi Indonesia 1. 4. Peningkatan produktivitas dimana produktivitas mencapai kondisi ideal pada pemodelan diagram Crew Balance Chart. 2. TINJAUAN PUSTAKA Durasi Waktu pelaksanaan pekerjaan ialah jangka waktu pelaksanaan dari seluruh pekerjaan dihitung dari permulaan pekerjaan sampai dengan seluruh pekerjaan selesai. Waktu pelaksanaan pekerjaan diperoleh dari waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian-bagian pekerjaan, didapat dari penjumlahan waktu untuk menyelesaikan jenis pekerjaan yang saling bersangkutan (Djojowirono, Soegeng, 1991). Suatu proyek meliputi rangkaian pekerjaan atau kegiatan yang tersusun dalam urutan tertentu sehingga dalam perencanaan dan penjadwalan proyek harus dilakukan dengan tepat dan lengkap. Masalah durasi dapat menimbukan kerugian biaya bila terlambat dari jadwal yang direncanakan begitu juga dengan sebaliknya akan menguntungkan bila dapat dipercepat Produktivitas Produktivitas secara umum dapat diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Produktivitas merupakan tolak ukur keefektivitas tenaga kerja maupun peralatan dalam mencapai tujuan yang ditentukan dengan biaya terendah. Produktivitas yang disesuaikan ke dalam bidang konstruksi dapat diartikan perbandingan antara hasil kerja dengan waktu yang digunakan untuk mencapai hasil kerja tersebut. Menurut Stefanus dan Rachmat (2007), terdapat dua aspek yang penting dalam produktivitas kerja adalah efisiensi dan efektivitas dimana efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan terencana dengan masukan yang sebenarnya terlaksana dan efektifitas merupakan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai dalam suatu ukuran, baik secara kualitas maupun waktu. 2

Jurnal Mitra Teknik Sipil Vol. 1, No. 1, Agustus 2018: hlm 1-8 Menurut Wuryanti (2010) terdapat berbagai teknik pengumpulan data produktivitas yang salah satunya merupakan Time and Motion Study, yang merupakan pencatatan jumlah waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu aktivitas pekerja. Pengukur harus menetapkan terlebih dahulu kapan awal dan akhir dari suatu siklus. Dalam pelaksanaan metode ini, terdapat dua macam teknik, yaitu dengan menggunakan stopwatch dan penggunaan video kamera. Pengamatan melalui video (video recording) lebih populer dalam pengumpulan data lapangan menggunakan metode time studies. salah satu diagram yang menggunakan metode time studies adalah Crew Crew Crew balance chart merupakan teknik berbentuk diagram yang menunjukkan aktivitas dan durasi yang berlanjut dari tenaga kerja individual yang mengerjakan pekerjaan konstruksi yang berulang. Pembentukan crew-balance chart diawali dengan pencatatan waktu kerja untuk setiap pekerja dan alat yang digunakan (metode time study).diagram ini menawarkan cara yang efektif dalam menunjukkan keterkaitan antar tenaga kerja dan peralatan dalam pekerjaan yang diberikan. Diagram crew balance chart terdapat batang vertikal yang diskalakan terhadap waktu maupun progress. Batang vertikal tersebut diplot pada absis X yang menunjukkan tenaga kerja individual maka semakin banyak batang vertikal dapat diartikan banyaknya tenaga kerja yang bekerja di dalam pekerjaan tersebut. Selain itu, dalam sebuah batang vertikal akan dibagi menjadi berbagai pola yang menunjukkan subkegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja tersebut, yang dimaksud dalam subkegiatan seperti waktu kegiatan, waktu idle, waktu yang tidak efisien maupun waktu yang tidak produktif. Pada ordinat Y menunjukkan durasi dari pendataan (menit, detik) atau persentase subkegiatan dalam pekerjaan tersebut (O Brien and Zilly, 1991). Gambar 1. Diagram Crew (Sumber: Kuprenas, J.A. dan Fakhouri,2001) Dari diagram crew balance chart ini akan dihitung perbandingan waktu dasar dengan waktu tidak produktif dari pekerjaan yang bersangkutan. Perbandingan waktu dasar dan waktu tidak produktif ini akan ditampilkan dalam bentuk tabel rekapitulasi pekerjaan pada tabel 1. Tenaga kerja Kegiatan Tabel 1. Rekapitulasi Waktu Kegiatan Waktu produktif Waktu tidak produktif Observasi Rata-rata % Observasi Rata-rata % C Tukang Rekapitulasi waktu total Σ Σ Z Σ ) Σ Z Keterangan: = waktu dasar pekerja C saat jam A pada sub kegiatan m saat observasi = waktu dasar pekerja C saat jam B pada sub kegiatan m saat observasi = waktu tidak produktif pekerja C saat jam A pada sub kegiatan m saat observasi = waktu tidak produktif pekerja B saat jam B pada sub kegiatan m saat observasi n = rata-rata waktu jam A dan jam B = persentase waktu produktif 3

Pengaruh Peningkatan Produktivitas Terhadap Durasi Fabrikasi Besi pada Proyek Indonesia 1 dengan Crew Denny Caroline, et al. = persentase waktu tidak produktif = x 100% (1) = x 100% (2) 3. METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Objek Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di proyek Indonesia 1, Jakarta Pusat. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara untuk memperoleh data. Metode observasi difokuskan pada pekerjaan fabrikasi besi proyek Indonesia 1 berlangsung dengan menggunakan alat bantu video camera. Wawancara akan dilakukan pada Project Manager dan para pekerja yang terlibat dalam proyek Indonesia 1. Metode Pengolahan Data Data yang diperoleh akan diolah dan kemudian di plot dalam crew balance chart. Dalam diagram tersebut dapat menunjukkan data hasil observasi pada pekerjaan fabrikasi besi di lapangan proyek Indonesia 1. Kemudian dapat dilakukan perhitungan untuk mendapatkan persentase waktu produkti dan tidak produktif dari tiap pekerja beserta upah sesuai produktivitas pekerja. Dari persentase waktu produktif tersebut dapat diperoleh koefisien para pekerja. Produktivitas di lapangan juga dilakukan perhitungan untuk mendapatkan hasil produktivitas di lapangan kemudian dilakukan peningkatan prodiktivitas untuk mendapat hasil produktivitas dalam kondisi ideal. Kemudian dilakukan perbandingan hasil produktivitas di lapangan dan keadaan ideal untuk mendapatkan durasi yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dilapangan dalam produktivitas kondisi ideal. Koefisien pekerja yang didapatkan dari perhitungan kemudian akan diolah untuk mendapatkan upah berdasarkan koefisien pekerja atau produktivitas pekerja dan dilanjutkan dengan analisa kerugian kontraktor berdasarkan waktu tidak produktif pekerja. 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil pengumpulan data penelitian Pengumpulan data produktivitas tenaga kerja difokuskan pada pekerjaan fabrikasi besi pada proyek Indonesia 1, Jakarta yang diperoleh sampel selama 6 jam. Dalam pekerjaan fabrikasi tulangan ini, terdapat 2 kelompok pekerja yang bertanggung jawab untuk 2 kegiatan yang berbeda, yaitu kelompok pekerjaan cutting tulangan dan kelompok pekerjaan bending tulangan. Data yang diperoleh dilapangan berupa video yang berisikan catatan waktu produktif dan waktu tidak produktif dari pekerjaan tersebut. Waktu produktif dan tidak produktif ini akan diproses dan dihitung untuk mendapatkan waktu produktivitas tenaga kerja dan mengetahui koefisien tenaga kerja. Pada tabel 2 dapat dilihat contoh rekapitulasi waktu kegiatan dari para pekerja pada jam pertama.. Tabel 2. Contoh Hasil Pengamatan Kondisi Tenaga Kerja Waktu Tenaga Kerja A B C D 00.00-01.19 prep idle idle idle 01.19-06.26 bending bending prep prep 06.26-07.25 bending bending cutting cutting 07.25-16.30 idle idle cutting cutting 16.30-24.25 bending bending cutting cutting 24.25-25.30 idle idle cutting cutting 25.30-30.53 bending bending cutting cutting 30.53-47.55 bending bending idle idle 47.55-48.55 idle idle idle idle 48.55-49.43 bending bending idle idle 49.43-60.00 bending bending cutting cutting 4

Jurnal Mitra Teknik Sipil Vol. 1, No. 1, Agustus 2018: hlm 1-8 Terdapat berbagai subkegiatan dalam pekerjaan fabrikasi besi tersebut yang berupa prep, cutting, bending, idle, dan wait. Prep artinya persiapan pekerja sebelum memulai pekerjaan fabrikasi, seperti mempersiapkan dan mengatur alat, mengukur panjang potongan dan bengkokan. Cutting artinya pemotongan tulangan. Bending artinya kegiatan pembengkokan tulangan. Idle artinya waktu di mana para pekerja tidak melakukan kegiatan apapun yang berkaitan dengan pekerjaan mereka, seperti mengobrol, minum kopi, dan beristirahat di luar jam makan. Wait artinya para pekerja sedang menunggu hasil potongan tulangan untuk dikerjakan di bagian bending. Perhitungan dan rekapitulasi Perhitungan persentase waktu produktif dan waktu tidak produktif pekerja dengan menggunakan tabel rekapitulasi kegiatan. Pada tabel 3 dapat dilihat contoh rekapitulasi waktu kegiatan dari pekerja A yang menampilkan waktu produktif dan waktu tidak produktif dari pekerja A. Nama A Tabel 3. Rekapitulasi Waktu Kegiatan Hari Pertama Waktu Produktif Waktu Tidak Produktif Kegiatan Jam Observasi Rata-rata % Observasi Rata-rata (menit) (menit) (menit) (menit) % 09.00-09.30 19.833 10.167 24.4165 13.56 09.30-10.00 29 1 10.00-10.30 16.833 13.167 13.1665 7.315 10.30-11.00 9.5 20.5 11.00-11.30 9.667 20.333 10.5415 5.856 Bending 11.30-12.00 11.416 18.584 tulangan 13.00-13.30 26.883 3.117 13.4415 7.468 13.30-14.00 0 30 14.00-14.30 10.466 19.534 17.1 9.5 14.30-15.00 23.734 6.266 15.00-15.30 21.4 8.6 10.7 5.944 15.30-16.00 0 30 5.5835 16.8335 19.4585 16.5585 12.9 19.3 3.102 9.352 10.81 9.199 7.167 10.72 178.732 49.65 181.268 50.35 Dari tabel 3, diperoleh bahwa besar waktu produktif pekerja A adalah sebesar 49,6478%, sementara besar waktu tidak produktif dari pekerja A adalah sebesar 50,35%.Rekapitulasi waktu tidak produktif dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Rekapitulasi Total Waktu Tidak Produktif Hari Pertama dan Kedua No. Nama Jabatan Persentase total waktu tidak produktif (%) 1. A Tukang bending 50.35 2. B Tukang bending 51.74 3. C Tukang cutting 48.76 4. D Tukang cutting 49.06 Implementasi crew balance chart Data yang diperoleh akan diplot ke dalam crew balance chart. Pada gambar 2, dapat dilihat contoh diagram crew balance chart dari seluruh pekerja. 5

Pengaruh Peningkatan Produktivitas Terhadap Durasi Fabrikasi Besi pada Proyek Indonesia 1 dengan Crew Denny Caroline, et al. Keterangan: Idle Bending Cutting Prep Wait Gambar 2. Crew Fabrikasi Tulangan = waktu tidak produktif (mengobrol, bersantai, minum kopi) = kegiatan pembengkokan tulangan. = kegiatan pemotongan tulangan. = persiapan alat, pengukuran panjang potongan tulangan. = menunggu tulangan yang akan dikerjakan. Perhitungan produktivitas pekerja kondisi lapangan dan kondisi ideal Berikut ini merupakan perhitungan besaran produktivitas pekerja yang didapat selama pengamatan dan produktivitas dalam kondisi ideal pada pekerjaan fabrikasi tulangan. Produktivitas kondisi lapangan = Σ (Jumlah hasil bending x berat potongan tulangan) = (162 x 0,814) + (12 x 5,9095) + (32 x 8,374) + (24 x 3,239) + (64 x 2,8392) + ((32+208) x 1,0192) + (16 x 1,248) + ((24+57) x 6,4064) = 1.516,6862 kg/hari Produktivitas kondisi ideal = 3.097,4367 kg/hari Analisa Peningkatan Produktivitas Terhadap Durasi Kerja Produktivitas pekerja dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat dengan cara meningkatkan produktivitas. Produktivitas besi yang dihasilkan sebesar 1.516,6862 kg sedangkan pada perhitungan dimana produktivitas setelah ditingkatkan dapat mencapai 3.097,4367 kg. Berdasarkan data diatas maka dilakukan perhitungan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan setelah mengurangi waktu idle atau meningkatkan produktivitas. Durasi yang diperlukan untuk menyelesaikan kondisi lapangan = = = 176,277 menit Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dilihat berdasarkan perhitungan teoritis dimana produktivitas pekerja mencapai 100% atau produktivitas tanpa idle. Pekerjaan yang dikerjakan di lapangan dalam 1 hari seharusnya dapat diselesaikan dalam kurun waktu 176,277 menit apabila produktivitas pekerja ditingkatkan atau mengurangi waktu idle. 6

Jurnal Mitra Teknik Sipil Vol. 1, No. 1, Agustus 2018: hlm 1-8 Analisis Upah Kerja Berdasarkan data yang diperoleh dan dihitung melalui tabel rekapitulasi waktu kegiatan, maka pada tabel 5 dapat dilihat rekapitulasi upah seluruh pekerja. Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Upah Pekerja KOEFISIEN (%) JABATAN SATUAN HARGA/HARI JUMLAH 49.6478 PEKERJA A 90.000 44.683 48.1528 PEKERJA B 90.000 43.437,5 51.2408 PEKERJA C 90.000 46.116,75 50.9353 PEKERJA D 90.000 45.841,75 Analisa Kerugian Kontraktor Berikut ini akan dihitung besar kerugian yang dibayarkan kontraktor akibat adanya waktu tidak produktif dari para pekerja selama pekerjaan fabrikasi tulangan berlangsung. Kerugian total = Σ (Harga satuan upah pekerja - Upah pekerja) = (90.000-44.683) + (90.000-43.437,5) + (90.000-46.116,75) + (90.000-45.841,75) = Rp 179.921/hari 5. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan analisa pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil analisis dengan metode crew balance chart, diperoleh hasil sebagai berikut: Pekerja Waktu Tidak Produktif (%) Koefisien (%) A 50,35 49,6478 B 51,74 48,2639 C 48,76 51,2408 D 49,06 50,9353 Pekerja A dan B bertanggungjawab untuk pekerjaan bending serta pekerja C dan D bertanggungjawab untuk pekerjaan cutting. Jumlah waktu tidak produktif ini mencapai kurang lebih 50% sehingga dapat disimpulkan produktivitas dalam pekerjaan fabrikasi besi ini kurang baik dan tidak efisien. 2. Hasil produktivitas pekerjaan fabrikasi besi pada kondisi lapangan sebesar 1.516,6862 kg dan produktivitas dalam kondisi ideal sebesar 3.097,4367 kg. Produktivitas dalam kondisi ideal dimaksudkan kondisi produktivitas pekerja mencapai 100%. Dari data diatas dilakukan perhitungan pengaruh terhadap durasi yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan dalam kondisi produktivitas kondisi ideal sebesar 176,277 menit sehingga dapat disimpulkan pekerjaan dalam jangka waktu 1 hari dapat diselesaikan dalam kurun waktu 176,277 menit hari apabila produktivitas pekerja mencapai kondisi ideal. 3. Berdasarkan perhitungan total upah pekerja diperoleh hasil dimana upah total 4 pekerja sebesar Rp. 360.000,00 dan upah pekerja berdasarkan koefisien sebesar Rp.180.079,00 sehingga menimbulkan kerugian kontraktor sebesar Rp.179.921,00. Kerugian tersebut disebabkan oleh rendahnya koefisien pekerja yang dipengaruhi oleh rendahnya waktu produktivitas dari pekerja. Saran 1. Penambahan mandor sangat diperlukan untuk pengawasan pekerja dilapangan dikarenakan banyaknya waktu yang tidak produktif dari pekerja yang mengakibatkan kerugian biaya sekitar 50%. 2. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut pada pekerjaan yang sama dengan durasi waktu yang lebih lama untuk mendapatkan hasil yang lebih mendekati dengan kondisi lapangan. Penelitian ini juga dapat diterapkan 7

Pengaruh Peningkatan Produktivitas Terhadap Durasi Fabrikasi Besi pada Proyek Indonesia 1 dengan Crew Denny Caroline, et al. pada pekerjaan berskala besar seperti pekerjaan pengecoran untuk mendapatkan hasil optimasi yang lebih optimal. DAFTAR PUSTAKA Djojowirono, Soegeng, Manajemen Konstruksi I. BPKMTS UGM, Yogyakarta: 1991. Ervianto, W.I. Manajemen Proyek Konstruksi, Edisi Pertama, Yogyakarta: Salemba Empat, 2002. Kuprenas, J.A. dan Fakhouri, A.S. A crew balance case study-improving construction productivity. Construction management association of America, 2001. Oglesby, C.H.; Parker, H.W.; dan Howell, G.A. Productivity Improvement In Construction. New York: McGraw- Hill, Inc., 1989. O brien, James J dan Zilly, Robert G., Contractor s management handbook, McMraw-hill, inc., NY: pp 9-30 13-25, 1991. Stefanus, Andy Samuel and Suryotomo, Rachmat. Studi tentang produktivitas pekerjaan pasangan dinding setengah bata lantai dua pada proyek perumahan. Bachelor Thesis, Petra Christian University, 2007. Wuryanti, Wahyu. Standardisasi Pedoman Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja Untuk Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung. Makalah seminar tidak diterbitkan. Banjarmasin: Prosiding PPI Standardisasi, 2010. 8