BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan memberikan pembaharuan pada kurikulumnya dari

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti sebelumnya telah melakukan observasi awal berupa wawancara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

Oleh Rudiansyah Siregar Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 9 BATANGHARI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kemampuan berbahasa pada siswa. Dari pengajaran sastra, siswa

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya Kurikulum 2013 sebagai pengembangan berbagai kompetensi

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khidmatul Mamluah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan kegiatan pembelajaran, menentukan kesuksesan seorang pendidik dan sekolah dalam melaksanakan pendidikan. Oleh karena itu, seorang pendidik di sekolah akan selalu memerhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Dalam sejarah pendidikan, Indonesia telah berulang kali melakukan pergantian kurikulum. Pada tahun 2013, Indonesia mengganti kurikulum pendidikan sebelumnya yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Dengan adanya pergantian kurikulum ini, diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab. Namun, pada kenyataanya perubahan kurikulum tersebut seringkali membingungkan pendidik, bahkan perubahan kurikulum turut mempengaruhi mental pendidik dalam melakukan pengajaran. Berkenaan dengan pengertian pembelajaran, Rusman (2012, hlm. 1) mengatakan, bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Keempat komponen pembelajaran tersebut, harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Pembelajaran yang dilakukan di sekolah harus berdasarkan pada kurikulum. Kurikulum mengandung beberapa kompetensi yang berbeda. Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran Bahasa Indonesia mengajarkan lima keterampilan berbahasa, yaitu membaca, menyimak, berbicara, menulis, dan memirsa. Keterampilanketerampilan tersebut saling berhubungan, baik menyimak, membaca, dan memirsa sebagai keterampilan reseptif, maupun berbicara dan menulis sebagai keterampilan produktif. Berdasarkan lima keterampilan berbahasa tersebut, penulis tertarik menyoroti keterampilan menulis. Maka dari itu, penulis mengambil Kompetensi Dasar (KD) 4.17 pada kelas X SMA, mengenai pembelajaran menulis puisi dengan memerhatikan unsur-unsur pembangunnya (tema, diksi, imaji, gaya bahasa, 1

2 struktur, perwajahan). Namun, penulis memilih lebih berfokus pada diksi, imaji, dan gaya bahasa yang termasuk ke dalam unsur fisik pembangun sebuah puisi. Keterampilan menulis bermanfaat untuk mengasah kemampuan peserta didik, yang bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun tanpa memerlukan orang kedua sebagai komunikan. Menulis merupakan aktivitas yang melibatkan pikiran dan perasaan, sehingga mampu menghasilkan suatu bentuk kata, kalimat, bahkan paragraf. Seperti yang dikemukakan Tarigan (2008, hlm. 3), bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan komunikan. Pada kenyataannya tidak semua orang gemar menulis. Banyak kesulitan yang menjadi alasan orang enggan menulis. Salah satunya terdapat pada kesulitan menentukan gagasan dan ide pikiran yang menjadi dasar dari tulisan tersebut. Seperti halya menulis puisi, tidak semua orang mau menuliskan sebuah puisi yang merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, larik, serta bait. Senada dengan pendapat Alwasilah (2007, hlm. 31), bahwa selama ini keterampilan menulis puisi terkesan sulit, sehingga banyak guru yang hanya mengajarkan teori puisi saja, tidak dengan pengajaran menulis puisi. Penyajian pembelajaran tersebut dirasa kurang menarik dan tidak menghilangkan kesulitan peserta didik, sebab tidak menggunakan strategi atau teknik yang sesuai dengan keadaan peserta didik. Maka dari itu, pembelajaran menulis puisi cenderung dihindari karena dianggap sulit. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa pembelajaran puisi hanya diajarkan untuk sekedar memenuhi target kurikulum saja. Peserta didik lebih banyak diberikan metode ceramah tentang teori puisi, bukan praktik menulis puisi. Peserta didik belum diberi pembelajaran tentang menulis puisi secara utuh, runtut, dan bertahap. Padahal, pembelajaran menulis puisi perlu disikapi sebagai suatu proses yang dapat menghasilkan sebuah produk berbentuk karya. Selain faktor pengajaran yang diberikan oleh pendidik, rendahnya minat peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi juga disebabkan kebanyakan peserta didik mengatakan bahwa menulis puisi itu sulit. Kesulitannya terletak pada merangkai dan memilih kata-kata, serta menentukan ide. Kesulitan tersebut penulis ketahui dari hasil penelitian yang dilakukan Widijanto (2007, hlm. 71), bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam menentukan ide, menentukan kata-kata

3 pertama dalam puisinya, kesulitan mengembangkan ide puisi karena minimnya kosa kata yang dimiliki, kesulitan menentukan diksi, dan kesulitan dalam menuangkan imajinasi yang tertanam dalam pikirannya. Hal tersebut menjadikan pembelajaran menulis puisi kurang disukai, kurang digemari, apalagi dicintai. Sebelum penelitian ini dilakukan, terdapat penelitian terdahulu yang membahas tentang pembelajaran menulis puisi. Penelitian tersebut dilakukan oleh Triansyah (2013, hlm. 1-5). Dalam penelitian tersebut, penulis menemukan persamaan dan perbedaan. Persamaannya terdapat pada materi yang dijadikan fokus penelitian, yaitu sama-sama melakukan penelitian tentang pembelajaran menulis puisi. Sementara perbedaannya terdapat pada subjek penelitian dan teknik yang digunakan. Penelitian terdahulu mengambil subjek di SMAN 4 Bandung dan menggunakan metode Experiential Learning. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis akan mengambil subjek penelitian di SMA Pasundan 2 Bandung. Mengurut pada hasil pretes dalam penelitian terdahulu, kemampuan peserta didik menulis puisi tergolong rendah, karena mendapatkan nilai rata-rata di kelas di kelas eksperimen sebesar 42,03 dan di kelas eksperimen sebesar 33,90. Setelah menerapkan metode Experiential Learning di kelas eksperimen, nilai rata-rata peserta didik mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 64,06 dan di kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran biasa, ternyata nilai peserta didik juga mengalami peningkatan menjadi 42,03. Maka berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, metode Experiential Learning terbukti efektif diterapkan pada pembelajaran menulis puisi di kelas X SMA. Membahas mengenai penelitian terdahulu yang telah dilakukan dan dikemukakan hasilnya tersebut, penulis terdorong untuk melakukan penelitian lanjutan menggunakan metode yang berbeda, yang dapat disesuaikan dengan keadaan peserta didik. Dalam penelitian terdahulu tidak terdapat hasil yang menunjukkan fokus penilaian pada puisi yang dibuat, sehingga tidak diketahui titik kesulitan-kesulitan yang dialami oleh peserta didik. Maka dari itu, penulis akan melakukan penelitian yang lebih memfokuskan pada beberapa unsur pembangun puisi, yaitu diksi, imaji, dan gaya bahasa. Sebab, ketiga unsur tersebut merupakan unsur fisik pembangun puisi yang dianggap paling sulit dalam pembelajaran menulis puisi, sehingga perlu diberikan rangsangan melalui sebuah metode.

4 Peserta didik perlu diberikan suatu rangsangan agar mampu menuangkan gagasannya ke dalam puisi. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah metode yang tepat yang dapat merangsang imajinasi peserta didik. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metode yang sesuai dengan keadaan peserta didik dan mampu merangsang imajinasi peserta didik dalam menuangkan ide dan gagasanya. Metode yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Sugesti-Imajinasi. Alwanny (2014, hlm. 2) mengatakan bahwa pada prinsipnya, metode Sugesti- Imajinasi digunakan dengan cara memberikan sugesti untuk merangsang daya imajinasi peserta didik. Penerapan metode ini membantu peserta didik untuk menggali imajinasi yang tertanam dalam pikiran mereka, sehingga peserta didik mampu menulis puisi dengan baik. Melalui penggunaan metode Sugesti-Imajinasi, diharapkan akan muncul respon berupa kemampuan melihat gambaran-gambaran kejadian dengan imajinasi dan logika yang dimiliki peserta didik, lalu dituangkan kembali menggunakan simbol-simbol verbal ke dalam sebuah puisi. Selain itu, penggunaan metode Sugesti-Imajinasi berfungsi untuk membangkitkan motivasi yang disampaikan melalui sugesti yang diberikan oleh pendidik sebagai moderator, motivator dan fasilitator, sehingga mencapai pembelajaran menulis puisi yang baik, kreatif, menarik, serta menyenangkan. Selain untuk menggali imajinasi peserta didik, metode Sugesti-Imajinasi juga diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dan mampu meningkatkan karakter nasionalisme dalam diri peserta didik. Sebab, karakter nasionalisme merupakan salah satu karakter yang penting yang harus dimiliki oleh peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Karakter nasionalisme juga merupakan salah satu karakter yang terdapat dalam kurikulum 2013. Kurikulum 2013 tidak hanya berbasis kompetensi, tetapi lebih ditekankan pada pendidikan karakter. Karakter tersebut dibagi menjadi lima, yaitu religius, nasionalisme, integritas, gotong royong, dan mandiri. Karakter-karakter tersebut ditanamkan agar peserta didik memiliki budi perkerti yang baik. Tujuan tersebut dikemukakan oleh Mulyasa (2013, hlm. 7), bahwa pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik

5 secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada setiap satuan pendidikan. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan karakter nasionalisme dalam diri peserta didik, salah satunya melalui pembelajaran menulis puisi berorietasi pada diksi, imaji, dan gaya bahasa mengunakan metode Sugesti- Imajinasi. Peserta didik dapat memunculkan rasa nasionalisme mereka melalui pemilihan kata-kata atau diksi yang dituangkan dalam sebuah puisi. Selain itu, peserta didik juga dapat menggunakan majas atau gaya bahasa yang tepat untuk menggambarkan imajinasi mereka yang muncul dari rasa nasionalismenya. Penulis berharap penelitian yang akan dilakukan mengenai pembelajaran menulis puisi berorientasi pada diksi, imaji, dan gaya bahasa dengan menggunakan metode Sugesti-Imajinasi ini, akan mengatasi kesulitan peserta didik dalam berimaji, dan memilih diksi yang tepat, serta dapat memperkaya kosa kata yang dimiliki, sehingga peserta didik mampu menulis puisi dengan baik. Selain itu, melalui penelitian ini, penulis juga berharap dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan menarik, sehingga pembelajaran menulis puisi tidak lagi dianggap sebagai pembelajaran yang sulit dan membosankan, bahkan dapat meningkatkan hasil belajar serta meningkatkan karakter nasionalisme dalam diri peserta didik. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dapat memperlihatkan masalah-masalah yang ditemukan dalam penelitian, sebab identifikasi masalah merupakan pembahasan yang lebih jelas mengenai permasalahan yang di angkat dalam latar belakang penelitian. Masalah tersebut mencakup aspek-aspek yang berhubungan dengan kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan penelitian sebagai berikut. 1. Kurangnya rasa nasionalisme dalam diri peserta didik; 2. Rendahnya minat peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi; 3. Rendahnya kemampuan peserta didik dalam menulis puisi, terutama dalam memilih dan merangkai kata-kata, serta menuangkan ide;

6 4. Penyajian pembelajaran menulis puisi kurang menarik dan tidak menggunakan teknik yang sesuai dengan keadaan peserta didik, sehingga pembelajaran menulis puisi menjadi kurang efektif. Beberapa masalah yang telah dipaparkan tersebut, akan penulis cari solusi penyelesaiannya dengan cara melakukan penelitian dengan menerapkan metode yang dirasa tepat, yaitu metode Sugesti-Imajinasi. Penulis berharap dengan dilakukannya penelitian ini, akan menjadi solusi penyelesaian dari permasalahanpermasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis puisi di sekolah. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah biasanya berkaitan dengan pertanyaan umum mengenai topik atau konsep yang diteliti. Pada umumnya, penulis hanya melakukan identifikasi terhadap topik atau variabel yang menjadi fokus utama penelitian. Berdasarkan hal tersebut, penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut. 1. Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran menulis puisi berorientasi pada diksi, imaji, dan gaya bahasa menggunakan metode Sugesti-Imajinasi pada peserta didik kelas X di SMA Pasundan 2 Bandung tahun pelajaran 2017/2018? 2. Mampukah peserta didik kelas X SMA Pasundan 2 Bandung menulis puisi berorientasi pada diksi, imaji, dan gaya dengan menggunakan metode Sugesti- Imajinasi? 3. Manakah yang lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi berorientasi pada diksi, imaji, dan gaya bahasa menggunakan metode Sugesti- Imajinasi dibandingkan menggunakan metode Experiential Learning pada peserta didik kelas X SMA Pasundan 2 Bandung tahun pelajaran 2017/2018? 4. Adakah perbedaan peningkatan hasil belajar dalam diri peserta didik kelas X melalui pembelajaran menulis puisi berorientasi pada diksi, imaji, dan gaya bahasa menggunakan metode Sugesti-Imajinasi dibandingkan menggunakan metode Experiential Learning di SMA Pasundan 2 Bandung tahun pelajaran 2017/2018? 5. Adakah perbedaan peningkatan karakter nasionalisme dalam diri peserta didik kelas X melalui pembelajaran menulis puisi berorientasi pada diksi, imaji, dan

7 gaya bahasa dengan menggunakan metode Sugesti-Imajinasi dibandingkan menggunakan metode Experiential Learning di SMA Pasundan 2 Bandung tahun pelajaran 2017/2018? Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penulis akan memaparkan beberapa hal yang berkaitan erat dengan penelitan yang akan dilakukan. Hal-hal yang dimaksud adalah penerapan metode, pelaksanaan pembelajaran, peningkatan hasil belajar, materi menulis puisi, peningkatan karakter nasionalis peserta didik, dan media pembelajaran yang digunakan. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian memperlihatkan hasil yang ingin dicapai oleh penulis setelah melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus dibuat sejalan dengan rumusan masalah dalam penelitian, dan merupakan tindak lanjut terhadap masalahmasalah yang telah diidentifikasi. Berdasarkan hal tersebut, penulis memiliki tujuan dalam pembelajaran menulis puisi sebagai berikut. 1. untuk menguji kemampuan penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran menulis puisi berorientasi pada diksi, imaji, dan gaya bahasa dengan menggunakan metode Sugesti-Imajinasi pada peserta didik kelas X di SMA Pasundan 2 Bandung tahun pelajaran 2017/2018; 2. untuk menguji kemampuan peserta didik kelas X SMA Pasundan 2 Bandung menulis puisi berorientasi pada diksi, imaji, dan gaya dengan menggunakan metode Sugesti-Imajinasi; 3. untuk menguji yang lebih efektif antara metode Sugesti-Imajinasi dibandingkan metode Experiential Learning ditepakan dalam pembelajaran menulis puisi berorientasi pada diksi, imaji, dan gaya bahasa pada peserta didik kelas X SMA Pasundan 2 Bandung tahun pelajaran 2017/2018; 4. untuk menguji perbedaan peningkatan hasil belajar dalam diri peserta didik kelas X melalui pembelajaran menulis puisi berorientasi pada diksi, imaji, dan gaya bahasa dengan menggunakan metode Sugesti-Imajinasi dibandingkan menggunakan metode Experiential Learning di SMA Pasundan 2 Bandung tahun pelajaran 2017/2018;

8 5. untuk menguji perbedaan peningkatan karakter nasionalisme dalam diri peserta didik kelas X melalui pembelajaran menulis puisi berorientasi pada diksi, imaji, dan gaya bahasa menggunakan metode Sugesti-Imajinasi dibandingkan menggunakan metode Experiential Learning di SMA Pasundan 2 Bandung tahun pelajaran 2017/2018. Dalam penelitian ini, penulis membuat tujuan penelitian dengan menguji kemampuan peserta didik dan peneliti dalam melakukan pembelajaran menulis teks puisi, menguji perbedaan peningkatan hasil belajar serta karakter nasionalis, dan menguji keefektifan metode Sugesti-Imajinasi dibandingkan Experiential Learning. Tujuan penelitian tersebut akan menjadi tindak lanjut terhadap masalahmasalah penelitian yang telah diidentifikasi. Penulis berharap tujuan penelitian ini bisa tercapai dengan baik, sehingga penelitian yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar dan rasa nasionalis peserta didik melalui pembelajaran menulis puisi. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan kegunaan penelitian yang dapat diraih bagi penulis, pendidik, peserta didik, lembaga, dan peneliti lanjutan. Diharapkan penelitian yang dilakukan ini akan menjadi tahap awal dalam berkarya, dan menjadi acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang lebih baik, serta bermanfaat bagi yang memerlukan. Berikut beberapa manfaat penelitian yang dibagi menjadi manfaat teoretis dan praktis. 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoritis adalah manfaat dari hasil penelitian terhadap pengembangan dan keajegan ilmu atau teori. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan metode dan model pembelajaran yang akan diterapkan, sehingga dapat memperbaiki serta meningkatkan kualitas pembelajaran menulis puisi di sekolah, dan dapat meningkatkan karakter nasionalis dalam diri peserta didik. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan mampu menunjang proses belajar mengajar secara terpadu dengan menggunakan metode Sugesti-Imajinasi. Dengan demikian keterampilan menulis puisi tidak lagi dianggap sulit, bahkan dapat diminati dan disukai oleh peserta didik.

9 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian ini terbagi untuk beberapa pihak, yaitu penulis, peserta didik, pendidik, intansi, dan lembaga. Manfaat praktis merupakan manfaat hasil penelitian untuk pengguna ilmu atau teori tertentu. Dalam penelitian ini, ilmu dan teori yang digunakan adalah ilmu mengenai pembelajaran menulis puisi. Bagi penulis, penelitian ini merupakan pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan motivasi untuk meningkatkan kemampuan penulis dalam melaksanakan pembelajaran. Manfaat lain dari hasil penelitian ini juga akan didapatkan oleh pendidik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas pendidik mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam mengembangkan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan lebih kreatif dan inovatif, sehingga pembelajaran menjadi lebih baik serta efektif. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih model, metode, atau media pembelajaran yang sesuai dengan keadaan peserta didik, sehingga pembelajaran berjalan efektif dan mampu menarik minat belajar peserta didik. Terdapat juga manfaat hasil penelitian ini bagi peserta didik, yaitu untuk menambah pengetahuan mengenai pembelajaran menulis puisi dengan memerhatiakan unsur-unsur pembangunnya, yang lebih berfokus pada diksi, imaji, dan gaya bahasa. Selain itu, manfaat lainnya adalah untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar peserta didik, serta membangun dan meningkatkan karakter nasionalis dalam diri peserta didik. Hasil penelitian ini juga tidak hanya bermanfaat bagi penulis, peserta didik, dan pendidik, tetapi juga bagi peneliti selanjutnya. Bagi peneliti lanjutan, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan tolak ukur untuk pengembangan model, metode, atau media pembelajaran yang akan diterapkan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya. Berdasarkan beberapa manfaat yang telah dijelaskan, maka manfaat penelitian ini sejalan dengan harapan penulis. Besar harapan penulis bahwa hasil penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis, tetapi juga dapat berguna bagi pihak-pihak lain seperti pembaca, peserta didik, pendidik, lembaga, dan intansi yang bersangkutan.

10 F. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan rumusan atau penjelasan mengenai variabel yang terdapat dalam judul penelitian. Dalam definisi operasional, penulis melakukan pembatasan terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam keseluruhan penelitian, sehingga tercipta makna tunggal terhadap pemahaman permsalahan. Istilah-istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut. 1. Pembelajaran adalah suatu proses atau cara yang sengaja dilakukan untuk menambah pengetahuan peserta didik, sehingga memeroleh kecakapan dari sesuatu yang dipelajarinya. 2. Menulis adalah kegiatan kreatif menuangkan ide atau gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. 3. Puisi adalah bentuk karya sastra hasil pemikiran dan perasaan penyair yang bahasanya puitis serta indah. 4. Menulis puisi adalah kegiatan menuangkan ide dan perasaan melalui rangkaian huruf dan untaian kalimat yang indah, berirama, bermajas, sehingga dapat dimengerti serta dikomunikasikan. 5. Berorientasi pada diksi, imaji, dan gaya bahasa adalah memfokuskan pada pilihan kata yang tepat, serta pada penginderaan atau bayangan-bayangan yang ada dalam pikiran, dengan bahasa yang indah melalui perkenalan atau perbandingan suatu hal, sehingga gagasan atau ide tesebut dapat dituangkan ke dalam sebuah puisi. 6. Metode Sugesti-Imajinasi adalah sebuah metode pembelajaran dengan cara memberikan sugesti melalui musik yang diperdengarkan untuk merangsang imajinasi, sehingga peserta didik dapat menuangkan ide dan perasaannya ke dalam sebuah puisi. 7. Karakter nasionalisme adalah sikap seseorang yang peduli, berani, bertanggung jawab, rela berkorban, dan setia mencintai bangsa serta negaranya. Definisi di atas menjadi simpulan dari istilah yang terdapat dalam penelitian. Hal tersebut memudahkan penulis untuk lebih fokus dalam membahas masalah yang terdapat dalam penelitian. Penulis bebrfokus membahas lebih dalam pembelajaran menulis puisi berorientasi pada diksi, imaji, dan gaya bahasa menggunakan metode Sugesti-Imajinasi.

11 G. Sistematika Skripsi Sistematika skripsi menggambarkan kandungan setiap bab, urutan penulisan, serta hubungan antara satu bab dengan bab lainnya, sehingga membentuk sebuah kerangka penulisan skripsi yang utuh. Sistematika skripsi ini dibuat untuk memudahkan pembaca mengetahui gambaran umum bagian pembahasan yang terdapat dalam penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat lima bab yang saling berhubungan dan memiliki keterkaitan. Semua bab tersebut memiliki isi yang berbeda, namun tetap berkaitan satu dengan lainnya. Bab I dalam penelitian ini berupa pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika skripsi. Bab I dapat mengantarkan pembaca ke dalam pembahasan masalah yang terdapat dalam penelitian, yaitu mengenai berbagai masalah yang terjadi dalam kondisi pembelajaran menulis puisi yang dialami oleh peserta didik kelas X. Masalah-masalah tersebut timbul akibat adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang terjadi. Masalah yang ada diperkuat dengan pendapat para pakar, lengkap dengan sumber yang akurat. Bab II dalam penelitian ini berisi kajian teori, hasil pemikiran terdahulu, kerangka pemikiran, asumsi, dan hipotesis. Dalam kajian teori, penulis memaparkan deskripsi dari istilah-istilah yang menjadi fokus penelitian. Hasil penelitian terdahulu dapat dijadikan tolak ukur untuk melaksanakan penelitian selanjutnya. Selain itu terdapat juga kerangka pemikiran berupa bagan yang berisi gambaran kondisi pembelajaran menulis puisi saat ini, permasalahan yang timbul, solusi yang diberikan, dan hasil yang diharapakan. Bagian terakhir berupa asumsi dan hipotesis yang merupakan dasar pemikiran serta jawaban sementara dari hasil penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Bab III berisi persiapan yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian di lapangan, yang terdiri dari metode penelitian, desain penelitian, subjek dan objek penelitian, poengumpulan data dan instrumen penelitian, teknik analisis data, dan prosedur penelitian. Selain itu, bab ini juga menjelaskan secara sitematis dan terperinci mengenai langkah-langkah yang akan digunakan penulis dalam menjawab permasalahan yang ada, sehingga dapat menghasilkan sebuah simpulan. Bab III juga memiliki komponen yang sangat penting, yaitu instrumen penelitian

12 dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang dibuat harus disesuaikan dengan metode yang akan diterapkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menyesuaikan RPP dengan metode Sugesti-Imajinasi dan langkah-langkah penerapannya dalam pembelajaran menulis puisi. Bab IV dalam penelitian ini memuat beberapa hal, yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian yang dimaksud merupakan temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian. Hasil temuan tersebut merupakan uraian dari data yang terkumpul, subjek dan objek penelitian, hasil pengolahan data, dan hasil analisis hasil pengolahan data. Selain itu, uraian dalam bab ini merupakan jawaban secara terperinci dari rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Pengolahan atau analisis data dilakukan dengan cara perhitungan statistika. Penulis melakukan pengolahan data demi mendapatkan hasil yang konkret dari penelitian yang dilakukan. Setelah hasil didapatkan, maka penulis dapat menyimpulkan keberhasilan penelitian. Bab V adalah bab terakhir dalam sistematika skripsi ini. Pada dasarnya, bab ini berisi simpulan dan saran. Bagian simpulan menyajikan pemaknaan peneliti terhadap semua hasil temuan dalam penelitian yang telah dilakukan, sebab simpulan harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam penelitian. Selain itu, penulis berharap pembaca dapat memaknai serta menafsirkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Sedangkan saran merupakan rekomendasi yang ditujukan untuk peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian. Saran juga dapat berupa permintaan pendapat dari pembaca agar penulis mampu melakukan penelitian selanjutnya secara lebih baik. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan dan memiliki keterkaitan. Bab I adalah pendahuluan, bab II berisi kajian teori dan kerangka pemikiran, bab III berisi metode penelitian, bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan, dan bab V sebagai bab terakhir yang memuat simpulan serta saran. Diharapkan dengan disusunnya sistematika skripsi ini, penulis dapat memberi kemudahan kepada pembaca dalam melihat gambaran umum dari keseluruhan isi penelitian yang akan dilakukan. Sehingga pembaca dapat mengerti arah pembahasan yang akan penulis uraikan dalam sebuah skripsi yang utuh.