PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG. TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG. PEDOMAN PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DESA MEKARJAYA KECAMATAN CILELES KABUPATEN LEBAK NOMOR : 02 TAHUN 2016 TENTANG. PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 34 TAHUN 2007 PERATURAN BUPATI CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 17/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH DESA BATUJAJAR BARAT KECAMATAN BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT JL. Desa NO : 11 DESA BATUJAJAR BARAT KECAMATAN BATUJAJAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG. BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA SUKARAJA KABUPATEN CIAMIS PERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA CIPTA BINA MANDIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG. PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 12 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

DESA TEGALREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA TEGALREJO NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAHAT,

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR TAHUN TENTANG : PENGELOLAAN PASAR KAMPUNG

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 15 Tahun : 2008 Seri : E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI KABUPATEN MUARA ENIM

BUPATI MALUKU TENGGARA

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN WILAYAH KECAMATAN TULAKAN KANTOR DESA NGUMBUL Jl.Raya Desa Ngumbul Kec.Tulakan Kode Pos 63571

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK NOMOR : 03 TAHUN 2012

1 of 5 02/09/09 11:52

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN

BUPATI ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 15 TAHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DESA PURO KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN NOMOR 7 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI KECAMATAN PURWOHARJO DESA KRADENAN SALINAN PERATURAN DESA KRADENAN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH DESA TANJUNG KERANJANG

PERATURAN DESA NOMOR 06 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) JAMBEWANGI MAKMUR PEMERINTAH DESA JAMBEWANGI

PERATURAN DESA SAMPANG KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG. PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes )

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 17 TAHUN 2009

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 6 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR: 6 TAHUN 2008

PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN, TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU,

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA GUBERNUR JAWA BARAT,

KEPALA DESA MEKARRAHAYU KECAMATAN MARGAASIH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DESA MEKARRAHAYU NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 2 TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN BUOL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 8 Tahun : 2016

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

KEPALA DESA KEDUNGASRI KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA KEDUNGASRI NOMOR. 3 TAHUN 2016 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG KEUANGAN KEPENGHULUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HILIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

TENTANG PEMBENTUKAN DESA PERSIAPAN SEI MURAI DAN DESA PERSIAPAN INTAN TIMUR KECAMATAN KUNTO DARUSSALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN PASAR DESA KEPADA PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN TAPIN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

[PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2007]

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

Transkripsi:

PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU, Menimbang : a. bahwa guna mendukung penyelenggaraan otonomi desa dan menciptakan perekonomian pedesaan yang kuat dan mandiri serta guna mengembangkan potensi pasar desa sebagai sumber daya ekonomi desa dan sebagai sumber pendapatan desa, perlu memberikan pedoman tentang pengelolaan pasar desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu membentuk Peraturan Bupati Rokan Hulu tentang Pedoman Pengelolaan Pasar Desa. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Sengingi dan Kota Batam (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3902), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 1

4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 40 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4826); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Desa; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pasar Desa; 11. Peraturan Bupati Rokan Hulu Nomor 31 Tahun 2008 tentang Pelimpahan Wewenang Pengelolaan dan Pembinaan Pasar Kepada Kecamatan. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PASAR DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Rokan Hulu 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu 3. Bupati adalah Bupati Rokan Hulu 4. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 5. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah Kabupaten Rokan Hulu 2

7. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik lndonesia sebagaimana tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. 8. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain dan selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. 9. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melaksanakan transaksi, sarana interaksi sosial budaya masyarakat, dan pengembangan ekonomi masyarakat. 10. Pasar Desa adalah pasar tradisional yang berkedudukan di desa dan dikelola serta dikembangkan oleh Pemerintah Desa dan masyarakat Desa. 11. Pasar antar Desa adalah pasar desa yang dibentuk dan dikelola oleh dua desa atau lebih. 12. Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, swasta, koperasi atau swadaya masyarakat setempat dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda, atau nama lain sejenisnya, yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil menengah, dengan skala usaha kecil dan model kecil, dengan proses jual beli melalui tawar menawar. 13. Pasar Lingkungan adalah pasar yang dikelola Pemerintah Daerah, Badan Usaha dan kelompok masyarakat yang ruang lingkup pelayanannya meliputi satu lingkungan pemukiman di sekitar lokasi pasar, dengan jenis barang yang diperdagangkan meliputi kebutuhan pokok sehari-hari. 14. Pasar Khusus adalah pasar dimana barang yang diperjualbelikan bersifat khusus atau spesifik, seperti pasar hewan, pasar kerajinan, pasar burung, dan sejenisnya. 15. Retribusi pasar desa adalah pungutan atas jasa pelayanan yang diberikan pemerintah desa kepada pedagang. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 (1) Dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan sumber pendapatan asli desa, Pemerintah Desa dapat mendirikan Pasar di desa. (2) Pasar desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. pasar desa; dan b. pasar antar desa; (3) Pasar desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dapat berlangsung setiap hari. (4) Pasar antar desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, berlangsung sesuai kesepakatan antar desa. Pasal 3 (1) Pembentukan pasar desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a ditetapkan dengan Peraturan Desa. 3

(2) Pembentukan pasar antar desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b ditetapkan dengan peraturan bersama antar Kepala Desa. Pasal 4 Pembentukan pasar desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 bertujuan untuk: a. memasarkan hasil produksi perdesaaan; b. memenuhi kebutuhan masyarakat perdesaan; c. melakukan interaksi sosial dan pengembangan ekonomi masyarakat; d. menciptakan lapangan kerja masyarakat; e. mengembangkan pendapatan Pemerintah Desa; f. memberikan perlindungan terhadap pedagang kecil; dan g. mendudukkan masyarakat desa sebagai pelaku ekonomi di pasar desa. BAB III PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN Pasal 5 Pembangunan dan pengembangan pasar desa dibiayai dari: a. swadaya dan partisipasi masyarakat; b. anggaran pendapatan dan belanja desa; c. pinjaman desa; d. bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah, serta e. sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 6 Pembangunan dan pengembangan pasar desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 didasarkan atas prinsip: a. mewadahi kepentingan/kebutuhan masyarakat setempat; b. memberikan perlindungan dan keadilan bagi masyarakat desa; c. mengembangkan kekayaan dan aset desa; dan d. menciptakan rancang bangun pasar desa disesuaikan dengan nilai-nilai masyarakat setempat. Pasal 7 (1) Pasar desa yang sudah dibangun dari dana Pemerintah, Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Daerah, diserahkan kepada Pemerintah Desa. (2) Penyerahan pasar desa yang sudah dibangun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diserahkan kepada Pemerintah Desa sejak berlakunya Peraturan Bupati ini. BAB IV PENGELOLAAN Pasal 8 (1) Pengelolaan pasar desa dilaksanakan oleh pemerintah desa. (2) Pengelolaan pasar desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara terpisah dengan manajemen pemerintahan desa. 4

(3) Pemerintah desa dapat menunjuk pengelola dari masyarakat setempat untuk mengelola pasar desa. Pasal 9 Pengelola pasar desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 mempunyai pengalaman dan pengetahuan di bidang ekonomi. BAB V KEPENGURUSAN Bagian Kesatu Pasal 10 (1) Kepengurusan pengelola Pasar Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan Masyarakat. (2) Susunan kepengurusan pengelola pasar desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) : a. Bagi desa yang telah dibentuk BUMDes, pengelola pasar desa merupakan salah satu dari Kepala Unit Usaha dan Staf Unit Usaha yang dikelola BUMDes; b. Bagi desa yang belum terbentuk BUMDes, susunan kepengurusan pasar desa terdiri atas : 1. Penasehat yakni : Camat setempat, Kepala Desa serta Ketua BPD 2. Kepala Unit Usaha Pasar Desa, dan 3. Staf Unit Usaha Pasar Desa. (3) Kepala Unit Usaha Pasar Desa dan Staf Unit Usaha Pasar Desa sebagaimana dimaksudayat (2) huruf b, dipilih dari masyarakat yang memenuhi syarat dalam Musyawarah Desa; (4) Jumlah Staf Unit Usaha Pasar Desa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. (5) Kepala Unit Usaha Pasar Desa dan Staf Unit Usaha Pasar Desa tidak dibenarkan untuk memangku jabatan rangkap sebagaimana tersebut dibawah ini: a. Anggota pengelola perseroan, perusahaan swasta, atau jabatan yang lain yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan; b. Pejabat Struktural dan atau fungsional dalam instansi/lembaga Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan atau Pemerintah Desa; c. Pegawai Negeri; d. Perangkat Desa. (6) Kepengurusan pengelola pasar desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa dan disampaikan kepada Bupati melalui Camat. Bagian Kedua Pembentukan Pengurus Pasal 11 (1) Pembentukan pengurus pengelola Pasar Desa dilaksanakan melalui Musyawarah Desa yang dipimpin oleh Kepala Desa untuk menyusun dan atau memilih Kepala Unit Usaha Pasar Desa selaku pengurus secara demokratis. 5

(2) Kepala Unit Usaha Pasar Desa dan Staf Unit Usaha Pasar Desa terdiri dari anggota masyarakat yang memiliki kemampuan, kemauan dan kepedulian terhadap kemajuan pembangunan desa. (3) Persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon pengelola Pasar Desa antara lain: a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Sehat Jasmani dan Rohani; c. Mempunyai jiwa wirausaha, d. Bertempat tinggal dan menetap di desa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun berturut-turut; e. Berumur sekurang-kurangnya 25 tahun dan setinggi-tingginya 60 tahun; f. Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, berwibawa, dan penuh pengabdian untuk memajukan perekonomian desa; g. Berpendidikan minimal SLTA atau sederajat; dan h. Menyatakan kesediaannya untuk dicalonkan sebagai pengurus. i. Dinyatakan lulus seleksi oleh Tim yang telah dibentuk melalui Keputusan Bupati. (4) Masing-masing Unit Usaha Pasar Desa dapat menambahkan persyaratan selain yang diatur pada ayat (3) yang dicantumkan pada AD/ART berdasarkan Musyawarah Desa. Bagian Ketiga Masa Bakti Pengurus Pasal 12 Masa bakti kepengurusan Unit Usaha Pasar Desa adalah 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali pada masa bakti berikutnya untuk satu kali masa bakti dalam kedudukan yang sama. Pasal 13 (1) Pengurus Pengelola Pasar Desa berhenti atau diberhentikan bilamana : a. Meninggal dunia; b. Mengundurkan diri; c. Pindah tempat tinggal diluar desa; d. Berakhir masa baktinya; e. Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik; f. Tidak lagi memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bupati ini dan atau syarat lain sebagaimana diatur dalam AD/ART Pasar Desa; dan atau g. Karena tersangkut tindak pidana. (2) Pemberhentian pengurus selain akibat meninggal dunia dan atau berakhir masa baktinya, ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa berdasarkan Musyawarah Desa. Bagian Keempat Pergantian Pengurus Antar Waktu Pasal 14 (1) Akibat terjadinya pengurus yang berhenti dan atau diberhentikan sebagaimana dimaksud pada pasal 13 ayat (1) ditetapkan Pengurus Pengelola Pasar Desa Antar waktu. 6

(2) Pengurus Pengelola Pasar Desa Antar Waktu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa berdasarkan Musyawarah Desa. (3) Masa bakti anggota Pengurus Pengelola Pasar Desa Antar Waktu adalah melanjutkan sisa masa bakti tugas kepengurusan yang digantikan. Bagian Kelima Mekanisme Pembentukan Pengurus Pasal 15 Tata cara pembentukan pengurus dan atau pemilihan Pengurus Antar Waktu diatur lebih lanjut dengan Peraturan Desa. Pasal 16 Pengurus Pengelola Pasar Desa berhak mendapat tunjangan penghasilan yang disesuaikan dengan kemampuan dan keuntungan usaha, yang diatur berdasarkan musyawarah desa dan dimuat dalam Peraturan Desa. BAB VI TATA KERJA Bagian Kesatu Tugas, Kewajiban Dan Kewenangan Penasehat Pasal 17 (1) Tugas dan kewajiban Penasehat : a. Memberi nasehat pada Kepala Unit Usaha Pasar Desa dalam melaksanakan pengelolaan pasar desa b. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan pasar desa c. Mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha apabila terjadi gejala menurunnya kinerja kepengurusan (2) Untuk melaksanakan kewajibannya penasehat mempunyai kewenangan : a. Meminta penjelasan dari pengurus mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan pasar desa. b. Melindungi pasar desa terhadap hal-hal yang dapat merusak kelangsungan dan citra pasar desa. Bagian Kedua Tugas Dan Kewajiban Kepala Unit Usaha Pasar Desa Pasal 18 (1) Tugas Kepala Unit Usaha Pasar Desa : a. Mengembangkan dan membina pasar desa agar tumbuh dan berkembang menjadi lembaga yang dapat melayani kebutuhan ekonomi warga masyarakat. b. Mengusahakan agar tetap tercipta pelayanan ekonomi desa yang adil dan merata c. Memupuk usaha kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian lainnya yang ada di desa; 7

d. Menggali dan memanfaatkan potensi ekonomi desa untuk meningkatkan pendapatan asli desa; e. Memberikan laporan perkembangan usaha kepada masyarakat desa melalui forum musyawarah desa minimal 1x (satu kali) dalam setahun. (2) Kewajiban Kepala Unit Usaha Pasar Desa : a. Kepala Unit Usaha Pasar Desa harus menyampaikan Laporan Berkala setiap bulan berjalan kepada Penasehat mengenai Keuangan Unit Usaha dan kegiatan Unit Usaha dalam bulan berjalan b. Kepala Unit Usaha Pasar Desa menyampaikan laporan dari seluruh kegiatan usaha kepada Penasehat setiap 6 bulan sekali; c. Menyampaikan Laporan secara keseluruhan mengenai perkembangan usaha dalam satu tahun kepada warga dalam forum Musyawarah Desa BAB VII TAHUN BUKU DAN ANGGARAN Pasal 19 Tahun buku dan tahun anggaran Penggelola Pasar Desa adalah menggunakan system kalender yaitu dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir sampai dengan 31 Desember tahun berjalan BAB VIII KEUANGAN Pasal 20 (1) Pendapatan pasar desa bersumber dari restribusi dan hasil pendapatan lain (2) Restribusi pasar desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa (3) Pendapatan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain hasil sewa toko, kios, los, tenda dan parkir. Pasal 21 (1) Penerimaan dan pengelolaan pasar desa diadministrasikan dalam buku keuangan pengelolaan pasar desa (2) Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diutamakan untuk kepentingan dan operasional pasar desa. BAB IX BAGI HASIL Pasal 22 (1) Bagi hasil Unit usaha pasar desa setiap tahun, diutamakan untuk dipergunakan sebagai penambahan Modal, Kas, Desa, Jasa Produksi dan kegiatan lainya sesuai dengan ketentuan 8

(2) Pemerintah Dasa berhak mendapatkan bagi hasil dari usaha unit pasar desa (3) Ketentuan mengenai besarnya bagi hasil usaha dengan Peraturan Desa. BAB X PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR DESA Pasal 23 (1) Bupati memperhatikan kelangsungan Pasar Desa dalam memberikan ijin usaha pasar modern (2) Pemberian ijin usaha pasar modern yang berlokasi di desa dilakukan dengan memperhatikan pertimbangan Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) (3) Pasar Modern/retail yang mendapat ijin usaha di desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib mengadakan kemitraan dengan pelaku usaha mikro/kecil, BUMDes dan Koperasi di desa yang bersangkutan Pasal 24 (1) Dalam melakukan pemberdayaan Pasar Desa, Usaha mikro/kecil, BUMDes dan Koperasi serta pelaku-pelaku yang ada didalamnya, Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan pemberdayaan dalam berbagai aspek. a. Pembinaan terhadap pasar desa, usaha mikro, kecil, BUMDes dan Koperasi serta pelaku-pelaku usaha yang ada didalamnya; b. Peningkatan kualitas dan sarana pasar desa, usaha mikro, kecil, BUMDes dan koperasi serta pelaku-pelaku yang ada didalamnya; c. Pengembangan pasar desa dan pelaku-pelaku yang ada didalamnya; d. Fasilitas pembentukan wadah atau asosiasi pedangang sebagai sarana memperjuangkan hak dan kepentingan umum para pedagang. (2) Dalam rangka memberikan perlindungan dan pemberdayaan Pasar Desa, Usaha mikro/kecil, BUMDes dan Koperasi, Pemerintah Daerah mengatur dan melakukan pembinaan terhadap pelaku ekonomi sektor informasi. BAB XI KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA Pasal 25 (1) Dalam rangka pembangunan dan pengembangan pasar desa, unit usaha pasar desa dapat melakukan kerjasama dengan Pihak Ketiga dengan prinsip saling menguntungkan. (2) Pelaksanaan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan untuk kepentingan pemerintah desa dan keningkatan pasar desa. (3) Kerja Sama sebagaimana dimasud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan : a. Apabila kerja sama dimaksud memerlukan jaminan harta benda yang dimiliki dan atau dikelola unit usaha pasar desa dan atau yang meakibatkan beban hutang bagi unit usaha pasar desa, maka rencana kerja sama tersebut harus mendapat persetujuan Kepala Desa dan persetujuan BPD; b. Apabila kerja sama dimaksud tidak memerlukan jaminan harta yang dimiliki atau dikelola unit usaha pasar desa dan tidak meakibatkan beban hutang 9

maka rencana undangkerja sama tersebut cukup dilaporkan secara tertulis kepada Kepala Desa dan BPD c. Kerja sama dimaksud tidak boleh bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-udangan yang berlaku. (4) Tanggungjawab terhadap pelaksanaan kerjasama dimaksud menjadi kewenangan Kepala Unit Usaha yang bersangkuatan. BAB XII AZAS, MEKANISME PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 26 (1) Azas pengelolaan Pasar Desa adalah : a. Pengelolaan kegiatan unit usaha pasar desa dilakukan secara transparan, akuntabel dan akseptebel b. Warga masyarakat terlibat secara aktif c. Pengelolaan kegiatan perlu berkelanjutan (2) Mekanisme pengelolaan pasar desa dilakukan dengan berpedoman pada Azas pengelolaan sebagaimana tersebtu dalam ayat (1) dan lebih lanjut akan diatur lebih lanjut dalam AD/ART unit usaha pasar desa yang bersangkutan. (3) Pertanggungjawaban : a. Pertangungjawaban unit usaha pasar desa disampaiakn kepada masyarakat melalui forum Musyawarah Desa b. Sistem pelaporan pertanggungjawaban dibuat bedasarkan jenis kegiatan. BAB XIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 27 (1) Bupati berwenang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiatan unit usaha pasar desa. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dalam arti memfasilitasi yaitu memberikan pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervise sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi aspek : a. Manajemen; b. Teknis dan c. Pengawasan Umum (4) Dalam melaksanakan pembinaan dan penawasan sebagaimana dimaksud ayat (10) Bupati membentuk suatu Tim yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (5) Tim sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) bertanggungjawab kepada Bupati. Pasal 28 Camat setempat melakukan pembinaan berupa: a. Fasilitas pembentukan pasar antara desa dan b. Mendorong terlaksananya pengelolaan pasar desa. 10

Pasal 29 Pengawasan dalam pembentukan dan pengembangan Pasar Desa dilakukan secara berjenjang antara susunan pemerintahan BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati Rokan Hulu Nomor 31 Tahun 2008 tentang Pelimpahan Wewenang Pengelolaan dan Pembinaan Pasar Kepada Kecamatan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 31 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2012. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Rokan Hulu. Ditetapkan di Pasir Pengaraian pada tanggal 15 Agustus 2011 BUPATI ROKAN HULU, Diundangkan di Pasir Pengaraian Pada tanggal 16 Agustus 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU, H. A C H M A D Ir. DAMRI PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 195804131990031003 BERITA DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2011 NOMOR 40 11

PENJELASAN ATAS PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR TAHUN 2011 TETANG PEDOMAN PENGELOLAAN PASAR DESA I. UMUM Sebagai pelaksanaan atas ketentuan Pasal 68 dan 69 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, khususnya untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat desa, memiliki makna bahwa penyelenggara pemerintah desa dan pelaksanaan pembangunan di desa ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan, program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat di pedesaan. Penetapan kebijakan program pemberdayaan masyarakat, salah satunya dilakukan dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam merencanakan dan mengelola perekonomian desa serta mendukung investasi lokasi dan meningkatkan keterkaitan perekonomian pedesaaan dan perkotaan dengan membangun sarana dan prasarana perekonomian perdesan yang dilakukan secara profesional dalam suatu wadah usaha mikro yang dimiliki bersama oleh masyarakat desa, yang disebut dengan Pasar Desa. Dengan adanya wadah usaha yang disebut dengan Pasar Desa tersebut, diharapkan pembangunan ekonomi masyarakat di perdesaan dapat dipacu melalui berbagai bidang usaha demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itulah diperlukan suatu aturan yang dapat dijadikan sebagai suatu pedoman pembentukannya. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 -s/d- 9 Pasal 10 Ayat (1) Yang dimaksud dengan kepengurusan Pengelolaan Pasar Desa terdiri dari Pemeritahan Desa dan Masyarakat adalah Pemerintahan Desa sebagai unsur penasehat Komisaris) dan masyarakat sebagai unsur pelaksana operasional (Kepala Unit Usaha dan Staf Unit Usaha) Ayat (2) s/d- Ayat (5) Ayat (6) Penyampaian Keputusan Kepala Daerah Desa tentang Kepengurusan Pengelola Pasar Desa sebagai salah satu pelaksana pengawasan yang dilakukan oleh Bupati Pasal 11 Ayat (1) Huruf a. Pengelolaan kegiatan Unit Usaha Pasar Desa dilakukan secara transparan artinya dapat diketahui, diikuti, dipantau, diawasi dan dievaluasi oleh masyarakat desa secara luas. Pengelolaan kegiatan dilakuakan secara akuntabel mengikuti kaidah yang berlaku, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada warga masyarakat. Pengelolaan perlu akseptabel yakni berdasarkan kesepakatan antara pelaku dalam warga masyarakat desa sehingga memperoleh dukungan dari semua pihak. 12

Huruf b. Warga masyarakat terlibat secara aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian kegiatan. Huruf c. Pengelolaan kegiatan perlu berkelanjutan yang dapat memberikan hasil dan manfaat kepada masyarakat. Ayat (2) s/d- Ayat (3) Pasal 12 s/d- 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pengawasan yang dialakukan secara berjenjang antara susunan pemerintahan adalah pengawasan yang dilakukan dalam rangka pembentukan dan pengambangan Pasar Desa yang dilakukan oleh Pemerintah Desa, Kecamatan dan Pemerintah hierarkhi pemerintah Pasal 30 TAMBAHAN BERITA DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2011 NOMOR 13